0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan5 halaman
Penelitian ini mengkaji persepsi pasien terhadap penerapan prinsip etika keperawatan di rumah sakit di Cibinong. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien tidak melihat adanya hubungan antara karakteristik pribadi mereka dengan persepsi terhadap prinsip etika. Namun, banyak perawat belum menerapkan prinsip etika dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan etika khususnya soal kead
Penelitian ini mengkaji persepsi pasien terhadap penerapan prinsip etika keperawatan di rumah sakit di Cibinong. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien tidak melihat adanya hubungan antara karakteristik pribadi mereka dengan persepsi terhadap prinsip etika. Namun, banyak perawat belum menerapkan prinsip etika dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan etika khususnya soal kead
Penelitian ini mengkaji persepsi pasien terhadap penerapan prinsip etika keperawatan di rumah sakit di Cibinong. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien tidak melihat adanya hubungan antara karakteristik pribadi mereka dengan persepsi terhadap prinsip etika. Namun, banyak perawat belum menerapkan prinsip etika dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan etika khususnya soal kead
Disusun Oleh: Nama : Siti Noor Habibah NIM : P07134217256 DIV Analis Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018 Judul Persepsi Pasien Terhadap Penerapan Prinsip Etika Keperawatan Jurnal JKep. Vol. 1 Tahun terbit 2014 Penulis Sumijatun, Yuli Mulyanti, Nurmilah Latar belakang Pelanggaran prinsip etika keperawatan telah terjadi di beberapa Negara di dunia. Pada laporan tahun 1999 tentang kesalahan medis di Amerika Serikat, Instituite of Medicine memperkirakan sebanyak 98.000 kematian terjadi setiap tahun akibat kesalahan medis yang tak terelakkan. Kutipan yang disampaikan oleh The Chicago Tribune pada bulan September 2000, menyatakan bahwa setidaknya ada 1.720 pasien rumah sakit yang terbunuh tanpa disengaja. Sejak tahun 1995 sejumlah 9.584 orang mengalami cedera akibat tindakan atau kelambanan dari perawat terdaftar (RN) di seluruh pelosok negeri (Michael dalam Helm, 2003) Pada tahun 1999, ada kurang lebih 160 organisasi perawat kesehatan yang tergabung dalam United States based Institute for safe Medication Practice (ISMP), menyampaikan bahwa ada lima kesalahan pengobatan yang sering terjadi dan menyebabkan kematian atau cedera, antara lain meliputi pemberian insulin, narkotika, injeksi potassium chloride dan juga pemberian intra vena heparin. Hal ini bisa tetrjadi ketika perawat praktisi kurang hati-hati dan tidak mematuhi standar yang telah ditentukan (Mayaputri Riana, 2012 ) Data statistik kesehatan di Amerika Serikat pada tahun 2003 menunjukkan ada 16.339 (7,9%) perawat dan praktisi keperawatan yang dilaporkan melakukan malpraktik dalam kurun waktu 1990– 2003. Sebanyak 18.165 ( 5,3% ) laporan malpraktik dituduhkan kepada perawat dan praktisi keperawatan di Amerika Serikat (2003, Annual Report, National Practitioner Data Bank, US DHHS dalam Wijaksana, 2008). Indonesia sendiri belum memiliki angka pasti yang menjelaskan tentang kesalahan perawat yang menyebabkan pasien cedera atau meninggal, namun banyak kalangan meyakini angkanya tidak kecil (Wijaksana, 2008). Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, menyatakan bahwa banyak pasien keluarga miskin yang terlantar akibat adanya diskriminasi oleh pihak rumah sakit di daerah-daerah di Indonesia (Bali Post, 7/9/2007, dikutip dari Wijaksana, 2008). Pelaporan Keselamatan pasien di Indonesia tahun 2007 menurut Iskandari Yuliati, (2013), ditemukan DKI Jakarta (37,9%), disusul provinsi lainnya sebagai berikut : Jawa Tengah (15.9%), D.I.Yogyakarta (13,8%), Jawa Timur (11,7%), Aceh (10,7%), Sumatera Selatan (6.9%), Jawa Barat (2,8%), Bali (1,4%) dan Sulawesi Selatan (0,7%). Berdasarkan unit kerja ditemukan paling banyak pada unit penyakit dalam, bedah dan anak, yakni sebesar 56,7%. Hal tersebut dapat dipersepsikan sebagai dampak dari adanya penerapan prinsip-prinsip etik profesi yang kurang optimal. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumijatun, dkk. (2009), terbukti tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu perawat dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan yang dilakukan. Meskipun demikian ternyata masih ada 55,7% perawat belum menerapkan prinsip-prinsip etika keperawatan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian tersebut menggambarkan bahwa penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan dalam praktik tidak hanya tergantung dari faktor internal karakteristik perawat saja tetapi juga ada variabel lain yang ikut berkontribusi tetapi tidak diteliti yaitu faktor eksternal yang meliputi: kepemimpinan, kebijakan organisasi dan tim kerja serta persepsi dari pasien yang menjadi fokus pelayanan itu sendiri. Metodelogi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yakni karakteristik individu pasien dengan variabel terikat yaitu persepsinya terhadap penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap dewasa non intensif RSUD Cibinong pada waktu penelitian dilakukan. Jumlah sampel ditentukan dengan mempertimbangkan penggunaan tempat tidur. Dari profil tahun 2008, didapatkan jumlah tempat tidur di Instalasi Rawat Inap Dewasa Non Intensif sebanyak 181 tempat tidur, diasumsikan BOR 70%, maka jumlah responden sebanyak 127 orang, untuk memudahkan hitungan jumlah pasien dinaikkan menjadi 130 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan Nomogram Harry King (Sugiyono 2010), dengan tingkat kepercayaan 95%, sehingga didapatkan sampel sebanyak 84 orang. Kriteria eksklusif adalah pasien yang sedang tidak ada ditempat dan pasien yang tidak dapat berbicara/berkomunikasi pada waktu penelitian dilakukan sedangkan kriteria inklusif adalah pasien yang sedang berada ditempat dan dapat diajak berkomunikasi secara baik. Pada pelaksanaannya responden dalam penelitian ini adalah 80 orang pasien yang sedang dirawat di ruang rawat inap non intensif. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur yang dimodifikasi dari penelitian Sumijatun, dkk, tahun 2009, tentang hubungan karakteristik individu perawat dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan di ruang rawat inap RSUD Cibinong. Data diperoleh dengan meng gunakan kuesioner yang mencakup kedelapan prinsip etika keperawatan. Pengisian data dilakukan pada waktu sore hari dengan harapan tidak mengganggu jam istirahat pasien. Tenaga pengumpul data adalah petugas pendidikan dan pelatihan (Diklat) rumah sakit yang telah diberikan penjelasan sebelumnya oleh tim peneliti. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji Chi- Square. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian menunjuk kan bahwa mayoritas pasien berusia diatas 35 tahun, sebagian besar menikah, pendidikan dibawah SLTA, tidak bekerja dan lama rawat kurang dari 2 minggu. Dari penelitian terdahulu persepsi perawat terhadap penerapan prinsip-prinsip etika ditinjau dari seluruh kategori masih mendapatkan hasil yang kurang baik. Jadi pendapat responden maupun pasien hampir sama yakni adanya perbaikan dalam pelayanan. Temuan penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas yakni karakteristik individu pasien dengan persepsinya terhadap penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan di ruang rawat inap RSUD Cibinong. Pasien sebagai pelanggan institusi pelayanan kesehatan mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam memilih rumah sakit yang dikehendakinya. Pada Rumah Sakit Umum Daerah termasuk dalam kelompok Function busines. Saran dari penelitian ini adalah adanya pelatihan etika pada perawat pelaksana terutama yang terkait dengan prinsip keadilan, kerahasian, kesetiaan dan kejujuran Ulasan Menurut saya, penelitian ini sudah dilakukan dengan baik. Dari penelitian ini kita dapat mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi persepsi pasien serta persepsi mereka sendiri terhadap penerapan prinsip etika keperawatan. Penelitian ini didapat hasil yang bervariasi dari 80 orang sampel menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prinsip etika yang masih termasuk kategori cukup. Selain itu, penelitian ini juga mengaitkan hubungan antara karakteristik pasien terhadap persepsi mereka. Namun, hasil yang didapat ternyata kedua hal ini tidaklah berhubungan. Penelitian ini menggambarkan kurangnya perhatian pasien terhadap permasalahan etika. Pasien memilih rumah sakit tersebut lantaran biaya yang murah dan tidak memperhatikan penerapan etika di rumah sakit sudah baik atau belum. Mereka cenderung mencari pelayanan kesehatan serta penyembuhan sehingga penerapan prinsip etika tidak menjadi tuntutan utama. Sedangkan di rumah sakit tersebut cenderung terfokus pada pelayanan medik dan pelayanan lain yang umum sehingga tidak memperhatikan kesopanan dan keramahan petugas kesehatan termasuk perawat. Hal tersebut dipersepsikan adanya penerapan prinsip etika profesi yang kurang optimal, dimana perawat belum menerapkan prinsip etika keperawatan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan etika pada perawat terutama yang terkait dengan prinsip keadilan, kerahasiaan, kesetiaan dan kejujuran.