DEPRESI
DEPRESI
Disusun Oleh :
Kelompok 6
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yangmemungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UUKesehatan No. 23 th 1992 ).
Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yangmemungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dariseseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain (UU No. 3 th 1966 pasal 1 ).
Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan diantaranya mengenai
jiwa yang merupakan bagian integral dari bagian lainnya baik fisik,sosial maupun
ekonomi. Dan ketika seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak optimal
baik fisik, intelektual dan emosionalnya dalamkeselarasan dengan orang lain maka dapat
dikatakan bahwa individu tersebutmengalami kelainan jiwa.
Dalam kenyataannya, ada individu yang mampu mencapai derajat kesehatansecara
optimal sehingga bisa selaras dan beradaptasi dengan lingkungannya. Namun terdapat
pula individu yang tidak mampu mencapai derajat kesehatansecara optimal dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga terjadilahkonflik dalam dirinya dan dengan
ketidakmampuannya tersebut membawadampak pada kelainan jiwa.
Jenis gangguan jiwa yang terjadi dapat berupa Neurosa, Psikosomatik,Gangguan
Kepribadian, Mental Retardasi, Gangguan Akibat Zat Psiko Aktif danPsiko Adiktif serta
Psikosa, dimana Psikosa ini terbagi 2 bagian yaitu PsikosaOrganik (terjadi pada otak :
Meningitis, Ensepalitis, Tumor Otak) dan PsikosaFungsional terdiri dari Schizofrenia,
Afektif dan Paranoid. Penyakit Schizofreniamasih dapat dibagi-bagi lagi menjadi
Schizofrenia Simpleks, SchizofreniaHebefrenik, Schizofrenia Katatonik, Schizofrenia
Paranoid, SchizofreniaResidual, Episode Schizofrenia Akut dan Schizofrenia tak
tergolongkan.
Depresi menyerang hampir 10 juta orang Amerika dari semua kelompok usia,
kelas sosial ekonomi, ras dab budaya. Studi yang paling tepat menyatakan bahwa gejala-
gejala penting dari depresi menyerang kira-kira 10 sampai 15% dari semua orang yang
berusia lebih dari 65 tahun yang tiak diinstitusionalisasi. Gejala-gejala depresif ini sering
berhubungan dengan penyesuaian yang terlambat terhadap kehilangan dalam hidup dan
stresor-stresor (mis, pensiun yang terpaksa, kematian pasangan) dan penyakit-penyakit
fisik. Angka depresi meningkat secara drasis diantara lansia yang berada di institusi,
dengan sekitar 50% sampai 75% penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala
depresi ringan sampai sedang. Dari jumlah angka itu, angka yang signifikan dari orang
dewasa yang tidak terganggu secara kognitif (10 sampai 20%) mengalami gejala-gejala
yang cukup parah untuk memenuhi kriteria diagnostik depresi klinis. Oleh karena itu,
depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan; merupakan gangguan
psikiatrik yang paling banyak terjadi pada lansia tetapi untungnya paling dapat diobati.
Hampir 80% penderita depresi serius berhasil diobati dan kembali sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa dewasa?
2. Apa saja penyesuaian pada masa dewasa?
3. Apa yang dimaksud dengan depresi?
4. Apa saja etiologi dari depresi pada dewasa?
5. Bagaimana gambaran klinik dari depresi pada usia dewasa?
6. Apa saja tingkatan depresi pada dewasa?
7. Apa saja dampak dari depresi?
8. Bagaimana penatalaksaan dalam mengatasi depresi?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada dewasa dengan depresi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari masa dewasa
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja penyesuaian pada masa dewasa
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari depresi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari depresi pada dewasa.
5. Mahasiswa mengetahui gambaran klinik dari depresi pada usia dewasa.
6. Mahasiswa mengetahui tingkatan dampak dari depresi depresi pada dewasa.
7. Mahasiswa mengetahui dampak dari depresi
8. Mahasiswa mengetahui penatalaksaan dalam mengatasi depresi
9. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada dewasa dengan depresi
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Dewasa
A. Pengertian Dewasa
Masa dewasa adalah salah satu fase dalam rentang kehidupan individu setelah
masa remaja.
b. Sensori
c. Otak.
B. Etiologi
Etiologi diajukan para ahli mengenai depressi pada dewasa khususnya
di usia lanjut (Damping, 2010) adalah:
a. Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapat
menimbulkan depresi, antara lain: analgetika, obatanti-
inflamasi nonsteroid, antihipertensi,antipsikotik, antikanker, ansiolitika, dan lain-
lain
C. Gambaran Klinik
Individu dengan depresi juga harus mengalami
paling sedikit empat gejala tambahan yang ditarik darisuatu daftar yang meliputi
perubahan-perubahan dalam nafsu makan atau berat badan, tidur, dan aktivitas psi
komotorik; energi yang berkurang; perasaan tidak
berharga atau bersalah; kesulitan dalam berpikir,berkonsentrasi, atau membuat keput
usan; atau pemikiran-pemikiran berulang tentang kematian ataupemikiran, rencana-
rencana, atau usaha untuk bunuhdiri (American Psychiatric Association).
Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-
gejala depresi lain pada lanjut usia:
a. Kecemasan dan kekhawatiran
b. Keputusasan dan keadaan tidak berdaya
c. Masalah-masalah somatik yang tidak dapatdijelaskan
d. Iritabilitas
e. Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis ataudiet
f. Psikosis
C. Tingkatan Depresi
Menurut Depkes RI tahun 2001 tingkatan depresi yaitu:
a. Depresi ringan
Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan minat, kesenangan dan mudah lelah,
konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaan diri kurang,
perasaan salah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan
dan perbuatan yang membahayakan diri, tidak terganggu dan nafsu makan kurang.
b. Depresi Sedang
Kesulitan nyata mengikuti kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga
c. Depresi berat tanpa gejala manic
Biasanya Gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak berguna, keinginan
bunuh diri
Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai
dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
seseorang. Menurut ICD 10, pada gangguan depresi ada 3 gejala utama yaitu:
a. Mood terdepresi (suasana perasaan hati murung/sedih),
b. Hilang minat atau gairah,
c. Hilang tenaga dan mudah lelah, yang disertai dengan gejala lain seperti:
1) Konsentrasi menurun,
2) Harga diri menurun,
3) Perasaan bersalah,
4) Pesimis memandang masa depan,
5) Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri,
6) Pola tidur berubah,
7) Nafsu makan menurun
Penanganan depresi dapat dilakukan pada lansia itu sendiri, keluarga lansia dan
masyarakat, yaitu:
a. Diri Sendiri
1) Berfikir positif
2) Terbuka bila ada masalah
3) Menerima kondiri apa adanya
4) Ikut Kegiatan pengajian
5) Tidur yang cukup
6) Olahraga teratur
7) Optimis
8) Rajin beribadah
9) Latihan relaksasi
10) Ikut beraktivitas dan bekerja sesuai kemampuan
b. Keluarga
1) Dukung lansia tetap berkomunikasi
2) Ajak lansia berdiskuasi setiap minggu sekali
3) Mendengarkan keluahan lansia
4) Berikan bantuan ekonomi
5) Dukung kegiatan lansia
6) Ikut serta anak dan cucu merawat lansia
7) Memberikan kesempatan lansia beraktivitas sesuai dengan kemampuan
c. Masyarakat
1) Sediakan sarana posbindu untuk pelayanan kesehatan lansia
2) Siapkan tempat dan waktu latihan aktivitas lansia
3) Support group
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas diri klien
b. Struktur keluarga : Genoogram
c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik
yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
a. Kaji adanya depresi.
b. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti geriatric
depresion scale.
c. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
d. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
Lakukan observasi langsung terhadap:
a. Perilaku.
1) Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari?
2) Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat di-terima secara sosial?
3) Apakah klien sering mengluyur danmondar-mandir?
4) Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?
b. Afek
1) Apakah kilen menunjukkan ansietas?
2) Labilitas emosi?
3) Depresi atauapatis?
4) lritabilitas?
5) Curiga?
6) Tidak berdaya?
7) Frustasi?
c. Respon kognitif
1) Bagaimana tingakat orientasi klien?
2) Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru saja atau yang
sudah lama terjadi?
3) Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau meng-abstrakan?
4) Kurang mampu membuat penilaian?
5) Terbukti mengalami afasia, agnosia atau apraksia?
Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga
a. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah menjadi
pemberi asuhan dikeluarga tersebut.
b. Identifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota keluarga yang
lain.
c. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya komunitas (catat
hal-hal yang perlu diajarkan).
d. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
e. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran pemberiasuhan tentang
dirinya sendiri.
3. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Sering mengemukakan keluhan somatik seperti: nyeri abdomen dan dada, anoreksia,
sakit punggung, pusing.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa
putus asa dan cenderung bunuh diri.
4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
b. Data Objektif
1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap
yang merosot.
2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.
5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal.
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien
suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak
suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan
keterbelakangan psikomotor.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
b. Risiko bunuh diri
c. Gangguan pola tidur
No Intervensi Rasional
1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat Membangun motivasi pada
mengatasi keputusasaannya. lansia
2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal Individu lebih percaya diri
individu
3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber Menumbuhkan semangat
harapan (misal: hubungan antar sesama, hidup lansia
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan). Klien dapat menggunakan
dukungan sosial
4 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber Lansia tidak merasa sendiri
ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung,
agama yang dianut).
5 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, Meningkatkan nilai spiritual
pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, lansia
kepercayaan agama).
6 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: Untuk menangani klien
konseling pemuka agama). secara cepat dan tepat
7 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, Klien dapat menggunakan
frekuensi, efek dan efek samping minum obat dengan benar dan tepat
obat). Untuk memberi pemahaman
kepada lansia tentang obat
8 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 Prinsip 5 benar dapat
benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). memaksimalkan fungsi obat
secara efektif
9 Anjurkan membicarakan efek dan efek Menambah pengetahuan
samping yang dirasakan. lansia tentang efek-efek
samping obat.
10 Beri reinforcement positif bila menggunakan Lansia merasa dirinya lebih
obat dengan benar. berharga
No Intervensi Rasional
1. Diskusikan dengan pasien tentang Menggali ide dalam pikiran klien
ide-ide bunuh diri tentang bunuh diri
2 Buat kontrak dengan pasien untuk Meminimalkan resiko pasien
tidak melakukan bunuh diri bunuh diri
3 Bantu pasien mengenali perasaan Menggali perasaan pasien tentang
yang menjadi penyebab timbulnya penyebab bunuh diri
ide bunuh diri
4 Ajarkan beberapa alternatif cara Membantu pasien dalam
penyelesaian masalah yang membentuk koping adaptif
konstruktif
5 Bantu pasien untuk memilih cara Meringankan masalah pasien
yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah secara
konstruktif.
6 Beri pujian terhadap pilihan yang Pujian dapat menyenangkan
telah dibuat pasien dengan tepat. perasaan pasien
No Intervensi Rasional
1 Bersama klien mengidentifikasi gangguan Untuk mengetahui apa saja
pola tidur penyebab gangguan pola
tidur pada pasien
2 Diskusikan cara-cara utuk memenuhi Mempermudah pasien untuk
kebutuhan tidur (Minum air hangat atau susu memperoleh kebutuhan tidur
hangat sebelum tidur, hindarkan minum yang yang baik
mengandung kafein dan coca cola,
dengarkan musik yang lembut sebelum
tidur)
3 Anjurkan pasien untuk memilih cara yang Cara-cara yang sesuai dapat
sesuai dengan kebutuhannya mempermudah pasien
4 Berikan lingkungan yang nyaman untuk Agar pasien dapat kualitas
meningkatkan tidur. tidur yang baik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa dewasa adalah salah satu fase dalam rentang kehidupan individu setelah
masa remaja. Masa dewasa meliputi masa dewasa awal, masa dewasa pertengahan dan
masa dewasa akhir.
Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi
kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih,
murung, kesal, tidak bahagia dan menderita. Depresi tidak hanya terjadi pada usia dewasa
baik dewasa awal, dewasa pertengahan maupun dewasa akhir tetapi depresi dapat
menyeramng semua kelompok usia.
B. Saran
Pada dewasa yang mengalami gangguan depresi seharusnya mendapatkan
dukungan moral baik itu dari keluarga dan kerabat klien sehingga dapat mengurangi
beban psikologis pada pasien dengan depresi.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E. dkk. 2009. Askep Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Elvy Hadaming. Askep Lansia Dengan Masalah Psikologis. Rabu, 23 April 2014
Hawari, D. 2011. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC
Nuzulul Wahyudi. Askep Kritikal Pada Lansia Pada Kasus Depresi. Sabtu, 02 November
2013