Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PMT PEMULIHAN

Nomor : KA/ PKM-RJ/ UKM-V/ 3832

Revisi Ke : 0.0

Berlaku Tanggal : 03 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PMT PEMULIHAN

I. LATAR BELAKANG
Perbaikan gizi memiliki kaitan yang sangat erat dengan kemampuan menyediakan makanan
ditingkat keluarga dan adanya penyakit menular dan tidak menular. Kedua factor ini berhubungan
erat dengan pendapatan, pelayanan kesehatan, pengetahuan dan pola asuh yang diterapkan
keluarga. Mengingat luasnya dimensi yang mempengaruhi factor gizi, maka penanggulangan harus
dilakukan multi disiplin ilmu serta secara lintas kementrian/lembaga dengan melibatkan organisasi
profesi, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat itu sendiri.
Pada tahun 2007 prevalensi anak balita gizi kurang dan pendek masing-masing 18,4% dan 36,8%
sehingga Indonesia termasuk diantara 36 Negara disunia yang member 90% kontribusi masalah
gizi dunia (UN-SC on Nutrition 2008). Walaupun pada tahun 2010 prevalensi gizi kurang dan
pendek menurun menjadi 17,9% dan 35,6% tetapi tetap menjadi disparitas antar provinsi yang perlu
mendapat penanganan masalah yang sifatnya speswifik diwilayah rawan (Riskesdas 2010).
Saat ini situasi gizi dunia menunjukkan 2 kondisi yang ekstrem. Mulai dari kelaparan sampai pola
makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus, pendek
sampai kegemukan. Untuk mencapai status kesehatan yang optimal dua sisi penyakit ini perlu
diberikan perhatian pada pendekatan gizi baik pada masyarakat kaya maupun miskin (WHO, 2008).
Hal sama juga terjadi di Indonesia sebaagian besar masyarakat Indonesia masih kekurangan gizi
terutama ibu, bayi, dan anak secara bersamaan cenderung semakin meningkat dan menghambat laju
pembangunan.
Anak yang memiliki status gizi kurang atau buruk berdasarkan pengukuran BB terhadap TB yang
sangat kurus mempunyai resiko kehilangan tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 10-15 poin. Keadaan
gizi buruk sewaktu janin dalam kandungan dan setelah dilahirkan mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan otaknya, 66% dari jumlah sel otak yaitu 25% dari berat otak dewasa.
Sisanya akan ditentukan keadaan gizi setelah lahir. Penelitian pada BBLR menunjukkan penurunan
berat otak 12% dan otak kecil 30%. Pengukuran IQ anak usia 7 tahun yang sebelumnya menderita
Gizi buruk IQ 102, Gizi kurang IQ 106, dan Gizi baik IQ 112. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan
gizi masa lalu dapat mempengaruhi kecerdasan di masa yang akan datang.
Kekurangan gizi pada anak balita usia 6-60 bulanberdampak pada lahirnya generasi muda yang
tidak berkualitas dan terjadi kehilangan generasi yang dapat mengganggu kelangsungan
kepentingan bangsa dan Negara. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh ketersediaan SDM
yang berkualitas memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima serta
tangkas daan cerdas. Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh factor konsumsi
makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan dan
konsumsi pangan beragam, factor social ekonomi, budaya dan politik. Investasi gizi berperan
penting untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan dan kurang gizi adalah rendahnya
produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan kehilangan sumberdaya karena biaya
kesehatan yang tinggi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi pada kelompok usia balita gizi kurang perlu diselenggarakan
PMT Pemulihan yang diberikan selama 90 hari makan berupa Biskuit.

II. TUJUAN
A. TujuanUmum:
Menurunnya prevalensi balita gizi kurang
B. Tujuan Khusus:
1. Mengetahui jumlah balita gizi kurang di Puskesmas
2. Memberikan makanan tambahan pada semua balita gizi kurang
3. Memperbaiki status gizi balita yang buruk dan kurang menjadi gizi baik
4. Memberikan pengetahuan pada keluarga balita tentang pemberian makanan seimbang
yang tepat dan benar

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Cara Melaksanakan Kegiatan:
Pelaksanaan dilakukan dengan kunjungan rumah balita dan memberikan PMT Pemulihan
selama 90 hari.
B. Sasaran: Sasaran PMT Pemulihan adalah:
1. Balita bawah garis merah (BGM)
2. Balita 2T
3. Balita kurus
4. Balita Sangat kurus

IV. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulannya sampaipada bulan
ketiga(90 hari) dan pelaporannya setiap bulan.
Tenaga Pelaksana Gizi
UPTD Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai