Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengetahuan (Knowledge) adalah hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over

behavior). Apabila suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan dan apabila

manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses

sebagai berikut :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini sikap

subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

6
7

d. Trial, subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki

oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo, 2017).

2.1.2 Sumber Pengetahuan

a. Intuisionalisme, yaitu penglihatan langsung di samping pengalaman dan

indera. Ditemukan dalam penjabaran mistik. Menurut pandangan

intusionisme menyatakan bahwa unsur utama pengetahuan adalah

penghayatan (Intuitif). Jadi, yang menjadi sumber pengetahuan adalah

pengalaman pribadi dan sarana satu – satunya adalah intuisi.

b. Rasionalisme, yaitu sumber pengetahuan dengan menggunakan prosedur

tertentu dari akal saja sampai kepada pengetahuan sebenarnya yaitu akal dan

budi. Ajaran rasionalisme sebagai suatu ajaran yang menjadi sumber

pengetahuan manusia adalah rasio. Rasio adalah berpikir dan membentuk

pengetahuan. Berdasarkan pengetahuan manusia bertindak. Berbeda

pengetahuan maka berbeda pula perbuatan dan tindakan manusia. Tumbuh –

tumbuhan atau hewan tidak berpikir, maka dia tidak punya pengetahuan

yang dibangun manusia dengan rasionya. Dalam hal ini akan berperan ide,

substansi, bentuk, kualitas dan kategori merupakan proses dalam keilmuan.

c. Empirisme yaitu ilmu pengetahuan bersumber dari pengalaman melalui

pengumpulan data, fakta yang ditangkap oleh panca indera. Seluruh isi

pemikiran berasal dari pengalaman (persepsi), yaitu kesan – kesan (akal

budi), pengalaman inderawi dan gagasan (konsep makna). Semua yang


8

diamati dalam realitas merupakan keterhubungan kejadian terus menerus.

Suatu kejadian adalah akibat dari sesuatu yang lain, merupakan kebenaran

sementara dan tidak bersifat mutlak. Aliran empirisme ini menolak segala

proses generalisasi, apalagi sampai menjadi suatu hukum alam. Pengalaman

rasional mengenai sesuatu terjadi setelah sesuatu itu dialami terlebih dahulu.

d. Kritisme yaitu sumber pengetahuan melalui usaha – usaha menyelidiki

kemampuan rasio dan batas – batasnya. Lahirnya pengetahuan menurut

ajaran kritisme karena manusia dengan aktif mengkontruksikan gejala –

gejala yang dapat ditangkap. Kritisme merupakan kritik atas rasio murni dan

kritik atas rasio praktisa dan kritik atas daya pertimbangan, yaitu :

1) Kritik atas rasio murni, yaitu pengetahuan merupakan sintesis dari

pengetahuan sebelumnya.

2) Kritik rasio praktik yaitu suatu syarat perbuatan susila dari pengetahuan.

Susila adalah kewajiban yang indera, sikap hormat sebagai penggerak

perbuatan manusia adalah argument moral.

3) Kririk daya pertimbangan yaitu usaha mendamaikan empirisme dan

rasionalisme. Kawasan mutlak alam dan kebebasan tingkah laku

manusia. Panca indera dan proses penginderaan serta akal budi dan

proses penalaran sama – sama berperan melahirkan pengetahuan

manusia. Semua pengetahuan manusia tentang dunia bersumber dari

pengalaman dan inderawi manusia (Syarbaini, 2015).


9

2.1.3 Fungsi Pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,

untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya

unsur – unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan dorongan yang

diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa

sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema

yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal.

2.1.4 Faktor Pengetahuan

Faktor pengetahuan adalah kpemilikan dari suatu wilayah atas informasi,

kemampuan, kesadaran, pengakuan, pengalman dan pengertian. Pengetahuan

dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu Human Capital, Struktural Capital, dan

Relational Capital. Human Capital adalah pengetahuan yang dimiliki oleh

masyarakat di suatu kawasan yang diperoleh dari pendidikan dan latihan

pendidikan formal. Struktural Capital adalah cara dimana komponen – komponen

di dalam kawasan disistematisasi, diinternalisasi dan diproses. Sedangkan

Relational Capital adalah hubungan yang ada diantara komponen – komponen

dalam kawasan serta hubungannya dengan luar kawasan.

2.1.5 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2017, pengetahuan yang dicakup dalam bidang

atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak dari yang sederhana

sampai pada yang kompleks, yaitu :


10

a. Tahu (Know)

Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari

sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas atau sempit

seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun apa yang diketahui hanya

sekedar informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu pengetahuan

merupakan tingkat yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Pemahaman adalah kemampuan memahami arti sebuah ilmu seperti

menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu.

c. Aplikasi (Aplication)

Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau penafsiran suatu ilmu

yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapakan suatu metode,

konsep, prinsip atau teori.

d. Analisa (Analysis)

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen – komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain. Seperti menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,


11

misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyelesaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk

membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

Misalnya dapat membandingkan, menanggapi dan menafsirkan dan

sebagainya.

2.2 Inisiasi Menyusui Dini

2.2.1 Defenisi

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktose dan garam –

garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

bahan makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997) ASI mengandung lebih dari

200 unsur – unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin,

mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.

Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang

lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat

ini bagai suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin

ditiru oleh buatan manusia (Utami, 2015).

Inisiasi Menyusui Dini (Early Inisiation) atau permulaan menyusui dini

adalah kemampuan bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir (Anonymous,

2018).
12

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan

nalurinya sendiri dapat menyusui segera dalam satu jam pertama setelah lahir,

bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu bayi dibiarkan

setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusui sendiri (Idris, 2018).

2.2.2 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

Pusdiknakes bekerjasama dengan WHO dan JHPIEGO (2001), memaparkan

dalam buku Kebidanan Postpartum mengenai berbagai manfat ASI sebagai

berikut :

a. Bagi bayi

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.

Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk

mencegah infeksidan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali untuk

memberi ASI pada satu jam pertama sesudah lahir dan kemudian setiap dua

atau tiga jam.

b. Bagi ibu

Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses

persalinannya. Membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat

perdarahan. Akan cepat pulih penurunan berat badannya dari berat badan

yang bertambah semasa kehamilan dan yang haidnya belum muncul kembali

akan kecil kemungkinan untuk menjadi hamil.


13

c. Bagi semua orang

ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabkan infeksi,

tidak menuntut persiapan khusus, selalu tersedia dan gratis (Suherni, dkk,

2018).

2.2.3 Langkah-langkah Inisiasi Dini

1) Berikan suasana yang layak, nyaman dan penuh dukungan pada ibu saat

proses kelahiran.

2) Bayi dikeringkan (kecuali tangannya), diperlihatkan ke ibu. Lakukan kontak

pipi sebentar antara ibu & bayi dan ibu mencium bayi.

3) Telungkupkan bayi di antara payudara ibu. Bayi dan ibu tidak menggunakan

baju, sehingga ada full skin-to-skin contact. Tetapi keduanya boleh

diselimuti.

4) Bayi baru lahir sangat responsif / alert. Instingnya juga sangat tajam. Begitu

bayi menyadari bahwa “makanannya” sudah tersedia dan berada sangat

dekat dengannya, maka air liur pun mulai keluar. Bau payudara merupakan

stimulus kuat yang akan mendorong bayi ke arah puting ibu. Ingat bahwa

bayi baru lahir indera penciumannya sudah berkembang.

5) Biarkan bayi bereaksi dan merangkak. Tangannya yang bau air ketuban

akan menuntun bayi ke arah puting. Remasan tangan bayi pada payudara

ibu akan membantu terbentuknya ASI.

6) Bayi berhasil mencapai puting dan mengangkat kepalanya. Dengan mulut

terbuka lebar, bayi mulai menyusui pada ibu.


14

7) Ibu membantu bayi dengan menyentuh/ mengelus bayi dan memposisikan

bayi dekat dengan puting payudara ibu.

8) Jangan memaksa bayi ke puting ibu.

9) Proses skin-to-skin contact ini harus dibiarkan terus berlanjut sampai si bayi

selesai menyusui pada ibunya dan selama ibu menginginkannya.

10) Ibu yang melahirkan dengan cara caesar tetap diberikan kesempatan untuk

melakukan inisiasi dini.

11) Semua tindakan (seperti menimbang bayi, mengukur, pemberian obat dan

sebagainya) dapat ditunda karena dapat membuat proses terganggu.

2.2.4 Urutan Inisiasi Menyusui Dini

1) Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan di

dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit ketemu

kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi.

Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2

derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi

Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi

beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu,

biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini

terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma

melahirkan.

2) Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebih tenang, maka

secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak

merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena
15

ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak perut ibunya di atas

rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama

dari proses ini tergantung dari si bayi. Untuk gerakan ini, ternyata si dokter

punya pengalaman. Pernah ada dukun beranak melakukan proses

melahirkan, dan ternyata si ibu mengalami pendarahan hebat. Pada saat itu

si dukun meletakkan anaknya di dada si ibu, dan anak tersebut menggerak-

gerakkan kakinya memasage perut ibunya bahkan lebih dari satu jam,

sampai pendarahan si ibu berhenti.

3) Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkan dengan

mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air

ketuban. Dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau

yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, membantu si bayi untuk

mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak

mendekati puting ibu dan ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu

akan menjilat dada ibu.

4) Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri

jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang

baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi

karena hanya si bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan

dada si ibu.

5) Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang

bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segera berproduksi dan
16

bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu. Terakhir

baru mulailah si bayi itu menyusui.

6) Disarankan jika suatu saat akan memiliki anak, untuk meminta kepada

rumah sakit yang akan membantu kelahiran supaya diperbolehkan

melakukan inisiasi menyusui dini ini minimal 1 jam, karena kelima proses

di atas ini bisa berlangsung sekitar 1-2 jam. Dan ternyata tidak semua RS

berani melakukan ini, dan kita sebagai orang tua harus berani meminta ini

dilakukan karena ternyata hal ini merupakan siklus kehidupan yang selama

ini tidak kita sadari sudah kita putus.

2.2.5 Tata Laksana Inisiasi Menyusui Dini

1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

2) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya kecuali kedua

tangannya. Lemak putih yang menyamankan kulit bayi sebaiknya

dibiarkan saja.

3) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat

dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan

minimum satu jam atau setelah menyusui awal selesai. Keduanya

diselimuti. Jika perlu, gunakan topi bayi.

4) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi

dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

5) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau

perilaku bayi sebelum menyusui. Hal ini dapat berlangsung beberapa

menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan
17

rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan

kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil

menyusui pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting

payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi bersentuhan

dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusui pertama.

6) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada

ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi sesar.

7) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu

jam atau menyusui pertama selesai. Prosedur yang infasive, misalnya

suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.

8) Rawat gabung. Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu

bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu.

Pemberian minuman selain ASI dihindari walaupun ASI belum keluar.

Anda mungkin juga menyukai