Anda di halaman 1dari 33

EKONOMI PERENCANAAN PEMBANGUNAN II

DOSEN PENGAMPU : DR. SRI UNDAI NURBAYANI, S.E., M.SI.

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SUATU


WILAYAH/DAERAH

OLEH:

MUH. RIFQI SURAHMAN


A011191168
KELAS C

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021/2022
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Konsep Kesejahteraan .................................................................. 3

2.2 Alat Analisis dalam Mengukur Tingkat Kesejahteraan Suatu

Wilayah/Daerah ............................................................................. 6

2.2.1 Human Development Index – IPM (UNDP) ........................ 7

2.2.2 Prosperity Index atau Indeks Kesejahteraan (Legatum

Institute, London) ............................................................. 11

2.2.3 Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR) .............................. 14

2.3 Penerapan Alat Analisis Tingkat Kesejahteraan Suatu

Wilayah/Daerah ........................................................................... 21

2.3.1 Human Development Index – IPM (Internasional)............ 21

2.3.2 Indeks Kesejahteraan Rakyat – IKraR (Nasional) ............ 24

BAB III PENUTUP .................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iii

ii
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesejahteraan merupakan sebuah tujuan yang telah ditetapkan
dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sebagai salah
satu poin penting yang akan dicapai pada tahun 2030.
Kesejahteraan ekonomi adalah tingkat di mana individu dan keluarga
memiliki kecukupan ekonomi (McGregor & Goldsmith, 1998).
Kesejahteraan masyarakat dikatakan meningkat apabila pendapatan
per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita riil terus
bertambah dari tahun ke tahun (Sukirno, 2004). Teori Kesejahteraan
Masyarakat Sejahtera mengarah pada suatu kondisi orang yang
berada dalam keadaan makmur, sehat dan damai. Masyarakat yang
sejahtera adalah mereka yang telah mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya baik jasmani maupun rohani (Prastyadewi dkk, 2013).
Rendra dan Silvia dalam jurnal Measuring Sustainable
Economic Welfare at Digital Era menjelaskan bahwa kesejahteraan
telah dihitung oleh banyak negara melalui berbagai metode seperti
Human Development Index (UNDP), Gross National Happiness
(GNH), Quality of Life Index, Prosperity Index (Legatum, London),
The Better Life Index (OECD Country) dan The Economic Well-Being
Index (EWI). Indeks Kemakmuran, khususnya, adalah biasa
digunakan untuk membandingkan kesejahteraan antar negara.
Selain itu, Indonesia juga menetapkan indeks kesejahteraan
ekonominya sendiri yang dikenal dengan Indeks Kesejahteraan
Rakyat (IkraR), yang telah disesuaikan dengan kondisi budaya,
sosial, dan ekonomi di Indonesia. Dikembangkan sejak tahun 2012
oleh Kementerian Sosial RI bekerjasama dengan Badan Pusat
Statistik dan diukur melalui tiga dimensi yaitu dimensi sosial, dimensi
ekonomi, dan dimensi demokrasi dan pemerintahan yang terdiri dari
22 indikator. Dalam pengembangan IKraR, delapan indikator
diadopsi sesuai dengan kondisi riil masyarakat di Indonesia dan juga

1
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

disesuaikan dengan ketersediaan data di BPS. Sementara indikator


- indikator tersebut mungkin sudah mewakili kondisi saat ini untuk
menganalisis pembangunan di Indonesia, teknik perhitungannya
tidak memanfaatkan data berbasis era digital dan juga tidak fokus
pada pertumbuhan teknologi, yang kemungkinan akan
mempengaruhi perilaku manusia dan pada gilirannya mempengaruhi
tingkat kesejahteraan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yang akan dibahas sebagai acuan dalam paper
ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dari kesejahteraan ?
2. Alat analisis apa saja yang digunakan dalam mengidentifikasi
tingkat kesejahteraan suatu wilayah/daerah ?
3. Bagaimana contoh penerapan alat analisis yang digunakan
dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu wilayah/daerah ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dari tingkat kesejahteraan.
2. Untuk mengetahui alat analisis apa saja yang digunakan dalam
mengidentifikasi tingkat kesejahteraan suatu wilayah/daerah.
3. Untuk mengetahui contoh penerapan alat analisis yang
digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu
wilayah/daerah.

2
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kesejahteraan


Merujuk pada kata dasar yaitu sejahtera merupakan suatu
keadaan yang mengarah pada kondisi yang baik, kondisi manusia di
mana orang - orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan
sehat dan damai. Sedangkan di dalam kamus bahasa indonesia
sejahtera diartikan dengan aman sentosa, makmur, dan selamat
atau terlepas dari segala gangguan. Untuk mendefinisikan
kesejahteraan rumusan multidimensi harus digunakan, dan dimensi-
dimensi tersebut meliputi standar hidup material (pendapatan,
konsumsi, kekayaan), kesehatan, dan pendidikan (Stighlitz, 2011).
Menurut Undang - Undang No. 11 Tahun 2009, tentang
Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kon-
disi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari Undang -
Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat
kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau
kelompok dalam usaha nya memenuhi kebutuhan material dan
spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan
pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan,
sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita
hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan
ketentaraman hidup.
Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan Badan
Pusat Statistik (2000), yaitu:
1) Pendapatan; 4) Fasilitas tempat tinggal;
2) Konsumsi atau penge- 5) Kesehatan anggota keluarga;
luaran rumah tangga; 6) Kemudahan mendapatkan pe-
3) Keadaan tempat tinggal; layanan kesehatan;
7) Kemudahaan memasukkan anak kejenjang pendidikan.

3
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Peran pemerintah sangatlah penting dalam meningkatkan


kesejahteraan rakyat, ada beberapa indikator yang perlu
diperhatikan dalam melakukan usaha untuk mencapai kesejahteraan
sosial. Menurut (Icai, 2010) untuk mencapai suatu kesejahteraan
harus memperhatikan beberapa indikator kesejahteraan yang
meliputi:
1) Pemerataan Pendapatan
Setiap manusia tentunya memiliki pendapatan yang
berbeda-beda. Pendapatan tersebut nantinya dapat digunakan
untuk alat pemenuhan kebutuhan, semakin banyak pendapatan
yang dimiliki, semakin banyak pula kebutuhan yang terpenuhi.
Peningkatan taraf hidup masyarakat dapat dilihat dari kenaikan
hasil pendapatan per kapita. Dengan adanya kebutuhan yang
terpenuhi membuat seseorang semakin mudah untuk mencapai
kesejahteraan.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh individu
untuk menggali dan meningkatkan potensi diri. Pendidikan
merupakan hak dari seluruh warga negara dan berhak
memperoleh pendidikan yang berkualitas, sehingga pemerintah
harus melaksanakan pemerataan akses pendidikan. Dengan
pendidikan yang tinggi akan meningkatkan kualitas SDM. Apabila
kualitas SDM yang tinggi memudahkan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak. Kesejahteraan manusia dapat di ukur
dengan kemampuan untuk menjangkau pendidikan dan mampu
menggunakan pendidikan untuk tersebut memenuhi kebutuhan
hidupnya.
3) Kualitas Kesehatan yang Meningkat
Kesehatan merupakan salah satu peran penting dalam
meningkatkan kesejahteraan artinya apabila seseorang mampu
mengakses kesehatan maka akan memudahkan seseorang
untuk mencapai kesejahteraan, semakin sehat kondisi

4
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

masyarakat maka akan mendukung pertumbuhan pembangunan


perekonomian suatu negara atau wilayah. Tentunya dengan di
imbangi dengan kualitas, fasilitas kesehatan serta dengan
banyaknya tenaga kerja yang memadai.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh penduduk berkaitan
dengan kondisi sosial ekonomi dan wilayah tempat tinggal.
Tampak perbedaan nyata terhadap penduduk kota dan desa
dalam hal kualitas dan akses kesehatan, hal ini disebabkan oleh
jarak dalam menuju fasilitas kesehatan. Tingginya persentase
penduduk perkotaan dalam mengakses fasilitas kesehatan
karena mudahnya akses jarak dan kualitas pelayanan yang lebih
baik. Ini berbanding terbalik dengan penduduk pedesaan yang
masih sangat sulit untuk mengakses fasilitas kesehatan. Apa bila
masih banyak masyarakat yang belum mampu mengakses
pelayanan kesehatan maka dapat dikatakan bahwa suatu negara
tersebut belum mampu memenuhi kesejahteraan.
Selain itu, kesejahteraan suatu wilayah juga dapat ditentukan
dari ketersediaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia
(H), sumber daya fisik (K) dan sumber daya lain (R). Ketiga sumber
daya tersebut berinteraksi dalam proses pembangunan untuk
pencapaian pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat. Pendapatan orang kaya (golongan menengah ke
atas) akan digunakan untuk dibelanjakan pada barang mewah,
emas, perhiasan, rumah yang mahal. Golongan menengah ke
bawah yang memiliki karakteristik miskin, kesehatan, gizi dan
pendidikan yang rendah, peningkatan pendapatan dapat
meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan mereka (Todaro,
dalam Hidayat: 2014).
Terdapat beberapa indikator peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat, di antaranya adalah:
1) adanya kenaikan penghasilan secara kuantitatif;
2) adanya kesehatan keluarga yang lebih baik secara kualitatif; dan

5
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

3) adanya investasi ekonomis keluarga berupa tabungan (Imron


2012).
Di Indonesia kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai
tujuan atau kondisi kehidupan yang sejahtera, yakni terpenuhinya
kebutuhan pokok manusia (Suharto, 2007). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:
1) kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya
kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial;
2) institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga
kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan
sosial;
3) aktivitas, yakni suatu kegiatan - kegiatan atau usaha yang
terorganisir untuk mencapai sejahtera.
2.2. Alat Analisis dalam Mengukur Tingkat Kesejahteraan Suatu
Wilayah/Daerah
Rendra dan Silvia dalam jurnal Measuring Sustainable
Economic Welfare at Digital Era menjelaskan bahwa kesejahteraan
telah dihitung oleh banyak negara melalui berbagai metode seperti
(1) Human Development Index (UNDP), (2) Gross National
Happiness (GNH), (3) Quality of Life Index, (4) Prosperity Index
(Legatum, London), (5) The Better Life Index (OECD Country) dan
(6) The Economic Well-Being Index (EWI). Selain keenam indeks
tersebut, Indonesia juga telah menetapkan indeks kesejahteraannya
sendiri yang dikenal dengan Indeks Kesejahteraan Rakyat (IkraR),
yang telah disesuaikan dengan kondisi budaya, sosial, dan ekonomi
di Indonesia.
Berdasarkan ke tujuh indeks tersebut, penulis hanya
mengambil 3 metode secara umum yang digunakan baik di kancah
internasional maupun nasional (Indonesia) dalam mengidentifikasi
tingkat kesejahteraan masyarakat, adapun penjelasan sebagai
berikut:

6
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

2.2.1. Human Development Index – IPM (UNDP)


United Nation Development Programme (UNDP)
memberikan ukuran terhadap keberhasilan pembangunan
manusia yakni dengan Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Index). Indeks Pembangunan
Manusia atau disingkat IPM merupakan indeks komposit
yang dihitung sebagai rata-rata dari Indeks Harapan Hidup,
Indeks Pendidikan dan Indeks Standar Hidup Layak yang
tertuang dalam Paritas Daya Beli (purchasing power parity).
Menurut UNDP, pembangunan manusia adalah suatu
proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia.
Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada
dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat
luas. Indeks pembangunan manusia merupakan indeks
dasar yang tersusun dari dimensi - dimensi sebagaimana
tertera pada tabel 1.
Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi
HDI adalah sebagai berikut: (UNDP, Human Development
Report 1993: 105-106):
- Longevity, diukur dengan variabel harapan hidup saat
lahir atau life expectancy of birth dan angka kematian
bayi per seribu penduduk atau infant mortalityrate.
- Educational Achievement, diukur dengan dua indikator,
yakni melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas (adult
literacy rate) dan tahun rata-rata bersekolah bagi
penduduk 25 tahun ke atas (the mean years of
schooling).
- Access to resource, dapat diukur secara makro melalui
PDB rill perkapita dengan terminologi purchasing power
parity dalam dolar AS dan dapat dilengkapi dengan
tingkatan angkatan kerja.

7
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Tabel 1: Kriteria Komponen Pembangunan Manusia


Standar
Faktor Komponen
Minimum Maksimum
Angka Harapan
Kelangsungan
Hidup saaat Lahir Tahun 20 85
hidup
(AHHo)
Harapan Lama
Tahun 0 18
Sekolah (HLS)
Pengetahuan
Rata - Rata Lama
Tahun 0 15
Sekolah (RLS)
Pengeluaran per Rp 1.007.436 26.572.352
Daya beli
kapita (PPP) Dollars $100 $107.721
Sumber: Human Development Report, UNDP

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai


minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk
menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
(BPS, 2016)
 Dimensi kesehatan

𝐴HH − AHH𝑚𝑖𝑛
I𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
AHH𝑚𝑎𝑥 − AHH𝑚𝑖𝑛

 Dimensi pendidikan

HLS − HLS𝑚𝑖𝑛
I𝐻𝐿𝑆 =
HLS𝑚𝑎𝑥 − HLS𝑚𝑖𝑛

RLS − RLS𝑚𝑖𝑛
I𝑅𝐿𝑆 =
RLS𝑚𝑎𝑥 − RLS𝑚𝑖𝑛

I𝐻𝐿𝑆 + I𝑅𝐿𝑆
I𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
2

 Dimensi pengeluaran

ln(pengeluaran) − ln(pengeluaran𝑚𝑖𝑛 )
I𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(pengeluaran𝑚𝑎𝑥 ) − ln(pengeluaran𝑚𝑖𝑛 )

8
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

 Menghitung IPM

3
IPM = √ I𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 I𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑥 I𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 100

Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan


oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), menetapkan
peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala 0
hingga 1 dengan kategori sebagai berikut:
 Sangat Tinggi : IPM > 0,800;
 Tinggi : IPM antara 0,700 ≤ IPM < 0,799
 Sedang : IPM antara 0,550 ≤ IPM < 0,699
 Rendah : IPM < 0,550
Variabel dalam perhitungan IPM metode baru
sebagaimana dikutip dari Indeks Pembangunan Manusia
2015, BPS 2016 antara lain meliputi:
1) Angka Harapan Hidup Saat Lahir - AHH (Life Expectancy
– e0) Angka Harapan Hidup saat Lahir didefinisikan
sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH men-
cerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH
dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan.
2) Rata-rata Lama Sekolah - RLS (Mean Years of Schooling
- MYS), Rata-rata Lama Sekolah didefinisikan sebagai
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam
menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam
kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak
akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam
penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk
berusia 25 tahun keatas.
3) Angka Harapan Lama Sekolah - HLS (Expected Years of
Schooling - EYS), Angka Harapan Lama Sekolah didefi-
nisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan

9
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa


mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut
akan tetap bersekolah pada umur - umur berikutnya
sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per
jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka
Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia
7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui
kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai
jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya
pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai.
4) Pengeluaran per kapita disesuaikan, pengeluaran per
kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran
per kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power
Parity-PPP). Rata-rata pengeluaran per kapita setahun
diperoleh dari SUSENAS, dihitung dari level provinsi
hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita
dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.
Perhitungan paritas daya beli pada metode baru
menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas
merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas
nonmakanan. Metode penghitungan paritas daya beli
menggunakan Metode Rao.
Dapat disimpulkan bahwa IPM disusun untuk
mengukur perkembangan pembangunan manusia di suatu
Negara, sehingga, apabila akan digunakan untuk
perumusan kebijakan yang bersifat komprehensif seperti
kesejahteraan rakyat, indeks ini memberikan gambaran
kesejahteraan secara parsial, yaitu hanya dari sudut
pandang kesehatan, pendidikan, dan tingkat pengeluaran riil
untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, indeks ini lebih
bersifat mengukur output, bukan akses, sehingga kurang
tajam untuk perumusan dan intervensi kebijakan.

10
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

2.2.2. Prosperity Index atau Indeks Kesejahteraan (Legatum


Institute, London)
Indeks Kemakmuran Legatum (Legatum Prosperity
Index) adalah kerangka atau susunan (framework) yang
menilai negara-negara di dunia dalam mendorong
kesejahteraan warga negaranya, yang mencerminkan
kekayaan dan kesejahteraan. Ini merepresentasikan
kekayaan kehidupan yang benar-benar makmur, bergerak
melampaui pengukuran makroekonomi tradisional
kemakmuran suatu bangsa, yang hanya bergantung pada
indikator kekayaan seperti pendapatan rata-rata per individu
(PDB per kapita). Ini menjadikannya sebagai ukuran otoritatif
kemajuan manusia, menawarkan wawasan unik tentang
bagaimana kemakmuran terbentuk dan berubah di seluruh
dunia.
Indeks Kemakmuran Legatum (2017) didasarkan pada
104 variabel berbeda yang dianalisis di 149 negara di
seluruh dunia. Sumber data termasuk Gallup World Poll,
World Development Indicators, International Telecom-
munication Union, Fragile States Index, Worldwide
Governance Indicators, Freedom House, World Health
Organization (WHO), World Values Survey, Amnesty
International, dan Center for Systemic Peace. Ke-104
variabel tersebut dikelompokkan menjadi 9 sub-indeks, yang
dirata-ratakan dengan menggunakan bobot yang sama.
Ke-9 (kesembilan) indikator tersebut yaitu kualitas
ekonomi (economic quality), kesehatan (health), lingkungan
bisnis (business environment), keamanan (safety and
security), tata kepemerintahan (governance), kebebasan
individu (personal freedom), pendidikan (education),
lingkungan alam (natural environment) dan modal sosial
(social capital).

11
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Gambar 1: 9 Indikator Dasar dalam Prosperity Index,


Legatum Institute

Sumber: The Legatum Prosperity Index (Methodology Report), 2016.

a) Kualitas ekonomi (economic quality) : kriteria ini


mengukur negara-negara pada ekonomi terbuka,
indikator ekonomi makro, pondasi untuk pertumbuhan,
peluang ekonomi dan efisiensi sektor keuangan.
b) Lingkungan bisnis (business environment) : kriteria
ini mengukur lingkungan kewirausahaan suatu negara,
infrastruktur bisnisnya, hambatan inovasi dan fleksibilitas
pasar tenaga kerja (Salamzadeh dan Kawamorita, 2017;
Castilla, 2018).
c) Kesehatan (health) : infrastruktur kesehatan yang kuat
di suatu negara akan mengarah pada tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi. Warga negara yang sehat
jasmani dan rohani merupakan dasar dari tenaga kerja
yang efisien di suatu negara. Sistem kesehatan yang
tidak memadai menjadi salah satu penghambat potensi
warga. Kriteria ini mengukur kinerja suatu negara dalam

12
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

tiga bidang: kesehatan fisik dan mental dasar,


infrastruktur kesehatan, dan perawatan pencegahan
(preventive care). (Michalos, 2014)
d) Keamanan (safety and security) : kriteria ini didasarkan
pada keamanan nasional dan keselamatan pribadi suatu
warga negara. Dimana ancaman terhadap keamanan
nasional dan pribadi dapat membahayakan kesejah-
teraan ekonomi dan sosial. Dengan lingkungan yang
kurang aman dan ketidakpastian akan mempengaruhi
tingkat kepuasan hidup secara negatif.
e) Pendidikan (education) : kriteria ini mengukur akses
pendidikan, kualitas pendidikan, sumber daya manusia
dan daya saing di suatu negara.
f) Lingkungan alam (natural environment) : kriteria ini
mengukur kinerja suatu negara dalam tiga bidang:
kualitas lingkungan alam, tekanan lingkungan, dan upaya
pelestarian.
g) Modal sosial (social capital) : ketika jaringan sosial dan
kohesi sosial dalam suatu masyarakat meningkat,
kepercayaan dan rasa hormat masyarakat meningkat
seiring waktu, yang secara langsung akan
mempengaruhi kemakmuran suatu negara. Dengan
demikian, kriteria ini mengukur kekuatan hubungan
pribadi, dukungan jaringan sosial, norma sosial dan
partisipasi warga negara di suatu negara (Atalay, 2015;
Salamzadeh et al., 2017)
h) Tata kepemerintahan (governance) : aturan hukum,
pemerintahan yang efektif, demokrasi dan partisipasi
politik, tingkat korupsi dan partisipasi warga negara
dalam proses pembuatan kebijakan diukur dengan
kriteria ini. Dimana masyarakat demokratis yang diatur
dengan baik akan cenderung meningkatkan pendapatan

13
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

per kapita dan kemakmuran mereka ke tingkat yang lebih


tinggi.
i) Kebebasan individu (personal freedom) : dalam
kriteria ini, hak-hak dasar hukum dan kebebasan pribadi
seperti kebebasan berekspresi, berkeyakinan dan
kebebasan berserikat, serta toleransi sosial diukur dalam
kriteria ini. Telah diamati bahwa tingkat kemakmuran
masyarakat yang mengembangkan hak dan kebebasan
kewarganegaraan yang kuat cenderung meningkat
(Michalos, 2014).
Dalam perhitungan kesembilan indikator tersebut
dihubungkan dengan peningkatan pendapatan per kapita,
dan selanjutnya pendapatan per kapita diasumsikan sangat
berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan (well-being).
2.2.3. Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR)
Indonesia telah menetapkan indeks kesejahteraan
ekonomi yang dikenal dengan Indeks Kesejahteraan Rakyat
(IkraR), yang telah disesuaikan dengan kondisi budaya,
sosial, dan ekonomi di Indonesia. Dikembangkan sejak
tahun 2012 oleh Kementerian Sosial RI bekerjasama dengan
Badan Pusat Statistik dan diukur melalui tiga dimensi yaitu
dimensi sosial, dimensi ekonomi, dan dimensi demokrasi
dan pemerintahan (politik) yang terdiri dari 22 indikator, bisa
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2: Indikator Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR)

14
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Sumber: Buku 1 – Panduan IKraR (Indeks Kesejahteraan Rakyat) oleh Kemenko


Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2012)

Dalam pengembangan IKraR, delapan indikator


diadopsi sesuai dengan kondisi riil masyarakat di Indonesia
dan juga disesuaikan dengan ketersediaan data di BPS.
Sementara indikator - indikator tersebut mungkin sudah
mewakili kondisi saat ini untuk menganalisis pembangunan
di Indonesia, teknik perhitungannya tidak memanfaatkan
data berbasis era digital dan juga tidak fokus pada
pertumbuhan teknologi, yang kemungkinan akan
mempengaruhi perilaku manusia dan pada gilirannya
mempengaruhi tingkat kesejahteraan.
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa IKraR terbagi
atas 3 dimensi dimana ketiga dimensi tersebut memiliki
batasan masing - masing tiap dimensinya, penjelasannya
sebagai berikut:

15
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

A) Dimensi keadilan sosial


Dalam konteks proses berbangsa, konsep tentang
keadilan merupakan suatu konsep yang seringkali
diperbincangkan, diperdebatkan, dan diperjuangkan dari
masa ke masa. Konsep keadilan sendiri merupakan
suatu hal yang sulit didefinisikan dan sangat tergantung
dengan konteks dan situasi. Misalnya keadilan seringkali
didefinisikan sebagai kesetaraan dimana setiap orang
mendapatkan hak yang sama, tanpa memperhatikan
upaya yang dihasilkan oleh masing-masing orang.
Keadilan juga dapat didefinisikan bahwa setiap orang
mendapatkan hak yang sama sesuai dengan kontribusi
yang diberikan.
Dalam naskah UUD 1945, kata keadilan selalu
digunakan berulang-ulang dalam konteks dan makna
yang berbeda-beda. Dalam alinea ke-IV pembukaan
UUD 1945, sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat
dirumuskan secara statis sebagai objek dasar negara,
tetapi sila kelima keadilan sosial dirumuskan dengan
kalimat aktif. Pada alinea ke IV pembukaan UUD 1945
tertulis "Susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat yang berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
/Perwakilan, serta dengan Mewujudkan Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dari rumusan ini kita
dapat mengetahui, bahwa keadilan sosial dirumuskan
sebagai sesuatu yang bersifat konkrit dan bukan abstrak-
filosofis yang dijadikan jargon tanpa makna.
Aspek yang dicakup dalam dimensi keadilan sosial
ini bukan hanya menyangkut persoalan proses distribusi

16
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

atau pemerataan, akan tetapi juga menyangkut upaya


pemenuhan kebutuhan dasar, serta tindakan afirmatif
oleh penyelenggara negara untuk melindungi dan
memastikan setiap warga negara mendapatkan
pemenuhan terhadap hak dasamya. Hingga hari ini data
statistik antar wilayah yang dikeluarkan oleh BPS setiap
tahunnya masih menunjukkan disparitas yang cukup
tinggi dalam berbagai aspek antar wilayah yang satu
dengan lainnya. Kondisi ini tentu saja cukup
memprihatinkan, dalam upaya pemerintah yang
mendorong percepatan antar wilayah maupun dalam
perbaikan layanan dasar. Terkait dengan hal tersebut,
maka hampir sebagian besar komponen yang digunakan
dalam dirnensi sosial dalam perhitungan Indeks
Kesejahteraan Rakyat menggunakan indikator yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar serta akses
masyarakat untuk mendapatkan atau memenuhi
kebutuhan dasar tersebut.
B) Dimensi keadilan ekonomi
Dalam konteks ini yang menjadi ukuran bukanlah
indikator-indikator makro ekonomi seperti pertumbuhan
ekonomi, tingkat inftasi, tingkat suku bunga, dan
sebagainya, tetapi lebih kepada ukuran keadilan rakyat
dalam mendapatkan akses dan aset terhadap
sumberdaya ekonomi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
pemikiran bahwa ukuran-ukuran yang selama ini
digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat
belum atau tidak bisa mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Sebagai contoh indikator pertumbuhan
ekonomi. Walaupun indikator ini penting untuk mengukur
tingkat kemajuan pencapaian pembangunan ekonomi
secara makro, tetapi pertumbuhan ekonomi tidak

17
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

mencerminkan kemajuan masyarakat secara kese-


luruhan.
Pertumbuhan ekonomi akan tetap teijadi dan tinggi
walaupun hanya disumbang oleh sedikit kelompok
masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi
secara signifikan. Selain itu, pertumbuhan ekonorni tidak
serta merta diikuti oleh kenaikan tingkat kesejahteraan
rakyat karena bisa jadi hanya dinikmati oleh sebagian
kecil masyarakat yang mampu sehingga mengakibatkan
teijadinya kesenjangan. Lebih jauh lagi paradigma
pembangunan yang mengedepankan pencapaian sektor
ekonorni saat ini telah banyak direvisi dengan konsep-
konsep yang lebih kearah pembangunan yang
berkelanjutan, yaitu memperhitungkan akibat-akibat yang
ditimbulkan dengan adanya kegiatan pembangunan.
Jadi dimensi keadilan ekonomi dalam IKraR ini
mengukur lebih kepadakemajuan indikator-indikator yang
mencerminkan kepemilikan dan akses rakyat terhadap
sumberdaya ekonorni untuk mencapai kesejah-
teraannya. Konsekuensinya, paradigma pembangunan
yang lebih melihat kepada keadilan ekonomi akan
memerlukan intervensi kebijakan yang berbeda daripada
paradigma yang hanya mengedepankan pencapiaan
indikator ekonorni makro.
C) Dimensi demokrasi dan pemerintah (politik)
Dimensi ketiga yang dipertimbangkan dalam
pengukuran IKraR adalah dimensi Demokrasi dan
Governance. Dimensi Demokrasi dan Governance
merupakan pengukuran kesejahteraan rakyat yang
melihat kemajuan pembangunan demokrasi yang
menjamin hak rakyat berpartisipasi dalam keseluruhan
proses pembangunan demokrasi secara mandiri tanpa

18
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

diskriminasi. Tujuan dari Dimensi ini secara umum


adalah untuk mendorong tercapainya hak-hak rakyat
atas rasa keadilan hukum dan dihormatinya hak-hak
politik rakyat sebagai pemegang kedaulatan bangsa.
Mengutip Laporan Indeks Demokrasi Indonesia
tahun 2009, yang dikeluarkan Bappenas bekeijasama
dengan UNDP, demokrasi dipahami sebagai sistem
pemerintahan yang ditandai antara lain oleh adanya
kebebasan yang diatur dalam undang-undang yang
berkaitan dengan kepentingan publik. Itu artinya,
demokrasi telah melahirkan pemerintahan atas mandat
rakyat, oleh karenanya sebuah keniscayaan pemerintah
memenuhi hak-hak dasar warganya secara adil,
bermartabat, mandiri, dan berkelanjutan antar generasi.
Konstitusi Negara juga mengakui dan menjamin hak
setiap warga Negara sebagai pemegang kedaulatan
Negara secara utuh. Itu artinya bahwa dalam penegakan
hukum, pengambilan keputusan dan pelaksanaan
pembangunan demokrasi harus memenuhi rasa keadilan
warga Negara (rakyat) tanpa diskriminasi. Inilah yang
disebut sebagai Negara demokrasi berasaskan hukum
atau democratische rechtsstaat.
Untuk menentukan nilai ideal yang barus dicapai
dalam IKraR adalab 100 yang berarti sangat sejabtera
atau tujuan akhir yang ingin dicapai. Jadi range nilai
IKraR ditetapkan antara 0 - 100. Selain itu, nilai tertinggi
ditetapkan 100 karena tujuan peningkatan kesejahteraan
rakyat adalah tujuan ideal yang tidak mungkin dicapai
dalam jangka pendek. Oleh karena periode waktunya
tidak terbatas maka nilai maksimal yang dapat
menggambarkan kondisi ideal adalah 100. Adapun
formula secara umum dalam menghitung indeks indikator

19
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

kesejahteraan rakyat, sebagai berikut:

𝑣𝑖 − 𝑣𝑖_𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑖 =
𝑣𝑖_𝑚𝑎𝑥 . 𝑣𝑖_𝑚𝑖𝑛

dimana:
vi : indikator ke i
Ii : indeks indikator ke i
vi_min : nilai indikator ke-i minimal
vi_max : nilai indikator ke-i maksimal (atau taget capaian)
Dari nilai yang didapatkan nanti berdasarkan formula
di atas, menunjukkan bahwa pada posisi manakah
sebuah daerah berada dan bagaimana kondisinya apabila
dibandingkan dengan daerah lainnya. Dan yang tidak
kalah penting adalah apa dimensi yang paling menonjol
dan paling kurang sebingga dapat dicari lebih jauh
penyebabnya sebingga dapat diambil kebijakan yang
barus diambil.
Gambar 2: Kerangka Konseptual Indeks Kesejahteraan
Rakyat (IKraR)

20
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Sumber: Buku 1 – Panduan IKraR (Indeks Kesejahteraan Rakyat) oleh


Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2012)

2.3. Penerapan Alat Analisis Tingkat Kesejahteraann Suatu


Wilayah/Daerah
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa ada 7 (tujuh) alat
analisis yang digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu wilayah/daerah, dalam lingkup internasional ada
enam yang secara umum yang digunakan dan selain keenam indeks
tersebut, Indonesia (nasional) juga telah menetapkan indeks
kesejahteraannya sendiri yang dikenal dengan Indeks
Kesejahteraan Rakyat (IKraR).
Dalam pembahasan sub-bab ini penulis hanya mengambil 2
(dua) metode alat analisis dalam mengukur tingkat kesejahteraan
yaitu Human Development Index – IPM (internasional) dan Indeks
Kesejahteraan Rakyat – IkraR (nasional), dengan asumsi bahwa
kedua alat analisis tersebut sudah mencakup beberapa alat analisis
yang tidak dibahas pada makalah ini. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
2.3.1. Human Development Index – IPM (Internasional)
Berdasarkan laporan United Nations Development
Programme (UNDP) dipublikasikan pada tahun 2020 ada
sekitar 189 yang diperingkat berdasarkan Indeks

21
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Pembangunan Manusia (IPM) yang dimana penulis


mencoba merangkum beberapa negara - negara berdasar-
kan empat (4) kategori Indeks Pembangunan Manusia dari
yang sangat tinggi sampai terendah, sebagai berikut:
Tabel 3:
Daftar Peringkat Negara berdasarkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Tahun 2020
No Negara Nilai IPM Peringkat
Sangat Tinggi (Very High Human Development)
1 Norway 0,957 1
2 Ireland 0,955 2
3 Switzerland 0,955 2
4 Hong Kong, China (SAR) 0,949 4
5 Germany 0,947 6
6 Australia 0,944 8
7 Singapore 0,938 11
8 United States 0,926 17
9 Japan 0,919 19
10 Malaysia 0,810 62
Tinggi (High Human Development)
11 Iran (Islamic Republic of) 0,783 70
12 Mexico 0,779 74
13 Ukraine 0,779 74
14 Thailand 0,777 79
15 Brazil 0,765 84
16 China 0,761 85
17 Lebanon 0,744 92
18 Indonesia 0,718 107
19 Philippines 0,718 107
20 Palestine, State of 0,708 115
Sedang (Medium Human Development)
21 Kyrgyzstan 0,697 120
22 Morocco 0,686 121
23 Iraq 0,674 123
24 India 0,645 131
25 Timor-Leste 0,606 141
26 Nepal 0,602 142
27 Myanmar 0,583 147
28 Zimbabwe 0,571 150
29 Pakistan 0,557 154
30 Papua New Guinea 0,555 155
Rendah (Low Human Development)
31 Mauritania 0,546 157

22
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

32 Nigeria 0,539 161


33 Tanzania (United Republic of) 0,529 163
34 Afghanistan 0,511 169
35 Sudan 0,510 170
36 Ethiopia 0,485 173
37 Liberia 0,480 175
38 Yemen 0,470 179
39 Mali 0,434 184
40 Niger 0,394 189
Sumber: Human Development Report 2020, UNDP.

Berdasarkan data di atas kita bisa melihat bahwa untuk


tahun 2020 Indonesia menduduki peringkat ke 107 dari 189
negara yang dianalisis oleh UNDP. Dimana Indonesia
berada di kategori Pembangunan Manusia Tinggi (High
Human Development). Dibandingkan dengan negara-negara
tetangga di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat
kelima. IPM Indonesia statusnya masih tergolong lebih
rendah dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan
Thailand. Untuk semua aspek yang dievaluasi Indonesia
jelas tertinggal jauh dari Singapura yang menyandang
predikat IPM sangat tinggi dan berada di peringkat ke-11
dunia. Jika dibandingkan dengan Brunei pun masih
tertinggal. Bahkan untuk semua aspek Indonesia juga masih
kalah dengan Malaysia.
Bisa kita lihat juga Indonesia bersama Filipina berada
di peringkat yang sama. Hanya saja hal yang membedakan
Indonesia unggul dari segi usia harapan hidup (UHH),
harapan lama sekolah (HLS) dan pendapatan nasional bruto
per kapita (PNB). Sementara Filipina unggul dari sisi rata-
rata lama sekolah. Jika dibandingkan dengan negara
ASEAN sisanya Indonesia masih unggul jauh di segala
aspek. Sehingga Indonesia harus terus berbenah untuk
meningkatkan pembangunan manusia. Pembangunan
ekonomi yang merata dan tidak Jawa sentris sangatlah
dibutuhkan. Selain itu, perbaikan sistem kesehatan terutama

23
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

untuk asuransi, hingga sistem pendidikan masih perlu untuk


dibenahi. Akses kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan
baik dari Sabang sampai Merauke.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) menjadi indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kesejahteraan
masyarakat, dimana kesejahteraan masyarakat tidak
terlepas dari peran penduduk atau masyarakat, karena
penduduk merupakan titik sentral dalam kesejahteraan
masyarakat. Kegiatan Pembangunan tidak semata-mata
diartikan sebagai kegiatan yang menekankan pada aspek
fisik saja, tetapi pembangunan di suatu daerah harus
bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya, yang
mana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
seperti pendapatan, kesehatan dan pendidikan yang
nantinya hasil pembangunan ini mampu mengangkat
kesejahteraan masyarakat.
2.3.2. Indeks Kesejahteraan Rakyat – IKraR (Nasional)
Data yang digunakan untuk perhitungan IKraR berasal
dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik secara tahunan dengan
menggunakan kuesioner yang selalu diperbaiki dari tahun ke
tahun. Selain itu, data juga diperoleh dari Survei tentang
Potensi Desa (PODES) yang diadakan oleh BPS setiap tiga
tahun sekali yang berisi tentang data dan informasi desa
mengenai kondisi infrastruktur, ekonomi dan kondisi sosial
desa. Data perhitungan hasil Indeks Demokrasi Indonesia
(IDI) juga dimasukkan dalam perhitungan IKraR untuk
menghitung tingkat atau kualitas pelaksanaan demokrasi di
Indonesia. Seluruh data mentah dari Susenas, PoDes dan
IDI tersebut kemudian dipilah sesuai propinsi, kabupaten
dan kota.

24
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

Adapun metode pengolahan data dalam perhitungan


IKraR, sebagai berikut:
A) Analisis faktor dan kluster
Analisis faktor dilakukan terhadap seluruh indikator
yang masuk ke dalam Dimensi Keadilan Ekonomi,
Keadilan sosial, dan Demokrasi dan Tata Pemerintahan
(Governance). Secara teoritis analisis faktor termasuk
dalam analisis multivariate yang secara umum
dimaksudkan untuk mencari hubungan antar variabel dari
berbagai variabel yang dimasukkan baik independen
maupun dependen. Kekuatan-kekuatan hubungan
tersebut dinyatakan dengan intrepretasi dari interval nilai
yang ditetapkan yang biasanya dinyatakan dalam
kategori lemah, moderat, kuat dan amat kuat.
Tujuan dari analisis faktor ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang tidak dapat
diobservasi secara langsung berdasarkan pada
seperangkat variabel-variabel yang dapat diobservasi.
Model analisis yang dapat digunakan ada 2 yaitu,
explanatory factor analysis (EFA) dan confirmatory factor
analysis (CFA).
B) Pembobotan per dimensi dan indikator
Sebelum dilakukan analisis faktor, tabap
sebelumnya adalab mengbitung indeks dari masing-
masing indikator dalam masing-masing dimensi. Dari
indeks tersebut dapat diketabui peranan indeks indikator
dan dengan analisis faktor dapat diketabui bobot dari
masing-masing indikator dalam dimensi. Selanjutnya
dibitung nilai indeks dari masing-masing dimensi dan
menentukan bobotnya dalam IKraR. Dengan
pertimbangan babwa masing-masing dimensi
mendapatkan perbatian yang sama, atau dengan kata

25
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

lain, tidak ada dimensi yang dianggap lebib penting


dibandingkan dimensi lainnya, maka bobot masing-
masing dimensi adalab sama, yakni sepertiga (1/3).
C) Metode analisis hasil perhitungan
Untuk menentukan nilai ideal yang barus dicapai
dalam IKraR adalah 100 yang berarti sangat sejahtera
atau tujuan akhir yang ingin dicapai. Jadi range nilai
IKraR ditetapkan antara 0 hingga 100. Selain itu, nilai
tertinggi ditetapkan 100 karena tujuan peningkatan
kesejahteraan rakyat adalah tujuan ideal yang tidak
mungkin dicapai dalam jangka pendek. Oleh karena
periode waktunya tidak terbatas maka nilai maksimal
yang dapat menggambarkan kondisi ideal adalah 100.
Dari hasil perhitungan simulasi yang dilakukan oleh
BPS, didapatkan nilai total IKraR yang merupakan nilai
perhitungan dari masing-masing dimensi. Dari nilai
tersebut dapat dilihat pada posisi manakah sebuah
daerah berada dan bagaimana kondisinya apabila
dibandingkan dengan daerah lainnya.
Adapun langkah - langkah penyusunan IKraR menggu-
nakan aplikasi komputer (SPSS), sebagai berikut:
1) Kumpulkan data/variabel/indikator yang akan digunakan;
2) Variabel yang mempunyai nilai ideal 0 (nol) seperti e40,
p0, gini, dan crime harus disesuaikan sehingga nilai
idealnya menjadi 100; Misal nilai variabel e40 di Provinsi
X adalah 8,71 maka harus diganti menjadi 91,29 dari
hasil operasi 100 dikurangi 8,71
3) Melakukan operasi penghitungan:
𝑣𝑖 − 𝑣𝑖_𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑖 =
𝑣𝑖_𝑚𝑎𝑥 . 𝑣𝑖_𝑚𝑖𝑛
dimana:
vi : indikator ke i
Ii : indeks indikator ke i

26
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

vi_min : nilai indikator ke-i minimal


vi_max : nilai indikator ke-i maksimal (atau taget capaian)
4) Hasil penghitungan langkah ke-3 kemudian disimpan
dalam ekstensi file *.sav karena akan digunakan dalam
pengolahan analisis faktor menggunakan software SPSS
5) Melakukan pengolahan dengan SPSS.
Dikarenakan penulis keterbatasan data yang diperoleh
dan kemampuan yang kurang dalam menganalisis data
IKraR, maka penulis hanya mengambil gambar hasil
pengolahan IKraR melalui buku panduan IKraR Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (2012), sebagai berikut:

Sumber: Buku 1 – Panduan IKraR (Indeks Kesejahteraan Rakyat) oleh Kementerian


Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2012)

Berdasarkan uraian kedua metode analisis di atas, dapat


disimpulkan bahwa IKraR bukanlah suatu instrumen pesaing
terhadap IPM akan tetapi melengkapi konteks dan realitas yang
dipotret dalam pembangunan. Selain itu, IKraR memperluas
pemahaman bagi pengambil kebijakan dalam memperluas pilihan-
pilihan pengambilan kebijakan yang mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat melalui indikator yang digunakan dalam setiap dimensi
kesejahteraan. Dimana masing-masing dimensi memiliki indikator

27
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

yang dianggap mewakili kondisi realitas masyarakat. Pilihan


indikator yang digunakan dalam IKraR mengakomodasi berbagi jenis
indikator yang digunakan dalam melihat pembangunan yang meliputi
indikator input yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan
program atau kebijakan, indikator proses yang mengambarkan
bagaimana implementasi kebijakan dan program pembangunan
dilakukan, serta indikator output yang menggambarkan hasil dari
suatu kebijakan atau program yang dilakukan.

28
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan terkait makalah ini, maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa kesejahteraan ekonomi adalah tingkat di mana
individu dan keluarga memiliki kecukupan ekonomi (McGregor & Goldsmith,
1998). Kesejahteraan masyarakat dikatakan meningkat apabila
pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita riil
terus bertambah dari tahun ke tahun (Sukirno, 2004).
Teori Kesejahteraan Masyarakat Sejahtera mengarah pada suatu
kondisi orang yang berada dalam keadaan makmur, sehat dan damai.
Masyarakat yang sejahtera adalah mereka yang telah mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani (Prastyadewi dkk, 2013).
Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan Badan Pusat
Statistik (2000), yaitu: (1) Pendapatan; (2) Konsumsi atau penge-luaran
rumah tangga; (3) Keadaan tempat tinggal; (4) Fasilitas tempat tinggal; (5)
Kesehatan anggota keluarga; (6) Kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan: (7) Kemudahaan memasukkan anak kejenjang pendidikan.
Rendra dan Silvia dalam jurnal Measuring Sustainable Economic
Welfare at Digital Era menjelaskan bahwa kesejahteraan telah dihitung oleh
banyak negara melalui berbagai metode seperti (1) Human Development
Index (UNDP), (2) Gross National Happiness (GNH), (3) Quality of Life
Index, (4) Prosperity Index (Legatum, London), (5) The Better Life Index
(OECD Country) dan (6) The Economic Well-Being Index (EWI). Selain
keenam indeks tersebut, Indonesia juga telah menetapkan indeks
kesejahteraannya sendiri yang dikenal dengan Indeks Kesejahteraan
Rakyat (IkraR), yang telah disesuaikan dengan kondisi budaya, sosial, dan
ekonomi di Indonesia. Indeks kesejahteraan, secara khusus digunakan
untuk membandingkan kesejahteraan antar negara.
Penggunaan metode analisis IKraR bukanlah suatu instrumen
pesaing terhadap IPM akan tetapi melengkapi konteks dan realitas yang
dipotret dalam pembangunan. Selain itu, IKraR memperluas pemahaman
bagi pengambil kebijakan dalam memperluas pilihan-pilihan pengambilan

29
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

kebijakan yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat melalui indikator


yang digunakan dalam setiap dimensi kesejahteraan. Dimana masing-
masing dimensi memiliki indikator yang dianggap mewakili kondisi realitas
masyarakat. Pilihan indikator yang digunakan dalam IKraR
mengakomodasi berbagi jenis indikator yang digunakan dalam melihat
pembangunan yang meliputi indikator input yang berkaitan dengan
penunjang pelaksanaan program atau kebijakan, indikator proses yang
mengambarkan bagaimana implementasi kebijakan dan program
pembangunan dilakukan, serta indikator output yang menggambarkan hasil
dari suatu kebijakan atau program yang dilakukan.

30
Muh. Rifqi Surahman (A011191168) | Ekonomi Perencanaan Pembangunan II - C
Makalah : Analisis Determinan Tingkat Kesejahteraan Suatu Wilayah/Daerah

DAFTAR PUSTAKA

Bado B, Alam S, & Wiranto. 2018. Analysis of Welfare in Indonesia.


International Journal of Economics and Business Administration, Vol.
6, Issue 3, 136-145.
Budiarti, N. 2019. Artikel Ilmiah: Pengaruh Kesejahteraan Masyarakat
melaui Analisa Indeks Pembangunan Manusia Kab/Kota Provinsi
Jawa Timur. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas: Surabaya.
Büyüksarıkulak A.M, & Kahramanoğlu, A. 2019. The Prosperity Index and
Its Relationship with Economic Growth: Case of Turkey. Journal of
Enternpreneurship, Business and Economics, Vol. 7, No. 2, 1-30.
Faruk, F.M. 2020. Regional Social Sustainability Index in Indonesia 2017.
The Indonesian Journal of Development Planning, Vol. 4, No. 1, April
Edition, 40-53.
Joshanloo M, Jovanović V, Taylor T. 2019. A multidimensional
Understanding of Prosperity and Well-Being at Country Level: Data-
Driven Explorations. PLoS ONE 14(10): e0223221.
Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik
Indonesia. 2012. Panduan Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR).
Jakarta Pusat: Indonesia.
Mohammadi H., & Mahmoudi M. (2018). Investigating the Role of Variables
Affecting the Legatum Prosperity Index Using Ordered Logit
Regression Approach. Journal Of Economics and Regional
Development, 25(16), 1-20.
Nina, G.A., & Rustariyuni, S.D. 2020. Determinan Kemiskinan dan Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi
Pembangunan (JEP), Vol. 9, No. 1, 24-36.
Pramuji S D., & Sugiarto. 2020. Determinant of Asian People’s Welfare from
Institutional Quality and Economic Indicators. Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan, Vol. 28, No. 2, 15-25.
Putra R.A.A, & Arini S. Indonesia Sustainable Welfare Index (ISWI)
Measuring Sustainable Economic Welfare at Digital Era. BPS-
Statistics Indonesia.
Surahman, M. R, dkk. 2020. Makalah Kelompok 1: Variabel Yang
Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia. Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Yektiningsih, E. 2018. Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Pacitan Tahun 2018. Vol. 18, No. 2, Edisi Desember, E-
ISSN: 2614-4549.

iii

Anda mungkin juga menyukai