Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT.

XYZ

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang


manufaktur,dagang, maupun jasa memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh
laba yang optimal dan mempertahankan kelangsungan hidup ( going concern ). Apabila
perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan kelangsungan hidup perusahaan terjaga
diharapkan berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas di luar perusahaan dan hal itu
merupakan prestasi manajemen dalam mengelola perusahaannya (Martono dan Harjitto,
2010:3).

Salah satu yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba adalah dengan melakukan
penjualan baik tunai maupun kredit. Penjualan secara kredit dilakukan perusahaan untuk
menarik minat pelanggan. Perusahaan berharap dengan dilakukannya penjualan kredit,
perusahaan bisa memperbesar hasil penjualan. Transaksi penjualan secara kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang. Piutang timbul ketika
perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit. Piutang meliputi semua tagihan dalam
bentuk utang kepada peroranagan,badan usaha atau pihak tertagih lainnya. Menurut
Mujati Suaidah (2008:6), semakin besar piutang maka semakin besar pula resiko yang
timbul disamping akan memperbesar profitabilitas.

Perputaran piutang merupakan hal penting dalam perusahaan karena perputaran piutang
dapat meningkatkan profitabilitas. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dapat dilihat dari piutang yang ditimbulkan dari penjualan kredit, semakin besar piutang
maka akan semakin besar resiko yang akan timbul. Selain besarnya jumlah piutang yang
dimiliki, kecepatan pengembalian piutang menjadi kas sangat menentukan besarnya
profitabilitas perusahaan. Adanya resiko ini akan berpengaruh pada kecepatan perputaran
piutang, tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.

Tingkat perputaran yang tinggi menunjukan cepatnya Piutang dilunasi oleh debitur.
Semakin tinggi tingkat perputaran maka semakin cepat pula Piutang menjadi Kas. Selain
itu cepatnya Piutang dilunasi menjadi Kas berarti Kas akan digunakan kembali sehingga
resiko kerugian Piutang dapat diminimalisasikan, begitupun sebaliknya. Jika perputaran
piutang rendah maka kas yang diterima akan lambat dan tidak dapat digunakan secara
maksimal sehingga resiko terjadinya kerugian semakin besar dan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Rasio perputaran Piutang memberikan analisa mengenai
beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam Piutang berputar dari bentuk
Piutang ke bentuk uang tunai. Rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas
Piutang yang semakin baik.

Berikut data penjualan kredit yang diimiliki PT.XYZ

TAHUN PENJUALAN
2009 2M
2010 2,5 M
2011 3M
2012 4M
2013 6M
2014 5M
2015 5,5 M
2016 6M
2017 7M
2018 8M

Efisiensi pengelolaan piutang ditandai dengan tingginya tingkat perputaran piutang.


Semakin tinggi tingkat perputaran piutang menandakan laba bersih yang baik. Dari
tabel di atas dapat di artikan pada tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi penurunan
perputaran piutang dan pada tahun 2015-2018 perputaran piutang meningkat. Melihat
pentingnya perputaran piutang dalam mempengaruhi profitabilitas perusahaan,
penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh perputaran piutang
terhadap profitabilitas yang terjadi pada PT. XYZ.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam karya ilmiah ini
adalah “ Apakah peputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada
PT.XYZ?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan karya ilmiah ini adalah untuk
mengetahui apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas PT.XYZ.

Manfaat yang diharapkan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak manajemen


perusahaan manufaktur dalam penetapan kebijakan.

2. Bagi peneliti

Karya ilmiah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan tentang pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan.

3. Bagi pihak lain

Karya ilmiah ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk
memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik
yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Piutang

Pada umumnya piutang ini timbul, karena adanya transaksi penjualan barang atau
jasa dari sebuah perusahaan. Dimana dalam pembayaran yang dilakukan oleh pihak
yang bersangkutan, akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat
piutang ini merupakan harta yang sangat penting, maka harus dilakukan dengan
prosedur yang wajar dan cara-cara yang bisa memuaskan para debitur. Karena itulah
perlu disusun suatu prosedur yang sangat baik, karena ini demi kemajuan sebuah
perusahaan.

Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
piutang adalah sebagai berikut: Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang
terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.

Menurut PSAK no.9 : Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan
produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang
usaha dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Berikut ini 3 ciri dari piutang:

1.Adanya nilai jatuh tempo

Apa itu nilai jatuh tempo? Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menjelaskan
penjumlahan dari nilai transaksi utama, lalu ditambahkan dengan nilai bunga yang
dibebankan. Yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Misalnya, Anda
membeli suatu barang dan melakukan transaksi menggunakan cara kredit. Disitu
Anda bukan hanya membayar sejumlah nilai barang yang Anda beli, tetapi Anda
juga harus membayar bunganya. Ini karena dia meminta waktu untuk membayar
barang tersebut dengan tempo.

2.Adanya tanggal jatuh tempo

Untuk ciri piutang yang kedua yakni adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh
tempo ini bisa Anda ketahui dari lamanya piutang. Dan pada umumnya penjual
menggunakan 2 jenis pengukuran umur, yaitu menggunakan bulan dan hari. Jika
dilakukan dengan umur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal
Anda melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja beda bulan. Sedangkan jika
menggunakan umur harian, maka Anda wajib menentukan perhitungan untuk kapan
tanggal jatuh temponya secara pasti.

3.Adanya bunga yang berlaku

Piutang bisa terjadi karena seorang pembeli memutuskan pembelian menggunakan


transaksi kredit, dan hal ini akan menimbulkan bunga. Bunga didalam hal ini
dibayarkan sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran
tertentu. Tentu saja ini sebagai keuntungan bagi penjual, karena sudah bersabar
dalam menunggu pelunasan pembayaran kredit tersebut. Lalu untuk besarnya bunga
ini sesuai dengan kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang
digunakan.
Beberapa jenis dari piutang:

Piutang ini terdiri atas beberapa jenis yang bisa Anda simak pada artikel pengertian,
contoh, dan jenis piutang dalam akuntansi dibawah ini.

1.Piutang usaha (Account Receivable)

Piutang usaha yaitu suatu jumlah pembelian kredit dari seorang pelanggan. Piutang
ini ada karena akibat dari penjual barang atau jasa, dan piutang ini biasanya
diperkirakan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Namun secara umum, jenis piutang
ini merupakan piutang yang paling besar, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

2.Wesel tagih (Notes Receivable)

Wesel tagih yaitu surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang.
Wesel tagih ini biasanya memiliki waktu tagihan antara 60-90 hari atau waktu yang
lebih lama, dan mewajibkan pihak yang berhutang membayar bunga. Wesel tagih
dan piutang usaha ini disebabkan karena adanya transaksi penjualan yang biasa
disebut dengan piutang dagang (trade account).

3.Piutang lain-lain (Other Receivable)

Piutang lain-lain ini mencakup selain piutang dagang. Contohnya piutang bunga,
piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum ini bukan
berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Karena itulah piutang dengan jenis ini
diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang terpisah di neraca.

Kesimpulan dari beberapa defenisi piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak
ketiga dalam bentuk uang, jasa maupun barang yang semuanya akan membawa
pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan hubungan langsung dengan
langganan penerimaan kredit.

1.2 Pengertian Perputaran Piutang

Suatu angka yang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan
atas piutangnya pada suatu periode tertentu. Angka ini diperoleh berdasarkan
hubungan antara saldo piutang rata-rata dengan penjualan kredit.

Perputaran Piutang (Receivable Turnover) bagi perusahaan sangatlah penting untuk


diketahui karena makin tinggi perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih
oleh perusahaan makin banyak. Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang
tidak tertagih dan memperlancar arus kas.

Selain itu dengan adanya Perputaran Piutang (Receivable Turnover) maka akan dapat
diketahui bagaimana kinerja bagian marketing dalam mencari pelanggan yang
potensial membeli akan tetapi juga potensial membayar piutangnya.

Perputaran Piutang (Receivable Turnover) sering kali digunakan oleh perusahaan


yang melakukan penjualan secara kredit, misalnya perusahaan yang bergerak dibidang
distributor obat.

Menurut Kasmir (2011:176), yang menyatakan bahwa :


Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
pengihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputar dalam satu periode.

Menurut Susan Irawati (2006:54) , yang menyatakan bahwa :


Receivable Turnover (RT) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pengelolaan piutang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis berkesimpulan bahwa, jika semakin
cepat perputaran piutang maka semakin efektif perusahaan dalam mengelola
piutangnya.

Rumus perputaran Piutang

Menurut Susan Irawati (2006:54), metode perhitungan :


Perputaran piutang = (penjualan kredit)/(piutang rata-rata)× time.
1.3 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama


pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu
perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau
modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya.

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan
perusahan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi
keuangan antara lain Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Marjin Laba Bersih
(Net Profit Margin), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on
Sales (ROS), Return on Capital Employed (ROCE), Return on Investment (ROI) dan
Earning per Share (EPS).

A. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor
terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi
oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan
dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa.

Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Marjin
Kotor). Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya
produksi. Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan
operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah
daripada penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya,
maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional. Rumus
perhitungan laba kotor sebagai berikut.

Gros Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

B. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit
margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit
margin dihitung dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan


C. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset
sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari
persentase rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

D. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai


kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para
pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). Return
on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net
worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau
pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang disebut
rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

E. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)


Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan
perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja,
bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan
tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut
margin operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional
(operating income margin). Berikut ini rumus untuk menghitung return on sales
(ROS).

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

F. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang digunakan)


Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur
keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal
yang dimaksud adalah rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau
total aset dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan
profitabilitas modal atau investasi perusahaan. Laba sebelum pengurangan pajak dan
bunga dikenal dengan istilah ”EBIT” yaitu Earning Before Interest and Tax. Berikut
ini 2 rumus ROCE yang sering digunakan.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja


atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

G. Return on Investment (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih
setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk
mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan. Rumus Return
on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %

H. Earning Per Share (EPS)


Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan
per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus earning per share sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah


Saham Biasa yang Beredar

Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan untuk


memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode.

Manfaat Profitabilitas
Profitabilitas yang digunakan seabagai kriteria penilaian hasil operasi perusahaan
mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai sebgai berikut :

1. Analisis kemampuan menghasilkan laba itunjukan untuk mendeteksi penyebab


timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam
periode akuntansi tertentu.
2. Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat
diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalm hal kapabilitas dan
motivasi dari manajemen.
3. Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan
karena menggamberkan korelasi antra laba dan jumlah modal yang ditanamkan.
4. Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas
dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget, koordinasi,
evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan .

1.4 Dampak Piutang Terhadap Profitabilitas

Pernyataan piutang mempunyai dampak terhadap profitabilitas (ROA) didukung


oleh pernyataan fabozzi yang diterjemahkan oleh tim salemba empat jakarta
(2000:877), yang menyatakan bahwa;
“Perputaran piutang yang tinggi dapat menyebabkan pengembalian atas aktiva
yang lebih tinggi”
Menurut Irham Fahmi (2015 : 133) kondisi perusahaan yang baik adalah dimana
kepemilikan perputaran aadalah selalu berada dalam kondisi yang seimbang, artinya
jika perputaran kecil maka ini bisa menyebabkan perusahaan terganggu

Anda mungkin juga menyukai