Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


ISTIRAHAT DAN TIDUR

Oleh :
Nama : Rani Eka Suryani
NIM : 010115A099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Infeksi Saluran Kemih” dengan baik dan tepat waktu sekalipun terdapat
kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap Laporan Pendahuluan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan, pengetahuan serta cakrawala mengenai “Kebutuhan Dasar
Manusia Istirahat dan TIdur”. Kami sepenuhnya menyadari bahwa di dalam
Laporan Pendahuluan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran serta usulan demi perbaikan makalah
kami dimasa yang mendatang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga Laporan Pendahuluan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Laporan Pendahuluan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf,
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan
Pendahuluan ini di waktu yang akan datang.

Ungaran, 30 April 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas
pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu
gaya hidup yang di inginkannya (Lynda, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari istirahat dan tidur ?
2. Apa fisiologi tidur?
3. Apa etiologi gangguan tidur?
4. Apa manifestasi klinis gangguan tidur?
5. Apa saja gangguan tidur?
6. Bagaimana pathway dari gangguan tidur?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik untuk gangguan tidur?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk gangguan tidur?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada gangguan tidur?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya Laporan Pendahuluan ini diharapkan para
pembaca dapat mengerti mengenai kebutuhan dasar manusia
istirahat dan tidur.
2. Tujuan Khusus
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat
mengerti tentang :
a. Definisi dari istirahat dan tidur
b. Fisiologi tidur
c. Etiologi gangguan tidur
d. Manifestasi gangguan tidur
e. Apa saja gangguan tidur
f. Pathway dari gangguan tidur
g. Pemeriksaan diagnostik untuk gangguan tidur
h. Penatalaksanaan medis untuk gangguan tidur
i. Konsep asuhan keperawatan untuk gangguan tidur
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks tanpa stress
emosional, dan bebas dari ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu
bermakna tidak selalu bermakna tidak beraktivitas; pada kenyataannya,
beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu
seperti berjalan-jalan di udara segar (Kozier, 2011)
Sedangkan tidur adalah perubahan status kesadaran yang terjadi
ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur
dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran
yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons
terhadap stimulus eksternal (Mubarak, 2008). Tidur adalah keadaan
gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas
pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu
gaya hidup yang di inginkannya (Lynda, 2012).

B. FISIOLOGI TIDUR
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan
dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas
tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem
yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk
pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan
tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons (Potter & Perry,
2005).
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.
Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya
pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang
otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak
dan system limbic. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang
mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Potter
& Perry, 2005).
Menurut Wahit & Nurul (2008 : 255-257)
1) Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme ( jam biologis) yang berbeda.
Bioritme ini di control oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
lingkungan ( misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi,dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme
sirkardian yang melengkapi siklus selama 24 jam.
2) Tahapan tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektroensefalogram (EEG), elektro-okologram (EOG) dan
elektromiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non
rapid eye movement ( NREM) dan rapid eye movement (REM).
3) Sikus tidur
Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan
ketahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui
tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya
dan berlangsung selama 10 menit.

C. Etiologi
Menurut Potter and Perry (2006 : 1477-1480) sejumlah faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur, seringkali faktor utama tidak
hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis dan
lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur :
1. Penyakit fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (
mis: kesulitan bernafas, atau masalah suasana hati, seperti kecemasan
atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan
perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tidur atau tetap
tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi
yang tidak biasa. Sebagai contoh, memperoleh posisi yang aneh saat
tangan atau lengan dimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.
2. Obat-obatan dan substansi
L. Triptofan, suatu protein alami ditemukan dalam makanan seperti
susu, keju, dan daging dapat membantu orang tidur. Beberapa jenis
obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
 Diuretik : menyebabkan insomnia
 Antidepresan : menyupresi REM
 Kafein : meningkatkan saraf simpatik
 Narkotika : menyupresi REM
3. Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Perubahan lain
dalam rutinitas yang mengganggu pola tidur meliputi kerja berat yang
tidak biasanya. Terlibat dalam aktivitas social pada larut malam dan
perubahan waktu makan malam. Individu yang sering berganti jam
kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang
tepat.
4. Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pada siang hari
(EDS)
EDS seringkali menyebabkan kerusakan pada fungsi terjaga,
penampilan kerja atau sekolah yang buruk. Kecelakaan saat
mengemudi atau menggunakan peralatan dan masalah perilaku atau
emosional. Perasaan mengantuk biasanya paling intens saat terbangun
dari atau sesaat sebelum pergi, tidur dan sekitar 12 jam setelah periode
tengah tidur.
5. Stres emosional
Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan
seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga dapat
menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur,
seringkali terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur.
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi
system saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus
tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
6. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya. Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus
menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya
stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh,
temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat
mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu
bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut.
7. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Semakin lelah seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang
dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali
memanjang.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang biasanya muncul pada seseorang yang mengalami
gangguan tidur sperti :
1. Perasaan gelisah
2. Lelah
3. Emosi tidak terkontrol
4. Adanya kehitaman disekitar mata dan bengkak
5. Perhatian tidak fokus
6. Konjungtiva merah dan mata terasa perih dan sakit kepala

E. GANGGUAN TIDUR
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga
masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau
ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari
( Maslow, 2005).
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka
mengalami kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau
tidur pendek atau tidur non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005).
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu
Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten
insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya
terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk
tidur kembali.
2. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa. Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk,
nokturnal, enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi
bergemeretak).
3. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan
terutama pada siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering
mengalami mimpi seperti nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur.
Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur,
perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun
atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan Fromberz, 2005).

5. Apnea saat Tidur dan Mendengkur


Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat
tidur. Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan
campuran. Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau
Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari
dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering terjadi juga pada
wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez, dan
Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut
atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas
tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung
(hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik
(Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk
bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau
mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya
berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat
sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai
gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
6. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum
tidur REM.
F. PATOFISIOLOGI

Latihan
Obat & Stress/ Lingkungan
kelelahan
Substansi Gaya hidup emosional tidak nyaman

Mengubah Mengurangi
Rutinitas & Kecemasan
pola tidur kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang/fru
stasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi tidur
perubahan Sering

Gangguan tidur jadwal tidur terbangun


Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi

Gangguan
Gangguan Tidur
Lemah&letih proses tidur

Tidak dapat
Butuh lebih Tidak dapat tidur Perbaikan pola
tidur dalam
banyak tidur dengan kualitas baik tidur
periode panjang

Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
internal meningkatkan
eksternal tidur
tidur

Gangguan pola
Insomnia
tidur
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Electroencefalogram (EEG) adalah alat untuk mengukur aktivitas
listrik dalam korteks serebral (otak)
2. Electromiogram (EMG) adalah alat untuk mengukur tonus otot
3. Electrookulogram (EOG) adalah alat untuk mengukur gerakan mata
dan memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan
karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek
ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress
yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak
membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan
pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian
emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan
tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita
mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita
harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau
stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini
dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si
penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa
depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga
si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih
berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki
efisiensi tidur si penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan
waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan
memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita
untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si
penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang
menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari
rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu
untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan
gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-
obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan
oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk
penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.

Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien


gangguan tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-
sedatif misalnya: Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam,
Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut
mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan
psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan
kualitas tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi
yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat
tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang
dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien
mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada
perubahan pola tidur.
b. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta
sakit kepala.
c. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan
auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi,
halusinasi visual dan auditorik, bingung, dan disorientasi tempat
dan waktu, ganguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai,
dan intonasinya tidak teratur.

Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan


tidur menurut Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu:
1. Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu
tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan
tidur, sering terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi
yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa
segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur,
apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan
tidur, kapan masalah itu terjadi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien
b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan
konjungtiva merah.
c. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang
koordinasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
ISTIRAHAT TIDUR
1. Gangguan pola tidur
2. Insomnia berhubungan dengan faktor ingkungan, pola aktivitas,
ansietas, konsumsi obat-obatan dan stimulan.
3. Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat,
mimpi buruk, dimensia, nyeri saat tidur.
4. Kesiapan meningkatkan tidur.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO NANDA NOC NIC

1 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Fototerapi: pengaturan


Doman 4: Aktivitas/ keperawatan selama 3 x 24 alam perasaan/pengaturan
Istiahat. Kelas 1. Tidur/ jam diharapkan pasien tidak tidur (6926)
Istirahat. Gangguan pola mengalami insomnia dengan Aktivitas-aktivitas :
tidur. 000198 kriteria hasil : - Dapatkan instruksi
1. Tidur 0004 dokter mengenai
Definisi : intervensi
 000401 jam tidur fototerapi (mis:
jumlah waktu dan
kualitas tidur akibat  000402 jam tidur frekuensi, jarak
faktor eksternal. yang diobservasi ,intensitas) sesuai
 000403 pola tidur dengan kebutuhan
 000404 kualitas tidur - Edukasi pasien/
 000405 efisiensi keluarga pasien
tidur mengenai tindakan
 000407 tidur rutin - Bantu pasien
 000418 tidur dari mendapatkan sumber
awal sampai habis cahaya, sesuai yang
secara konsisten diresepkan dalam
persiapan dilakukannya
 000408 perasaan
tindakan
segar setelah tidur
- Dukung penggunaan
 000410 mudah
pasien sesuai kebutuhan
bangun pada saat
selama dilakukannya
yang tepat
tindakan
 000419 tempat tidur
- Supervise pasien sesuai
yang nyaman
kebutuhan selama
 000420 suhu
dilakukannya tindakan
ruangan yang
- Monitor efek samping
nyaman
tindakan
 000411 hasil
(misalnya:sakitkepala,m
electroencephalogra
ual,insomnia,hiperaktivi
m
tas)
 000412 hasil - Akhiri tindakan jika
electromyogram pasien mengalami efek
 000413 Hasil samping
electro-oculogram - Beritahu dokter
 000421 kesulitan mengenai efek samping
memulai tidur - Modifikasi
 000406 tidur yang tindakan,sesuai instruksi
terputus untuk menurunkan
 000409 tidur yang /menghilangkan efek
tidak tepat samping.
 000417 - Dokumentasi tidakan
ketergantungan pada dan respon pasien
bantuan tidur
 000422 mimpi buruk
 00423 buang air
kecil dimalam hari
 000423 mengorok
 000424 nyeri

2 Insomnia Setelah dilakukan asuhan 1. Peningkatan tidur (1850)


Domain 4: Aktivitas/ keperawatan selama 3 x 24 Aktivitas-aktivitas :
Istiahat. Kelas 1. Tidur/
jam diharapkan pasien tidak - Tentukan pola
Istirahat. Insomnia 00095
mengalami insomnia dengan tidur/aktivitas pasien
kriteria hasil : - Perkirakan tidur atau siklis
Definisi :gangguan pada 2. Tidur 0004 bangun pasien didalam
kuantitas dan kualitas
 000401 jam tidur perawatan perencanaan
tidur yang menghambat
 000402 jam tidur - Jelaskan pentingnya tdur
fungsi selama kehamilan,
yang diobservasi
 000403 pola tidur penyakit, tekanan
 000404 kualitas tidur psikososial dan lain-lain
 000405 efisiensi - Tentukan efek dari obat
tidur [yang dikonsumsi] pasien
 000407 tidur rutin terhadap pola tidur
 000418 tidur dari - Monitor/catat pola tidur
pasien dan jumlah jam
awal sampai habis
tidur pasien
secara konsisten
- Monitor pola tidur pasien ,
 000408 perasaan
dan catat kondidi fisik
segar setelah tidur
(misalnya apnea tidur,
 000410 mudah
sumbatan jalan nafas,
bangun pada saat
nyeri/ketidaknyamanan,
yang tepat
dan frekuensibuang air
 000419 tempat tidur
kecil) dan/atau psikologis
yang nyaman
(misalnya ketakutan atau
 000420 suhu
kecemasan) keadaan yang
ruangan yang
dapat mengganggu tidur
nyaman
- Anjukan pasien untuk
 000411 hasil memantau pola tidur
electroencephalogra - Monitor partisipasi dalam
m kegiatan yang melelahkan
 000412 hasil selama terjaga untuk
electromyogram mencegah penat yang
 000413 Hasil berlebihan
electro-oculogram - Sesuaikan lingkunagan
 000421 kesulitan (misalnya,cahaya,kebising
memulai tidur an,suhu,kasur,dan tempat
 000406 tidur yang tidur) untuk meningkatkan
terputus tidur
- Dorong pasien untuk
 000409 tidur yang menetapkan rutinitas tidur
tidak tepat untuk memfasilitasi
 000417 perpindahan dari terjaga
ketergantungan pada menuju tidur
bantuan tidur - Fasilitasi untuk
mempertahankan rutinitas
 000422 mimpi buruk
waktu tidur pasien yang
 00423 buang air biasa, tandan-tanda
kecil dimalam hari sebelum tidur/alat
 000423 mengorok peraga,dan benda-benda
 000424 nyeri yang lazim digunakan
(misalnya, untuk anak-
anak selimut/mainan
favorite,ayunan, dot,atau
cerita;untuk dewasa,buku
untuk dibaca, dan lain-
lain), yang sesuai
- Bantu untuk
menghilangkan situasi
setres sebelum tidur
- Monitor makanan sebelum
tidur dan intake minuman
yang dapat memfasilitasi
/mengganggu tidur

3 Deprivasi tidur Setelah dilakukan asuhan 2. Peningkatan tidur (1850)


keperawatan selama 3 x 24 Aktivitas-aktivitas :
Domain 4: Aktivitas/
Istiahat. Kelas 1. Tidur/ jam diharapkan pasien tidak - Tentukan pola
Istirahat. Deprivasi tidur mengalami insomnia dengan tidur/aktivitas pasien
00096 kriteria hasil : - Perkirakan tidur atau siklis
3. Tidur 0004 bangun pasien didalam
Definisi :periode panjang
 000401 jam tidur perawatan perencanaan
tanpa tidur (berhentinya
kesadaran relatif secara  000402 jam tidur - Jelaskan pentingnya tdur
periodik dan berlangsung yang diobservasi selama kehamilan,
alami  000403 pola tidur penyakit, tekanan
 000404 kualitas tidur psikososial dan lain-lain
 000405 efisiensi - Tentukan efek dari obat
tidur [yang dikonsumsi] pasien
 000407 tidur rutin terhadap pola tidur
- Monitor/catat pola tidur
 000418 tidur dari
awal sampai habis pasien dan jumlah jam
secara konsisten tidur pasien
 000408 perasaan - Monitor pola tidur pasien ,
segar setelah tidur dan catat kondidi fisik
 000410 mudah (misalnya apnea tidur,
bangun pada saat sumbatan jalan nafas,
yang tepat nyeri/ketidaknyamanan,
 000419 tempat tidur dan frekuensibuang air
yang nyaman kecil) dan/atau psikologis
 000420 suhu (misalnya ketakutan atau
ruangan yang kecemasan) keadaan yang
nyaman dapat mengganggu tidur
 000411 hasil - Anjukan pasien untuk
electroencephalogra memantau pola tidur
m - Monitor partisipasi dalam
 000412 hasil kegiatan yang melelahkan
electromyogram selama terjaga untuk
mencegah penat yang
 000413 Hasil
berlebihan
electro-oculogram
- Sesuaikan lingkunagan
 000421 kesulitan
(misalnya,cahaya,kebising
memulai tidur an,suhu,kasur,dan tempat
 000406 tidur yang tidur) untuk meningkatkan
terputus tidur
 000409 tidur yang - Dorong pasien untuk
tidak tepat menetapkan rutinitas tidur
untuk memfasilitasi
 000417 perpindahan dari terjaga
ketergantungan pada menuju tidur
bantuan tidur - Fasilitasi untuk
 000422 mimpi buruk mempertahankan rutinitas
 00423 buang air waktu tidur pasien yang
biasa, tandan-tanda
kecil dimalam hari
sebelum tidur/alat
 000423 mengorok peraga,dan benda-benda
 000424 nyeri yang lazim digunakan
(misalnya, untuk anak-
anak selimut/mainan
favorite,ayunan, dot,atau
cerita;untuk dewasa,buku
untuk dibaca, dan lain-
lain), yang sesuai
- Bantu untuk
menghilangkan situasi
setres sebelum tidur
- Monitor makanan sebelum
tidur dan intake minuman
yang dapat memfasilitasi
/mengganggu tidur

4 Kesiapan meningkatkan 3. Peningkatan tidur (1850)


tidur Aktivitas-aktivitas :
Domain 4: Aktivitas/ - Tentukan pola
Istiahat. Kelas 1. Tidur/ tidur/aktivitas pasien
Istirahat. Kesiapan - Perkirakan tidur atau
meningkatkan tidur. siklis bangun pasien
00016 didalam perawatan
Definisi :pola perencanaan
berhentinya keadaran - Jelaskan pentingnya tdur
relatif secara periodik selama kehamilan,
dan berlangsung alami penyakit, tekanan
untuk memberi istirahat psikososial dan lain-lain
dan melanjutkn gaya - Tentukan efek dari obat
hidup yang diminati yang
[yang dikonsumsi]
dapat ditingkatkan
pasien terhadap pola
tidur
- Monitor/catat pola tidur
pasien dan jumlah jam
tidur pasien
- Monitor pola tidur
pasien , dan catat
kondidi fisik (misalnya
apnea tidur, sumbatan
jalan nafas,
nyeri/ketidaknyamanan,
dan frekuensibuang air
kecil) dan/atau
psikologis (misalnya
ketakutan atau
kecemasan) keadaan
yang dapat mengganggu
tidur
- Anjukan pasien untuk
memantau pola tidur
- Monitor partisipasi
dalam kegiatan yang
melelahkan selama
terjaga untuk mencegah
penat yang berlebihan
- Sesuaikan lingkunagan
(misalnya,cahaya,kebisin
gan,suhu,kasur,dan
tempat tidur) untuk
meningkatkan tidur
- Dorong pasien untuk
menetapkan rutinitas
tidur untuk memfasilitasi
perpindahan dari terjaga
menuju tidur
- Fasilitasi untuk
mempertahankan
rutinitas waktu tidur
pasien yang biasa,
tandan-tanda sebelum
tidur/alat peraga,dan
benda-benda yang lazim
digunakan (misalnya,
untuk anak-anak
selimut/mainan
favorite,ayunan, dot,atau
cerita;untuk
dewasa,buku untuk
dibaca, dan lain-lain),
yang sesuai
- Bantu untuk
menghilangkan situasi
setres sebelum tidur
- Monitor makanan
sebelum tidur dan intake
minuman yang dapat
memfasilitasi
/mengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz H. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:


Salemba Medika
Kozier, ERB, Berman, Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC
Mubarak, W. I. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Perry, Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed.4.Jakarta:
EGC
Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai