Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KINERJA AMMONIA CHILLER PADA UNIT 4 UREA

DI PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MARLINA 331 17 009


SRI WAHYUNI 331 17 019

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal tugas akhir ini dengan judul “Evaluasi Kinerja Ammonia Chiller Pada Unit
4 Urea di PT Pupuk Kalimantan Timur” oleh Marlina NIM 331 17 009 dan Sri
Wahyuni NIM 331 17 019 dinyatakan layak untuk diseminarkan.

Makassar, ……………….

Mengetahui Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing,

… …
NIP NIP
HALAMAN PENERIMAAN

Pada hari ini, Senin tanggal 17 Januari 2020, tim penguji seminar proposal tugas
akhir telah menerima hasil seminar proposal tugas akhir oleh mahasiswa Marlina
NIM 331 17 009 dan Sri Wahyuni NIM 331 17 019 dengan judul “Evaluasi Kinerja
Ammonia Chiller pada Unit 4 Urea di PT Pupuk Kalimantan Timur.”

Makassar,………………..

Tim Penguji Seminar Proposal Tugas Akhir:

1. …………………… Ketua (…………………………………………)

2. …………………… Sekretaris (…………………………………………)

3. …………………… Anggota (…………………………………………)

4. …………………… Anggota (…………………………………………)

5. …………………… Anggota (…………………………………………)

6. …………………… Anggota (…………………………………………)


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini mendorong perkembangan industri yang pesat.

Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai peralatan yang memiliki efisiensi kinerja

tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mengevaluasi peralatan yang bekerja dalam

suatu proses industri. Salah satu industri yang memiliki daya saing tinggi terutama

di bidang produksi pupuk adalah PT Pupuk Kalimantan Timur.

PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan produsen pupuk terbesar

di Indonesia. Produk yang telah dihasilkan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur yaitu

ammonia, pupuk NPK, pupuk organik dan pupuk urea. Bahan baku produksi pupuk

urea merupakan ammonia cair dan gas karbon dioksida, sehingga dalam pembuatan

pupuk urea membutuhkan peralatan yang terdiri dari berbagai macam alat yaitu

kondensor, scrubber, reaktor, stripper dan salah-satunya adalah ammonia chiller.

Fungsi dari ammonia chiller yaitu mengubah masukan gas amoniak menjadi

amoniak cair.

Proses pembuatan ammonia tidak lepas dari sistem penukar panas, yang

dilakukan oleh heat exchanger. Heat exchanger merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk menukar panas melalui mekanisme perpindahan panas konveksi

dan konduksi. Prinsip kerja ammnonia chiller seperti pada alat heat exchanger tipe

shell and tube dengan fluida panas berupas gas amoniak dan fluida dingin berupa

amoniak cair dengan suhu -5C dan suhu keluaran 30C akibat adanya penyerapan

kalor, didalam ammonia chiller terdapat kompressor yang berfungsi untuk


menaikkan tekanan masukkan gas amoniak dan penurunan suhu karena adanya

media pendingin amoniak cair.

Dengan pemakaian secara terus menerus menjadi tolak ukur untuk

mengetahui perubahan suhu dan tekanan pada alat ammonia chiller dalam pipa

menyebabkan diameter pada pipa menjadi lebih kecil sehingga terjadi peningkatan

fouling factor (Rd). Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan flowrate yang

dapat meningkatkan daya pompa sehingga merugikan biaya proses. Selain itu,

temperatur inlet dan outlet akan berubah karena terhalang oleh kerak (scale)

didalamnya. Apabila nilai Rd hasil perhitungan melebihi nilai Rd desain, maka

perlu dilakukan pembersihan terhadap alat ammonia chiller yang mengharuskan

dilakukannya shut down terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penentuan nilai fouling factor yang dapat berpengaruh

terhadap penurunan kinerja proses produksi pada alat ammonia chiller dengan

membandingkan nilai Rd aktual dan nilai Rd desain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa nilai perubahan suhu dan pressure drop pada alat ammonia chiller unit

urea 4 di PT. Pupuk Kalimantan Timur ?

2. Berapa nilai fouling factor dari alat ammonia chiller pada unit urea 4 di PT.

Pupuk Kalimantan Timur?

3. Berapa perbandingan nilai Rd aktual dan nilai Rd desain pada alat ammonia

chiller unit urea 4 di PT. Pupuk Kalimantan Timur ?


1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

1.4 Tujuan Kegiatan

Kerja praktik ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menghitung nilai perubahan suhu dan pressure drop pada alat ammonia chiller

unit urea 4 di PT. Pupuk Kalimantan Timur.

2. Menghitung nilai Rd dari alat ammonia chiller pada unit urea 4 PT. Pupuk

Kalimantan Timur.

3. Membandingkan nilai Rd aktual dan nilai Rd desain untuk mengetahui perlu

atau tidaknya dilakukan shut down untuk pembersihan alat ammonia chiller

pada unit urea 4 PT. Pupuk Kalimantan Timur.

1.5 Manfaat Kegiatan

Manfaat dari pelaksanaan kerja praktek ini sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa, memperluas pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

sebelum terjun ke dunia kerja khususnya di bidang industri terutama pada

proses produksi unit ammonia, urea, dan unit utility di Pabrik 4 PT. Pupuk

Kalimantan Timur dan mengembangkan kemampuan berpikir dan mengolah

data.

2. Bagi instansi, sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Politeknik Negeri

Ujung Pandang, khususnya pada jurusan teknik kimia dan setelah menentukan

dan mengetahui nilai Rd maka dapat dijadikan acuan untuk kinerja alat

ammonia chiller.
3. Bagi Perguruan tinggi, dapat menjalin kerjasama yang sinergis antara PNUP

dengan PT Pupuk Kalimantan Timur dan menambah referensi kepustakaan

mengenai proses produksi ammonia di PT Pupuk Kalimantan Timur.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur

PT Pupuk Kalimantan Timur lahir untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang

semakin meningkat. Pada mulanya proyek PT Pupuk Kalimantan Timur dikelola

oleh Pertamina sebagai unit-unit Unit terapung yang terdiri dari 1 Unit amoniakk

dan 1 unit Unit urea dengan beberapa bangunan pendukungnya di pantai. Setelah

meninjau dan menilai kembali konsep Unit terapung ini, dengan memperhatikan

aspek teknis dan bahan baku maka pembangunan Unit dilanjutkan di darat. Pada

tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

untuk mengelola usaha ini dengan nama PT Pupuk Kalimantan Timur. Tujuan

Utama pendirian PT Pupuk Kalimantan Timur adalah untuk melaksanakan serta

mendukung kebijakan pemerintah dalam proses pengembangan industri dan

ekonomi nasional, khususnya sektor industri pupuk dan industri kimia.

Lokasi Unit PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak di wilayah pantai Kota

Bontang, kira-kira 121 km sebelah utara Samarinda, ibukota propinsi Kalimantan

Timur.

PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan penghasil urea dan

amoniakk terbesar di Indonesia. Kapasitas produksi mencapai 2,98 juta ton urea

dan 1,85 juta ton Amoniakk, 350 ribu ton NPK, dan 45 ribu ton pupuk organic per

tahun. Pupuk Kaltim menjalankan operasi bisnisnya dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan pupuk domestik, baik untuk sektor tanaman pangan melalui

distribusi pupuk bersubsidi dengan wilayah pemasaran yang meliputi seluruh

Kawasan Timur Indonesia, maupun untuk sektor tanaman perkebunan dan industry
untuk produksi nonsubsidi yang pemasarannya ke seluruh wilayah Indonesia serta

untuk kebutuhan ekspor. Tugas ini diberikan oleh Pemerintah dan Pupuk Indonesia

Holding Company (Persero) untuk memberikan kontribusi dalam mendukung

ketahanan pangan nasional. Selain Urea, NPK, Pupuk Hayati dan Pupuk Organik,

Pupuk Kaltim juga menjual Amoniakk untuk kebutuhan industry dalam dan luar

negeri (Kadek,2016).

Saat ini PT Pupuk Kalimantan Timur telah mengoperasikan 7 unit Unit yaitu

Unit-1, Unit-2, Unit-3, Unit-4, Unit-5, Unit 1A, Unit NPK, dan Boiler Batubara.

Setiap Unit terdiri tiga unit yaitu unit Utility, unit Amoniakk, dan unit Urea,

sedangkan Unit 1A yang merupakan hasil transfer asset dar PT. Kaltim Pasifik

Amoniakk hanya mempunyai unit Utility dan unit Amoniakk. Setelah

diresmikannya Unit-5, unit amoniakk dan unit urea Unit-1 dihentikan operasinya

sehingga sehingga hanya unit utility yang masih beroperasi (Kadek,2016).

 Unit Urea 4

Pada tanggal 23 Desember 1998, konsorsium kontraktor yaitu PT Rekayasa

Industri sebagai kontraktor utama dan Mitsubishi Heavy Industry (Jepang) sebagai

sub kontraktornya menandatangani kontrak pembangunan Unit-4 dengan Unit

amoniakk memakai proses Haldor Topsoe sedangkan ureanya menggunakan

proses Snamprogetti dan proses granulnya menggunakan proses Hydro Agri.

Produksi pertama Unit urea Kaltim-4 dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2002 dan

peresmiannya dilakukan pada tanggal 3 Juli 2002 oleh Presiden Megawati

Soekarno Putri. Unit-4 ini memiliki kapasitas desain produksi amoniakk sebesar

1.000 ton per hari dan urea dengan kapasitas sebesar 1.725 ton per hari.

Anda mungkin juga menyukai