Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

BENUA MARITIM INDONESIA

OLEH :
MUH RIFQI SURAHMAN
A011191168

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas individu dari mata
kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim dengan judul “Benua Maritim Indonesia”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Mudah – mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan dapat menjadi pengetahuan baru. Mohon maaf apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan, semata-mata ini hanya ketidak telitian
penulis selaku penyusun.

Terima kasih

Makassar, 31 Agustus 2019

Penulis

Wawasan Sosial Budaya Maritim ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH ...........................................................................2

1.3 TUJUAN ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1 BENUA MARITIM INDONESIA ............................................................3

2.1.1 DEFINISI BENUA MARITIM INDONESIA ..............................3

2.1.2 KARAKTERISTIK BENUA MARITIM INDONESIA ...............4

2.1.3 KEADAAN DAN MASALAH BENUA MARITIM

INDONESIA .................................................................................7

2.2 PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA ............................9

2.3 POTENSI PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA .........12

BAB III PENUTUP ...............................................................................................14

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................14

3.2 SARAN ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

Wawasan Sosial Budaya Maritim iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara maritim Indonesia termasuk negara kepulauan terbesar di


dunia dan telah memiliki visi nasional yang dikenal dengan “Wawasan
Nusantara Bahari”. Namun dalam perkembangannya kata baharinya
ditanggalkan dan hanya menjadi “Wawasan Nusantara” saja. Dimana
diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap kedaulatan
wilayah dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan,
baik wilayah maupun penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang mencakup politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan serta menjadikannya sebagai geopolitik.
Sejarah menunjukkan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki
pengaruh yang sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui
kekuatan maritim besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan kemudian
Majapahit. Wilayah laut Indonesia yang merupakan dua pertiga wilayah
Nusantara mengakibatkan sejak masa lampau, Nusantara diwarnai dengan
berbagai pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam
bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan
Nusantara, bahkan mampu mengarungi samudera luas hingga ke pesisir
Madagaskar, Afrika Selatan.
Politik maritim menjadi asas yang seharusnya diimplementasikan
dalam sistem pemerintahan, karena potensi maritim Indonesia lebih
berorientasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Politik maritim menjadikan laut sebagai identitas bangsa dalam
memperoleh kedaulatan, kekuatan ekonomi dan militer serta kesejahteraan
masyarakat.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 1


1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan


masalah yang akan dibahas sebagai acuan dalam makalah ini, sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan benua maritim Indonesia ?
2. Bagaimana proses yang dilakukan dalam pembangunan benua maritim
Indonesia ?
3. Bagaimana potensi pembangunan benua maritim di Indonesia ?

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan benua maritim Indonesia
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteistik benua maritim
Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep pembangunan benua maritim
Indonesia
4. Untuk mengetahui potensi pada pembangunan benua maritim Indonesia

Wawasan Sosial Budaya Maritim 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. BENUA MARITIM INDONESIA

2.1.1. Definisi Benua Maritim Indonesia


Benua Maritim Indonesia adalah wilayah perairan dengan
hamparan pulau – pulau didalamnya sebagai satu kesatuan alamiah
antara darat, laut dan udara di atasnya tertata unik dengan sudut
pandang iklim dan cuaca keadaan airnya, tatanan kerak bumi,
keragaman biota serta tatanan sosial budaya.
Perairan laut Indonesia yang berada di antara dan sekitar
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah nasional
Indonesia. Wujud wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia
membentang luas di cakrawala khatulisitiwa yang merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia terdiri dari zona pantai, landas
benua, lereng benua, cekungan samudra di bawahnya dan udara di
atsnya. Berdasarkan wilayah laut yang sangat luas, adanya
kesatuan alamiah antara bumi, laut dan udara diatasnya serta
kedudukan global sebagai tepi benua. Oleh karena itu, sangat tepat
disebut Benua Maritim Indonesia.
Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap
fungsi, peranan dan potensi wilayah laut semakin berkembang.
Kecenderungan ini di pengaruhi oleh perkembangan pembangunan
yang mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumber daya
nasional di darat. Pengaruh lainnya adalah perkembangan
teknologi maritim sendiri sangat pesat sehingga memberikan
kemudahan dalam pemanfaatan dan pengelolahan sumberdaya
laut.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 3


2.1.2. Karakteristik Benua Maritim Indonesia
Benua Maritim Indonesia adalah suatu massa bumi yang
keseluruhannya terdiri dari 17.508 pulau beserta segenap air laut
disekitarnya sampai sejauh 200 mil dari garis pangkalnya. Zona
pesisir, landasan benua, lereng benua, cekungan samudera di
bawahnya dan udara di atasnya.
BMI terbentang dari 92O BT sampai dengan 141O BT dan
dari 7O20’LU sampai dengan 14O LS merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari:
1. 5.707 pulau yang telah bernama dan 11.801 pulau yang belum
bernama.
2. Luas perairan 3,1 juta km2, dan luas perairan ZEE 2,7 juta km2.
3. Panjang seluruh garis pantai 80.791 km, panjang garis dasar
14.698 km (7.945 mil).
BMI mempunyai kompleksitas dalam karakteristik cuaca dan
iklim, keadaan perairan laut, serta tatanan kerak bumi yang
menyebabkan perbedaan potensi sumberdaya alam hayati dan
nonhayati dengan massa (benua) lainnya.
Bagian dalam kawasan barat BMI tersusun oleh pulau-pulau
utama Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang merupakan sistem
Paparan Sunda dengan kedalaman dasar laut sampai sekitar 200 m.
kearah Timur tertletak di Selat Makassar, Laut Bali, Laut Flores
yang merupakan zona transisi antara sistem Paparan Sunda dengan
system Laut Banda. Di ujung bagian Timur BMI ditempati oleh
sistem laut Banda yang merupakan laut dalam dengan kedalaman
dasar laut antara 1000-6000 m yang dikelilingi oleh pulau Sulawesi
bagian barat gugusasn kepulauan Sula dan Seram di Utara,
rangkaian gunung api di selatan dan timur. Di bagian Selatan
ditandai dengan kepulauaan gunung api aktif NTB-NTT yang
relative kecil.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 4


Bagian luar BMI sebagian besar membentuk tepi benua
konvergen aktif terdiri dari Samudera Hindia (selatan-barat) dan
Samudera Pasifik (timur-laut). Laut Sulawesi (utara) Laut Cina
Selatan (barat-laut). Bagian tenggara umumnya terususun oleh
sistem Paparan Sahul dan massa daratan Papua yang
menghubungkan tepi Benua Australia.
Berdasrkan tatanan geologi dan teknologinya sistem BMI
dapat dibedakan menjadi dua kawasan yaitu:
1. Kawasan barat BMI
Memanjang dari pantai barat Sumatera sampai pantai
timur Kalimantan Timur, berciri sistem Samudera Hindia
(bagian luar BMI), memanjang dari bagian barat Sumatera
sampai ke selatan Sumba, serta sistem laut Jawa yang
merupakan sistem perairan Sunda (lempeng Banua Eurasia)
pada sebagian besar perairan Indonesia pada bagian dalam
BMI.
2. Kawasan timur BMI
Memanjang dari bagian timur kawasan Timur BMI
sampai pada batas paling timur dari wilayah yuridiksi
Indonesia. Pada bagian luarnya ditempati oleh tepi Benua
Australia (Laut Timor dan Laut Arafura) di bagian Selatan.
Laut Karolina dan Samudera Pasifik dibagian Timur dan laut
Sulawesi di bagian Utara, sedangkan bagian dalam ditempati
oleh laut Flores di bagian Barat, Laut Banda di bagian Timur
dan Laut Maluku di bagian paling Utara.
Ditinjau dari sudut pandang geologi kelautan, pakar
kebumian sepakat bahwa BMI adalah merupakan salah satu
laboratorium alam yang terlengkap di dunia. BMI terbentuk
sebagai hasil interaksi alamiah antara tiga lempeng litosfera
utama yaitu lempeng Eurasia di sebelah utara, lempeng
Hindia-benua Australia di sebelah Selatan Tenggara, dan

Wawasan Sosial Budaya Maritim 5


lempeng Pasifik di sebelah Timur. Ketiga lempeng litosfera ini
bergerka secara relative satu terhdap lainnya, sehingga
memberikan dampak terhadap bentuk kerak bumi yang
kompleks, baik struktur maupun bentuk batuan. Gerakan
lempeng-lempeng tersebut menyebabkan daerah tertentu di
wilayah BMI memiliki daerah cekungan sedimen laut dalam
misalnya laut Banda, laut Sulasesi, laut Gorontalo, laut
Maluku. Selain itu berkembang pula 60 buah cekungan
sedimen yang memungkinkan terakumulasinya minyak dan
gas bumi.
Dari kacamata ilmuan, Ternyata pakar kebumian
Internasional banyak menggunakan proses geologi yang
terjadi di BMI saat ini sebagai suatu acuan untuk menjelaskan
proses pembentukan jalur pegunungan (misalnya pegunungan
Alpen) yang berlangsung ratusan juta yahun yang lalu. Acuan
ini adalah kunci untuk memahami proses-proses yang
berlangsung pada masa silam.
Para ahli menduga bahwa di bawah dasar laut
Indonesia terdapat sumber daya minyak dan gas bumi yang
besar. Diperkirakan juga bahwa dasar laut mengandung
banyak bahan galian atau tambang. Pada saat ini hanya
mineral-mineral letakan terutama timah yang terdapat pada
Paparan Sunda di sector barat laut yang memberikan nilai
ekonomis bagi perekonomian Indonesia. Sedangkan agregat
yang digunakan dalam skala yang kecil, namun dikhawatirkan
akan memberikan dampak pada lingkungan dikemudain hari.
Berdasarkan fenomena di atsa amaka muncul berbagai
kondisi yang merupakan keunggulam komparatif BMI yang
dapat didayagunakan bagi kepentingan umat manusia pada
umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya. Kondisi-
kondisi yang dimaksud adalah:

Wawasan Sosial Budaya Maritim 6


1. BMI merupakan media yang ideal untuk menjangkau
setiap titik pada hamparan Benua Maritim terutama di
kawasan laut.
2. BMI dengan keanekaragaman sumber daya alam, baik
hayati maupun nonhayati yang ada di dalamnya,
memberikan peluang yang lebih besar dalam mentapkan
pilihan bagi umat manusia, terutama bangsa Indonesia
dalam memenuhi kebutuhannya.
2.1.3. Keadaan dan Masalah Benua Maritim Indonesia
Pembangunan maritim Indonesia harus menggali potensi
maritim untuk membulatkan akselerasi Pembangunan Nasional
yang diselenggarakan. Kenyataannya selama ini potensi maritim
belum mendapatkan prioritas penanganan secara proporsional
sehingga berbagai kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas,
terutama menyangkut upaya memelihara langkah dan keterpaduan
pembangunan.
Pembangunan maritim memerlukan sistem pengelolaan
terpadu wilayah pesisir dan lautan. Dalam pengelolaan ini berbagai
masalah akan muncul, berbagai konflik akan terjadi yang
disebabkan oleh adanya degradasi mutu dan fungsi lingkungan
hidup yang antara lain disebabkan karena musnahnya hutan bakau,
rusaknya terumbu karang, abrasi pantai, intrusi air lautm
pencemaran lingkungan pesisir dan laut serta perubahan iklim
global. Berbagai masalah berakar dari:
1. Masing – masing pelaku pembangunan dalam menyusun
perencanaan sangat terikat pada sektornya sendiri tanpa
adanya sistem koordinasi baku lintas sektor.
2. Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di pusat
maupun di daerah yang mempunyai wewenang penentu dalam
pembangunan maritim secara utuh

Wawasan Sosial Budaya Maritim 7


3. Belum lengkapnya peraturan perundang-undangan yang
mengatur kewenangan pengelolaan sumberdaya maritim.
4. Belum lengkapnya tataruang yang mencakup wilayah pesisir
dan laut nasional yang dapat dijadikan sebagai induk
perencanaan bagi daerah.
Untuk dapat menjamin efektifitas pembangunan maritim,
berbagai masalah tersebut harus dapat diatasi secara tuntas, paling
tidak yang terkait dengan:
1. Penataaan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan
pembangunan maritim yang bersifat lintas sektoral
2. Pembentukan wadah untuk penyusunan dan penerapan
mekanisme perencanaan dan pengawasan terpadu,
pengelolaan yang dikoordinasikan serta pengendalian yang
sinkron
3. Penciptaan dan peningkatan sumberdaya maritim handal dan
profesional.
4. Penataan peraturan perundang- undangan disertai upaya
penegakan peraturan hukum yang konsisten
5. Penetapan tata ruang maritim disertai pola pengelolaan,
pemanfaatan dan pendaya gunaannya
6. Sistem pengumpulan dan pengelolaan informasi maritim yang
dapat diakses secara luas.
7. Memperbesar kemampuan pengadaan sumber dana yang dapat
diserap dalam upaya pembangunan maritim dengan
kemudahannya
8. Pembentukan wadah untuk menyuburkan upaya penelitian dan
pengembangan maritim untuk dapat mempermudah penerapan
ilmu dan teknologi kelautan, utamanya bagi nelayan
tradisional

Wawasan Sosial Budaya Maritim 8


2.2. PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA

Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah


pembangunan nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur maritim
dan dirgantara. Pengertian ini lahir Tahun 1966 setelah dicanangkan sebagai
Tahun Bahari dan Dirgantara oleh Presiden Republik Indonesia.
Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah bagian Integral dari
pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan pemanfaatan lautan
Indonesia untuk mencapai cita – cita nasional.
Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan, lautan
dan dirgantara, serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu konsep
pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud aktualisasi
Wawasan Nusantara yang telah menjadi cara pandang bangsa Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila
dan Undang – undang Dasar 1945.
Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh
kenyataan bahwa:
1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor
utama yang harus dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita
nasional.
2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.
Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan
maritime kita menghadapai empat kendala utama, berikut :
1. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah.
2. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritime belum siap.
3. Peraturan dan perundangan belum mendukung.
4. Kelembagaan yang juga belum mendukung.
Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya adalah
bagian integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih
memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan sasaran pembangunan Maritim
Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia
yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim menjadi

Wawasan Sosial Budaya Maritim 9


kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan nasional yang
dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Dalam PJP II Pembangunan Maritim Indoneisa dilakukan secara
bertahap, dengan waktu yang masih tersisa 4 pelita (20 tahun)
pertahapannya dilakukan sebagai berikut :
1. Pelita VII penekanan dilakukan pada perikanan dan pariwisata bahari
dengan tanpa mengesampingkan pengembangan sumberdaya manusia
dan iptek maritim yang sesuai,
2. Pelita VIII penekanan diletakkan pada perikanan, perhubungan laut dan
pariwisata bahari sering dengan pengembangan Iptek dan SDM yang
diperlukan.
3. Pelita IX penekanannya diletakkan pada perhubungan laut, pariwisata
bahari seiring dengan peningkatan iptek dan SDM
4. Pelita X penekanan diletakkan pada pertambangan dan energi seiring
dengan pengembangan SDM dan iptek yang diperlukan
Khusus dalam pelita VII, kelima elemen pembangunan Maritim
Indonesia diarahkan pada :
1. Perikanan
Pembangunan perikanan diupayakan dalam pemanfaatn
Sumberdaya Ikan, baik perikanan tangkap maupun budidaya yang lebih
optimal dengan sasaran untuk meningkatkan gizi masyarakat dan
peningkatan kualitas hidup nelayan kecil dan petani ikan tradisional.
Pemeliharaan dan perbaikan kualitas lingkungan yang menjadi tempat
hidup ikan terus dilakukan agar dicapai kelestarian dan peningkatan
produksi ikan dan budidaya laut. Kualitas SDM dan iptek terus
ditingkatkan agar memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi.
Sarana dan prasarana perikanan yang antara lain terdiri dari
pelabuhan pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan terus ditingkatkan.
Pembangunan perikanan harus dapat mengupayakan terjalinannya
kemitraan besar-kecil-koperasi. Kelembagaan dan perundangan perlu
ditata dan diatur ulang. Perlu dikembangkan Pusat data dan infromasi

Wawasan Sosial Budaya Maritim 10


Kelautan Nasional yang dapat memberikan data dan informasi secara
terus menerus kepada para penggunan baik nelayan kecil maupun
perusahan besar.
2. Perhubungan Laut
Dibidang angkutan laut diperlukan minimal 900 buah kapal 3500
DWT untuk pelayaran domestic, sedang untuk pelayaran luar negeri
diperlukan 36 unit kapal masing-masing 48.000 DWT. Dibidang
kepelabuhan diupayakan pembangunan dan peningkatan pelabuhan peti
kemas, dermaga pelayaran rakyat dan pelayaran perintis seiring dengan
perkembangan muatan. Dibidang keselamatan pelayaran dilakukan
pembangunan fasilitas bantu pelayaran, vessel traffic, kapal navigasi,
stasiun radio pantai, kesyahbandaran, pengerukan alur, SAR dan
sebagainya. Sistem baku navigasi dan komunikasi maritime
ditingkatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan keselamatan
pelayaran.
3. Industri Maritim
Kemampuan beli perusahaan pelayaran nasional terhadap
produksi industri maritime dalam negeri terus ditingkatkan anatara lain
dengan pemberian insentif atau tax holiday. Sementara itu, lembaga
koordinasi yang mampu menyelesaikan problematic antar instansi
terkait terus dikembangkan.
4. Pertambangan dan Energi
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral, minyak dan gas
kepas pantai terus ditingkatkan hingga diperolehnya cadangan –
cadangan baru migas dan bahan tambang serta energy alternative dari
laut. Kandungan local dalam kegiatan pertambangan baik yang berupa
modal, SDM, iptek, sarana litbang dan piranti lunak terus ditingkatakan.
Koordinasi antar instansi terkait terus dikembangkan.
5. Pariwisata Bahari
Pariwisata bahari harus ditempatkan sebagai salah satu unggulan
pariwisata nasional. Saran dan prasarana yang terkait terus dibangun.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 11


Prioritas tinggi dan pemberian insentif diberikan kepada pariwisata
bahari di kawasan timur BMI. Pemberian muatan bahari dalam program
pendidikan dan pelatihan pariwisata terus diupayakan, dan perarian
swasta dalam pariwisata bahari terus diitngkatkan.

2.3. POTENSI PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, luas


wilayah Indonesia yang ditambah dengan jalur laut 12 mil yaitu 5,8 juta km2
terdiri dari daratan 1,9 juta km2, laut 3,1 juta km2.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah
Canada dengan panjang garis pantai 95.181 km. Wilayah Indonesia terdiri
dari 17.508 pulau dari jumlah tersebut baru 6.000 pulau yang mempunyai
nama. Dari luas tersebut, Indonesia memiliki 13 pulau atau sekitar 97%
pulau – pulau besar, seperti Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, Sumatra,
Jawa, Madura, Halmahera, Seram, Sumbawa, Flores, Bali dan Lombok.
Sumber daya terbagi atas dua macam :
A. Sumber Daya yang dapat di pulihkan (Renewable Resources)
1. Potensi daya perikanan laut
Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari
sumber daya perikanan palagis besar ( 451.830 ton/tahun) dan
pelagis kecil ( 2.423.000 ton/ tahun), sumberdaya perikanan
3.163.630 ton/ tahun, udang 100.720 ton/tahun, ikan karang 80.082
ton/tahun dan cumi – cumi 328.960 ton/tahun. Dengan demikian
secara nasional potensi lestari ikan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun
dengantingkat pemanfaatan mencapai 48% ( Dirjen Perikanan
1995).
2. Hutan Mangrove
Merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang
penting di wilayah pesisir. Fungsi dan peran hutan Mangrove, yaitu:
a. Menyusun mekanisme antara komponen mangrove dengan
ekosistem lain, pelindung pantai, dan pengendali banjir.
b. Penyerap bahan pencemar, sumber energi bagi biota laut.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 12


c. Menjaga kesetabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya
hayati di perairan.
d. Sebagai sumber kayu kelas satu, bahan kertas dan arang.
3. Padang Lamun dan rumput Laut
Mempunyai fungsi:
a. Meredam ombak dan melindungi pantai.
b. Daerah asuhan larva
c. Tempat makan
d. Rumah tempat tinggal biota laut
e. Wisata bahari.
4. Terumbu Karang
Peran terumbu Karang, yaitu:
a. Pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang
berasal dari laut.
b. Sebagai habitat tempat mencari makanan.
B. Sumber Daya yang tidak dapat di pulihkan (Unrenewable
Resources)
1. Bahan tambang dan mineral
Bahan tambang dan mineral yang terdapat di laut Indonesia yaitu:
bahan bangunan, pasir besi, batu apung, mineral radio aktif, garam,
titanium, lempung koalim, emas, dan kromium.
2. Minyak dan gas bumi
3. Jasa – jasa lingkungan
a. Media transportasi dan komunikasi
b. Pengaturan iklim
c. Keindahan alam
d. Penyebaran limbah
e. Wisata bahari

Wawasan Sosial Budaya Maritim 13


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Benua Maritim Indonesia adalah wilayah perairan dengan hamparan


pulau – pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut
dan udara di atasnya tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca
keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial
budaya.
Bangsa Indonesia dalam pendayagunaan BMI bercita-cita
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur, modern, mandiri, dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi kebumian, teknologi kelautan dan teknlogi kedirgantaraan. Denga
demikan hal terpenting dari isi BMI adalah pendayagunaan BMI didasarkan
pada persaatuan dan kesatuan, kesejahteraan dan keamanan, serta konsultasi
dan kerjasama.

3.2. SARAN

Kami mengharapkan kepada pembaca dan bagi penulis sendiri untuk


lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai Benua
Maritim Indonesia. Sehingga menumbuhka rasa cinta kepada negara kita
Indonesia dan ikut berkonstribusi dalam memajukan kemaritiman
Indonesia.

Wawasan Sosial Budaya Maritim 14


DAFTAR PUSTAKA

Syafar, M. Asfar. 2013. Pembangunan Benua Maritim Indonesia. Makalah : Kelompok


9. Makassar : Program Strata 1 Universitas Hasanuddin.

Yahya, A. Yushari. 2013. Pembangunan Benua Maritim Indonesia. Makalah :


Kelompok 1. Makassar : Program Strata 1 Universitas Hasanuddin.

Kartika, Chandra. 2016. Model Pengembangan Strategi Pembangunan Negara


Maritim Melalui Elemen Aktivasi Dan Pengembangan Teknologi Maritim Untuk
Meningkatkan Daya Saing Kemaritiman Dan Kesejahteraan Masyarakat
Maritim Dalam Asean Economic Community. Surabaya : Fakultas Ekonomi
Universitas Wijaya Putra.

Israil, Mutmainnah. 2016. Potensi Benua Maritim di Indonesia. Makalah. Makassar :


Program Strata 1 Universitas Hasanuddin.

Anonim. (2016, Februari 25). Benua Maritim Indonesia. hypersteps09. Diakses pada
31 agustus 2019 melalui
http://hypersteps09.blogspot.com/2016/02/benua-maritim-indonesia.html

Wawasan Sosial Budaya Maritim iv

Anda mungkin juga menyukai