Oleh:
( ) ( )
A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebayakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan. Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli
terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat seksual dan
tidak berguna bagi masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjut yang
mencapai kematangan dan produktifitas mental dan materi pada usia lanjut. Oleh
karna itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia
dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa
keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya.
Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawat tidak kalah
pentingnya dengan upaya pengobatan medis dan proses penyembuhan dan
ketenangan para klien lanjut usia.
Banyak Jenis terapi yang dapat diberikan untuk lansia seperti terapi okupasi. Terapi
okupasi dapat dilakukan dengan menjahit, merajut, merangkai bunga, membuat
gantungan penangkap mimpi “ dream catcher “, gelang dan lain sebagainya yang
mampu meningkatkan kemampuan fisik lansia. Salah satu terapi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik lansia adalah terapi okupasi
membuat gelang. Terapi ini mampu membuat lansia lebih aktif dan berkreasi sesuai
keinginannya sendiri.
Wisma cinta kasih adalah panti jompo yang terdiri dari 43 orang opa dan oma yang
memiliki gangguan okupasi yang perlu diberikan terapi okupasi pembuatan
gantungan penangkap mimpi “ dream catcher “.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Lansia dapat membuat gantungan penangkap mimpi “ dream catcher “
dengan kreasinya sendiri.
2. Tujuan khusus
a. Mampu membangkitkan diri untuk melakukan aktivitas
b. Mampu meningkatkan kemampuan fisik lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Terapi Okupasi
1. Pengertian
Terapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi
seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini
berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang,
pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk membentuk seseorang agar mandiri,
tidak tergantung pada pertolongan orang lain (Riyadi dan Purwanto, 2009).
Terapi Okupasi/terapi kerja adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang
merupakan proses penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas yang dikerjakan tidak
hanya sekedar membuat sibuk pasien, melainkan aktivitas fungsional yang
mengandung efek terapetik dan bermanfaat bagi pasien. Artinya aktivitas yang
langsung diaplikasikan dalam kehidupan.. Penekanan terapi ini adalah pada
sensomotorik dan proses neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan
menginhibisi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan
pemeliharaan kemampuan dan pekerjaan atau kegiatan digunakan sebagai terapi
serta mempunyai tujuan yang jelas.
Okupasi pada lansia memiliki manfaat:
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Membentuk sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologis,yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku devensive (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif.
b. Ketrampilan (skill)
1) Aktivitas sehari-hari (activity daily living) seperti makan, minum,
berpakaian, mandi, dan lain-lain
2) Pre-academic skill
3) Ketrampilan sosial
4) Ketrampilan bermain
5) Faktor lingkungan
6) Lingkungan fisik
7) Situasi keluarga
8) Dukungan dari komunitas
9) Okupasi Terapis sebagai konsultan
Untuk mencapai tujuan tersebut di dalam terapi okupasi memiliki dua prinsip kerja,
yaitu sebagai berikut :
a. Supportive Occupational Therapy, yaitu menolong penderita untuk
menghilangkan dari perasaan cemas, takut, dan memotivasi penderita untuk lebih
giat didalam melakukan latihan
b. Fungsional Occupational Therapy, antara lain untuk pengaturan posisi (bagi
anak Cerebral Palsy), meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan kerja,
meningkatkan motorik kasar (gross motor) maupun motorik halus, (fine motor)
serta meningkatkan konsentrasi dan koordinasi gerak maupun sikap
2. Manfaat TAK
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat:
a. Umum
1) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2) Membentuk sosialisasi
3) Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi.
4) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif.
b. Khusus
1) Meningkatkan identitas diri.
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
4) Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan
tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya (Yosep, 2007).
3. Setting
a. Lansia dan konselor bersama dalam satu lingkaran.
b. Ruangan yang nyaman dan tenang.
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Peserta
DP : Dosen Pembimbing
P P P P D P P
F F F
P
P P
P P P P P
F F F
7. Susunan Pelaksana
Susunan TAK sebagai berikut :
a. Leader : Indah Putri Ramadhani
b. Co. Leader : Utari Dwi Sahja Fetri
c. Fasilitator :
1. Citra Mulia
2. Frilly Vannisa Putri
3. Alda Hayari Fitri
4. Mega Restu Dasrina
5. Yolla Rezki Maharani
6. Rizka Ayu Dya
7. Novita Sari
8. Langka kerja
a. Persiapan
1. Memilih lansia sesuai dengan indikasi,yaitu:
1). Oma Rosni
2).Oma Herlita
3).Oma Verooma Q
4).Oma Poniem
5).Oma Kris
6).Oma Lusi
7).Oma yuliana
8).Oma Kim
9).Oma flora
10).Oma Anggraini
11).Oma Kori
12).Oma Yanti
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
1) Memberikan salam terapeutik: salam dari terapis
2) Evaluasi / validasi: menanyakan perasaan lansia saat ini
3) Kontrak:
a) Menjelaskan tujuan kegiatan
b) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
1. Lansia wajib datang 10 menit sebelum acara dimulai
2. Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapi
3. Tidak boleh makan atau minum saat TAK
4. Jika ada yang membuat gaduh akan dikeluarkan dari TAK
5. Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
6. Jika ingin bicara angkat tangan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
leader
7. Jika peserta ingin ketoilet beri kesempatan sebelum acara dimulai
c. Tahap kerja
1. Konselor memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
2. Konselor membagikan benang senar dan manik manik
3. Konselor menjelaskan cara membuat dan memberi contoh pada lansia
dengan cara :
a. membuat ring dari ranting pohon atau kawat, maka pertama-
tama Anda harus membentuknya terlebih dahulu menjadi
sebuah lingkaran penuh
b. Selanjutnya bungkuslah ring tersebut dengan menggunakan tali
kulit atau pita. Anda dapat melapisi bagian bawahnya dengan
menggunakan lem ataupun double tape.
c. Untuk permulaan, Anda dapat membuatnya dengan 8 titik
terlebih dahulu. Jangan menganyamnya terlalu kencang karena
benang tersebut akan ditarik oleh lapisan yang selanjutnya.
d. Dalam anyaman ini Anda juga dapat menyisipkan manik-manik
kecil berbentuk butiran atau bulu burung.
d. Tahap terminasi.
1) Menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK.
2) Memberi pujian atas keberhasilan lansia
e. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut;
1. Lansia yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai selesai.
2. Lansia dapat meningkatkan kemampuan diri untuk membuat sesuatu dan
kreasi yang berharga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahapan TAK yaitu: fase prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok,
dan fase terminasi. Manfaat dari TAK itu :
Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
Kegiatan terapi aktifitas kelompok ini diharapkan mampu mencapai tujuan. Hasil
kegiatan diharapkan terus di pertahankan oleh klien, meningkatkan kemampuan diri
dengan memberikan kesempatan untuk berkreasi
Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang
tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuk membuka diri dan
tidak menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri.
B. Saran
Diharapkan para peserta dapat mengikuti kegiatan yang diselenggarakan dan lebih
dapat menumbuhkan kreasi kreasi yang berharga untuk diri klien sehingga rasa
kemampuan diri dapat meningkat dan merasa diri lebih berharga
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. (2007). Lansiang dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Muhaj, K. 2009. Terapi Okupasi dan Rehabilitasi. Available:
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/terapi-okupasi-dan-rehabilitasi.html.
Riyadi, S. dan Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu.