Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN INTERAKSI SOSIAL

DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA KEROIT


KECAMATAN MOTOLING BARAT

Sondakh. V, Warouw. H, Kerangan. J


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado
Email: mariantysondakh@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Proses kehidupan manusia tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun mentalnya. Depresi adalah gangguan psikiatri yang
merupakan masalah kesehatan mental yang sangat penting yang terjadi di kalangan
lansia. Depresi adalah suatu perasaan sedih, pesimis, yang berhubungan dengan
penderitaan dan perasaan marah yang dalam. Depresi lebih sering terjadi pada lansia
dibandingkan pada populasi umum. Seorang yang menginjak usia lanjut akan semakin
mengalami peningkatan perasaan terisolasi dan kondisi ini rentan terhadap depresi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dan
interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Desa Keroit, Kecamatan Motoling
Barat. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif, dengan
pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 62 lansia yang
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dengan cara total sampling. Instrumen yang
digunakan adalah kuisioner. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji
Spearman pada program komputer.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia dengan p value
= 0,008. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan interaksi sosial dengan
tingkat depresi pada lansia dengan p value = 0,198.
Kesimpulan: Peran keluarga dan linkungan sosial yang terkadang kurang mendukung
akan dapat membuat depresi pada lansia semakin berat. Maka hendaknya keluarga selalu
memberikan dukungan dan kepedulian bagi lansia; para lansia juga harus lebih
meningkatkan interaksi sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Interaksi Sosial, Depresi Lansia.

Kepustakaan : 21 Jurnal, 4 buku


The Relationship of Family Support, Social Interaction, and Depression Level in
the Elderly People in Keroit Village, Motoling District
Sondakh. V, Warouw. H, Kerangan. J
De La Salle Catholic University of Manado, Indonesia

Abstract

Background: The process of human life cannot be separated from the process of growth
physically and mentally. Depression is a psychiatric disorder which is a very important
mental, health problem that occurs among the elderly. Depression is a feeling of sadness,
pessimism, which is related to suffering and deep feelings of anger. Depression is more
common in elderly people. An elderly person will experience an increased feeling of
isolation and this condition is prone to depression. Objective: This study aimed to
analyze the relationship of family support, social interaction and depression level in the
elderly people in Keroit Village, Motoling District. Methods: This study used a
quantitative descriptive design, with a cross-sectional approach. The sample in this study
amounted to 62 elderly people who met the inclusion and exclusion criteria by means of
total sampling. The instrument used was a questionnaire. Research data was analyzed
using Spearman’s test on computer programs. Result: The results showed that there was
a significant relationship between family support and the level of depression in the
elderly people with p- Value = 0.008. While there is no significant relationship of social
interaction with the level of depression in the elderly people with p- value = 0.198.
Conclusion: The role of family and the social environment which is sometimes less
supportive will be able to make condition of depression in the elderly more severe. So
the family should always provide support and care for the elderly; the elderly must also
increase social interaction with people in the surrounding environment.

Keywords : Family Support, Social Interaction, Elderly Depression.


Literatures : 21 Journals; 4 Books
Pendahuluan antara tingkat depresi dengan interaksi
sosial. Ada juga penelitian yang dilakukan
Berdasarkan data yang telah oleh (Putri dkk, 2013) yaitu untuk Pengaruh
dipublikasikan oleh WHO dan UU No 13 Terapi Musik Terhadap Tingkat Depresi
tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Lansia; hasil dari penelitian tersebut
pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan yaitu ada pengaruh antara terapi musik
bahwa umur 60 tahun adalah usia dengan tingkat depresi pada lansia. Salah
permulaan tua (Padila, 2013). Berdasarkan satu upaya pemerintah yang dilakukan
Depkes RI (2012), sensus penduduk pada adalah dengan membangun fasilitas umum
tahun 2010 menyatakan bahwa indonesia untuk lansia seperti panti- panti untuk
saat ini termasuk kedalam 5 besar negara lansia. Penelitian-penelitian tersebut
dengan jumlah penduduk lanjut usia menunjukan bahwa masalah depresi pada
terbanyak didunia yakni 18,1 juta jiwa atau lansia masih terus berlangsuung dan
9,6% dari jumlah penduduk. Badan penyebab terjadinya depresi pada lansia
penyelengara pembangunan nasional yaitu disebabkan oleh berbagai faktor-faktor
memproyeksikan bahwa jumlah penduduk tertentu. Dari observasi singkat yang
lansia 60 tahun atau lebih di perkirakan dilakukan diperoleh informasi bahwa sejauh
akan meningkat dari 18,1 juta (2010) ini masih sedikit yang melakukan penelitian
menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025). untuk mengidentifikasi faktor yang
Jadi penduduk lanjut usia di Indonesia akan menyebabkan depresi pada lansia di desa
terus meningkat sesusai dengan prediksi keroit kecamatan motoling barat, oleh
tersebut, oleh karena itu perawatan terhadap karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut
lansia harus lebih diperhatikan. mengenai hal tersebut.
Kemudian menurut badan statistic Oleh karena depresi pada lansia
Indonesia, Sulawesi utara merupakan urutan masih terus berlangsung dan penelitian yang
ke lima penduduk lansia terbanyak se membahas tentang faktor-faktor yang
Indonesia dengan jumlah lansia di kota menyebabkan depresi pada lansia di Desa
Manado sebanyak 20.391 jiwa (BPS,2014). Keroit Motoling Barat masih terbatas, maka
dengan menigkatnya jumlah lanjut usia, telah dilakukan penelitian sehingga dapat
tentunya akan diikuti dengan meningkatnya bermanfaat bagi tenaga kesehatan,
masalah kesehatan pada lanjut usia pemerintah dan masyarakat dalam
(Silalahi, (2015) dalam Novvita, 2016). merencanakan program-program untuk
Oleh sebab itu penduduk lansia di Sulawesi memberikan edukasi dan sosialisasi dalam
utara membutuhkan pelayanan yang lebih mengatasi depresi yang terjadi pada lansia.
baik untuk lebih meningkatkan kesejahtraan
lansia
Metode Penelitian
Berbagai upaya-upaya telah Penelitian ini menggunakan rancangan
dilakukan untuk mengidentifikasi faktor- deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan
faktor yang mempengaruhi depresi pada potong lintang (cross sectional design),
lansia: salah satunya adalah penelitian yang dimana data untuk variabel dependen dan
berhubungan dengan masalah faktor-faktor variabel independen di kumpulkan pada
depresi pada lansia, seperti penelitian yang subjek yang sama dan pada waktu yang
dilakukan oleh (Andreany & Puspitosari, bersamaan (Richard Morton, 2008). Adapun
2014) yaitu untuk mengidentifikasi Tingkat yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Depresi Lansia dengan Interaksi Sosial hubungan dukungan keluarga dan interaksi
Lansia di Sobokerto Kecamatan Ngemplak sosial dengan tingkat depresi pada lansia.
Boyolali; penelitian tersebut menunjukan
bahwa terdapat hubungan secara signifikan
Peneltian ini dilaksanakan di Desa
Keroit Kecamatan Motoling Barat
Kabupaten Minahasa Selatan lingkungan III 60 - 74 Tahun 38 61.3%
– V. Menurut rekapitulasi data penduduk 75 - 89 Tahun 23 37.1%
> 90 Tahun 1 1.6%
Jenis Frekuensi Total 62 100%
Kelamin (n) Persentase Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa
pada 62 responden, frekuensi usia terbesar
Laki-laki 23 37.1% adalah pada kategori 60-74 tahun dengan
Perempuan 39 62.9% persentase sebanyak 61.3% (38 responden).
Total 62 100% Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Desa Keroit tahun 2016 menunjukkan Jenis Kelamin Lansia di Desa Keroit.
bahwa jumlah penduduk adalah sebanyak Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa
1519 atau terbagi dalam 432 Kepala jumlah yang terbesar yaitu 62.9% (39
Keluarga (KK), terdiri dari 819 laki-laki dan responden) lansia terletak pada jenis kelamin
700 perempuan. Pekerjaan sebagian besar perempuan.
penduduk ialah tani; sedangkan mayoritas Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
penduduk di desa ini beragama Katolik. Pekerjaan Lansia di Desa Keroit
Pendidikan di Desa Keroit paling banyak Jenis
terdapat pada lulusan Sekolah Dasar (SD). Pekerjaan Frekuensi Persentase
Kemudian luas wilayah desa ini, yaitu luas
wilayah kepolisian sebesar 2512 Ha;
Petani 22 35.5%
sedangkan luas pemukiman penduduk
IRT 32 51.6%
sebesar 65 Ha.
Tidak Bekerja 8 12.9%
Penelitian ini di mulai pada bulan
Total 62 100%
Mei tanggal 19 tahun 2017 sampai dengan
Pada tabe 5.3 menunjukkan bahwa
bulan Juni tanggal 26 tahun 2017. Populasi
sebagian besar 51.6% (32 responden) lansia
dalam penelitian ini adalah berjumlah 68
bekerja sebagai IRT
responden. Sampel pada penelitian ini
Table 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan
berjumlah 62 responden dengan teknik
Dukungan Keluarga pada Lansia Di Desa
purposive sampling Kemudian cara
Keroit
pengambilan sampel pada penelitian ini
total sampling dimana 6 responden
Dukungan Jumlah Persentase
termasuk dalam kriteria eksklusi atau tidak
Keluarga (62) (%)
ada saat penelitian dilakukan.
Data yang dikumpulkan dilakukan
analisis univariat dan bivariat. Data tersebut Baik 20 32.3%
dianalisis dengan menggunakan uji Kurang 42 67.7%
Spearman pada program computer SPSS Total 62 100%
22.0. Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan
bahwa kategori dukungan keluarga pada
lansia di Desa Keroit Kecamatan Motoling
Barat sebagian besar (67.7%) memiliki
Hasil Penelitian dukungan keluarga yang kurang.
Univariat
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan
Usia Lansia di Desa Keroit Interaksi Sosial pada Lansia Di Desa Keroit
Frekuensi Persentase Interaksi Frekuensi Persentase
Usia (n) (%) Sosial (n) (%)
dukungan keluarga dengan tingkat
Baik 59 95.2% depresi pada lansia di Desa Keroit
Kurang 3 4.8% Kecamatan Motoling Barat.
Total 62 100%
Berdasarkan tabel 5.5 Interaksi Sosial Tabel 5.8 Hubungan Interasksi Sosial
lansia di Desa Keroit Kecamatan Motoling dengan Tingkat Depresi pada lansia
Barat menunjukan bahwa interaksi sosial
sebagian besar (95.2%) memiliki interaksi Tingkat Depresi
sosial baik. Tida Depr Depr
k esi esi Depr
Depr Ring Seda esi TOT
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan esi an ng Berat AL
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Desa 3 12 37 7
Keroit Intera
Baik 4.84 19.35 59.68 11.29 59
Tingkat % % % % % 95%
Frekuensi(n) Persentase (%) ksi
Depresi Sosial Kura 0 0 2 1
ng 0.00 0.00 3.23 1.61 3
% % % % % 5%
Tidak Depresi 3 4.8% 3 12 39 8
Depresi Ringan 12 19.4% Total
4.84 19.35 62.90 12.90 62
Depresi Sedang 39 62.9% % % % % % 100%
Depresi Berat 8 12.9%
Total 62 100% Berdasarkan hasil Uji
Spearman’s rho diperoleh nilai p value
Hasil uji univariat data tingkat 0,198 (p value >0.05), maka Ho gagal
depresi lansia yang ada di Desa Keroit ditolak sehingga dapat disimpulkan
Kecamatan Motoling Barat sebagian besar bahwa tidak terdapat hubungan yang
yaitu (62.9 %) mengalami depresi sedang. signifikan antara interaksi sosial dengan
tingkat depresi pada lansia
Bivariat
Tabel 5.7 Hubungan Dukungan Keluarga PEMBAHASAN
dengan Tingkat Depresi pada lansia. Hubungan Antara Intraksi Sosial
dengan Tingkat Depresi pada lansia
Tingkat Depresi Berdasarkan hasil dari uji statistik
Depre Depre Spearman rho, terdapat hubungan yang
Tidak si si Depr
Depre Ringa Sedan esi TOT signifikan antara dukungan keluarga
si n g Berat AL dengan tingkat depresi pada lansia, di
Ba
ik 2 6 12 0 20
mana dari total 62 responden yang
32,2 diteliti terdapat hasil yang menunjukkan
Duku
ngan
% 3,2% 9,7% 19,4% 0.0% % nilai p value lebih besar dari pada nilai
Kelua Ku
ra
α. Sehingga hasil tersebut membuat Ha
rga
ng 1 6 27 8 42 dapat diterima. Dengan demikian
12,9 67.8 terdapat hubugan yang signifikan antara
% 1,6% 9,7% 43,5% % %
Total 3 12 39 8 62
dukungan keluarga dengan tingkat
12,9 depresi pada lansia. Hal ini berarti
% 4,8% 19,4% 62,9% % 100% semakin buruk dukungan keluarga pada
Berdasarkan hasil Uji Spearman’s lansia maka akan semakin
rho diperoleh nilai p value 0,008 (p meningkatkan tingkat depresi pada
value < 0.05), maka Ha diterima dan lansia. Begitu pula sebaliknya semakin
dapat disimpulkan bahwa terdapat baik dukungan keluarga maka akan
hubungan yang signifikan antara
semakin menurunkan tingkat depresi 3. Tingkat Depresi di Desa keroit
pada lansia. sebagian besar terdapat pada kategori
Sedang.
Hubungan Antara Intraksi Sosial 4. Terdapat hubungan yang signifikan
dengan Tingkat Depresi pada lansia antara dukungan keluarga dengan
tingkat depresi pada lansia.
Hasil dari uji statistik
5. Tidak terdapat hubungan yang
menunjukkan bahwa p value lebih besar
signifikan antara interaksi sosial
dari nilai α. Dengan demikian Ho gagal
dengan tingkat depresi pada lansia.
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara interaksi sosial dengan tingkat
depresi pada lansia.
Saran
Interaksi sosial para lansia di Desa Berdasarkan kesimpulan yang
Keroit, sebagian besar dikategorikan telah di paparkan diatas maka peneliti
dalam interaksi sosial yang baik. ingin memberikan saran sebagai berikut:
Sehingga hasil menunjukkan bahwa 1. Untuk keluarga lansia sebaiknya
tidak ada hubungan antara interaksi harus meningkatkan peran keluarga
sosial dengan tingkat depresi. sebagai pendukung bagi lansia
Berdasarkan pengamatan peneliti, ada dengan cara memperhatikan,
empat hal yang berkaitan dengan hasil merawat dan mencintai lansia
tersebut, yaitu sebagian besar lansia tersebut.
yang memiliki interaksi sosial yang baik 2. Interaksi Sosial lansia sebaiknya
tidak mengalami depresi; ada juga harus lebih meningkatkan dan
beberapa lansia yang memiliki interaksi mempertahankan interaksi sosial
sosial yang kurang lalu mengalami dengan sesama lansia yang tinggal di
depresi; namun pada kenyataannya, ada sekitarnya.
beberapa lansia yang memiliki interaksi 3. Untuk penelitian selanjutnya
sosial yang kurang namun tidak sebaiknya untuk dapat meneliti
mengalami depresi; kemudian ada faktor-faktor lain yang menyebabkan
beberapa lansia yang walaupun depresi pada lansia, yakni seperti
memiliki interaksi sosial yang baik, keterbatasan fisik pada lansia,
mereka tetap mengalami depresi. perekonomian, kesepian.
4. Untuk pelayanan kesehatan
diharapkan untuk lebih meperhatikan
keadaan lansia dan meningkatkan
PENUTUP pelayanan kesehatan dengan cara
lebih meningkatkan pelayanan
Kesimpulan posyandu terhadap lansia.
1. Dukungan Keluarga di Desa Keroit
sebagian besar memiliki dukungan
keluarga kurang
2. Interaksi Sosial di Desa Keroit
sebagian besar memiliki interaksi
sosial yang baik
DAFTAR PUSTAKA Dewi kristyaningsih, (2011). Hubungan
antara dukungan keluarga
Agung. (2012). Hubungan Interaksi dengan tingkat depresi pada
Sosial dengan Kesepian pada lansia.
Lansia. https://jurnal.usu.ac.id. dianhusada.ac.id/jurnalimg/jurpe
diakses pada tanggal 25 Maret r1-10-dew.pdf diakses pada
2017 pada pukul 23.00 WITA. tanggal 16 maret 2017 pukul
Adhitya Widyantoro. (2012). Hubungan 19.00 wita.
Antara Senam Lansia dan Range Fepi susilawati, (2015). Hubungan
of Motion. dukungan keluarga terhadap
http://www.academia.edu/99971 kejadian depresi pada lansia
71/. diakses pada tanggal 23 yang tinggal bersama keluarga di
Maret 2017 pukul 09.00 WITA. wilayah kerja puskesmas kota
Amir, Nurmiati, dkk. Pedoman nasional bumi ll lampung utara.
pelayanan kedokteran jiwa. Ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id.
Jakarta : PP PDSKJI; 2012 Diakses pada tanggal 16 maret
Andreany Kusumowardani, Aniek 2017 pukul 19.35 wita.
pupitosari, (2014). Hubungan Lestari. (2009). Hubungan Kejadian
Antara Tingkat Depresi Lansia Depresi dan Insomnia Pada
Dengan Interaksi Sosial Lansia Lansia di Panti Werdha Tresno
Di Desa Sobokerto Kecamatan Mukti Turen Malang.
Ngemplak Boyolali. Http://journal.ummgl.ac.id. Di
http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id. akses pada tanggal 12 Maret
diakses pada tanggal 14 maret pukul 14.00 wita.
2017 pukul 19.30 wita Mentari Marwa. 2016. Hubungan
Anik supriani, (2011). Tingkat depresi Tingkat Depresi Dengan
pada lansia di tinjau dari tipe Kejadian Insomnia. ejournal.iai-
keperibadian dan dukungan tribakti.ac.id. diakses pada
sosial. Eprints.uns.ac.id.pdf di tanggal 13 Maret 2017 pukul
akses pada tanggal 17 maret 10.00 WITA.
2017 pukul 15.00 wita. Nabila. (2013). Hubungan Antara
Anita. (2016). Analisis Pengetahuan Dukungan Sosial dengan
Mahasiswa Keperawatan Keaktifan Lansia dalam
terhadap Lansia dan Minat Mengikuti Kegiatan Posyandu
Bekerja di Pelayanan Home Lansia Aisiyah di Desa Pakisan
Care. ejurnal.esaunggul.ac.id Cawas Klaten.
diakses pada tanggal 27 Maret eprints.ums.ac.id/26011/. diakses
2017 pada pukul 22.50 WITA. pada tanggal 13 Maret 2017
Ari relawati, (2010). Hubungan antara pukul 18.30.
tingkat depresi dengan interaksi Novita. (2016). Hubungan Pola
sosial pada lansia dip anti Komunikasi Keluarga dengan
werdha dharma bhakti Surakarta. Tingkat Depresi pada Lansia di
Eprintis.ums.ac.id.pdf di akses Kelurahan Malalayang satu
pada tanggal 16 maret 2017 Timur Kecamatan Malalayang.
pukul 12.00 wita. Https://ejournal.unsrat.ac.id. Di
akses pada tanggal 14 Maret Sugiono. (2011). Metode Penelitian
pukul 19.13 wita. Pendidikan (Pendekatan
Ollyvia. (2012). Determinan Tingkat Kuantitatif, dan R&D).
Depresi pada Lansia di Panti Jakarta: Alfabet.
Sosial Tresna Werdha Budi Sugiarti. (2016). Pemberian Seduhan
Mulia 4 Jakarta Selatan. Bawang Putih Terhadap Tekanan
lib.ui.ac.id/. diakses pada Darah Lansia dengan Hipertensi.
tanggal 16 Maret 2017 pada http://jurnal.akbid-
pukul 22.30 Wita. griyahusada.ac.id. diakses pada
Puteri, et al, (2013). Mengetahui tanggal 13 Maret pukul 10.00
Pengaruh Terapi Musik WITA.
Terhadap Tingkat Depresi Pada Susila dan Suyanto. 2014. Metodologi
Lansia Di Uptd-Plsu Tresna Penelitian Kesehatan dan
Werdah, Natar, Kabupaten Kedokteran. Yogyakarta:
Lampung Selatan. Bursa Ilmu.
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id. Trisnawati, et al, (2017). Interaksi sosial
Diakses pada tanggal 14 maret dengan kualitas hidup lansia di
pukul 19.45 wita senjah cerah paniki.
Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental ejurnal.unsrat.ac.id. Diakses
Keperawatan Konsep Proses pada tanggal 16 maret 2017
Praktik Vol 1 Jakarta egc. pukul 21.00 wita.
Retno, Titin, Nova. (2009). Hubungan Wiwid widiyan tri perwiranto, (2010).
Kejadian Depresi dan Insomnia Hubungan antara status interaksi
pada Lansia di panti Werdha sosial dan tipe keperibadian
Tresno Mukti Turen Malang. dengan tingkat depresi pada
journal.ummgl.ac.id. diakses lansia di panti werdha dharma
pada tanggal 15 Maret 2017 bhakti
pada pukul 22.00. Surakarta.http://eprints.ums.ac.id
Richard Morton, Richard Hebel, Robert . di akses pada tanggal 13 maret
McCarter. 2008. Panduan Studi pukul 13.00
Epidemologi dan Biostatistika.
Jakarta: Kedokteran EGC
Ricard kowel, et al, (2016). Pengaruh
senam lansia terhadap derajat
depresi pada lansia di Panti
Werda Senja Cerah Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id.
diakses pada tanggal 14 maret
pukul 20.00 wita
Samper. (2017). Hubungan Interaksi
Sosial dengan Kualitas Hidup
Lansia di BPLU Senjah Cerah
Paniki Provinsi Sulawesi Utara.
Https://ejournal.unsrat.ac.id. di
akses pada tanggal 13 maret
pukul 12.00 wita.

Anda mungkin juga menyukai