Perbedaan KBK KTSP Dan Kurikulum 2013
Perbedaan KBK KTSP Dan Kurikulum 2013
Disusun oleh :
A. PENGERTIAN KBK
KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK berorientasi pada pencapaian hasil (output-
oriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari kompetensi
yang harus dimiliki siswa. Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas (mastery
learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan
diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus
berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional (Depdiknas,2000f:1;
Sidi, 2001:8). Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi
akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi
karakter nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut,
maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa belajar tentang belajar (learning how
to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
B. LANDASAN KBK
Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya ada landasan-
landasan yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam
penerapannya.Adapun landasan-landasan KBK meliputi:
a) Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu
sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara
tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah.
KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk
semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini
digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum.
Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti
empat pilar belajar (learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to life
together).
Sementara itu, agak berbeda dengan landasan-landasan di atas E. Mulyana menegaskan ada
tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yaitu:
1) Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual.
2) Pengembangan konsep belajar tuntas/belajar sebagai penguasaan.
3) Pendefinisian kembali terhadap bakat (2003 : 40-41)
E. KARAKTERISTIK KBK
Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal, yaitu:
1. Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah. Keunggulan pembelajaran dengan
sistem modul adalah adanya kontrol terhadap hasil belajar, berfokus pada kemampuan
individu, dan relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiannya.
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu
yang dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh informasi,
pengetahuan, pegalaman, dan keterampilan dalam proses bealajar. Sumber belajar dapat
berrupa manusia, bahan, lungkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas.
3. Pengalaman lapangan. Pengalamamn lapangan ini untuk menumbuhkan komunikasi
antara guru dengan murid. Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan
masyarakat dalam pengembangan program, aktivitas, dan evaluasi pembelajaran.
4. Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu belajar
G. KOMPONEN KBK
1. Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan
kompetensi yang perlu dicapai secara keseluruhan
2. Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan
penilaian yang konsisten
3. Kegiatan belajar mengajar
4. Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk pola
pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
J. IMPLEMENTASI KBK
Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:
a) Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program semester,
program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan
dan remidial serta program bimbingan dan konseling
b) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahanperilaku peserta didik. Umumnya
palaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes, proses dan postes
c) Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi, bench-marking
dan penilaian program.
A. PENGERTIAN KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan
oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi
keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah
bebas tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap
berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang
dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar
Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi.
B. LANDASAN KTSP
Pendidikan.dan pengembangan KTSP didasarkan pada landasan empiris, yuridis dan
teoritis. Yang menjadi landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan
rendahnya kualitas pendidikan karena cenderung berorientasi pada pengembangan kognitif
(intelektual). Sedangkan pada pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan.
Kedua, Indonesia mempunyai keberagaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan
yang berbeda. Ketiga, melihat peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum bersifat pasif. Sedangkan yang menjadi landasan yuridis yaitu KTSP disusun
dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam undang-undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Sedangkan
landasan teoritis adalah munculnya penolakan terhadap paham behaviorisme dalam
pembelajaran.
Selain itu, penyelenggaraan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini
diterapkan di Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan sebagai berikut:
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3);
Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat
(1), (2).
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
C. TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang ada.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
D. ISI KTSP
Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
serta endidikan berbasis keunggulan lokal dan global (Mulyasa, 2006:180). Struktur dan
muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun, mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
E. KARATERISTIK KTSP
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai
seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi
setempat & kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi
Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang
yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Dalam pengambilan keputusan,
kepala sekolah mengimplementasikan proses “bottom up” secara demokratis, sehingga
semua pihak bertanggung jawab pada keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
H. KELEBIHAN KTSP
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak
dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu
ialah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada
situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan local
yang ada bias dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan
dapat tercapainya pendidikan karakter.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran
tertentu bagi kebutuhan siswa
4. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan ,namun secara umum,KTSP bias
diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa depan dengan pembekalan
keterampilan peserta didik.
5. Peserta didik juga diajak bicara,diskusi,wawancara dan membahas masalah-masalah
yang kontekstual yang dalam kenyataanya memang diperlukan sehingga peserta didik
menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaan
peserta didik dalam kehidupan sehari- hari.
6. Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih penting sudah adalah
belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk meneliti dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
7. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20 persen.
8. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.
9. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
I. KELEMAHAN KTSP
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam,
sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
5. Pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
J. IMPLEMENTASI KTSP
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut kreatifitas dan kearifan
pendidik dalam menciptakan dan menambahkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Sehingga dalam
implementasinya seorang pendidik harus mampu:
1. Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
2. Memiliki pendekatan yang tepat
3. Membentuk kompetensi peserta didik, meliputi:
a) Kegiatan awal/pembukaan seperti pembinaan keakraban dan pre-test
b) Kegiatan inti
c) Kegiatan akhir/penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan pos-test.
4. Kriteria keberhasilan
5. Pengembangan organisasi dan manajemen pembelajaran
Selain itu dalam penyusunan Pengembangan Kurikulum 2013 ini mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut :
2. KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi
lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
3. Kurikulum 2013:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru
Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)
http://sekolahdasar03.blogspot.com/2012/05/pengertian-kbk-dan-landasan-kbk-serta.html
http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-kbk-dan-ktsp.html
Sanjaya Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana Prenada Group: Jakarta.
http://willzen.blogspot.com/2012/02/prinsip-prinsip-pengembangan-ktsp.html
Gurupembaharu.com/home/empat-belas-prinsip-pembelajaran-kurikulum-2013/
https://sites.google.com/site/webipssmpdkijakarta/in-the-news/karasteristikdantujuankuriku-
lum2013
Yandrikpg.wordpress.com/2013/04/09/perbandingan-kbk-2004-dan-ktsp-2006-dengan-
kurikulum-2013/
http://noor-ekha.blogspot.com/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-dan-ktsp.html
http://linda-haffandi.blogspot.com/2013/10/kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.html
https://www.facebook.com/RumahBacaanRumba/posts/311541842306828
Yamin, Martinis, 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada: Jakarta.