Anda di halaman 1dari 14

“ Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan


Mengasuh Anak (Child Bearing) ”

Dosen Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

( Aida Minropa, SKM. M. Kes ) (Ns. Febriyanti, M.Kep)

Pembimbing III

(Ns. Guslinda, M. Kep. Sp. Kep. J)

Kelompok IV

1. Alda Hayati Fitri


2. Indah Putri Ramadhani
3. Yolla Rezki Maharani

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
TA. 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai
upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk
itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................
A. KONSEP DASAR KELUARGA .......................................................................................
B. KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN CHILD BEARING
C. ASKEP KELUARGA TEORITIS .....................................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan
mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar
masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area
spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan.
Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau
jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak,
kakak, dan adik yang mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran
yang terbuka mengenai konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum,
tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap perkembangan keluarga
childbearing. Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan
seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam
keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan
bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat
berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak
pada kesehatan fisik ibu dan bayi. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas
mengenai konsep keluarga dan tumbuh kembang keluarga child bearing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep dasar keluarga?
2. Apa konsep dasar keluarga child bearing?
3. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis keluarga child bearing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui itu konsep dasar keluarga.
2. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga child bearing.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis keluarga child bearing.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA


a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall
dan Logan,1986, dalam Setiawati, 2008 : hal 67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.Mereka saling berinterakasi satu
dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal
68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal
dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara
satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah
karena adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.

b. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
1. Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2. Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
istri.

c. Fungsi keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
1. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga.Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
2. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.

B. Konsep dasar keluarga dengan tahap childbearing


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang
waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka
kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.Perkembangan ini terbagi menjadi
beberapa tahap atau kurun waktu tertentu.
Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.Kerangka perkembangan keluarga
menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa
perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus
kehidupan mereka.
a. Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak
pertama).
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan
membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut.
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan
tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama
dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan
bayi.Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus
perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.Suami merasa belum siap menjadi ayah atau
sebaliknya istri belum siap menjadi ibu.
Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang
tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon.Perawat perlu
memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih
sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

b. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing


Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas
perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun
Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk : 87-88).
1. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
2. Membagi peran dan tanggung jawab
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
4. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
5. Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
8. Beradaptasi pada pola hubunga seksual
9. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985,
(Dalam buku “ilmu keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan
bayi baru ke dalam keluarga).
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga .
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orang tua, kakek, dan nenek.

c. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.


Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara
lain (Mubarak, dkk : 88) :
1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
2. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
3. Imunisasi yang dibutuhkan anak,
4. Tumbang anak yang baik,
5. Interaksi keluarga,
6. Keluarga berencana, serta
7. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
C. Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap childbearing
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi
data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan
memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang
digunakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk,
hal 45)
a) Data umum
b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga.
b. Tahap perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang
aktual. (Santun setiawan dkk, hal 48)
c. Tahap penyusunan rencana keperawatan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah
teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana
keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh
perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk,
2011,hal 106)
d. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga
dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg
dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak
dkk, 2011,hal 108)
e. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh
karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan
membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC

Potter, P.A, Perry, A.G., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,dkk.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai