PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih tinggi disuatu tempat masih
baik. Dengan kata lain dapat dikatakan AKI dan AKB adalah tolok ukur yang
Angka kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan
angka kematian ibu adalah 216 per 100 000 kelahiran hidup (WHO, 2017).
pusat statistik tahun 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup. Di
Sulawesi Tenggara sediri Angka Kematian Ibu tahun 2015 adalah 131 per
menunjukkan trend menurun dari tahun 2013 sampai 2015. Bila dibandingkan
dengan target MDG’s 2015 yaitu sebesar 105 per 100.000 kelahiran hidup maka
dapat dikatakan target tidak tercapai terlebih angka ini mengalami peningkatan
menjadi 149 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 dan 2017. Dimana dari
1
data yang ada angka kematian ibu tahun 2017 menunjukkan Kota Kendari
memiliki AKI terendah yaitu sebesar 61 per 100.000 kelahiran hidup dan yang
tertinggi adalah Muna Barat dengan total AKI 426 per 100.000 kelahiran
Angka kematian bayi secara global menurut data WHO pada tahun
2017 adalah 29 per 1000 kelahiran hidup. Hasil Survei Demografi dan
pada 1991, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
Untuk kasus angka kematian bayi baru lahir (neonatal) di Sulawesi tenggara
hingga 318 kasus pada tahun 2017, walaupun mengalami penurunan jumlah
sama, pada tahun 2013 dengan 7 per 1000 kelahiran dan pada tahun 2017
sebesar 3 per 1000 kelahiran. Dari data tersebut angka kasus terjadi tertinggi
ada di kabupaten muna barat kurang lebih terjadi 8 kasus. (Profil Kesehatan
SULTRA, 2017)
2
B. Kajian Masalah
rendah dari cakupan tahun sebelumnya yang mencapai 73,96%. hasil ini
masih berada di bawah target program kia tahun 2017 sebesar 74%, dan
provinsi 81%.
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
2. Khusus
3
a. Untuk menganalisis hubungan antara tenaga kesehatan dengan
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis.
4
3. Bagi peneliti selanjutnya , penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
b. Manfaat Praktis
dan bayi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahun 1991, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 390 per 100.000
telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara 1998–20021, hal
Tengah mempunyai AKI yang lebih rendah, yaitu 248, dibandingkan adalah
Papua sebesar 1.025, Maluku sebesar 796, Jawa Barat sebesar 686, dan
6
Penyebab kematian ibu. Adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat
tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan
infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara
kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan
atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga
akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang dapat mencegah
aborsi. Data dari SDKI 2002–2003 menunjukkan bahwa 7,2 persen kelahiran
tidak diinginkan.
7
dalam pemakaian kontrasepsi masih tinggi, yaitu sembilan persen dan tidak
1992 menjadi 54,2 persen pada 20026 (Gambar 2 dan Tabel 1). Untuk
kesehatan terlatih terus meningkat dari 40,7 persen pada 1992 menjadi 68,4
persen pada 2002.7 Akan tetapi, proporsi ini bervariasi antarprovinsi dengan
Sulawesi Tenggara sebagai yang terendah, yaitu 35 persen, dan DKI Jakarta
yang tertinggi, yaitu 96 persen, pada 20028 (Tabel 2 dan 3). Proporsi ini juga
berbeda cukup jauh mengikuti tingkat pendapatan. Pada ibu dengan dengan
8
pelayanan kesehatan dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama
bidan.
hepatitis, dan HIV/AIDS. Pada 1995, misalnya, prevalensi anemia pada ibu
hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen, dan pada ibu nifas 45 persen.10
Anemia pada ibu hamil mempuyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak
dengan berat lahir rendah, serta sering menyebabkan kematian ibu dan bayi
baru lahir. Faktor lain yang berkontribusi adalah kekurangan energi kronik
(KEK). Pada 2002, 17,6 persen wanita usia subur (WUS) men derita KEK.11
9
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia
dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya,
kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia
masyarakatnya.
Kajian Pustaka
10
diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan. Mutu
medis dan pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial
kesehatan lainnya.
1) Unsur Masukan.
2) Unsur Lingkungan.
manajemen.
11
3) Unsur Proses.
medis.
12
BAB III
medis dan pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial
kesehatan lainnya.
13
Kualitas tenaga
Dana
Sarana
Kematian ibu dan
Kematian Bayi
Kebijakkan
Manajemen
Hipotesis :
14
4. Ada hubungan kebijakan kesehatan dengan cakupan
15
KEPUSTAKAAN
Rineka Cipta.
Kolaka, Kolaka
Cipta.
16