Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Oleh :

NAMA : M. MAHTUM

NIM : 16101113

SEKOLAH TINGGI MANAJAMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SWADHARMA

JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam


proses menghadapi alternatif yang dipilih. Pada masa ini pengambilan suatu
keputusan sudah tidak lagi hanya dengan akal manusia. Keterbatasan
manusia dalam berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan kini dapat
dibantu dengan suatu sistem komputer yang telah diciptakan oleh manusia
itu sendiri. Perkembangan Teknologi Informasi telah memungkinkan
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat.
Penggunaan komputer telah berkembang dari sekadar pengolahan data
maupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-
pilihan sebagai pendukung pengambil keputusan. Sebuah teknologi sistem
komputer disebut sistem pendukung keputusan atau yang disingkat SPK.
SPK merupakan suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model
tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur, yaitu
pencarian solusi yang melibatkan intuisi manusia dalam membuat keputusan
yang tepat sasaran dan betul – betul berguna bagi organisasi. Dengan
pemanfaatan yang tepat, SPK akan sangat berguna untuk pencarian solusi
terbaik. Sistem ini mempunyai banyak kelebihan, namun kekurangan-
kekurangan juga tetap dimiliki oleh sistem ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat ditentukan permasalahan yang


akan dibahas, yaitu :
1. Apakah pengertian sistem pendukung keputusan itu ?
2. Apakah tujuan dan fungsi sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja jenis – jenis sistem pendukung keputusan ?
4. Bagaimana pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan


makalah, yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pendukung keputusan.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan sistem pendukung keputusan.
3. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis sistem pendukung keputusan.
4. Dapat mengambil keputusan yang tepat dari suatu permasalahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Raymond McLeod, Jr. (1998), sistem pendukung keputusan


merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk
penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat
semi-terstruktur.
Sedangkan menurut Wikipedia Sistem pendukung keputusan (Inggris:
decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem
informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan
(manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan
sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System
(DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah
dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague
et.al, 1993) :
Sistem yang berbasis komputer.
1. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan.
2. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan
dengan kalkulasi manual.
3. Melalui cara simulasi yang interaktif.
4. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.

Jadi sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai untuk


mendukung pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah
agar masalah yang ada dapat diselesaikan dengan baik.

2.2 Tujuan dan Fungsi Sistem Pendukung Keputusan

Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung


Keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil
keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih
banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan
masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah
dikatakan secara singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah
untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the
things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan
dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan
efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut


(Turban, 2005):

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi


terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di
maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih
daripada perbaikan efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan
biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil
keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung
terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan
para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda
(menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung
(misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan.
Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi
yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan
yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin
banyak juga alernatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa di
lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari
mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan
dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil
langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan
tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan
simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang
memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan
ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang
lebih baik.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.
Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan
menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga
pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan.
Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode
operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan
karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa
menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara
memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara
cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang
terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang
kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara
yang bebas dari kesalahan.

2.3 Jenis – Jenis Sistem Pendukung Keputusan


1. Berdasarkan tingkatan teknologi :
a. Sistem pendukung keputusan spesifik, dengan karakteristik tertentu.
Contoh : SPK untuk penentuan harga satuan barang.
b. Pembangkit SPK, software khusus yang digunakan untuk
membangun dan mengembangkan SPK.
Contoh : Memudahkan SPK Spesifik.
c. Perlengkapan SPK, software dan hardware yang mendukung
pembangunan SPK Spesifik dan Pembangkit SPK.
Contoh : Microsoft Visual Studio.
2. Berdasarkan tingkat dukungannya :
1. Retrieve Information Elements
Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh DSS, yakni
berupa akses selektif terhadap informasi.
2. Analyze Entire File
Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat dan
menganalisis file secara lengkap.
3. Prepare Reports from Multiple Files
Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan, mengingat para
manajer berhubungan dengan banyak aktivitas dalam satu momen
tertentu.
4. Estimate Decision Consequences
Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk melihat dampak
dari setiap keputusan yang mungkin diambil.
5. Propose Decision
Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif
keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk
dipertimbangkan.
6. Make Decision
Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS.
Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal
menunggu legitimasi dari manajer untuk dijalankan.
2.4 Contoh Kasus Sistem Pendukung Keputusan dan Penyelesaiannya

1. Pemilihan Olshop yang Terpercaya

Gambar 2.1 Online Shop\

Saat sekarang merupakan zaman mobile dimana pekerjaan yang


dilakukan serba berbasis mobile, begitupun juga dengan proses
pembelian dan penjualan barang. Namun karena banyaknya kasus
penipuan online, sehingga masyarakat akan bingung dalam memilih
olshop yang terpercaya.

Solusi :
Jadi jika terjadi hal seperti ini maka solusi yang pertama
dilakukan ialah menentukan kriteria – kriterianya misalnya :
a. Memiliki komentar produk yang baik dari para pembeli yang telah
menerima barang pesanan.
b. Memiliki banyak followers.
c. Barang yang dijual sesuai dengan gambar yang ditampilkan.
d. Foto bagus dan jernih.
e. Respon penjual
f. Kecepatan pengiriman

Setelah menentukan kriteria – kriteria selanjutnya kriteria


tersebut diurutkan mulai dari yang paling penting hingga tidak terlalu
penting. Dari kriteria – kriteria tersebut dapat diputuskan mana olshop
yang bagus dan terpercaya maupun olshop yang kurang terpercaya
bahkan dapat dikategorikan sebagai penipuan.
2. Penyeleksian Tenaga Pengajar atau Dosen pada Perguruan Tinggi

Gambar 2.2 Tenaga Pengajar

Semua perguruan tinggi selalu berupaya meningkatkan mutu


atau kualitas internal secara berkelanjutan sebagai strategi institusi
untuk dapat bersaing dengan perguruan tinggi lain. Institusi sendiri
menyadari bahwa untuk memperoleh tujuan pendidikan dan
mempertahankan mutu pendidikan serta menghasilkan output yang baik
memerlukan komitmen, strategi dan metode yang tepat dalam proses
pencapaianya. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu dari suatu
perguruan tinggi adalah dengan menyeleksi tenaga pengajar atau
dosen, karena kualitas dosen akan sangat menentukan tinggi rendahnya
kualitas suatu perguran tinggi.

Solusi :
Jadi hal pertama yang dilakukan ialah mentukan kriteria,
misalnya kriteria yang digunakan untuk proses seleksi adalah IPK
(Indeks Prestasi Kumulatif), Nilai TPA (Tes Potensi Akademik), Nilai
TOEFL (Test Of English as a Foreign Language), Umur, dan
Pengalaman mengajar. Untuk menjalankan proses penilaian dan
meminimumkan kendala tersebut maka diperlukan sistem pendukung
keputusan (SPK) guna meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan serta mengurangi subyektivitas dalam proses pengambilan
keputusan. SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu
masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang.
3. Penentuan Prioritas Produk Unggulan Derah

Gambar 2.3 Produk Unggulan Daerah

Produk Unggulan Daerah (PUD) adalah produk unggulan daerah


yang memiliki ciri khas dan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain
serta berdaya saing handal dan dapat memberikan peluang kesempatan
kerja kepada masyarakat lokal. Produk unggulan daerah juga
berorientasi ramah lingkungan dan berorientasi pada pasar baik lokal
maupun nasional dan regional. Pengembangan produk unggulan dan
pemberdayaan sebagai potensi ekonomi daerah pada era otonomi adalah
suatu pekerjaan yang tidak mudah dilaksanakan, hal tersebut
disebabkan karena pengembangan PUD terkait erat dengan kemauan
politik atau kebijakan dari Pemerintah Daerah.

Solusi :
Untuk menetapkan produk unggulan daerah ada kriteria tertentu,
sistem penskala-an terhadap variabel kriteria unggulan. Sistem penskla-
an tiap variabel ini didasarkan pada nilai interval masing-masing
kelompok (sub sektor) dengan kisaran nilai dari 1 sampai 6. Sementara
untuk data yang bukan berupa angka, penskla-an dilakukan dengan
sistem strata. Masing-masing kriteria (variabel) memiliki bobot yang
berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat sumbangan kriteria terhadap
produk unggulan. Seperti pada pada tabel dibawah :
Tabel 1. Nilai dan Bobot Kriteria

4. Pemilihan Laptop

Gambar 2.4 Laptop

Dewasa ini banyak merek laptop dengan beragam spesifikasi


yang dijual dipasaran membuat pengguna menjadi kesulitan dalam
menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan anggaran
mereka. Sejalan dengan itu juga penggunaan komputer juga meningkat,
salah satunya adalah penggunaan komputer dalam memberikan
keputusan terbaik pada suatu masalah, dalam hal ini adalah masalah
pemilihan laptop.
Solusi :
Adapun solusi yang dapat diambil ialah :
Menentukan jenis-jenis kriteria pemilihan laptop. Dalam hal ini,
kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam pemilihan laptop adalah harga,
ukuran layar, processor, memori (kapasitas dan type), harddisc,
accessories (Bluetooth dan webcam). Menentukan ranking setiap
alternatif pada setiap kriteria dinilai dengan 1 sampai 5. Sehingga dapat
ditentukan keputusan yang tepat.

5. Kelayakan TKI ke Luar Negeri

Gambar 2.5 Tenaga Kerja

Indonesia merupakan Negara yang padat penduduk, namun belum


memiliki lapangan pekerjaan yang cukup untuk peningkatan taraf hidup
penduduk. Hal ini mendorong banyak penduduk yang menjadi tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri. Namun tenaga kerja Indonesia yang
layak untuk dipekerjakan di luar negeri harus memiliki kriteria khusus,
yaitu: usia, pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
kerja. Kriteria-kriteria tersebut menjadi acuan dalam proses
penyeleksian kelayakan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

Solusi :
Dalam permasalahan ini, proses penyeleksian calon TKI ini
membutuhkan beberapa kriteria, terdapat 4 kriteria yang digunakan
usia, pendidikan, psikotes, dan pengalaman kerja. Kriteria-kriteria ini
dipilih berdasarkan kriteria yang memang telah digunakan oleh Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga. Aktor calon TKI
menyerahkan berkas yang dibutuhkan dalam penyeleksian lalu aktor
staf bagian penempatan login agar dapat berinteraksi dengan sistem
untuk memasukkan data calon TKI, nilai kriteria, melakukan
penyeleksian, dan membuat laporan hasil penyeleksian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis


dan fleksibel dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu
memberikan alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi
tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
Keterbatasan sistem pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan
masalah berdasarkan program yang ditanamkan, tidak dengan hal yang tak
terduga seperti manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://y0g4ajust.wordpress.com/
https://haniif.wordpress.com/
http://sindarku.wordpress.com/
http://id.shvoong.com/
https://riskha20.wordpress.com/sistem-pendukung-keputusan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-spk.html

Anda mungkin juga menyukai