Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ETIKA PROFESI

REVIEW JURNAL “PERSEPSI PASIEN TERHADAP


PENERAPAN PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN”

Disusun Oleh:
Nama : Siti Noor Habibah
NIM : P07134217256
DIV Analis Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2018
Judul Persepsi Pasien Terhadap Penerapan Prinsip Etika Keperawatan
Jurnal JKep. Vol. 1
Tahun terbit 2014
Penulis Sumijatun, Yuli Mulyanti, Nurmilah
Latar belakang Pelanggaran prinsip etika keperawatan telah terjadi di beberapa Negara
di dunia. Pada laporan tahun 1999 tentang kesalahan medis di Amerika
Serikat, Instituite of Medicine memperkirakan sebanyak 98.000 kematian
terjadi setiap tahun akibat kesalahan medis yang tak terelakkan. Kutipan
yang disampaikan oleh The Chicago Tribune pada bulan September 2000,
menyatakan bahwa setidaknya ada 1.720 pasien rumah sakit yang
terbunuh tanpa disengaja. Sejak tahun 1995 sejumlah 9.584 orang
mengalami cedera akibat tindakan atau kelambanan dari perawat terdaftar
(RN) di seluruh pelosok negeri (Michael dalam Helm, 2003)
Pada tahun 1999, ada kurang lebih 160 organisasi perawat kesehatan
yang tergabung dalam United States based Institute for safe Medication
Practice (ISMP), menyampaikan bahwa ada lima kesalahan pengobatan
yang sering terjadi dan menyebabkan kematian atau cedera, antara lain
meliputi pemberian insulin, narkotika, injeksi potassium chloride dan juga
pemberian intra vena heparin. Hal ini bisa tetrjadi ketika perawat praktisi
kurang hati-hati dan tidak mematuhi standar yang telah ditentukan
(Mayaputri Riana, 2012 )
Data statistik kesehatan di Amerika Serikat pada tahun 2003
menunjukkan ada 16.339 (7,9%) perawat dan praktisi keperawatan yang
dilaporkan melakukan malpraktik dalam kurun waktu 1990– 2003.
Sebanyak 18.165 ( 5,3% ) laporan malpraktik dituduhkan kepada perawat
dan praktisi keperawatan di Amerika Serikat (2003, Annual Report,
National Practitioner Data Bank, US DHHS dalam Wijaksana, 2008).
Indonesia sendiri belum memiliki angka pasti yang menjelaskan tentang
kesalahan perawat yang menyebabkan pasien cedera atau meninggal,
namun banyak kalangan meyakini angkanya tidak kecil (Wijaksana, 2008).
Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, menyatakan bahwa
banyak pasien keluarga miskin yang terlantar akibat adanya diskriminasi
oleh pihak rumah sakit di daerah-daerah di Indonesia (Bali Post, 7/9/2007,
dikutip dari Wijaksana, 2008).
Pelaporan Keselamatan pasien di Indonesia tahun 2007 menurut
Iskandari Yuliati, (2013), ditemukan DKI Jakarta (37,9%), disusul provinsi
lainnya sebagai berikut : Jawa Tengah (15.9%), D.I.Yogyakarta (13,8%),
Jawa Timur (11,7%), Aceh (10,7%), Sumatera Selatan (6.9%), Jawa Barat
(2,8%), Bali (1,4%) dan Sulawesi Selatan (0,7%). Berdasarkan unit kerja
ditemukan paling banyak pada unit penyakit dalam, bedah dan anak, yakni
sebesar 56,7%. Hal tersebut dapat dipersepsikan sebagai dampak dari
adanya penerapan prinsip-prinsip etik profesi yang kurang optimal.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumijatun, dkk. (2009),
terbukti tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu
perawat dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan yang
dilakukan. Meskipun demikian ternyata masih ada 55,7% perawat belum
menerapkan prinsip-prinsip etika keperawatan dengan baik. Kesimpulan
dari penelitian tersebut menggambarkan bahwa penerapan prinsip-prinsip
etika keperawatan dalam praktik tidak hanya tergantung dari faktor internal
karakteristik perawat saja tetapi juga ada variabel lain yang ikut
berkontribusi tetapi tidak diteliti yaitu faktor eksternal yang meliputi:
kepemimpinan, kebijakan organisasi dan tim kerja serta persepsi dari
pasien yang menjadi fokus pelayanan itu sendiri.
Metodelogi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan
menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional) yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yakni karakteristik
individu pasien dengan variabel terikat yaitu persepsinya terhadap
penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana di ruang rawat inap.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di
ruang rawat inap dewasa non intensif RSUD Cibinong pada waktu
penelitian dilakukan. Jumlah sampel ditentukan dengan
mempertimbangkan penggunaan tempat tidur. Dari profil tahun 2008,
didapatkan jumlah tempat tidur di Instalasi Rawat Inap Dewasa Non
Intensif sebanyak 181 tempat tidur, diasumsikan BOR 70%, maka jumlah
responden sebanyak 127 orang, untuk memudahkan hitungan jumlah pasien
dinaikkan menjadi 130 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan Nomogram Harry King (Sugiyono 2010), dengan tingkat
kepercayaan 95%, sehingga didapatkan sampel sebanyak 84 orang.
Kriteria eksklusif adalah pasien yang sedang tidak ada ditempat dan pasien
yang tidak dapat berbicara/berkomunikasi pada waktu penelitian dilakukan
sedangkan kriteria inklusif adalah pasien yang sedang berada ditempat dan
dapat diajak berkomunikasi secara baik. Pada pelaksanaannya responden
dalam penelitian ini adalah 80 orang pasien yang sedang dirawat di ruang
rawat inap non intensif. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner terstruktur yang dimodifikasi dari penelitian Sumijatun, dkk,
tahun 2009, tentang hubungan karakteristik individu perawat dengan
penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Cibinong. Data diperoleh dengan meng gunakan kuesioner yang mencakup
kedelapan prinsip etika keperawatan. Pengisian data dilakukan pada waktu
sore hari dengan harapan tidak mengganggu jam istirahat pasien. Tenaga
pengumpul data adalah petugas pendidikan dan pelatihan (Diklat) rumah
sakit yang telah diberikan penjelasan sebelumnya oleh tim peneliti. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji Chi-
Square.
Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian menunjuk kan bahwa mayoritas pasien
berusia diatas 35 tahun, sebagian besar menikah, pendidikan dibawah
SLTA, tidak bekerja dan lama rawat kurang dari 2 minggu. Dari penelitian
terdahulu persepsi perawat terhadap penerapan prinsip-prinsip etika
ditinjau dari seluruh kategori masih mendapatkan hasil yang kurang baik.
Jadi pendapat responden maupun pasien hampir sama yakni adanya
perbaikan dalam pelayanan. Temuan penelitian menyatakan bahwa tidak
ada hubungan antara variabel bebas yakni karakteristik individu pasien
dengan persepsinya terhadap penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan
di ruang rawat inap RSUD Cibinong. Pasien sebagai pelanggan institusi
pelayanan kesehatan mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam memilih
rumah sakit yang dikehendakinya. Pada Rumah Sakit Umum Daerah
termasuk dalam kelompok Function busines. Saran dari penelitian ini
adalah adanya pelatihan etika pada perawat pelaksana terutama yang terkait
dengan prinsip keadilan, kerahasian, kesetiaan dan kejujuran
Ulasan Menurut saya, penelitian ini sudah dilakukan dengan baik. Dari
penelitian ini kita dapat mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi
persepsi pasien serta persepsi mereka sendiri terhadap penerapan prinsip
etika keperawatan. Penelitian ini didapat hasil yang bervariasi dari 80 orang
sampel menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prinsip etika yang
masih termasuk kategori cukup. Selain itu, penelitian ini juga mengaitkan
hubungan antara karakteristik pasien terhadap persepsi mereka. Namun,
hasil yang didapat ternyata kedua hal ini tidaklah berhubungan.
Penelitian ini menggambarkan kurangnya perhatian pasien terhadap
permasalahan etika. Pasien memilih rumah sakit tersebut lantaran biaya
yang murah dan tidak memperhatikan penerapan etika di rumah sakit sudah
baik atau belum. Mereka cenderung mencari pelayanan kesehatan serta
penyembuhan sehingga penerapan prinsip etika tidak menjadi tuntutan
utama. Sedangkan di rumah sakit tersebut cenderung terfokus pada
pelayanan medik dan pelayanan lain yang umum sehingga tidak
memperhatikan kesopanan dan keramahan petugas kesehatan termasuk
perawat.
Hal tersebut dipersepsikan adanya penerapan prinsip etika profesi yang
kurang optimal, dimana perawat belum menerapkan prinsip etika
keperawatan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan etika
pada perawat terutama yang terkait dengan prinsip keadilan, kerahasiaan,
kesetiaan dan kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai