KELOMPOK IV
1. INDAH PUTRI RAMADHANI
2. MUTIARA PUTRI ZULRI
3. PUTRI AYU
4. RIFQA YULFI
5. RIZKA AYU DYA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring.
Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang
tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan
bersin penderita.
kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. Selama
permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari
kematian bayi dan anak – anak muda. Penyakit ini juga dijumpai pada daerah padat
Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangatlah penting, karena berperan dalam
7. Apa saja macam pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada klien dengan
difteri.?
difteri.?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
difteri.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen
pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun
sebagai penyakit yang menyerang saluran pernafasan terutama pada bagian laring,
amandel, atau tonsil, dan tenggorokan. Ketika saluran pernafasan terinfeksi oleh
virus ini, membran atau lapisan lengket yang berwarna abu-abu akan berkembang
di area tenggorokan sehingga menyebabkan batuk disertai sesak nafas akut yang
akan berujung kepada kematian. Kemudian ada juga resiko langsung berupa
kerusakan jantung dan syaraf (neuro-damage). Bakteri induk Difteri ini juga
menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh yang lain.
sangat menular yang terjadi secara lokal pada mukosa saluran pernapasan atau kulit,
oleh terbentuknya eksudat yang berbentuk membran pada tempat infeksi, dan
diikuti oleh gejala-gejala umum yang ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi
oleh basil. Ciri yang khusus pada difteri ialah terbentuknya lapisan yang khas
selaput lendir pada saluran nafas, serta adanya kerusakan otot jantung dan saraf.
Dari beberapa definisi di atas dapat diartikan bahwa difteri adalah penyakit infeksi
Corynebacterium Diphtheriae.
B. Etiologi
melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun
berkembangbiak pada atau disekitar selaput lender mulut atau tenggorokan dan
menyebabkan peradangan.
Pewarnaan sediaan langsung dapat dilakukan dengan biru metilen atau biru
toluidin. Basil ini dapat ditemukan dengan sediaan langsung dari lesi.
Menurut Staf Ilmu Kesehatan Anak FKUI dalam buku kuliah ilmu kesehatan
1. Gram positif
2. Aerob
3. Polimorf
4. Tidak bergerak
5. Tidak berspora
Disamping itu, bakeri ini dapat mati pada pemanasan 60º C selama 10 menit,
tahan beberapa minggu dalam es, air, susu dan lendir yang telah mengering.
Terdapat tiga jenis basil yaitu bentuk gravis, mitis, dan intermedius atas dasar
perbedaan bentuk koloni dalam biakan agar darah yang mengandung kalium
telurit.
perubahan jaringan yang khas terutama pada otot jantung, ginjal dan
jaringan saraf.
Saluran pernapasan terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, broncus
a. Rongga hidung
c. Laring
a. Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda
b. Bronkus
Terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel –
selalveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar
tipe III adalah makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar
penting.
d. Paru
darah besar.
Letak paru-paru dirongga dada dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
1). Pleura Visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang
2). Pleura Parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat)
gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli
melintasi membran alveolar kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi
kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan dengan sel darah merah
menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam
alveolar kapiler dikenal dengan istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran
gas selesai (kadar karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri jantung, dan
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan
melepaskan ikatannya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan
bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah
merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan
jantung untuk kemudian dipompakan ke paru-paru. Hal yang sangat penting dalam
proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami pengisian dengan
kotor.
6. Kaku leher
Keluhan awal yang paling sering adalah nyeri tenggorokan, nausea, muntah,
dan disfagia. Selain itu ditandai dengan adanya membran semu di tonsil dan di
E. Patofisiologi
mukosa saluran nafas bagian atas dan mulai memproduksi toksin yang merembes
dan darah. Setelah melalui masa inkubasi selama 2-4 hari kuman difteri
membentuk racun atau toksin yang mengakibatkan timbulnya panas dan sakit
tenggorokan akan menimbulkan gagal nafas, kerusakan jantung dan saraf. Difteri
ini akan berlanjut pada kerusakan kelenjar limfe, selaput putih mata, vagina.
Komplikasi lain adalah kerusakan otot jantung dan ginjal (Sudoyo, 2009).
F. WOC
G. Klasifikasi
1. Infeksi ringan : pseudomembran terbatas pada mukosa hidung atau fasial dengan
faring dengan edema ringan laring yang dapat diatasi dengan pengobatan
konservatif.
3. Infeksi berat : disertai gejala sumbatan jalan napas yang berat, yang hanya dapat
H. Penatalaksanaan
pemeriksaan penunjang. Tata laksana umum dengan tirah baring, isolasi pasien,