Makalah Kebahagiaan by REGULER
Makalah Kebahagiaan by REGULER
KELAS A
KELOMPOK II
1 Entin Prakartini
2 Imam Kurniawan Rizal
3 Indah Permata Putri
4 Marselina
5 Muhammad Dwi Anggara
6 Nur Ikhwan
7 Seno Dwi Aribowo
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada
Masyarakat Perkotaan dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata
ajar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP). Dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
meluangkan waktunya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
1. Ibu Wiwin Wiarsih, MN, selaku fasilitator kelas A mata ajar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat Perkotaan (KKMP)
2. Teman-teman kelompok IV yang telah bekerjasama menyusun makalah dan
memberikan motivasi dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 18
4.2 Saran .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
DAFTAR LAMPIRAN
3
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Kebahagiaan sebagai suatu acuan yang menunjukkan kepuasan masyarakat yaitu
ketika kebutuhan penduduk terpenuhi, memiliki pekerjaan dan tempat-tempat
untuk pergi dan menghabiskan uang dapat memberikan kebahagiaan.
Kebahagiaan juga meningkatkan kemungkinan membuat fasilitas hiburan lebih
banyak. Pengangguran, kesehatan rendah, dan kurangnya keamanan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada masyarakat (Buettner, 2016).
World happiness report pertama kali dilaporkan pada April 2012, selanjutnya
dilaporkan pada tahun 2013, dan 2015. Berdasarkan laporan tersebut, negara
dengan tingkat kebahagiaan tertinggi pada tahun 2013 adalah Switzerland sebesar
7.587, dan Togo dengan tingkat kebahagiaan terendah yaitu 2.839. Sedangkan
pada tahun 2015, negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi adalah Denmark
sebesar 7.526, dan Burundi dengan tingkat kebahagiaan terendah yaitu 2.905
(Helliwell, Layard & Sachs, 2015). Indonesia menduduki urutan ke 79 dari 157
negara dengan tingkat kebahagiaan sebesar 5.314 pada tahun 2016. Dari data
tersebut tampak bahwa negara Indonesia mengalami penurunan indeks
kebahagiaan bila dibandingkan pada tahun sebelumnya (Helliwell, Layard &
Sachs, 2016). Indeks kebahagiaan Indonesia tahun 2014 sebesar 68,28, sedangkan
tahun 2013 sebesar 65,11 (pada skala 0-100). Dengan perbandingan bahwa
semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin
bahagia, demikian pula sebaliknya semakin rendah nilai indeks maka penduduk
semakin tidak bahagia. Berdasarkan laporan BPS, provinsi dengan indeks
kebahagiaan tertinggi adalah Kepulauan Riau sebesar 72,42 dan Papua dengan
indeks kebahagiaan terendah yaitu 66,22 (Badan Pusat Statistik, 2015).
2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang kebahagiaan pada masyarakat perkotaan dan asuhan keperawatan
kesehatan jiwa pada masyarakat perkotaan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Health (Kesehatan)
3
4
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus Pemicu
Indeks kebahagiaan di Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 68,28 pada
skala 0-100. Nilai tersebut mengalami peningkatan 3,17 poin dibandingkan
tahun 2013 (BPS, 2015). Provinsi Jawa Barat berada pada urutan 28 dari 34
provinsi di Indonesia dengan indeks kebahagiaan sebesar 67,66 (BPS Jawa
Barat, 2015). Kota Depok merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, depok
memiliki luas wilayah 200.290 Km2 yang terdiri dari 11 Kecamatan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pemerintah Kota Depok pada
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan secara keseluruhan
mendapatkan predikat baik dengan nilai 80,55% dan pada bidang kesehatan
yaitu pada unit pelayanan puskesmas mendapat indeks nilai kenyataan
sebesar 83,03% dan berpredikat sangat baik. Tingkat kebahagiaan tertinggi
dicapai oleh masyarakat dengan berpendidikan tinggi, tinggal dikota, dan
berkeluarga dengan anak cukup dua.
Budha sebanyak 6 718 jiwa (0,3%), agama Hindu sebanyak 4.001 jiwa
(0,19%) dan terakhir agama Konghuchu sebanyak 2.275 jiwa (0,11%). Kota
Depok terdapat 1.213 musholla, 670 masjid, 109 langgar, 104 gereja protestan,
7 litang, 6 gereja katolik, dan 3 pura. Kota Depok memiliki angka
produktivitas yang baik pada masyarakatnya dalam segi pekerjaan. Hal ini
dibuktikan dari 815.062 jiwa yang tergolong usia kerja terdapat 728.675 jiwa
yang bekerja dan hanya 86.387 jiwa yang menganggur. Sebagian besar
penduduk bekerja dibidang perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi.
Upah minimum kota yang ditetapkan pada tahun 2014 yaitu Rp. 2. 397.000.,
dan nilai ini naik sebesar 17,% dari tahun sebelumnya.
BAB 4
PENUTUP
18
4.1 Kesimpulan
Salah satu dambaan setiap manusia yang hidup di dunia adalah merasakan
kebahagiaan. Kebahagiaan dapat dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda
oleh setiap orang, bersifat subjektif, dan selalu dikaitkan sebagai salah satu
bagian dari kesejahteraan subjektif dengan komponen kepuasan hidup dan
emosi positif. Salah satu indikator kebahagiaan yang dipopulerkan oleh
Buthan, terkenal dengan Gross National Happiness Index 2015, terdapat
empat pilar (politik, ekonomi, kultural dan lingkungan) dan sembilan domain
indikator yang menjadi penilaian dalam melihat kebahagiaan masyarakat.
Sembilan domain tersebut yaitu : Psychological well being (Kesejahteraan
psikologis), Health (Kesehatan), Time use (Penggunaan waktu), Education
(Pendidikan), Cultural diversity and resilience (Keanekaragaman kultural),
Community vitality (Sumber daya komunitas), Good Governance
(Pemerintahan yang baik), Ecological diversity and resilience
(Keanekaragaman ekologis) dan Living standars (Standar hidup). Namun
tidak semua masyarakat merasakan kebahagiaan secara merata karena masih
ada hal-hal yang menghambat kebahagiaan di masyarakat perkotaan, di antara
nya adalah pikiran negatif yang dapat membuat motivasi menurun, sering
mengeluh dan menerima informasi negatif yang terkait kehidupan.
18
19
4.2 Saran
Adapun saran penulis dalam makalah ini adalah agar perawat dapat
meningkatkan kemampuan dan konsistensinya dalam melakukan asuhan
keperawatan pada setting kesehatan jiwa masyarakat perkotaan termasuk
didalamnya kebahagiaan masyarakat perkotaan. Perawat juga harus dapat
meningkatkan pengetahuan termasuk kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah keperawatan dalam rangka meningkatkan kesehatan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga terbentuknya masyarakat yang
sehat secara holistik, khususnya terciptanya masyarakat didaerah perkotaan
yang berbahagia.
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J., Rector, C., Warner, K. (2010). Community Health Nursing Promoting
and Protecting The Publics Health. 8th edition. Philadelphia: Wolter Kluwer
Health Lippincot Williams & Wilkins
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Berita resmi statistik. No. 16/02/Th.XVIII, 5
Februari 2015.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2015). Berita resmi statistik. No. 13/02/32/Th.XVII, 5
Februari 2015
Centre for Bhutan Studies & GNH Research. (2015). Bhutans 2015 Gross
National Happiness Indexs. Thimphu Bhutan : Bhutan Studies Org
20
Costanza, R., Fisher, B., Ali, S., Beer, C., Bond, L., & Boumans, R., Et. al. (2006).
Quality of life: An approach integrating opportunities, human needs, and
subjective well-being. Ecological economics 6 1 : 2 6 7 2 7 6
Dinas Pendapatan Daerah Pemeritah Kota Pekanbaru . (2015). Orang Riau paling
bahagia di Indonesia. http://dipenda.pekanbaru.go.id/orang-riau-paling-
bahagia-di-indonesia/ diunduh tanggal 18 Maret 2016
Helliwell, J.F., Layard, R., & Sachs, J. (2015). World happiness report 2015.
Helliwell, J.F., Layard, R., & Sachs, J. (2016). World happiness report 2016, vol
1.
Jalloh, A., Flack, T., Chen, K., & Fleming, K. (2014). Measuring happiness :
examining definitions and instruments. Illuminare : a student journal in
recreation, parks, and leisure studies, 12, 59-67.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M, L., & Swanson, E. (2013). Nursing
outcomes classification (NOC). Measurement of health outcomes. fifth edition.
Missouri: Elsevier
Salim, O.C., Shudarma, N.I., Kusumaratna, R.K., & Hidayat, A. (2007). Validitas
dan reliabilitas World Health Organization Quality of Life-BREF untuk
mengukur kualitas hidup lanjut usia. Vol. 26 : 1
21
Surbakti. (2010). Gangguan kebahagiaan anda dan solusinya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo