ASPEK DIAGNOSIS
Dikenal dua jenis diagnosis,yaitu diagnosis klinik dan diagnosis laboratorium.
Diagnosis klinik didasarkan gambaran demamyang khas,adanya splenomegali dengan
atau tanpa hepatomegali serta ditemukannya anemi.Hal ini diperkuat jika penderita berasal
atau berada di daerah endemik malaria ataupun beberapa waktu yang lalu pernah berkunjung
ke daerah endemik.Untuk kepastian perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa laboratorium ditegakkan dengan menemukan Plasmodium sp. di dalam eritrosit
.Sediaan darah sebaiknya dibuat setelah puncak demam terutama pada infeksi oleh
plasmodium falciparum sebab untuk plasmodium lainnya dapat dibuat setiap saat.Untuk
menemukan parasit dalam sediaan darah,tergantung pada derajat parasitemia dan ambang
mikroskopis.Dapat juga ditemukan pigmen malaria dalam sel fagosit dan alat-alat
dalam.Pemeriksaan darah dapat dilakukan pada setiap kasus yang diduga malaria pada saat
pertama kali berobat,jika hasilnya negatif,diulang setiap 6 jam dan baru dinyatakan negatif
jika setelah 3-4 hari dilakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan parasitnya.Pemeriksaan
darah, sebaiknya dilakukan dengan dua cara yaitu, apus darah dan tetes darah
tebal.Pemeriksaan apus darah dilakukan selama 30 menit sedangkan tetes darah tebal 15
menit.Apus darah berhasil baik pada kasus malaria berat dan sedang karena kasus ringan
parasit dalam eritrosit jumlahnya masih sedikit.Tetes darah tebal,dapat dilakukan pada
malaria ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,R dan D.Natadisastra.2009. Parasitologi Kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang
diserang.EGC:Jakarta.