Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN

PERUBAHAN PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
“PENGKAJIAN ASPEK SPIRITUAL”

OLEH:
KELOMPOK 5

1. MAYA ANJELIA (18301017)


2. MUHAMMAD RAFI (18301019)
3. REYNALDY ADHYAKSA SONUTA.G. (18301026)
4. SITI FATHUTIA (18301032)
5. VANNY ICHDA RIYANDI (18301037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih, penulis panjatkan puji
syukur kehadiratnya-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
dapat meyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatannya.
Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Ns. Yeni Devita, M.Kep
selaku dosen pembimbing Keperawatan Gerontik dan berbagai pihak yang telah
membantu membuat makalah ini. Makalah ini belum sempurna, penulis menerima kritik
dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikian dimasa mendatang.

Pekanbaru, 09 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1 Definisi Spiritualitas...........................................................................................4
2.2 Definisi Kebutuhan Spiritual..............................................................................4
2.3 Aspek Spiritualitas..............................................................................................4
2.4 Dimensi Spiritual................................................................................................5
2.5 Pengkajian Aspek Spiritual.................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
3.1 Simpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia merupakan suatu kondisi yang berlangsung dalam kehidupan
manusia. Lanjut usia ialah sesi terakhir dari siklus kehidupan manusia dan
juga bagian dari proses dalam kehidupan, setiap orang tidak bisa
menghindarinya (Muhith A & Siyoto S, 2016). Undang-Undang Republik
Indonesia no 13 tahun 1998 yang menjelaskan tentang kesejahteraan lansia,
lansia adalah seseorang yang telah berumur 60 tahun ataupun lebih
(Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan pada pusat informasi serta data
Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2016 lansia di Indonesia dipredeksikan
mengalami suatu peningkatan yang lebi tinggi dari populasi dunia ialah
berkisar 41% dan populasi lansia di dunia ialah sekitar kurang lebih 35,1%
setelah tahun 2100 (Kemenkes RI, 2016).
Dampak dari peningkatan pada lanjut usia bisa menimbulkan berbagai
masalah pada kehidupan lansia, adapun dampak yang biasa terjadi pada lansia
adalah dampak fisik dan dampak psikososial. Dampak pada permasalahan
fisik yang terjadi bisa disebabkan oleh terjadinya penurunan fungsi-fungsi
tubuh yang terkait dengan sudah mudah rentannya lansia mengalami masalah
kesehatan terutama kesehatan fisik (Sibuea, R. A & Mori A, 2020). Masalah
kesehatan yang bisa terjadi pada lanjut usia selain dari masalah kesehatan
fisik ialah masalah pada psikososial. Permasalahan mental umumnya dialami
oleh lanjut usia adalah kesepian, depresi, stress, dan tidak hanya itu terdapat
perasaan takut menghadapi kematian, baik itu kematian yang terjadi pada
keluarga, sahabat ataupun kematian pada dirinya. Lansia yang belum siap
menghadapi kematian mengakibatkan lansia mengalami kecemasan (Sibuea,
R. A & Mori A, 2020).
Adapun kualitas hidup lansia memiliki salah satu tanda ialah mengalami
penurunan hal ini dikarenakan lanjut usia tidak dapat merasakan masa
tuanya. Kondisi fungsional lanjut usia yang optimal ialah tanda kualitas hidup
yang baik, sehingga lanjut usia dapat merasakan nikmatnya masa tua dengan

1
penuh bermakna, bahagia, serta berguna (Sutikno, 2011). Apabila seseorang
menghadapi suatu keadaan yang cenderung mengalami tekanan, stress dan
bahkan depresi serta berbagai permasalah psikososial lainnya maka seseorang
tersebut melakukan berbagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan spiritual
merupakan salah satu usaha dalam mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Spiritual merupakan suatu dimensi kesejahteraan bagi lansia yang dapat
menguangi beragai permasalahan minsalnya stress dan kecemasana, selain itu
juga dapat mempertahan keberadaan diri sendiri dan tujuan dalam kehidupan
(Lubis, V. H, Novianti, & Peters M.S, 2020). Adapun salah satu tanda dalam
perubahan spiritual pada lanjut usia dengan terus menjadi matangnya lanjut
usia dalam kehidupan yang berhubungan dengan keagamaan. Perubahan
kebutuhan spiritual ialah contoh parameter yang mempengaruhi dalam
kualitas hidup lanjut usia (Sudaryanto A, 2013). Kualitas hidup ialah
tanggapan individu pada kehidupan yang berkaitan budaya yang ada serta
nilai dimana individu tersebut tinggal, berkaitan dengan suatu tujuan serta
suatu harapan. Adapun faktor yang berkontribusi dalam peningkatan kualitas
hidup individu ialah pekerjaan, usia, jenis kelamin, status pernikahan,
Pendidikan, penghasilan, aspek psikis, sosial, fisik, serta mental (Ardiani et
al., 2014;Samper et al., 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan
masalah yaitu bagaimana Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Perubahan Fisiologis yaitu Pengkajian Aspek Spiritual?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Perubahan Fisiologis yaitu Pengkajian Aspek Spiritual.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Penulis mampu menjelaskan definisi spiritualitas
2) Penulis mampu menjelaskan definisi kebutuhan spiritual

2
3) Penulis mampu menjelaskan aspek spiritualitas
4) Penulis mampu menjelaskan dimensi spiritual
5) Penulis mampu menjelaskan aspek pengkajian spiritual

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Spiritualitas


Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada
Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Spiritualitas mengandung
pengertian hubunganmanusia dengan Tuhannya dengan menggunakan
instrumen (medium) salat, puasa,zakat, haji, doa, dan sebagainya.
Spiritualitas merupakan sesuatu yang multidimensi, yaitu dimensi eksistensial
dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti
kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan
seseorang dengan TuhanYang Maha Penguasa (Sunaryo, 2015).

2.2 Definisi Kebutuhan Spiritual


Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan
harapan dan keyakinan hidup; dan kebutuhan akan keyakinan pada diri
sendiri dan Tuhan. Ada lima dasar kebutuhan spiritual manusia, yaitu: arti
dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya, dan harapan di
waktu kesusahan (Sunaryo, 2015).

2.3 Aspek Spiritualitas


Menurut (Sunaryo, 2015) dalam spiritualitas meliputi aspek sebagai
berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastiandalam kehidupan.
2. Menemukan arti dan tujuan hidup
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang
maha tinggi.

4
2.4 Dimensi Spiritual
Dimensi spiritual berupaya mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi stres emosional, penyakit fisik, atau
kematian. Dimensi spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan yang timbul
di luar kekuatan manusia. Spiritualitas merupakan sesuatu yang multidimensi,
yaitu dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus
pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus
pada hubungan seseorang dengan TuhanYang Maha Penguasa. Spiritualitas
memiliki konsep dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi
yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri,dengan orang lain, dan dengan
lingkungan. Terdapat hubungan terus menerus antara dua dimensi tersebut
(Sunaryo, 2015).
Pada tahap perkembangan lansia, walaupun mereka membayangkan
kematian, tetapi mereka banyak menggeluti spiritual sebagai isu yang
menarik karena mereka melihat agama sebagai faktor yang mempengaruhi
kebahagiaan dan rasa berguna bagi orang lain. Riset membuktikan orang yang
agamanya baik, mempunyai kemungkinan melanjutkan kehidupan yang lebih
baik. Bagi lansia yang kehidupan beragamanya tidak baik menunjukkan
tujuan hidup yang kurang, rasa tidak berharga, tidak dicintai,
ketidakbebasaan, dan rasa takut mati. Sedangkan pada lansia yang
spiritualnya bai kia tidak akan takut mati dan dapat lebih mampu menerima
kehidupan. Jika merasa cemas terhadap kematian pun kecemasan tersebut
diaebabkan proses buka. Pada kematian itu sendiri (Sunaryo, 2015).
Dimensi spiritual menjadi bagian yang komprehesif dalam kehidupan
manusia karena setiap individu pasti memiliki aspek spiritual walaupun
dengan tingkat pengalaman dan pengamalan yang berbeda-beda berdasarkam
nilai dan keyakinan yang mereka percaya. Setiap fase pada tahap

5
perkembangan individu menunjukkan perbedaan tingkat atau pengalaman
spiritual yang berbeda (Sunaryo, 2015).

2.5 Pengkajian Aspek Spiritual


Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal yang penting yaitu dilakukan
setelah pengkajian aspek psikososial pasien. Pengkajian aspek spiritual
memerlukan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien. Oleh karena
itu pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk
hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat pasien, atau
perawat telah merasa nyaman untuk membicarakannya. Pengkajian yang
perlu dilakukan meliputi:
a. Pengkajian Data Subjektif
Pedoman pengkajian ini mencangkup konsep ketuhanan, sumber
kekuatan dan harapan, praktik agama dan ritual, dan hubungan antara
keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
b. Pengkajian Data Objektif
Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang
meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, berbalisasi, hubungan
interpersonal, dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama
dilakukan melalui observasi (Sunaryo, 2015).
Pengkajian tersebut meliputi:
1. Afek dan Sikap
Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi,
apatis,atau preokupasi?
2. Perilaku
Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan,membaca kitab,suci
atau buku keagamaan? Apakah pasien sering kali mengeluh, tidak dapat
tidur, bermimpi buruk, dan berbagai ganguan tidur lainnya, serta
bercanda yang tidak sesuai atau mengekpresikan kemarahannya
terhadap agama?
3. Verbalisasi

6
Apakah pasien menyebut tuhan, doa, rumah ibadah, atau topik
keagamaan lainnya? Apakah pasien pernah minta di kunjungi oleh
penuka agama? Apakah pasien mengekpresikan rasa takutnya terhadap
kematian?
4. Hubungan Interpersonal
Siapa pengunjung pasien? Bagaimana pasien meresponbterhadap
pengunjung? Apakah pemuka agama datang mengunjungi pasien?
Bagaimana pasien berhubungan dengan pasien lain dan juga dengan
perawat?
5. Lingkungan
Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah
lainnya? Apakah pasien menerima kiriman tanda simpati dari unsur
keagamaan dan apakah pasien memakai tanda keagamaan (misalnya
pakai jilbab)? (Sunaryo, 2015).
Menurut (Yenni, 2021) pengkajian aspek spiritual yang dapat dilakukan
pada lansia adalah sebagai berikut:
1. Keteraturan melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agama lansia.
2. Keteraturan mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
seperti pengajian, kebaktian lingkungan, doa bersama
3. Bagaimana lansia menyelesaikan masalah?
4. Bagaimana lansia memandang berdoa dan ritual keagamaan sebagai cara
untuk menyelesaikan masalah?
5. Selama interaksi dapat diobservasi ketabahan dan cara pandang lansia di
masa tua.
Menurut (Tamher dan Noorkasiani, 2009) terdapat indeks yang dirancang
untuk mengukur upaya yang dilakukan secara individual dalam pencarian arti
dan makna kehidupan. Hal ini mencakup segi apersepsi terhadap makna
kehidupan yang lebih mendalam, serta bagaimana seseorang menempatkan
dirinya dalam lingkungan alam. Indeks tersebut meliputi:
Tabel 3.7
Indeks untuk mengukur upaya yang dilakukan secara individual dalam
pencarian arti dan makna kehidupan

7
 Perasaan individu tentang kehidupan keagamaan (sholat, dan/atau
berdoa)
 Melakakan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang
makna kehidupan menurut agama dan keperayaannya.
 Bagaimana seseorang merefleksikan arti kehidupan yang
dijalaninya.
 Apakah nilai-nilai keberagamnannya menuntun kehidupannya
sehari-hari
 Apakah nilai keberagamannya dapat menuntun menjawab
tantangan-tantangan dalam
 Mengetahui bahwa kehidupan spiritualnya merupakan suatu proses
yang berlangsung terus selama hayat
 Apakah seseorang itu peduli tentang isu-isu kemanusiaan?
 Apakah seseorang itu menyenangi bila sewaktu-waktu terlibat
dalam diskusi tentang nilai nilai keagamaan?
 Apakah seseorang masih mendalami pengetalsian keagamaan?
 Apakah kewaspadaan agama juga muneul disaat seseorang berada
di luar masa kritis?
 Apakah yang bersangkutan meyakini tentang konsep keimanan
terhadap Tuhan penciptanya?
 Apakah terdapat keinginan untuk membagi nilai-nilai spiritual yang
dijalaninya bersama orang lain?

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada
Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa.
2. Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan
akan harapan dan keyakinan hidup; dan kebutuhan akan keyakinan pada
diri sendiri dan Tuhan.
3. Menurut (Yenni, 2021) pengkajian aspek spiritual yang dapat dilakukan
pada lansia adalah sebagai berikut: Keteraturan melakukan ibadah sesuai
dengan keyakinan agama lansia; Keteraturan mengikuti atau terlibat aktif
dalam kegiatan keagamaan, seperti pengajian, kebaktian lingkungan, doa
bersama; Bagaimana lansia menyelesaikan masalah?; Bagaimana lansia
memandang berdoa dan ritual keagamaan sebagai cara untuk
menyelesaikan masalah?; dan Selama interaksi dapat diobservasi
ketabahan dan cara pandang lansia di masa tua.
4. Dimensi spiritual menjadi bagian yang komprehesif dalam kehidupan
manusia karena setiap individu pasti memiliki aspek spiritual walaupun
dengan tingkat pengalaman dan pengamalan yang berbeda-beda
berdasarkam nilai dan keyakinan yang mereka percaya. Setiap fase pada
tahap perkembangan individu menunjukkan perbedaan tingkat atau
pengalaman spiritual yang berbeda.
5. Pengkajian yang perlu dilakukan meliputi: Pengkajian Data Subjektif yaitu
pedoman pengkajian ini mencangkup konsep ketuhanan, sumber kekuatan
dan harapan, praktik agama dan ritual, dan hubungan antara keyakinan
spiritual dan kondisi kesehatan. Sedangkan Pengkajian Data Objektif
dilakukan melalui pengkajian klinik yang meliputi pengkajian afek dan
sikap, perilaku, berbalisasi, hubungan interpersonal, dan lingkungan.
Pengkajian data objektif terutama dilakukan melalui observasi.

9
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi
penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan
mahasiswa perawat lebih memahami tentang Asuhan Keperawatan pada
Lansia dengan Perubahan Fisiologis “Pengkajian Aspek Spiritual” serta untuk
lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang
akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sitanggang, Yenni Ferawati dkk. 2021. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Yayasan


Kita Menulis.
Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta: ANDI.
Tamher, .S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai