BAB II Ibu Hamil DGN Hiv Aids
BAB II Ibu Hamil DGN Hiv Aids
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau ’Human Immunodeficiency Virus’, HIV adalah virus yang
menyerang dan merusak kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh
tidak bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal
dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya
kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak
sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan
mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll.
Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut
AIDS, yaitu:
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh),D = Deficiency
(kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang
dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit
yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang
paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii
pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s
sarcoma (KS).
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan
oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit
turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri
bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
6
7
C. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan
sepenuhnya. Tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit
penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor – faktor lain yang berperan
disini. Penggunan alcohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang
tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat
9
sel-sel T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus
yang bekerja seperti ini disebut retrovirus.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat.
Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal
mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak
sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah
berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang
yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini
benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa
HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi
virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit
yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari
kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah
bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin
menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel
Limfosit (sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap
terjadinya infeksi sehingga daya tahan tubuh penderita berkurang dan
mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit.
D. Penularan HIV/AIDS
1. Cara penularan HIV/AIDS
a. Melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA
b. Melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)
c. Melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom
d. Menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau
menggunakan jarum bekas
e. Dari Wanita ODHA melalui kelahiran
f. Dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.
11
F. Pencegahan HIV/AIDS
14
Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau
mengobati HIV AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk
melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci dari
pencegahannya. Disini saya sampaikan tindakan-tindakan untuk mencegah
penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS.
Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda
belum terinfeksi HIV AIDS. Yaitu :
1. Pahami HIV/AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami
HIV/AIDS dan bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk
melakukan tindakan pencegahan
2. Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan
sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan
terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV AIDS patner
seks sangatlah penting.
3. Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat
HIV AIDS adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian
dengan orang yang memiliki status HIV positif, penularan melalui
jarum suntik sering terjadi pada IDU ( injection drug user).
4. Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat,
penggunaan kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah
penularan HIV AIDS melalui seks.
5. Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh
National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang
melakukan khitan memiliki resiko 53 % lebih kecil daripada mereka
yang tidak melakukan sirkumsisi.
6. Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan
resiko tinggi, sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1
tahun sekali.
15
H. Penanganan HIV/AIDS
1. Penanganan umum
a. Setelah dilakukan diagnose HIV, pengobatan dilakukakan untuk
memperlambat tingkat replica virus. Berbagai macam obat
diresepkan untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam
kombinasi obat – obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat
penyembuhnya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping,
namun demikian ternyata mereka benar-benar mampu
memperlambat laju perkembangan HIV didalam tubuh.
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat
khusus yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan
dosis tinggi dan obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara
rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan menjadi
semakin parah.
2. Penanganan khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian
dilakukan atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling
risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan
memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic.
c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang
berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi.
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan
konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom).
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi
oportunistik.
18
kombinasi ART dan kadar HIV tetap diatas 1000 kopi/mL pada
minggu ke-36 kehamilan.
3. Odha hamil yangmendapat kombinasi ART, dan kadar HIV tidak
terdeteksi pada minggu ke-36 kehamilan.
4. O
dha hamil yang sudah direncanakan seksio sesarea efektif, namun