PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan berupa pemberian layanan (melayani) sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pada dasarnya setiap manusia
membutuhkan pelayanan. Tidak dapat dipisahkan dari diri setiap individu, tidak
memandang apakah orang tersebut kaysa atau miskin dan tua atau muda.
Pelayanan dapat dibedakan menjadi dua bagian, pelayanan yang ditujukan untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok orang disebut sebagai pelayanan
individual, sedangkan pelayanan yang ditujukan untuk kepentingan orang banyak
dan kesejahteraan bersama disebut sebagai pelayanan publik.
Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat,
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menerapkan suatu sistem
informasi kependudukan yang berbasiskan teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk
elektronik atau E-KTP. E-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik adalah
Dokumen Kependudukan yang memuat sistem keamananan / pengendalian baik
dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional. Penetapan pelaksanaan program E-KTP secara Nasional
sudah diluncurkan sejak tahun 2009 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26
Tahun 2009.1 Dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2010 tentang
penerapan KTP berbasis NIK secara nasional yang kemudian manjadi landasan
dalam pembentukan E-KTP.
Dalam perubahan berdasarkan ketentuan tersebut, bahwa penduduk
melalui Pemerintah harus segera menyesuaikan KTP lama yang dimiliki oleh
penduduk dengan sistem KTP berbasis NIK berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 35 Tahun 2010. Kelurahan merupakan tingkat yang dapat dikatakan paling
bawah dalam Susunan Pemerintahan. Urusan kepentingan publik di dalamnya
dimaksudkan untuk proses penyederhanaan birokrasi administratif
kePemerintahan. Kelurahann Padang Matinggi Lestari di Kota Padangsidimpuan
merupakan salah satu pelaksana pelayanan publik yang bersinggungan langsung
dengan masyarakat luas. Dalam pemberian pelayanan publik tersebut hendaknya
1
konsep Good Governance juga diterapkan dengan maksimal.2 Kelurahan sebagai
perangkat daerah merupakan Organisasi yang terdepan dalam memberikan
pelayanan publik. Lurah beserta jajarannya mempunyai kegiatan yang bersifat
operasional yaitu langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik memilih judul mengenai
Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Tugas dan Wewenang Lurah
Dalam Hal Pembuatan E-KTP
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang yang tertulis di atas maka yang menjadi identifikasi
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Tinjauan umum tentang Pemerintahan Kelurahan dan E-KTP?
2. Bagaimana pembuatan E-KTP sebagai bentuk pelayanan publik di
Kelurahan ?
3. Hambatan apa yang dihadapi dalam pembuatan E-KTP ?
C. Rumusan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang tertulis di atas sebagai suatu
kerangka berfpikir maka penulis dapat mengangkat suatu masalah dalam
penulisan ini adalah “ bagaimana pelayanan pemerintah terhadap pelayanan E-
KTP di keluran serta hal – hal apa yang membuat kendala sistem pelayanan
tersebut ?’’
D. Landasan Teori
1. Pemerintah Kelurahan
“Pemerintah Kelurahan” adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kedudukan kelurahan merupakan
perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh lurah. Kelurahan terdiri atas
desa desa atau dusun. Kelurahan sebagai wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk yang mempunyai oraganisasi terendah lansung dibwahi camat, yang
tidak berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri.
2
2. Lurah
“Lurah” merupakan pemimpin kelurahan sebagai perangkat daerah
kabupaten atau kota. Lurah berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan
Pemerintahan di wilayah kelurahan, berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada camat, bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota.
Lurah diangkat oleh bupati atau walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten
atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat
a. Kelurahan hanya dibentuk dikota-kota didalam Ibu Kota Negara, Ibu Kota
Provensi, Ibu Kota Kabupaten/ Kota madya, Kota administrative.
b. Kelurahan tidak mempunyai hak melaksanakan urusan rumah tangganya
sendiri.
c. Kelurahan tidak memiliki sumber pendapatanyang asli.
d. Lurah adalah Pegawai Negri yang diangkat oleh Bupati/Walikota Madya
atas nama Gubernur.
3. Kewenangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata wewenang memiliki arti:
a. Hal wewenang;
b. Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu Kewenangan
merupakan salah satu konsep inti dalam Hukum Administrasi Negara.
Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang
berasal dari kekuasaan legislatif (diberikan oleh UU) atau dari kekuasaan
eksekutif administrasi.
Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang
berasal dari kekuasaan legislatif (diberikan oleh UU) atau dari kekuasaan
eksekutif administrasi. Di dalam kewenangan terdiri atas sejumlah wewenang.
Wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik,
misalnya wewenang menandatangani/ menerbitkan surat-surat izin dari seorang
pejabat atas nama menteri, sedangkan kewenangan tetap berada di tangan menteri.
3
4. E-KTP
E-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat
sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk
hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan
berlaku seumur hidup. Proyek E -KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan
KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki
lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang
menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi
peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan
menduplikasi KTP-nya
5. Kedudukan Hukum Administrasi Negara
Pengertian Hukum Administrasi Negara yaitu:5 Pada dasarnya definisi
Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturanperaturan tertentu yang
menjadi sebab Negara berfungsi maka peraturan-peraturan itu mengatur
hubungan-hubungannya antara tiap-tiap warga negara dengan Pemerintahnya.
Hukum Administrasi Negara berisi pengaturan yang berkaitan dengan masalah-
masalah kepentingan umum.Kepentingan umum yang dimaksud adalah
kepentingan nasional (bangsa), masyarakat dan Negara, atau dengan kata lain
Hukum Administrasi Negara adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang
mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badanbadan itu
menggunakan wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata
Negara.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif
yaitu data yang disusun secara sistematis serta dianalisis secara kualitatif untuk
dapat mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya. Alat yang
dipergunkan dalam mengumpulkan data dalam penelitian adalah melalui studi
pustaka (Library Research), dan selain itu untuk mendukung penelitian, juga
dilakukan penelitian lapangan yaitu mengadakan wawancara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pemerintahan umum dan pelayanan publik. Adapun yang menjadi Tugas
Kelurahan sebagai berikut:
1. Penguasaan data wilayah;
2. Penguasaan Peraturan dan Perundang-undangan;
3. Pembinaan Koperasi atau kelompok Koperas;
4. Pelaksanaan 5K;
5. Meningkatkan partisipasi dan gotong royong masyarakat;
6. Meningkatkan pendapatan asli Daerah;
7. Pembinaan perangkat kelurahan lingkungan/RW/RT lembaga Kelurahan;
8. Pembinaan PKK.
6
E. Hambatan Dalam Pembuatan E-KTP
1. Masih rendahnya kesadaran pegawai untuk berbuat dan bersikap disiplin
2. Kurangnya perangkat peraturan kedisiplinan, misalnya kurang tegasnya
pimpinan dalam menjatuhkan sanksi pada setiap pelanggaran kedisiplinan
3. Kurangnya sarana dan prasarana dengan suatu peralatan yang kurang
memadai dapat menghambat lancarnya kegiatan atau pegawai dalam
melakukan pekerjaannya.
4. Kurangnya sistem pengawasan, perangkat pengawasan dan upaya tindak
lanjut yang kurang akan dapat membuka peluang pegawai untuk
melakukan berbagai pelanggaran.
Hal-hal upaya yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut
peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan melalui pengembangan
model-model pelayanan publik. Dalam hal-hal tertentu, memang terdapat
pelayanan publik yang pengelolaannya dapat dilakukan secara private untuk
menghasilkan kualitas yang baik. Dalam hal ini upaya juga dapat berupa,
Penetapan standar pelayanan, Peningkatan Standard Operasi prosedur,
Peningkatan survey kepuasan masyarakat dan Pengeolaan system pengaduan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang dikaitkan dengan
permasalahan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tinjauan umum tentang Pemerintahan kelurahan dalam hal pembuatan
EKTP masih banyaknya warga kelurahan yang belum terdata untuk
perekaman E-KTP dan belum mengertinya masyarakat tentang prosedur
pembuatan E-KTP. Belum siapnya sumber daya manusia khususnya
Pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan pembuatan E-KTP dan . Dalam
hal ini Pemerintah kelurahan mengalami kekurangan alat.
2. Hambatan serta permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan E-KTP
dalam hal pelayanan publik masih lemahnya sumber daya manusia
pengelola kependudukan terutama ditataran bawah dan koordinasi
komunikasi antara Instansi Pemerintah. Ditambah lagi kurangnya disiplin
yang dilakukan Pegawai Operator dalam pelaksanaan Program E-KTP.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis
memberikan sumbangan saran sebagai berikut:
1. Agar segala pelayanan lebih ditinjau lagi untuk dapat di permudah, lebih
fleksibel dan transparans demi tercapainya tujuan pelayanan yg lebih baik.
Perlu adanya kejelasan prosedur pelayanan publik sehingga tidak ada
kesan kalau Pegawai berusaha untuk mempersulit prosedur pelayanan.
2. Melakukan pengawasan terhadap Penyelenggaraan pelayanan publik
dilakukan oleh Pengawas Internal dan Pengawas Eksternal.
3. Pengawasan Internal Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
4. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan Peraturan
Perundangundangan.
5. Pengawasan oleh Pengawas Fungsional sesuai dengan Peraturan.
8
DAFTAR PUSTAKA