2019
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Terapi Oksigen Hiperbarik pada Kasus Luka
Bakar
Tempat : Di Lakesla
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Kelompok 3
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah salah satu kondisi yang dapat mematikan dan masih
merupakan masalah kesehatan utama. Luka bakar merupakan salah satu jenis
luka yang dapat didefinisikan sebagai rusaknya sebagian jaringan tubuh akibat
terpapar benda atau sesuatu yang panas, zat kimia, dan sengatan listrik. Luka
bakar dapat mengenai lapisan epidermis atau dermis bahkan jaringan subkutan
(Susilo, 2017).
Di Indonesia, data dari Unit Luka Bakar RSCM pada periode Januari
2011-Desember 2012, tercatat 275 pasien dirawat akibat luka bakar. Terdapat
78% kasus luka bakar disebabkan oleh api, dengan derajat luka bakar grade II
sampai grade III. Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado selama tahun 2014
tercatat 85 kasus luka bakar yang dirawat di bangsal bedah, dan menempati
urutan ke-6 dari 10 kasus terbanyak dibangsal bedah (Mawarti, 2014).
Kerusakan jaringan pada luka bakar terjadi karena beberapa faktor,
termasuk kegagalan jaringan sekitar dalam menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel yang berbatasan dengan
daerah cedera. Hambatan sirkulasi pada jaringan dibawah daerah cedera
mengakibatkan luka menjadi kurang kelembabannya yang dapat menghambat
proses penyembuhan luka secara alami.
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat)
memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan
tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Dengan
berkembangnya teknologi, proses penyembuhan luka bakar dapat dilakukan
dengan terapi oksigen hiperbarik (TOHB). Terapi oksigen hiperbarik adalah
suatu terapi pengobatan dimana penderita harus berada dalam suatu ruangan
bertekanan tinggi (chamber) dan bernafas dengan oksigen murni (100%) pada
tekanan udara sebesar 2,4 ATA. Cianci et al pada tahun 2013 melaporkan data
dari beberapa studi penelitian yang dilakukan terhadap manusia maupun hewan
mengenai penggunaan TOHB pada luka bakar dengan hasil yang nyata dan
konsisten dalam perlangsungan proses penyembuhan luka, yaitu antara lain
mencegah iskemi pada kulit, mengurangi edema, mencegah penambahan
kerusakan derajat luka bakar, memelihara metabolisme selular, dan selanjutnya
mempercepat penyembuhan. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan terapi
oksigen hiperbarik pada kasus luka bakar untuk membantu mempercepat
proses penyembuhan luka bakar (Susilo, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengetahui dan
memahami tentang pentingnya terapi oksigen hiperbarik untuk
penyembuhan luka bakar (Combustio).
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta mampu:
a. Memahami pengertian luka bakar (Combustio)
b. Memahami penyebab luka bakar (Combustio)
c. Memahami tanda dan gejala luka bakar (Combustio)
d. Memahami pertolongan pertama pada luka bakar (Combustio)
e. Memahami manfaat terapi oksigen hiperbarik pada kasus luka bakar
(Combustio)
C. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik
Pendidikan kesehatan tentang pentingnya terapi oksigen hiperbarik untuk
penyembuhan luka bakar (Combustio)
2. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Media
Leaflet
4. Waktu
Hari/Tanggal : Senin, 04 November 2019
Waktu : 30 Menit
5. Pengorganisasian
a. Moderator : Bella Laksono
b. Penyaji : Maria Siska Agustina, Arin Dwi W
c. Fasilitator : Alkhafi Jannatul F, Ayu Amaliyah
d. Notulen : Monica Tasya S
e. Dokumentasi : Aryani Ika Mahardika, Moch Vikri
f. Observer : Mey Reta P S, Nabiilah Fitriani H
D. Materi (Terlampir)
E. Susunan Acara
RESPON
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah
diberikan kepada peserta
2. Mengucapkan salam
1. Evaluasi Struktur:
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan satuan acara penyuluhan
c. Kesiapan media
d. Peserta hadir di tempat penyuluhan
e. Penyuluhan dilakukan di Lakesla
2. Evaluasi Proses:
a. Fase dimulai sesuai waktu yang
direncanakan
b. Suasana penyuluhan tertib
c. Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan
d. Peserta konsentrasi mendengar
penyuluhan
e. Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi Hasil:
PESERTA
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
Lampiran Materi:
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika