Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam psikologi terdapat cabang ilmu psikologi lintas budaya dimana
mengkaji kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara
psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-
hubungan di antara ubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan
biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-
ubahan tersebut.
Perbedaan ras, agama, budaya, dan perbedaan pemahaman menjadi salah
satu faktor terjadinya sebuah konflik. Konflik adalah hubungan antar dua pihak
atau lebih (individu ataukelompok) yang memiliki atau yang merasa memiliki
sasaran-sasaran yang tidak jelas. Bahkan lebih dari itu konflik berarti adanya
oposisi atau pertentangan pendapat antar orang-orang, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu psikologi lintas budaya ?
2. Apa itu konflik budaya ?
3. Apa konflik budaya yang terjadi di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Lintas
Budaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Lintas Budaya


Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan
dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan
kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis
dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-
perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Psikologi lintas budaya merupakan cabang psikologi yang menaruh
perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas pengetahuan
dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda. Karena
psikologi lintas budaya mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang
berbeda maka psikologi lintas budaya memperhatikan faktor-faktor budaya,
dalam teori, metode dan aplikasinya.1
Pengertian psikologi lintas budaya menurut ahli:
1. Segall, Dasen Dan Poortinga (1990)
Psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku
manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku
itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
2. Matsumoto (2004)
Psikologi lintas budaya adalah cabang psikologi yang (terutama)
menaruh perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas
pengetahuan dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang
berbeda.
Dalam arti sempit, psikologi lintas budaya secara sederhana hanya
berarti melibatkan unsur latar belakang keragaman budaya yang berbeda
dalam memaknai hal psikologis.

2
Dalam arti luas, psikologi lintas budaya terkait dengan pemahaman
atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal
(berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya
(culture spscific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya
tertentu)
3. Triandis,Malpass, & Davidson (1972)
Psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang
bersumber dari dua budaya atau lebih. Dengan menggunakan metode
pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat
menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang
psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi
universal.
4. Brisling, Lonner, & Thorndike (1973)
Psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota
berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman,
yang dapat membawa kearah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan
dan signifikan. Dalam sebagian besar kajian, kelompok-kelompok yang
dikaji biasa berbicara dengan bahasa berbeda dan dibawah pemerintahan
unit-unit politik yang berbeda.
5. Triandis (1980)
Psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai
perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam
budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam budaya yang bersangkutan.2
Perkembangan psikologi lintas budaya di Indonesia dimulai pada sekitar
pertengahan tahun 1980an yang ditandai dengan munculnya penelitian
disertasi tentang stereotip etnik di dalam budaya-budaya kelompok etnik di
Indonesia oleh Prof. Dr. Soewarsih Warnaen. Kepeloporan pengembangan
psikologi lintas budaya Prof. Dr. Soewarsih Warnaen dalam bidang psikologi
lintas budaya dilanjutkan dalam pengajaran matakuliah psikologi lintas

3
budaya pada program S2 Psikologi Sosial di Universitas Indonesia sejak akhir
tahun 1980an.

Perkembangan teori dan hasil penelitian psikologi lintas budaya ternyata


memberi implikasi yang cukup penting dalam perkembangan ilmu psikologi
di abad 21. Implikasi itu terutama memberi pengaruh kepada eksistensi
psikologi aliran utama (mainstream), yaitu psikologi yang berkembang di
wilayah geografis dan wilayah kebudayaan Barat secara umum dan psikologi
yang berkembang di wilayah geografis dan wilayah kebudayaan Amerika
Serikat secara khusus. Pada zaman kita yang posmodernisme ini (Gergen dkk.,
1996), banyak orang semakin memahami suatu fakta bahwa banyak teori
psikologi Barat ternyata tidak dapat secara semena-mena diberlakukan untuk
wilayah geografis dan wilayah kebudayaan yang lain.
B. Pengertian Konflik Budaya
Konflik adalah hubungan antar dua pihak atau lebih (individu
ataukelompok) yang memiliki atau yang merasa memiliki sasaran-sasaran yang
tidak jelas. Bahkan lebih dari itu konflik berarti adanya oposisi atau
pertentangan pendapat antar orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-
organisasi. Konflik berkaitan dengan perbedaan, ketidaksesuaian oposisi atau
pertentangan. Dan ini bisa terjadi kapan saja, terutama dalam masyarakat yang
plural dengan beraneka ragam kepentingan dan sasaran.3
Konflik dapat terjadi antar individu, antara individu dengan kelompok,
antar masyarakat dalam suatu negara, antar masyarakat dengan negara, antar
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, antar suku bangsa, antar pemeluk
agama, antar negara dengan kelompok ilegal, bahkan antar negara, dan
sebagainya.
C. Konflik Budaya yang Terjadi di Indonesia
Konflik yang terjadi di Indonesia sangatlah banyak, dari kasus yang tidak
terangkat di media sampai kasus-kasus konflik yang terekspose media. Konflik
budaya yang sedang terjadi di Indonesia baru-baru ini konflik yang terjadi di
Papua. Konflik yang di picu oleh isu hoaks seorang guru yang mengatakan

4
kata-kata rasis kepada murid dan dengan tersebarnya isu tersebut hingga
menyulut kemarahan warga.
Dalam gerakan solideritas tersebut terkumpul masa kurang lebih 200
orang dan kericuhan terjadi di beberapa titik di kantor Bupati Jayawijaya dan
sepanjang Jalan Sudirman. Terdapat korban jiwa sebanyak 16 orang tewas dan
65 orang terluka berdasarkan keterangan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya
Letkol Inf Candra Diyanto. Banyak dari warga sekitar yang mengungsi
dikarenakan rasa takut dan rasa kehilangan yang masih dirasakan.
Disinyalir ada orang dari luar daerah Wamena yang mendalangi
kericuhan ini, seperti kesaksian warga yang bernama Fuad yang berprofesi
sebagai tukang ojek itu pun mengaku bisa selamat dari kerusuhan karena
bantuan tetangganya yang merupakan warga asli Wamena.
"Kami menduga pelaku kerusuhan bukan warga asli Wamena melainkan
dari wilayah di sekitarnya. Dan, itu juga diungkapkan pengungsi yang
diselamatkan tetangga mereka dengan menyembunyikannya di dalam rumah,"
kata Fuad, salah satu pengungsi yang selamat dari aksi rusuh yang
menewaskan 32 warga tersebut, Rabu (2/10) seperti dilansir Antara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir
Jenderal Dedi Prasetyo mengungkapkan setidaknya 3.000 penduduk Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih mengungsi ke Jayapura dampak
kerusuhan di wilayah mereka.
Titik-titik penampungan yang dipakai untuk mengungsi di Jayapura
antara lain adalah gedung Mapolres, Komando Distrik Militer, dan beberapa
rumah ibadah setempat.
Polda Papua pun menggelar pemulihan trauma kepada anak-anak. Salah
satunya di halaman SD YPPK Santo Stevanus, Kampung Wouma, Wamena.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di Kota Jayapura, Rabu
malam mengatakan kegiatan pemulihan trauma itu dilakukan kepada anak-anak
yang terdampak kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin
pekan lalu.

5
"Tim Trauma Healing Polda Papua melaksanakan kegiatan pemulihan
trauma atau trauma healing kepada anak-anak yang menjadi korban kerusuhan
di Kabupaten Jayawijaya, Wamena," katanya.
"Kegiatan ini diikuti sekitar 100 orang anak-anak yang berdomisili di
Kampung Wouma Wamena dan kedatangan Tim Trauma Healing Polda Papua
disambut hangat oleh anak-anak dan banyak permainan yang disuguhkan mulai
dari bernyanyi, mendongeng, menggambar dan mewarnai serta pembagian
bingkisan," sambungnya.4

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya konflik sangat dipengaruhi oleh perbedaan pendapat dan
penerimaan isu-isu yang tersebar di masyarakat, sangat penting untuk tidak
langsung percaya terhadap apa yang tersebar mengenai isu-isu yang beredar.
Banyak pihak yang memanfaatkan peluang sebuah konflik untuk kepentingan
kelompok atau pun pribadi. Oleh karena itu, memaknai konflik dengan
perspektif Psikologi Lintas Budaya penting dilakukan. Selama ini resolusi
konflik sulit dilakukan karena pihak-pihak terkait tidak dapat menjawab
kepentingan atau mengubah persepsi dari kelompok yang berkonflik tersebut
dan hal itu disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang pola-pola yang
dipilih sebagai resolusi konflik Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural,
besar kemungkinan memiliki pola-polaresolusi konflik yang berlainan pula.
Namun demikian bangsa Indonesia sesungguhnya adalah bangsa yang masih
menjunjung tinggi harmoni yaitu cenderung suka menyelesaikan konflik
dengan kemungkinan rasa permusuhan paling sedikit dan pada cara-cara yang
membuat dirinya tidak memalukan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Risenta. 2012. Pengertian dan Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta
Hubungannya dengan Disiplin Ilmu Lain di
https://risenta.wordpress.com/2012/10/07/psikologi-lintas-budaya/
(diakses pada tanggal 2 Oktober 2019)

Psikodemia. 2018. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI


LINTAS BUDAYA di https://psikodemia.com/pengertian-dan-ruang-
lingkup-psikologi-lintas-budaya/ (diakses pada 2 Oktober 2019)

Ayuni, Nur. 2014. KASUS-KASUS DARI KONFLIK BUDAYA di


https://www.academia.edu/7473584/makalah_kasuskasus_budaya?
auto=download (diakses pada 3 Oktober 2019)

Indonesia, CNN. 2019. Kesaksian Warga: Perusuh Bukan Penduduk


Wamena di
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191003070129-20-
436257/kesaksian-warga-perusuh-bukan-penduduk-wamena
(diakses pada 3 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai