Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA EKONOMI

(ESPA4122)

MODUL 1
HIMPUNAN DAN SISTEM BILANGAN
HIMPUNAN
• Benda di sekitar kita (bilangan, huruf, nama)
dapat dikelompokkan menurut sifat – sifat
tertentu.
• Daftar kumpulan benda dengan sifat tertentu
 himpunan
• Benda dalam suatu himpunan disebut dengan
elemen/ unsur/ anggota
• Himpunan dilambangkan dengan huruf besar/ huruf
kapital: A, B, C, D, E, F, …
• Anggota himpunan dilambangkan dengan huruf
kecil : a, b, c, d, …
• Anggota himpunan ditulis didalam kurung kurawal {},
dimana anggota yang satu dipasahkan dengan
anggota yang lain oleh tanda koma
• Contoh:
A adalah himpunan bilangan ganjil yang kurang dari 10, maka
dapat ditulis :
A = {1, 3, 5, 7, 9}
KEANGGOTAAN SUATU HIMPUNAN
Contoh:
A = { 1, 3, 5, 7, 9 } B = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 }
1 A 1 B 2 B 2 A
3 A 3 B 4 B 4 A
5 A 5 B 6 B 6 A
7 A 7 B 8 B 8 A
9 A 9 B 10  B 10  A

Banyaknya anggota himpunan A dilambangkan dengan n(A) = 5


Banyaknya anggota himpunan B dilambangkan dengan n(B) = 6

Catatan: Lambang  dibaca “elemen” atau “anggota”


Lambang  dibaca “bukan elemen” atau “bukan anggota”
Lambang n(A), n(B) disebut BILANGAN KARDINAL
Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota dan
dilambangkan dengan { } atau 

Contoh :

D = { x | x orang yang tingginya lebih dari 5 m}


F = { x | x bilangan prima antara 7 dan 11 }
Pada contoh di atas adakah saat ini orang yang tingginya lebih dari 5 meter
dan adakah bilangan prima diantara 7 dan 11 ? (coba pikirkan)

Himpunan Semesta adalah himpunan yang


memuat semua objek yang dibicarakan
HUBUNGAN ANTAR HIMPUNAN

Himpunan bagian  A himpunan bagian dari himpunan B apabila setiap anggota


himpunan A juga menjadi anggota himpunan B dilambangkan dengan A  B

Contoh: S = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
A = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } ; B = { 1, 2, 3, 4 } ; C = { 6, 7, 8, 9 }
a. Apakah himpunan B merupakan himpunan bagian dari himpunan A ?
b. Apakah himpunan C merupakan himpunan bagian dari himpunan A ?
Perhatikan setiap anggota himpunan A, B, C
a. Karena setiap anggota himpunan B juga merupakan anggota
himpunan A maka himpunan B merupakan himpunan bagian dari
himpunan A, jadi B  A
b. Karena ada anggota himpunan C yaitu 8 dan 9 tidak terdapat di
dalam himpunan A maka himpunan C bukan himpunan bagian dari
himpunan A, jadi C  A
Irisan Dua Himpunan (Intersection)
Definisi:
Irisan himpunan A dan B ditulis A  B adalah himpunan semua objek yang
menjadi anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B
Contoh:
Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }. Tentukan P  Q
Jawab : P  Q = { d, e }
Catatan: Jika A dan B tidak mempunyai elemen yang sama maka A  B = { }

Gabungan Dua Himpunan ( Union)


Definisi:
Gabungan himpunan A dan B ditulis A  B adalah himpunan semua objek yang
menjadi anggota himpunan A atau menjadi anggota himpunan B
Contoh:
Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }. Tentukan P  Q
Jawab : P  Q = { a, b, c, d, e, f, g, h }
Selisih Dua Himpunan ( Difference)
Definisi:
Selisih dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan dari elemen-
elemen yang termasuk A tetapi tidak termasuk B
Notasi : A – B dibaca ”selisih A dan B” atau ”A kurang B” dapat dinyatakan
dengan A – B = { x  x  A dan x  B}
Himpunan A mengandung A – B sebagai subhimpunan, berarti (A – B)  A
Contoh : Terdapat himpunan sebagai berikut
A = { 0, 1, 3, 4, 6 } ; B = { 0, 3, 6 } ; C = { 5, 6 }
Tentukan : a). A – B b). A – C c). B - C
Jawab:
a). A - B = {0, 1, 3, 4, 6} - { 0, 3, 6 } = { 1, 4 }
b). A - C = {0, 1, 3, 4, 6} - { 5, 6 } = { 0, 1, 3, 4 }
c). B - C = {0, 3, 6} - { 5, 6 } = { 0, 3 }
Komplemen Suatu Himpunan
Misalkan S adalah himpunan semesta dan A  S, maka
Komplemen dari A adalah himpunan semua anggota S yang bukan
anggota himpunan A.
Komplemen dari A dilambangkan dengan A’ atau Ac
Contoh: S = { 0, 1, 2, 3, …, 9} dan A = { 1, 3, 5, 7, 9}
dan B = {2, 3, 4, 5}. Tentukan:
1. Komplemen dari A
2. Komplemen dari A  B

Jawab : 1. Ac = { 0, 2, 4, 6, 8}
2. A  B = { 3, 5 }
maka (A  B)c = { 0, 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
SISTEM BILANGAN
1. Bilangan Desimal
– Basis 10
– Bilangan : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Contoh :

Angka 321 dengan dasar 10 maka :


(3 x 102) + (2 x 101) + (1 x 100) = 321

Angka 4532 dengan dasar 10 maka :


(4 x 103) + (5 x 102) + (3 x 101) + (2 x 100) = 4532
2. Bilangan Biner
– Basis 2
– Bilangan : 0, 1
Contoh :

1110 bilangan desimalnya adalah :


(1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) =
8 + 4 + 2 + 0 = 14

110111 bilangan desimalnya adalah :


(1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (1 x 20) =
32 + 16 + 0 + 4 + 2 + 1 = 55
3. Bilangan Kompleks
– Bilangan Rasional
• Hasil bagi dua bilangan bulat
2/3 = 0,666…
– Bilangan Irasional
• Bukan hasil bagi dua bilangan bulat
PERTIDAKSAMAAN

Sifat – Sifat Pertidaksamaan:


1. Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas
ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama
Jika a < b maka:
a+c<b+c
a–c<b–c
2. Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali
atau dibagi dengan bilangan positif yang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan positif, maka:
a.c < b.c
a/b < b/c
3. Tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua
ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan
bilangan negatif yang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka:
a.c > b.c
a/c > b/c
4. Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua
ruas positif masing-masing dikuadratkan
Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a2 < b2

Anda mungkin juga menyukai