Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN MEMORI DAN DAYA INGAT ANAK USIA 7-11

TAHUN DI INDONESIA
1) 2) 3)
Ni LuhPutu Stephanie , Tirza Kalesaran , NindyaYasmin Nadira ,
Samantha June4) Psikologi, Program StudiPsikologi, Universitas
Pembangunan Jaya
1)
Email : niluh.putu@student.upj.ac.id
2)
Email : tirza.kalesaran@student.upj.ac.id
3)
Email : nindya.yasminnadira@student.upj.ac.id
4)
Email : samantha.june@student.upj.ac.id

Abstract
In the era of globalization, the cognitive development of late childhood (7-11 y. o) decreased,
especially in memory ability. It signed with the declining of Primary Students’ academic
score, in particular at the memorizing lessons. As a form to help, Author made a Training to
parents and teachers to develop their children’s memory skills. In this Training, parents and
teachers are trained to help their children in managing their memory skills and memorizing.
Hopefully, within this Training, parents and teachers may help their children to improve the
academic score, especially at the memorizing lessons.

keywords: Training, Memory Skills, Children, Parents, Teachers.

1. PENDAHULUAN dengan beberapa skema sensorimotor,


Era globalisasi dan perkembangan yang memberi kerangka bagi interaksi
zaman menuntut individu untuk dapat awal anak dengan lingkungannya.
bersaing Satu sama lain untuk Pengalaman awal si anak akan ditentukan
mendapatkan yang terbaik. Salah satu hal oleh skema sensorimotor ini. Dengan kata
penting dalam diri individu adalah dalam lain,hanyakejadianyangdapat
hal akademis. Hal akademis sangat diasimilasikan ke skema itulah yang dapat
berkaitan erat dengan perkembangan di respon oleh si anak, dan karenanya
kognitif individu berdasarkan tahapan kejadian itu akan menentukan batasan
individu itu sendiri. Perkembangan pengalaman anak. Tetapi melalui
kognitif diawali dengan perkembangan pengalaman, skema awal ini dimodifikasi.
kemampuan mengamati, melihat hubungan Setiap pengalaman mengandung elemen
dan memecahkan masalah sederhana. unik yang harus diakomodasi oleh struktur
Setelah itu berkembang kepemahaman dan kognitif anak. Melalui interaksi dengan
pemecahan masalah yang lebih rumit, lingkungan, struktur kognitif akan
perkembangan ini terjadi ketika anak berubah, dan memungkinkan
masuk usia sekolah dasar yaitu pada usia perkembangan pengalaman terus-menerus.
6–7 tahun. Ira & Rahmat (2012), Piaget
Piaget (dalam Fatimah, 2015) membagi tahap perkembangan kognitif
mengemukakan penjelasan struktur anak menjadi empat periode, yaitu periode
kognitif tentang bagaimana anak sensorimotorik (0-2 tahun), praoperasional
mengembangkan konsep dunia di sekitar (2-7 tahun), operasional konkret (7-11
mereka. Menurut Piaget, anak dilahirkan tahun), dan operasional formal (usia 11
tahun sampai dewasa). Perkembangan dan long term memory memiliki kapasitas
mental pada periode sensorimotorik yang itdak terbatas dan dapat menahan
ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam informasi dalam jangka waktu yang lebih
kemampuan bayi mengorganisasikan dan lama, namun sering kali memerlukan
mengkoordinasikan sensasi melalui usaha yang keras agar dapat memasukan
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan informasi ke memori ini.
fisik. Pada usia sekolah dasar, yaitu pada
Kemampuan kognitif anak sangat tahap operasional konkrit kemampuan
berhubungan dengan kemampuan memori memori sangatlah penting dan dibutuhkan
yang dimilikinya. Menurut Kalat (2009) oleh individu. Karena pada tahap ini
memori adalah bagian dari aspek individu mulai harus banyak memproses
psikologis yang berfungsi dalam informasi yang diterimanya untuk
menerima, menyimpan, dan disimpan dalam memori jangka panjang
memproduksikan informasi dan kesan. yang kemudian hari dapat diterapkan
Dalam hubungan dengan belajar, memori dalam kehidupannya sehari-hari.
merupakan proses yang saling terkait Pernyataan di atas didukung oleh Kartini
dengan belajar. Tahapan yang terjadi Kartomo dalam Mustian (2015), yang
dalam memori adalah encoding, storage, menyatakan bahwa ingatan anak pada usia
dan retrieval. Encoding adalah proses 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling
memasukkan informasi ke dalam memori, besar dan paling kuat. Daya menghafal dan
storage adalah ketika informasi disimpan daya memorisasi (dengan sengaja
atau dipertahankan dalam memori, dan memasukkan dan melekatkan pengetahuan
retrieval merupakan pengambilan dalam ingatan) adalah paling kuat. Selain
informasi dari memori. Tipe – tipe memori itu teori Abu Ahmadi (dalam Mustian,
(Kalat, 2009) yaitu short term memory, 2015) juga menyatakan bahwa :
working memory, dan long term memory. “Jika dilihat dari faktor usia,
Short term memory adalah tempat ingatan paling tajam pada diri manusia
penyimpanan informasi dalam waktu yang adalah pada masa kanak-kanak, dan ini
relatif singkat dan terbatas, long term baik sekali untuk daya ingatan mekanis ,
memory adalah tempat penyimpanan yakni daya ingatan yang hanya untuk
informasi secara permanen dan banyak hal kesan-kesan pengindraan. Sesudah umur
yang dapat bertahan dalam waktu lama ini, kemampuan mencamkan dalam
pada memori ini. Sedangkan working ingatan juga dapat dipertinggi , tetapi
memory berfungsi untuk hanya untuk kesan-kesan yang
mengorganisasikan informasi, memberi mengandung pengertian (daya ingatan
makna informasi dan membentuk logis)”.
pengetahuan untuk disimpan di memori Oleh karena beberapa teori yang
jangka panjang. Perbedaan antara short mendukung tersebut, penulis
term memory dan long term memory menyimpulkan bahwa pada anak usia
terletak pada kemampuan kapasitas dalam sekolah dasar, kemampuan memori
menyimpan memori. Millah (2014) sangatlah penting untuk dikembangkan
menyebutkan bahwa untuk short term dengan sebaik mungkin sehingga dapat
memory informasi akan hilang dalam digunakan dan dimanfaatkan oleh individu
waktu 20-30 detik jika tidak diulang-ulang dalam kehidupannya.
Pada Undang-undang No. 20 Tahun anak–anak mampu menemukan metode
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran yang tepat bagi dirinya
dijelaskan pengertian pendidikan adalah sendiri untuk mengelola suatu informasi ke
usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam memori jangka panjang dan dapat
dalam tujuan pendidikan nasional dan menggunakannya dengan baik bila
pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk dibutuhkan.
mewujudkan suasana belajar dan proses
kegiatan pembelajaran dengan 2. Metode
tujuan agar siswa secara aktif Sebagai bentuk bantuan penulis untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk mengatasi kesulitan anak dalam menghafal
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, serta memperbaiki prestasi anak dalam
pengendalian diri, kepribadian, pelajaran hafalan, penulis mencoba untuk
kecerdasan, akhlak mulia, serta memberikan gagasan yang bertujuan untuk
keterampilan yang diperlukan dirinya dan memberikan pelatihan kepada guru atau
masyarakat, dalam berbangsa dan orang tua dalam mengajarkan anak usia 7-
bernegara menyatakan bahwa di sekolah 11 tahun sesuai dengan perkembangan
dasar anak didik mengalami proses memori dan daya ingat anak seusianya.
pendidikan dan pembelajaran. Dan secara Bobbi DePorter (dalam Pujiarti,
umum pengertian sekolah dasar dapat 2013) menyatakan bahwa cara yang dapat
penulis katakan sebagai institusi dilakukan untuk mengatasi era globalisasi
pendidikan yang menyelenggarakan proses adalah mengadakan pembaharuan atau
pendidikan dasar dan mendasari proses inovasi dalam proses belajar mengajar agar
pendidikan selanjutnya berhasil mencetak sumber daya manusia
Oleh karena hal tersebut penulis yang berkualitas. Ada 6 faktor yang
menawarkan suatu program pelatihan yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu
dapat meningkatkan kemampuan memori intelegensi, minat dan baktat, faktor motif,
pada anak–anak sekolah dasar khususnya gaya belajar, lingkungan keluarga dan
dalam pelajaran yang memerlukan daya lingkungan rumah (Sangalang dalam
memori tinggi. Pelatihan memori ini Pujiarti, 2013). Oleh karena itu, pelatihan
bertujuan untuk membantu anak–anak kepada orang tua atau guru merupakan hal
sekolah dasar mengembangkan yang penting untuk diadakan dengan
kemampuan memorinya sehingga tidak tujuan dapat mengintervensi dan
mengalami kesulitan dalam mengikuti memberikan stimulus pada perkembangna
pelajaran di sekolah terutama dalam kognitif anak dengan benar.
bidang hafalan. Pelatihan ini diberikan Secara umum, pelatihan ini
kepada beberapa pihak lain yang harus bertujuan untuk guru atau orang tua dapat
dapat berperan aktif dalam menjadi fasilitator bagi anak usia 7-11
mengembangkan kemampuan memori tahun agar dapat dengan mudah mengelola
anak. Oleh karena itu, pelatihan ini juga kemampuan memori dan daya ingatnya.
akan diikuti oleh pihak sekolah dalam hal Secara khusus pelatihan ini bertujuan
ini adalah guru yang mengampu mata untuk melatih guru atau orang tua agar
pelajaran serta orangtua yang harus dapat mengstimulasi dan mengasah
melakukan pembimbingan terhadap anak memori dan daya ingat anak dengan
di rumah. Manfaat dari pelatihan ini adalah mudah, cepat dan dengan gaya mengajar
yang menarik. Melalui upaya tersebut, Penulis juga memberikan pelatihan
diharapkan anak dapat memiliki kepada guru atau orang tua dengan
kemampuan daya ingat yang baik dan memberikan cara lain untuk anak dapat
berpengaruh terhadap nilai akademik di menghafal cepat yaitu dengan memberikan
sekolah. inisial khusus pada materi hafalan.
Pelatihan yang diberikan Contohnya dalam menghafal jenis-jenis
disesuaikan dengan beberapa teori yang tarian tradisional dengan memberikan
mendukung. Sehingga melalui teori, inisial-inisial tertentu dan dapat dijadikan
konsep dasar pelatihan ini dapat diperkuat. sebagai kata baru yang mudah dihafal.
Salah satu teori mengenai memori Penulis juga memberikan cara unik untuk
dikemukakan oleh Donald Hebb (dalam menghafal suatu materi hafalan yang
Kalat, 2009) yang mengungkapkan bahwa banyak dengan cepat yaitu dengan cara
manusia memiliki dua jenis memori, yaitu mengubah lirik suatu lagu dengan materi
memori jangka pendek dan jangka hafalan tersebut. Hal ini membuat anak
panjang. Menurutnya, memori jangka lebih mudah menghafal suatu materi yang
pendek mudah menghilang apabila tidak banyak tanpa melupakan satu kata pun.
dilatih. Apabila kita melupakan sesuatu Salah satu contohnya adalah materi
dalam memori jangka pendek, maka hal hafalan yang diambil dari pelajaran IPA
tersebut akan mudah dilupakan. Namun kelas IV SD dan dapat diganti dengan lirik
dalam memori jangka panjang, sesuatu lagu Naik-Naik Ke Puncak Gunung seperti
yang kita pikir sudah terlupakan namun berikut;
dapat tersimpan di dalamnya. “Fungsi akar pada tumbuhan; Menyerap air
Penulis akan memberikan cara dan zat hara, Memperkokoh tumbuh-tumbuhan,
dan Menjadi alat untuk bernapas, serta Menyimpan
kepada guru atau orang tua agar anak
cadangan makanan.”
dapat menghafal pelajaran dan
Penggalan materi pelajaran IPA dari
meletakannya ke dalam memori jangka
siswa kelas IV SD tersebut dapat
panjang bukan ke dalam memori jangka
dinyanyikan dengan lagu anak-anak yang
pendek. Hal ini dilakukan agar anak tidak
mudah dan akrab untuk dinyanyikan,
dengan mudah melupakan pelajaran yang
sehingga anak-anak lebih mudah dalam
telah dipelajari oleh mereka. Pelatihannya
menghafal materi tersebut.
menghafal yang diberikan yaitu dengan
Secara teknis, prosedur
cara mengkaitkan suatu informasi atau
pelaksanaan pelatihan adalah sebagai
contohnya suatu pelajaran dengan sesuatu
berikut;
yang akrab dan disukai oleh anak-anak.
Contohnya menghafal nama-nama tokoh
Tahap Persiapan
dengan peristiwa menarik yang berkaitan
dengan tokoh tersebut. Menurut Kalat
Pembuatan proposal dan modul pelatihan
(2009) kita dapat lebih mudah menghafal
Tahap persiapan yang pertama
sesuatu informasi yang kita sukai, atau
dilakukan oleh penulis adalah menyusun
yang kita sudah ketahui sebelumnya.
proposal pelatihan dan membuat modul
Namun apabila kita mendengar suatu topik
pelatihan. Materi pelatihan dalam proposal
yang kita tidak ketahui sebelumnya, kita
dan modul pelatihan harus dibuat sesuai
cenderung akan lebih sulit mengingatnya.
dengan teori yang relevan. Dalam tahap
ini, penulis membutuhkan Psikolog tujuan menyamakan materi pelatihan
Pendidikan untuk dapat berkonsultasi agar dengan kondisi anak. Tahap ini dilakukan
intervensi yang diberikan dalam pelatihan dengan melakukan sosialiasi dengan
ini dilakukan dengan benar dan sesuai sekolah atau lembaga pendidikan.
dengan teori perkembangan anak. Tidak Sosialisasi yang dilakukan yaitu
hanya Psikolog Pendidikan, penulis juga perkenalan dan wawancara dengan pihak
membutuhkan orang dari lembaga lembaga pendidikan tersebut, serta
pendidikan untuk menyesuaikan materi memeriksa nilai rata-rata rapor anak pada
pelatihan dengan kurikulum sekolah dasar. mata pelajaran hafalan.
Dalam proposal dan modul, penulis juga
memasukkan jadwal acara pelatihan agar 2. Hasil dan Pembahasan
peserta mengetahui rangkaian acara dalam
pelatihan ini. Pengajuan proposal kepada lembaga dan
asosiasi pendidikan.
Pencarian subyek Penulis menawarkan kerjasama
Tahap persiapan yang kedua adalah dengan mengajukan proposal dan modul
melakukan survei ke beberapa sekolah pelatihan kepada Psikolog Pendidikan,
dasar dan tempat-tempat kurus, serta pihak sekolah dan tempat bimbingan
tempat bimbingan belajar anak usia SD. belajar anak dengan memberikan proposal
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dan modul yang telah disusun sebelumnya.
mencari target peserta pelatihan yaitu guru Proposal juga diajukan kepada pihak
dan orang tua yang memiliki murid atau Lembaga Pendidikan Nasional untuk
anak dengan nilai akademik pada pelajaran bekerjasama dalam melaksanakan
hafalan yang rendah. Oleh karena itu, pelatihan ini. Proposal yang diajukan
penulis membutuhkan kerja sama dengan kepada Psikolog Pendidikan dan Lembaga
lembaga dan asosiasi pendidikan agar Pendidikan Nasional memiliki bagian
pelatihan yang dibuat dapat memenuhi tambahan yaitu permohonan bantuan untuk
target peserta. Penulis telah menetapkan menjadi pembicara dalam pelatihan ini,
target peserta sebanyak 20-30 orang. Hal mengingat pelatihan ini harus diberikan
ini didasari pada keefektifan pelatihan oleh pihak yang ahli pada bidangnya.
yang tidak maksimal bila jumlah Khusus proposal kepada Lembaga
pesertanya terlalu sedikit maupun terlalu Pendidikan Nasional, ditambahkan pula
banyak. permohonan untuk menjadi pihak sponsor
untuk pelatihan ini. Sementara proposal
Observasi dan pendekatan yang diajukan kepada pihak sekolah,
Tahap berikutnya adalah tempat kursus dan tempat bimbingan
melakukan observasi lebih lanjut dan belajar, dilampirkan daftar peserta yang
melakukan pendekatan pada beberapa dapat mengikuti pelatihan ini.
sekolah dan lembaga pendidikan lainnya
seperti tempat kursus dan tempat Tim yang dibutuhkan dalam pelatihan
bimbingan belajar untuk anak, sehingga Beberapa tim lain yang dibutuhkan dalam
penulis mengetahui kondisi anak terkait melaksanakan pelatihan ini adalah staf
dengan nilai akademik pada mata pelajaran Hubungan Masyarakat (humas). Staf
hafalan. Hal ini perlu dilakukan dengan humas merupakan orang-orang yang dapat
mengelola penyebaran informasi baik antar dan melatih anak untuk mengasah
individu atau organisasi dan masyarakat. daya ingatnya. Hal ini dilakukan
Tujuan dari humas adalah untuk sebagai pre-test sebelu pelatihan.
memberitahu kepada masyarakat akan 6. Selama pelatihan, narasumber
suatu program yang dijalankan oleh suatu mengusahakannya adanya interaksi
organisasi atau komunitas tertentu, humas supaya suasana tidak kaku ataupun
memiliki tanggung jawab untuk tegang. Dapat memberikan lelucon
memberikan informasi, meyakinkan, atau berupa tanya jawab.
meraih simpati dan membangkitkan 7. Narasumber menanamkan cara-
ketertarikan masyarakat akan sesuatu hal, cara mutakhir untuk peserta dalam
humas juga dapat membuat masyarakat mengelola dan mengasah
mengerti dan menerima sesuatu. kemampuan memori dan daya ingat
Pelatihan ini juga membutuhkan anak.
beberapa volunteer, yaitu orang-orang 8. Narasumber mulai menjelaskan
yang rela untuk menyediakan waktunya bagaimana cara yang efektif untuk
untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengghafalkan pelajaran hafalan
adanya tanggung jawab yang besar dan yang terdapat di sekolah mereka
pekerjaan yang harus mereka lakukan namun, suasana tetap dijaga agar
tanpa mengharapkan adanya imbalan tetap santai dan fun.
dalam bentuk apapun. Volunteer dapat 9. Setelah penjelasan secara teoritis,
membantu penulis untuk melakukan hal- para peserta diminta masuk
hal yang sekiranya dapat mereka lakukan kedalam ruang-ruang kelas dan
untuk terlibat dalam program pelatihan ini. mengajarkan anak sesuai dengan
Tenaga yang dibutuhkan dalam pelatihan apa yang sudah diajarkan oleh
ini seperti fasilitator pelatihan, bagian narasumber. Pada tahap ini juga,
adiminstrasi atau pendaftaran dan bagian Tim Evaluasi akan menilai apakah
konsumsi. peserta melakukannya dengan baik
dan benar.
Tahap Pelaksanaan 10. Setelah itu, peserta diminta untuk
kembali kedalam ruang pelatihan.
1. Peserta memasuki ruangan yang MC dan narasumber mulai
telah dipersiapkan oleh panitia. mengadakan sesi tanya-jawab
2. Mengatur tempat duduk yang dengan peserta.
dikoordinir oleh panitia. 11. Tim monitor dan evaluasi yaitu
3. MC memasuki ruangan dan mulai panitia (termasuk Psikolog
melakukan perkenalan dan Pendidikan dan Lembaga/Asosiasi
penjelasan secara singkat. Pendidikan) memantau setiap
4. MC mulai meperkenalkan kegiatan berlangsung bagaimana
narasumber dan narasumber mulai perkembangan program pelatihan
berbagi pengalaman, dengan tujuan ini.
memancing simpati para peserta.
5. Sebelum pelatihan, peserta disuruh
mengisi kuesioner tentang
bagaimana ia mengajarkan anak
Tahap Pasca Pelaksanaan Daftar Referensi
Chamidah, N. (2014). Pengaruh
1. Setelah pelatihan, peserta diminta
Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi
untuk mengisi kuesioner dan esai
terkait dengan modul pelatihan. Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
Hal ini dilakukan sebagai post-test Negeri Margoyasan Yogyakarta.
setelah pelatihan berlangsung.
Skripsi dipublikasikan:
2. Panitia melakukan penilaian
terhadap hasil pre-test dan post- http://eprints.uny.ac.id/13352/1/SKR
test. Hal ini dilakukan sebagai IPSI%20NUR%20CHAMIDAH.pdf
evaluasi pelatihan.
Efendi, M. F. (2013). Pengaruh Gadget

4. KESIMPULAN Terhadap Perkembangan Anak Usia


Penulis membuat suatu gagasan Dini. Jurnal tidak dipublikasikan.
yang bertujuan untuk membantu Universitas Brajawijaya
permasalahan siswa-siswa SD di
Indonesia yang mengalami kesulitan Ibda, F., (2015). Perkembangan Kognitif:
Teori Jean Piaget. Intelektualita.
dalam pelajaran menghafal. Dalam
Volume 3, No 1. Januari – Juni
gagasan ini, penulis akan membuat 2015.
sebuah pelatihan yang dapat
meningkatkan kemampuan daya Indonesia Memory Sports Association.
memori pada anak-anak usia 7-11 (2014). Visi-Misi Berdirinya IMSA
tahun. Pelatihan ini diberikan kepada
orang tua dan guru dengan (Indonesia Memory Sports
memberikan cara yang tepat dan Association). Diakses dari:
mudah untuk melatih daya ingat anak http://www.imsa.or.id/about%20us.h
dengan benar dan memberikan proses
belajar yang menarik untuk anak. tml
Secara khusus, pelatihan ini bertujuan Kalat, J. W., (2009). Biological
untuk memberikan edukasi kepada th
Psychology. (10 ed. ).Wadsworth:
mereka terkait dengan perkembangan
Cengage Learning.
kognitif anak, cara kerja memori dan
isu-isu yang sesuai dengan Maryani, P., Y. (2013). Upaya
perkembangan zaman. Meningkatkan Prestasi Belajar IPS
Program pelatihan ini dilaksanakan
Dengan Pendekatan Contextual
dengan mendapatkan beberapa
dukungan dari beberapa dukungan dari Teaching And Learnng (CTL) Pada
berbagai pihak yaitu, Psikolog Siswa Kelas V SD Timbulharjo Dewon
Pendidikan, Lembaga dan Asosiasi
Bantul. Skripsi dipublikasikan:
Pendidikan, Staf Humas dan beberapa
volunteer. Oleh karena itu, program ini http://eprints.uny.ac.id/15045/1/UPAY A
harus dilakukan dengan persiapan yang %20MENINGKATKAN%20PREST
matang dan memiliki alur dalam proses ASI%20BELAJAR%20IPS%20DENG
pembuatannya.
AN%20PENDEKATAN%20CONTEX Kelas IIIB SD Negeri Tukangan
TUAL%20TEACHING%20LEARNIN Yogyakarta. Skripsi dipublikasikan.
Diakses dari :
G%20(CTL)%20PADA%20SISWA%2
http://eprints.uny.ac.id/26486/1/Rizkaw
0KE.pdf ati%20Mustian_11108241090.pdf
Pujiarti, A. (2013). Hubungan Antara Warisyah, Y. (2015). Pentingnya
Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar “Pendampingan Dialogis” Orang Tua
Siswa Kelas V SD Negeri Percobaan 4 dalam Penggunaan Gadget pada
Wates Kulon Progo Tahun Ajaran Anak Usia Dini. Jurnal dipublikasikan:
2012/2013. Skripsi dipublikasikan: http://semnas.fkip.umpo.ac.id/wp-

http://eprints.uny.ac.id/15771/1/SKRIP content/uploads/2015/12/014-Yusmi-

SI%20AMIN%2009108241017%20PD W

F.pdf
Rachman (2015). Pentingnya Pendidikan
Sekolah Dasar. Diakses dari :
https://disdik.bekasikab.go.id/berita-
pentingnya-pendidikan-sekolah-
dasar.html
Retnaningsih, I., Hidayat, R., (2012).
Representasi Sosial tentang Disabilitas
Intelektual Pada Kelompok Teman
Sebaya.Jurnal Psikologi. Volume 39,
No. 1, Juni 2012: 13 – 24.

Sugiyanto. (2013). Karakteristik


Usia
Anak SD. Jurnal dipublikasikan:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/t
mp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
Millah, I. (2014). Memori Jangka Pendek
(Short Term Memory) dan Memori
Jangka Panjang (Long Term Memory).
Diakses dari
http://www.kompasiana.com/mamil/me
mori-jangka-pendek-short-term-
memory-dan-memori-jangka-panjang-
long-term-
memory_54f420ea745513972b6c8765
Mustian, (2015). Komponen Pembelajaran
yang Mempengaruhi Daya Ingat Anak

Anda mungkin juga menyukai