Anda di halaman 1dari 9

KOAGULASI DAN GOLONGAN DARAH

COAGULATION AND BLOOD TYPE

Julita1*), Reva Aulia Qorri2), Muthya Oktaviani Anugerah3), Salsabila Luqyana4), Afif Aidil
Saputra5), Indah Fadhila6)

1) 1710423022, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND


2) 1710421014, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
3) 1710422002, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
4) 1710422023, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
5) 1710423006, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
6) 1710423032, Kelompok IB, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
*)
Koresponden : jvlita2@gmail.com

ABSTRACT
The experiment about coagulation and blood type was held on Friday, September 27th 2019 at
Teaching Laboratory II, Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas
University. The purpose of the experiment were to understand the process of coagulation and the
influencing factors, to understand the principle and process in the experiment of human blood type in
ABO system. The method used was experimental and observation. The results obtained in this
experiment are the fastest coagulation for Bufo sp. occurs in heat treatment, with an average time of
138,375 seconds and the lastest at cold temperature with an average time of 337,25 seconds.
Meanwhile, the fastest coagulation for Mus musculus occurs in heat treatment, with an average time of
135,25 seconds and the lastest at cold temperature with an average time of 375,375 seconds.
Experiments from blood type tests proved that a practitioner has blood groups O, A, B and AB.

Keywords : Aglutination, Antibody, Bufo sp., Coagulation, Mus musculus

PENDAHULUAN
Darah merupakan cairan yang terdapat di natrium oksalat, karena garam–garam ini
dalam pembuluh darah yang memiliki menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah
fungsi mengatur keseimbangan asam dan yang berperan penting dalam proses
basa, mentransportasikan O2, karbohidrat, pembekuan darah (Abbas, 1997).
dan metabolit, mengatur suhu tubuh Pembekuan atau penggumpalan
dengan cara konduksi atau hantaran, darah (koagulasi) terjadi apabila darah
membawa panas tubuh dari pusat ditampung dan dibiarkan begitu saja. Ada
produksi panas (hepar dan otot) untuk 4 faktor penggumpalan darah, yaitu
didistribusikan ke seluruh tubuh, dan tromboblastin, protrombin, Ca 2+ dan
pengaturan hormon dengan membawa dan fibrinogen. Tromboplastin merupakan
mengantarkan dari kelenjar ke sasaran. koagulasi faktor yang berasal dari
Jumlah dalam tubuh bervariasi, beberapa sumber yang berbeda dalam
tergantung dari berat badan seseorang. tubuh, seperti otak dan paru-paru, jaringan
(Syaifuddin, 2009). tromboplastin penting dalam pemben-
Darah terdiri atas dua komponen tukan protrombin ekstrinsik yang
utama yaitu plasma darah sebesar 55% mengkonversi prinsip di jalur koagulasi
dan komponen padatan (korpuskuli) ekstrinsik (Arlina, 2010). Faktor yang
sebesar 45%. Plasma darah terdiri atas diperlukan dalam penggumpalan darah
91% air, 8% protein terlarut, 1% asam adalah garam kalsium sel yang luka yang
organik dan 1% garam (Guyton, 2007). membebaskan trompokinase, trombin dari
Penyimpanan darah dapat dilakukan protombin dan fibrin yang terbentuk dari
dengan memberikan natrium sitrat atau fibrinogen (Evelyn, 1989).
Selain itu, beberapa faktor yang dan O. Penggolongan darah ini
mempengaruhi lama terjadinya koagulasi disebabkan oleh macam antigen yang
diantaranya suhu, pengocokan atau dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
pengadukan, luas permukaan kontak, Golongan darah A memiliki
kerja zat antikoagulan, serta ada tidaknya aglutinogen atau antigen yang disebut
penyakit. Suhu yang rendah akan antigen-A dalam eritrosit yang kemudian
mengakibatkan proses koagulasi menjadi dapat bereaksi dengan antibodi atau
lambat dikarenakan darah merupakan aglutinin atau zat anti-B yang terdapat di
jenis protein sehingga apabila berada pada dalam serum atau plasma darah. Golongan
suhu rendah dapat memperlambat proses darah B dapat membentuk antigen-B
koagulasi (Pearce, 1997). dalam eritrosit, dan zat anti-A dalam
Mekanisme koagulasi terdiri dari serum darah. Golongan darah AB
dua jalur yaitu melalui jalur ekstrinsik mempunyai aglutinogen A dan B dan
yang dimulai dengan terjadinya trauma tidak mempunyai aglutinin. Sebaliknya
pada dinding pembuluh dan jaringan golongan darah O tidak mempunyai
sekitarnya serta melalui jalur instrinsik aglutinogen tetapi mempunyai aglutinin
yang berawal di dalam darah itu sendiri. atau anti-A dan anti-B (Ryan, 2009).
Pada kedua jalur ini, berbagai protein Molekul penentu golongan darah
plasma, terutama betaglobulin, memegang dalam sistem ABO ada 4 macam, yaitu D-
peranan utama. Bersama dengan faktor galactose, N- acetylgalactosamine,N-
lain yang telah diuraikan dan terlibat acetylglucosamin, L-fucose. Golongan
dalam proses pembekuan, semuanya darah A memiliki antigen A, tersusun dari
disebut faktor pembekuan darah, dan pada 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1
umumnya, semua itu dalam bentuk enzim- molekul N-asetil galaktosamin, dan 1
enzim proteolitik yang inaktif. Bila molekul N-asetil glukosamin. Golongan
berubah menjadi aktif, kerja darah B memiliki antigen B tersusun dari
enzimmatiknya akan menimbulkan proses molekul N-asetil galaktosamin digantikan
pembekuan berupa reaksi-reaksi yang oleh 1 molekul galaktosa. Golongan darah
beruntun dan bertingkat (Abbas dan AB memiliki antigen yang merupakan
Santoso, 2009). kombinasi dari antigen A dan antigen B.
Golongan darah adalah hasil dari Golongan darah O memiliki antigen yang
pengelompokkan darah berdasarkan ada terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul
atau tidaknya substansi antigen pada N-asetil glukosamin, dan 2 molekul
permukaan sel darah merah (eritrosit). galaktosa. Gugus ini tidak bersifat
Antigen tersebut dapat berupa imunogenik, sehingga anggapan golongan
karbohidrat, protein, glikoprotein, atau darah O tidak memiliki antigen masih bisa
glikolipid. Golongan darah manusia diterima. Kelebihan N-acetylgalactosa-
bersifat herediter, dan sangat tergantung mine akan menjadi golongan A, dan
pada golongan darah kedua orang tua kelebihan D-galactose menjadi golongan
manusia yang bersangkutan (Harper, B (Harper, 1971)
1971). Adapun tujuan dari praktikum ini
Golongan darah menurut sistem yaitu untuk memahami proses koagulasi
ABO dapat diwariskan dari orang tua dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
kepada anaknya. Land-Steiner dalam dan untuk memahami proses dan prinsip
Suryo (1996) membedakan darah manusia pengujian golongan darah manusia sistem
kedalam empat golongan yaitu A, B, AB ABO.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat dioleskan alkohol. Lalu, darah dari
Praktikum Koagulasi dan Golongan Darah masing-masing hewan percobaan di
dilakukan pada hari Jumat, 27 September koleksi diatas kaca objek dengan 3 tetesan
2019 di Laboratorium Teaching II, darah pada masing-masing kaca objek
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan tanpa menggunakan EDTA. Setelah itu,
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas diletakkan kaca objek pada tiga perlakuan
Andalas, Padang. berbeda, yaitu pada suhu ruang, suhu
panas dan suhu dingin. Diamati waktu
Alat dan Bahan yang diperlukan sampel untuk
Adapun alat yang digunakan pada berkoagulasi dan dicatat waktu yang
praktikum Koagulasi dan Golongan Darah diperlukan tersebut dari awal tetesan
yaitu kapas, tissue, alat bedah, jarum hingga mengkoagulasi.
suntik 1 ml dan 3 ml, kaca objek, pinset,
pipet tetes, kolom uji golongan darah dan 2. Pengujian Golongan Darah
blood lancet. Sedangkan bahan yang Disiapkan blood lancet dan kapas yang
digunakan adalah Bufo sp., Mus musculus, telah dibasahi alkohol 70%. Ujung jari
alkohol 70% dan serum anti A dan B. kiri praktikan dibersihkan dengan kapas
yang mengandung alkohol 70% lalu
Cara Kerja suntik dengan blood lancet. kedua di
1. Pengujian Kecepatan Koagulasi teteskan ke kolom uji golongan darah.
Dilakukan pembedahan pada Bufo sp. Serum anti A dan B diteteskan sesuai
dengan cara mendekapitasi bagian letak kolomnya. Pengamatan terjadinya
thoraksnya dan pembedahan pada Mus aglutinasi pada tiap kolom dicatat dan
musculus dengan cara menggunting ujung diinterpretasikan data dengan tabel
ekornya yang sebelumnya sudah perbandingan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kecepatan Koagulasi Darah
Tabel 1.Hubungan perbedaan suhu terhadap waktu koagulasi darah pada Bufo sp.
No. Panas Ruang Dingin
1. 125 detik 226 detik 550
detik
2. 60 detik 404 detik 407
detik
3. 68 detik 120 detik 180
detik
4. 154 detik 301 detik 399
detik
5. 120 detik 177 detik 234
detik
6. 180 detik 313 detik 376
detik
7. 327 detik 102 detik 269
detik
8. 73 detik 145 detik 283
detik
∑ 1107 1828 2698
X 138,375 228,5 337,25
SE 30,892 38,266 41,924
SD 87,375 108,233 118,581

Tabel 2.Hubungan perbedaan suhu terhadap waktu koagulasi darah pada Mus
musculus
No. Panas Ruang Dingin
1. 90 detik 73 detik 175 detik
2. 180 detik 205 detik 395 detik
3. 33 detik 133 detik 253 detik
4. 220 detik 445 detik 507 detik
5. 64 detik 361 detik 96 detik
6. 303 detik 454 detik 543 detik
7. 82 detik 451 detik 529 detik
8. 110 detik 200 detik 505 detik
∑ 1082 2322 3033
X 135,35 290,25 375,375
SE 32,287 54,926 62,591
SD 91,321 155,354 177,034

800
700
600
500
400 Mus musculus
300 Bufo sp
200
100
0
Suhu Panas Suhu Ruang Suhu Dingin

Grafik 1. Pengaruh Suhu Terhadap Waktu Koagulasi Darah Bufo sp. dan Mus musculus

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada panas dalam waktu 135,25 detik dan
tabel dan grafik di atas, didapati bahwa koagulasi terlama di suhu panas dalam
koagulasi paling cepat terjadi pada suhu waktu 375,375 detik. Perbedaan waktu
panas dan paling lama terjadi pada suhu terjadinya koagulasi ini tentunya
dingin. Pada Bufo sp., koagulasi tercepat dipengaruhi oleh suhu yang diterima
di suhu panas dalam waktu 135,25 detik, darah tersebut. Dimana pada suhu panas,
sementara koagulasi terlama di suhu koagulasi lebih cepat terjadi karena suhu
dingin dalam waktu 337,25 detik. Pada yang tinggi dapat menyebabkan protein
Mus musculus, koagulasi tercepat di suhu
dalam darah akan terdenaturasi sehingga sehingga produksi enzim yang optimal
darah akan mudah terkoagulasi. dapat membantu dalam percepatan
Hal ini sesuai dengan pendapat koagulasi.
Pearce (1997), yang menyatakan bahwa Sementara pada suhu rendah atau
kenaikan suhu pada sistem koloid akan dingin, darah menggumpal lebih lama
menyebabkan tumbukan antar partikel- karena protein dalam darah tidak mudah
partikel sol dengan molekul-molekul air terdenaturasi sehingga darah lama
bertambah banyak. Hal ini akan menggumpal. Masri (1978) mengatakan
menyebabkan lepasnya elektrolit yang suhu dingin berkisar antara 0°c akan
teradsorpsi pada permukaan koloid. membutuhkan waktu yang lambat untuk
Akibatnya partikel menjadi tidak mengkoagulasi sampel darah, karena
bermuatan dan darah akan cepat terjadi pembekuan air yang dapat merusak
melakukan penggumpalan. membran sel. Seeley (2000) mengatakan
Menurut Rani (2014), suhu yang bahwa darah normal membeku dalam 4-6
tinggi menyebabkan reaksi tinggi karena menit dikarenakan udara membantu
cukup energi untuk mencapai suatu reaksi. partikel darah untuk membebaskan
Pada suhu yang lebih tinggi molekul oksigen dengan cepat.
enzim yang terproduksi lebih aktif

2. Pengujian Golongan Darah


Tabel 2. Pengujian Golongan Darah Praktikan Fisiologi Hewan Shift Pagi
Koagulasi/Tidak Golongan
No Nama
Anti A Anti B Darah
1. Fani Refiza Tidak Ya B
2. Afif Aidil S Ya Tidak A
3. Gama Ilham Tidak Ya B
4. Julita Tidak Tidak O
5. Arthauly YS Ya Tidak A
6. Fira Julia P Tidak Ya B
7. Sintia R Tidak Tidak O
8. Laila MD Ya Ya AB
9. Annisa Sarasi Ya Ya AB
10. Putri Rahma Tidak Ya B
11. Salsabila Tidak Tidak O
12. Jihan F Tidak Tidak O
13. Mariska FS Ya Ya AB
14. Yolanda A Tidak Ya B
15. Lira Wilis Tidak Tidak O
16. Cynthia E Ya Tidak A
17. Islami Annisa Ya Tidak A
18. Aqsha Ineza Ya Tidak A
19. Indah S Ya Tidak A
20. Elda R Ya Ya AB
21. Riska Afriana Ya Tidak A
22. Lintang Y Tidak Tidak O
23. Fatimah Ya Tidak A
24. Raissa MD Tidak Tidak O

Persentase Golongan Darah


Praktikan Shift Pagi

A
29% 33% B
AB
17%
21% O

Grafik 2. Persentase Golongan Darah Praktikan Shift Pagi


Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat aglutinogen tipe B (golongan darah B),
diketahui persentase golongan darah pada jika kedua serum anti-A dan anti-B
praktikan, dimana golongan darah A menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut
terbanyak dengan persentase sebesar 32% memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B
dan golongan darah AB paling sedikit (golongan darah AB) dan jika kedua
dengan persentase sebesar 17%. serum anti-A dan anti-B tidak
Pengujian dapat dilakukan dengan melihat mengakibatkan aglutinasi, maka individu
reaksi yang terjadi pada darah praktikan tersebut tidak memiliki aglutinogen
saat diberi serum anti-A dan serum anti-B. (golongan darah O).
Darah praktikan dengan golongan darah A Berdasarkan pengujian, golongan
akan menggumpal jika diberi serum anti- darah terbanyak diantara praktikan yakni
A. Pada praktikan dengan golongan darah golongan darah A, disusul oleh golongan
B maka darah akan menggumpal jika darah O, B, kemudian AB. Menurut Ryan
diberi serum anti-B, darah praktikan (2009), di dunia ini kebanyakan manusia
dengan golongan darah AB akan berdarah O karena melalui keturunan
menggumpal jika diberi serum anti-A yang selalu memiliki gen O. Orang yang
ataupun serum anti-B, sementara darah berdarah A memiliki peluang untuk
praktikan bergolongan darah O tidak akan mempunyai keturunan berdarah O. Begitu
menggumpal terhadap pemberian kedua pula pada orang yang berdarah B akan
serum tersebut. memiliki peluang banyak memiliki
Hal ini sesuai dengan pendapat keturunan berdarah O. Sehingga darah O
Wijaya (2009), yang menyatakan bahwa yang resesif banyak muncul pada
setelah darah ditetesi serum maka akan keturunan.
terjadi beberapa kemungkinan yang akan Sementara itu, Catfell dkk (1964)
menunjukkan golongan darah tersebut. mengemukakan bahwa golongan darah B
Beberapa kemungkinan tersebut yaitu, banyak dimiliki oleh orang-orang yang
jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi berada di daerah dataran tinggi atau
pada tetes darah, maka individu tersebut tempat yang beriklim dingin, sedangkan
memiliki aglutinogen tipe A (golongan golongan darah O menyebar hampir di
darah A), jika serum anti-B menyebabkan seluruh negara di seluruh dunia.
aglutinasi, individu tersebut memiliki
Sementara golongan darah yang bahwasannya golongan darah AB sangat
paling sedikit dimiliki adalah golongan langka atau jumlahnya di dunia ini sangat
darah AB. Hal ini dikarenakan golongan sedikit dibandingkan dengan golongan
darah AB hanya memiliki dua darah lain karena hanya ada dua peluang
kemungkinan golongan darah yaitu untuk golongan darah ini yaitu anti gen A
golongan darah A dan golongan darah B. dan antigen B (Ryan, 2009).
Hal ini didukung oleh literatur,

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu:
1. Kecepatan koagulasi darah berbanding darah B sebanyak 24%, golongan darah O
lurus dengan kenaikan suhu. sebanyak 28% sedangkan rata-rata
2. Pada pengujian golongan darah sistem praktikan paling sedikit bergolongan
ABO, rata-rata praktikan bergolongan darah AB dengan persentase 16%.
darah A yaitu sebanyak 32%, golongan

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. 1997. Biologi. Yudistira. Masri, R. 1978. Almanak Tranfusi Darah.
Jakarta. Lembaga Pusat Tranfusi Darah
Abbas, N. D dan Santoso, P. 2009. Buku Palang Merah Indonesia. Jakarta.
Ajar Fisiologi Hewan. Universitas Pearce, R.C. 1997. Anatomi dan Fisiologi
Andalas. Padang Untuk Para Media. Gramedia.
Alrasyid. 2010. Golongan Darah. Balai Jakarta
Pustaka. Bandung. Rani, D M. 2014. Hubungan Antara
Arlina, M. 2010. Petunjuk Praktikum Jumlah Leukosit Dengan
Fisiologi Hewan Dasar. FMIPA Penderita Kanker Paru. Skripsi.
UNY. Yogyakarta. repository.ugm.ac.id diakses pada
Cattfell R., Young H. and Hundlesy J. 30 September 2019.
1964. Blood Groups and Ryan, Maulana M. 2009. Diktat
Personality Trait. WHEC. Praktikum Anatomi dan Fisiologi
Maryland. Ternak. FMIPA UB . Malang.
Evelyn, P. 1989. Anatomi dan Fisiologi Seeley, R.R. 2000. Anatomy and
untuk Paramedis. Gramedia. Physicology. McGraw Hills.
Jakarta. Boston.
Guyton, A C. 1990. Fisiologi Manusia Suryo. 1996. Genetika. Gadjah Mada
dan Mekanisme Penyakit University Press. Universitas
Terjemahan. Kedokteran. EGC. Gadjah Mada.
Jakarta. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh
Harper. 1971. Handbook of Plastic and Manusia Edisi 2. Salemba
Elastomer. Westing House Medika. Jakarta.
Electric Corporation. Baltimore. Wijaya, Gede Eka. 2009. Golongan
Maryland Darah. Repository USU. Medan.
LAMPIRAN

1. Koagulasi Darah

Gambar 1. Koagulasi darah pada suhu panas, ruangan dan dingin


(Sumber: Kelompok 6B)

2. Golongan Darah

Gambar 2. Uji golongan darah A


(Sumber: Kelompok 2B)

Gambar 3. Uji golongan darah B


(Sumber: Kelompok 2B)

Gambar 4. Uji golongan darah AB


(Sumber: Kelompok 2B)
Gambar 5. Uji golongan darah O
(Sumber: Kelompok 2B)

Anda mungkin juga menyukai