Metode Dan Pembahasan
Metode Dan Pembahasan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu mortar, stemper, timbangan, anak timbangan, batu
penera, sendok tanduk, sudip, lap, kertas perkamen, pipet tetes, gunting, lem, etiket, ayakan dan pot
plastik atau tempat sediaan serbuk tak terbagi lainnya. Bahan yang digunakan antara lain camphora,
zinc oxide, talkum dan spirt. fort.
Cara pembuatan
Serbuk tak terbagi atau pulvis adspersorius merupakan bentuk sediaan obat yang
pembuatannya tidak perlu dibagi-bagi seperti pulveres. Pulvis adspersorius (serbuk
tabur/bedak) adalah serbuk ringan yang penggunaanya secara topikal dan umumnya harus
melewati ayakan dengan derajad halus agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Syarat pulvis adspersorius antara lain halus, talkum yang digunakan bebas dari bakteri dan
telah disterilkan serta tidak dapat digunakan pada bagian luka terbuka (Syamsuni 2006)
Pembuatan sediaan serbuk tak terbagi diawali dengan penimbangan bahan- bahan yang
digunakan yaitu Champora, Zinc Oxide dan talkum menggunakan neraca halus yang telah
ditera dan dilapisi kertas perkamen. Champora atau kamper merupakan sediaan yang berfungsi
sebagai anti iritan atau menghilangkan iritasi yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau bahan
kimia. Zat aktif obat yang digunakan adalah acid salicylic yang berfungsi sebagai antiseptik
yang bersifat keratolitik. Penggunaan sediaan keratolitik berfungsi untuk mengurangi
ketebalan intraseluler dalam selaput tanduk dengan cara melarutkan semen intraseluler dan
menyebabkan desintegrasi dan pengelupasan kulit (Sulistyaningrum 2012). Zinc oxide atau
seng oksida merupakan sediaan yang berbentuk serbuk amorf putih sebagai antiseptikum lokan
yang membunuh atau mencegah mikroorganisme (He 2011). Talkum atau talk merupakan
bahan pengisi berbentuk serbuk hablur, halus, mudah melekat pada kulit, berwarna putih atau
putih kelabu (Asfi 2018).
Farmakologi dari sediaan serbuk tabur yaitu ketika serbuk tabur dipakai pada kulit,
serbuk akan melalui folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak, atau sel-sel selaput
ke lapisan epidermis. Setelah itu serbuk akan diadsorpsi, adsorbsi adalah penyerapan partikel
hanya terdapat pada permukaan saja. Adsorpsi serbuk pada umumnya disebabkan oleh
penetrasi melalui stratus corneum dan kenaikan suhu pada kulit dapat menambah kemampuan
penetran zat yang dipakai.
Pada saat serbuk tabur di adsorbsi maka akan masuk ke dalam lapisan kulit yang telah
teriritasi oleh jamur, bakteri dan bahkan akibat peradangan dan kerusakan lapisan kulit tanduk.
Bahan-bahan dalam serbuk tabur akan ikut teradsorbsi dan menghasilkan efek terapi dari
gejala-gjala tersebut. Asam salisilat akan diadsorbsi pada lapisan kulit yang teriritasi oleh
bakteri dan peradangan pada lapisan kulit. Bahan ini akan membunuh bakteri. setelah itu, akan
menghasilkan efek antiseptikum. Antiseptikum adalah zat yang digunakan untuk membunuh
atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan
pada jaringan hidup. Dan efek keratelotik yang bersifat menguraikan keratin dan antiinflamasi
(Howard 1989).
Daftar pustaka
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sulistyaningrum SK, Nilasari H, Effendi EH. 2012. Penggunaan asam salisilat dalam dermatologi. J indon
med assoc 62(7): 277-284
He L, Liu Y, Mustapha A, Lin m. 2011. Antifungan activity of zinc oxide nanoparticles againts Botrytis
cinerea and Penicillium expansum. Microbiological Research. 166: 207-215.
Asfi D. 2018. Formulasi bedak tabur antiseptik ekstrak daun salam (Syzgium polyanthum) terhadap
staphylococcus aureus. Jurnal kesehatan. 3(1) :1-6.
Himawati ER. 2011. Peracikan sediaan serbuk [skripsi]. Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga
Anief M. 2005. Ilmu meracik obat. Yogyakarta (ID):gadjah mada university press
Abdullah NA, Andrajati R, Supardi S. 2010. Pengetahuan, sikap dan kebutuhan pengunjung apotek
terhadap informasi obat di kota depok. Buletin penelitian sistem kesehatan. 13(4): 344-352.