Anda di halaman 1dari 4

ASPEK PATOGENESIS

1.Siklus hidup parasit Plasmodium falciparum


Siklus hidup parasit plasmodium falciparum terjadi dalam dua hospes yang berbeda,yaitu
didalam tubuh hospes definitif Anopheles betina dan didalam tubuh manusia.
Didalam hospes definitif nyamuk Anopheles sp betina (bertindah sebagai vektor),terjadi
pembiakan seksual (sporogoni),disebut juga fase ekstrinsik.Pada waktu nyamuk menghisap
darah penderita penyakit malaria,semua stadium yang ada di dalam darah akan terisap masuk
ke dalam lambung nyamuk.Hanya bentuk gametosit (makrogametosit dan mikrogametosit)
yang dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya.Kemudian terjadi pematangan gametosit
menjadi gamet (makro dan mikrogamet).mikrogametosis mengalami pembelahan inti
menjadi inti multiple yang matang dengan exflagellasi,yaitu suatu proses dalam 10-12 menit
menjadi mikrogamet,keluar dari eritrosit dan motil.Makrogametosit berkembang menjadi
makrogamet yang intinya bergeser kepermukaan yang merupakantempat masuknya
mikrogamet kedalam makrogamet pada waktu fertilisasi.Makrogamet yang telah mengalami
fertilisasi disebut zigot.Kurang lebih 20 menit setelah fertilisasi terbentuk semacam
pseudopodi dan terjadi perubahan bentuk menjadi lebih langsing,bentuk motil ini disebut
ookinet.Ookinet akan bergerak dan menembus dinding usus untuk menempel pada
permukaan luar dinding usus tersebut.Ookinet membentuk dinding tipis dan tumbuh menjadi
ookista yang berukuran kurang lebih 50 m.Terjadi pematangan ookista dengan pembelahan
inti dan transformasi sitoplasma membentuk beribu-ribu sporozoit yang berada didalam
ookista,ookista matang dalam 4-15 hari (tergantung suhu) setelah nyamuk mengisap
gametosit.Ookista matang akan pecah,sporozoit (berukuran 10-14 m) berhamburan kedalam
rongga tubuh nyamuk,diantaranya ada yang sampai ke kelenjar air liur nyamuk.Nyamuk
infektif, yaitu nyamuk yang siap mengeluarkan sporozoit dengan air liurnya.Waktu nyamuk
mengisap darah yang mengandung gametosit sampai nyamuk tersebut mengandung sopozoit
dalam kelenjar liurnya disebut masa tunas ekstrinsik.
Didalam hospes perantara (manusia) terjadi pembiakan aseksual (skizogoni) disebut juga
fase intinsik.Manusia terinfeksi jika melalui gigitan nyamuk,sporozoit masuk ke dalam
tubuhnya.Sporozoit cepat meninggalkan aliran darah dan setelah kurang lebih 1 jam
semuanaya telah meninggalkan aliran darah,pada waktu ini telah ditemukan dalam sel
hati,mulailah stadium dalam sel hatiStadium dalam hati disebut skizogoni eksoeritrositer
primer (EE schizogony).Sporozoit menjadi bundar atau oval,disebut skizon eksoeritrositik
yang berukuran 24-60m,intinya cepat membelah.Skizogoni eksoeritrositer primer akan
berakhir jika merozoit masuk ke dalam eritrosit.Untuk plasmodium vivax dan plasmodium
ovale,terdapat stadium istirahat atau stadium eritrositik skizozoit (disebut juga
hipnozoit),satu,dua generasi atau lebih dari merozoit EE muncul setelah eritrosit
diinvasi.Invasi pada eritrosit dimulai dengan masuknya merozoit EE ke dalam eritrositatau
retikulosit.Merozoit memiliki permukaan yang lengket untuk berhubungan dengan
eritrosit,dan kompleksapikal dari roptris,mikronem dan cincin polar untuk invasi,juga
memiliki organel metabolik seperti ribosom dan nukleus kompleks serta struktur lain.Dalam
eritrosit merozoit membentuk vakuola berbentuk cincin ,kadang-kadang ameboit dan berinti
tunggal disebut trofozoit sampai inti mulai membelah.Makanannya hemoglobin yang tidak
akan dimetabolisasi sempurna sehingga akan tersisa globin dan Fe.Pigmen malaria
merupakan ikatan hematin (ferrihemic acid) dengan protein.Trofozoit tumbuh sampe intinya
membelah dengan cara mitosis,vakuola berisi,ameboid motiliti akan terhenti,dan akan
berubah menjadi skizon matang.Skizon matang ini menjadi skizogoni eritrositer,eritrosit
pecah keluar merozoit eritrositer,merozoit masuk ke dalam aliran darah.Banyak diantaranya
hancur oleh kekebalan hospes,tetapi yang lainnya menginvasi eritrosit dan mulai menjalani
siklus skizogoni eritrositer baru. Setelah 2 atau 3 generasi siklus eritrositer,fenomena
gametositogenik dimulai. Beberapa merozoit intraseluler tidak membentuk skizon akan tetapi
berkembang menjadi bakal kelamin jantan (makrogametosit) atau bakal kelamin betina
(mikrogametosit).Waktu antara nyamuk memasukkan sporozoit ke dalam tubuh manusia
sampai ditemukannya bentuk cincin (sporozoit muda) dalam darah perifer disebut masa tunas
intrinsik.
2.Gejala atau tanda-tanda penyakit malaria
Penyakit malaria diawali gejala prodromal yang tidak sfesifik diantaranya lesu,sakit
kepala,anoreksi,nousea dan vomitus,bahkan terjadi demam yang tidak teratur.Kemudian
diikuti gejala demam yang khas dengan splenomegali dan anemi yang dikenal sebagai trias
malaria.
Demam malaria.Setelah melewati masa tunas intrinsik,muncul gejala malaria yaitu
demam.Demam timbul secara periodik,bersamaan dengan sporulasi.Jenis demam pada
malaria menurut ulangan demamnya ada 2 jenis utama yaitu,tertiana dan kuartana.Demam
paroksimal tertiana,yaitu demam yang berulang setiap 48 jam atau setiap hari ketiga,terjadi
pada malaria vivax,falciparum dan ovale;sedangkan demam paroksimal kuartana,yaitu
demam yang berulang setiap 72 jam atau setiap minggu keempat,terjadi pada malaria
malariae.Pembagian demam lainnya (menurut puncak demam),yaitu demam
intermittens,demam remitens atau demam kuotidiana.Demam remiten yaitu berulangnya
demam tanpa ditemukan periode suhu normal,sedangkan demam kuotidiana jika demam
terjadi setiap hari.Munculnya demam juga tergantung jumlah parasit.Berat infeksi seseorang
ditentukan dengan menghitung paarsit pada sediaan darah.
Serangan demam malaria terjadi selama 2-12 jam.Demamnya khas terdiri atas 3
stadium,yaitu stadium rigoris (menggigil),penderita menggigil seperti kedinginan walaupun
suhu terus menerus naik,stadium ini berlangsung selama 15-60 menit.Stadium akme (puncak
demam),pada suhu ini suhu tetap tinggi mencapai 41oC dan berlangsung selama 2-6
jam.stadium sudoris,suhu mulai turun disertai banyak berkeringat,sampai mencapai suhu
normal,berlangsung selama 2-4 jam.Bedrbagai teori telah dikemukakan sebagai penyebab
timbulnya demam pada penyakit malaria,antara lain dihubungkan dengan sporulasi (pecahnya
eritrosit dan keluarnya merozoit kedalam cairan darah) sehingga parasit berdasarkan partikel
lainnya yang merupakan antigen akan masuk ke cairan darah yang diikuti reaksi antigen-
antibodi maka terjadilah demam.Malaria dengan serangan demam dapat bersifat akut,akan
tetapi dapat menjadi kronis dengan eksaserbasi akut.
Splenomegali dan hepatomegali.Terjadinya kongesti aliran darah serta hipertrofi dan
hiperplasi sistem retikuloendotelial (RES) menyebabkan pembesaran limpa
(splebomegali),terkadang disertai pembesaran hati (hepatomegali).Sel makrofag dalam darah
bertambah,terjadi monositosis.Pembesaran limpa pada awalnya lunak,mudah pecah dan nyeri
sehingga perabaan limpa tersebut harus hati-hati.Pada stadium kronik,limpa kelabu,besar dan
keras.
Anemi.Anemi ini memiliki tipe hemolitik,normokrom,normositer yang disebabkan oleh
hancurnya eritrosit pada waktu sporulasi;derajat fagositosis RES meningkat,akibatnya lebih
banyak eritrosit yang dihancurkan; umur eritosit menjadi lebih pendek dan depresi
eritropoesis (pembentukan eritrosit berkurang).

ASPEK DIAGNOSIS
Dikenal dua jenis diagnosis,yaitu diagnosis klinik dan diagnosis laboratorium.
Diagnosis klinik didasarkan gambaran demamyang khas,adanya splenomegali dengan
atau tanpa hepatomegali serta ditemukannya anemi.Hal ini diperkuat jika penderita berasal
atau berada di daerah endemik malaria ataupun beberapa waktu yang lalu pernah berkunjung
ke daerah endemik.Untuk kepastian perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa laboratorium ditegakkan dengan menemukan Plasmodium sp. di dalam eritrosit
.Sediaan darah sebaiknya dibuat setelah puncak demam terutama pada infeksi oleh
plasmodium falciparum sebab untuk plasmodium lainnya dapat dibuat setiap saat.Untuk
menemukan parasit dalam sediaan darah,tergantung pada derajat parasitemia dan ambang
mikroskopis.Dapat juga ditemukan pigmen malaria dalam sel fagosit dan alat-alat
dalam.Pemeriksaan darah dapat dilakukan pada setiap kasus yang diduga malaria pada saat
pertama kali berobat,jika hasilnya negatif,diulang setiap 6 jam dan baru dinyatakan negatif
jika setelah 3-4 hari dilakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan parasitnya.Pemeriksaan
darah, sebaiknya dilakukan dengan dua cara yaitu, apus darah dan tetes darah
tebal.Pemeriksaan apus darah dilakukan selama 30 menit sedangkan tetes darah tebal 15
menit.Apus darah berhasil baik pada kasus malaria berat dan sedang karena kasus ringan
parasit dalam eritrosit jumlahnya masih sedikit.Tetes darah tebal,dapat dilakukan pada
malaria ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,R dan D.Natadisastra.2009. Parasitologi Kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang
diserang.EGC:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai