Catatan HAN
Catatan HAN
A. Pengertian
Instrumen pemerintah adalah alat atau sarana yang digunakan oleh Pemerintah atau
administrasi negara dalam melaksankan tugasnya. Instrumen pemerintah merupakan bagian
dari instrumen penyelenggaraan negara secara umum (pemerintah dalam arti
luas).peaksana tugas penyelenggaraan negara di Indonesia dilakukan oleh 3 lembaga,yaitu
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Dalam menjalankan tugas tugas pemerintah ,pemerintah atau administrasi negara
melakukan tindakan hukum,dengan menggunakan sarana atau instrumen seperti alat tulois
menulis, sarana transportasi dan komunilasi, gedung gedung perkantoran dan lain lain, yang
terhimpun dalam publik domein atau kepunyaan publik. Pemerintah juga
menggunakanberbagai instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan mengatur dan
menjalankan urusanpemerintahan dan kemasyarakatan seperti peraturan perundang-
undangan, keputusan-keputusan, peraturankebijakan, perizinan, instrumen hukum
keperdataan, dan sebagainya.
Instrumen tersebut diperlukan agar fungsi pemerintahan untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat dapat dilaksanakan secara efektif. Berkenaan dengan struktur
normahukum administrasi negara ini, H. D van Wijk/Willem Konijnenbelt
mengatakan bahwa hukum material mengatur perbuatan manusia. Peraturan, norma
didalam hukum administrasi negara memiliki struktur yang berbeda dibandingkan
dengan struktur norma hukum perdatadan pidana.
Menurut Indroharto, dalam suasana hukum tata negara itu kita menghadapi
bertingkat -tingkatnya norma -norma hukum yang harus kita perhatikan. Lebih lanjut
Indroharto menyebutkan bahwa keseluruhan hukum tata usaha negara dalam
masyarakat itu memiliki struktur bertingkat dari yang sangat umum dan yang sampai
pada norma yang paling individual dan konkret. Kemudian pembentukan norma -norma
hukum tata usaha negara dalam masyarakat itu tidak hanya dilakukan oleh pembuat
undang -undang dan badan -badan peradilan saja melainkan juga oleh aparat pemerintah
yang menjabat sebagai tata usaha negara.Pelaksanaan tugas penyelenggaraan negara di
Negara Indonesia paling tidak dilakukan oleh 3 lembagayaitu eksekutif (pemerintah),
legislatif (DPR), dan yudikatif (MA-MK). Dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
negara, masing-masing organ negara tsb diberikan kewenangan tuk mengeluarkan
instrumenhukumnya.
B. Klasifikasi Instrumen Pemerintah
Pelaksanaan fungsi pemerintahan dapat dilakukan dengan mendayagunakan
instrumen-instrumen pemerintahan. Instrumen-instrumen pemerintahan tersebut
dapat diklasifikasikan :
1. instrumen yuridis, merupakan instrumen yang meliputi peraturan -
perundangan, atau kebijakan-kebijakan lain yang sifatnya otoritas pemerintah.
2. instrumen materiil; merupakan instrumen yang sifatnya bersifat materil.
Seperti pengadaan barang dan jasa, pembiayaan pembangunan, dan
sebagainya.
3. instrumen personil/kepegawaian;merupakan instrumen yang diadakan oleh
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan pegawai. Selain itu,
pemerintah berhak mengangkat dan memberhentikan pegawai, atau mutasi.
Setiap tahunnya penerimaan pegawai di batasi oleh kuota yang telah ditetapkan
olehpemerintah.
4. instrumen keuangan negara; merupakan instrumen pemerintah guna
mengatur pengeluaran, pemasukan Negara. Dengan memperhitungkan berbagai
kemungkinan terjadinya dampak moneter. Selain itu, instrumen ini juga berkaitan
dengan rancangan anggaran belanja negara, pembiayaan daerah melalui
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Untuk yang pertama, yakni instrumen yuridis memiliki 2 (dua) poin:
a. peraturan perundang-undangan (wet en regeling);
Sehubungan dengan penggunaan peraturan perundang-undangan sebagai salah
satu instrumen pemerintahan, perlu diperhatikan adanya beberapa tingkatan norma
hukum administrasi yaitu:
1. keseluruhan norma-norma hukum tata usaha Negara
2. pembentukan norma-norma hukum tata usaha Negara dalam masyarakat yang
tidak hanya dapat dilakukan pembuat undang-undang (legislatif) dan badan-badan
keadilan saja, tetapi juga oleh aparat pemerintah dalam hal ini badan atau jabatan
tata usaha Negara.
Dan perlu sobat ketahui bahwa dalam ilmu hukum dikenal empat sifat norma hukum,
yaitu:
Norma Umum abstrak, misalnya Undang-undang
Norma Individual konkret, misalnya KTUN (Ketetapan Tata Usaha Negara)
Norma umum konkret, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
Norma individual abstrak, seperti misalnya :izin gangguang, izin bangunan, dsb.
B. peraturan kebijaksanaan (beleidsregel)
Merupakan salah satu sarana yang memberikan ruang gerak bagi pejabat atau
badan administrasi Negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat
sepenuhnya pada undang-undang.
Ciri-ciri Peraturan Kebijaksanaan menurut Bagir Manan menyebutkan ciri-ciri
peraturan kebijaksanaan sebagai berikut :
1. Peraturan kebijaksanaan bukan merupakan peraturan perundang-undangan.
2. Asas-asas pembatasan dan pengujian terhadap peraturan perundang-undangan
tidak dapat diberlakukan pad peraturan kebijaksanaan.
3. Peraturan kebijaksanaan tidak dapat diuji secara wetmatigheid, karena memang
tidak ada dasar peraturan perundang-undangan untuk membuat keputusan
peraturan kebijaksanaan tersebut.
4. Peraturan kebijaksanaan dibuat berdasarkan freies Ermessen dan ketiadaan
wewenang administrasi bersangkutan membuat peraturan perundang-undangan.
Good Governement
A. Pengertian
Berasal dari akar kata” govern” yang artinya memerintah/mengendalikan/mengurus.
Secara singkat good governemenrt adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan
hasil hasilnya, semua unsur perintahan bisa bergerak secara sinergis tidak saling berbenturan,
memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan gerakan anarkis yang dapat
menghambat proses pembngunan.
B. Latar Belakang Good Governement
Istilah good governement muncul diindonesia pasca runtunya rezim orde baru dan bergulirnya
gerakan reformasi pada awal 1990-an.
Pemikiran Good govermance pertama kali dikembangkan oleh lemabaga dana internasional
seperti World Bank, UNDP dan IMF,dalam menjaga dan menjamin kelangsungan dana bantuan
yang diberikan kepada negara sasaran bantuan. Karena itu good govermance menjadi isu sentrl
dalam hubungan lembaga lembaga negaran multilateral tersebut dengan negara sasaran.
Jika ditarik lebih jauh lahirnya wacana good govermance berakar dari penyimpangan” yang
terjadi pada prakti pemerintah, Seperti korupsi,kolusi dan nepotisme.
Penyelengaraan urusan publik yang bersifat sentralistis,non partisipatif serta tidak akomodatif
terhadapa kepentingan publik, telah rasa tidak percaya dan bahkan antipati kepada rezim
pemerintahan yng ada. Masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintah yang selama ini
dipercaya sebagai penyelenggara urusan publik. Bergamam kekecewaan terhadap
penyelengaraan pemerintahan tersebut melahirkan tuntutan untuk mengembalikan
pemerintahan yang ideal.
C. Unsur unsur Utama good governance
Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
Tegaknya Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan,
lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Peduli pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak
yang berkepentingan.
Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-
kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur.
Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka.
Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan
warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal
mungkin.
Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki
pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut adalah saling memperkuat
dan saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa terdapat
empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang berciri
kepemerintahan yang baik yaitu sebagai berikut :
Akuntabilitas : Adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk bertindak selaku penanggung
jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kebijakan yang
ditetapkannya.
Transparansi : Kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap rakyatnya, baik
ditingkat pusat maupun daerah.
Keterbukaan : menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan
dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak transparan.
Aturan Hukum : Kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa jaminan kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang
ditempuh.
Pelayanan Publik
A. Pengertian
Pelayanan publik (public service) adalah produk yang dihasilkan oleh pemerintah kepada
masyarakat. Dalam hubungan pemerintah dengan masyarakat, semakin maju suatu
masyarakat makin meningkat pula kesadaran akan haknya, maka pelayanan publik menjadi
suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan publik adalah pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Dalam hal ini negara
didirikan oleh masyarakat (rakyat atau publik) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarkat.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan publik tersebut meliputi : pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan
usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,
energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor lain yang terkait
(Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).
a. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;
b. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang
modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau
kekayaan daerah yang dipisahkan;
c. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari
anggaran pendapatna dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya
menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (Pasal 5 ayat
(3) UU Nomor 25 Tahun 2009).
menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik;
mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik;
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
mengetahui alasan kebijakan publik yang memengaruhi hajat hidup orang banyak;
mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas
Welflare state
Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil peran penting
dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya.
Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang setara, dan
tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan
minimal untuk menjalani kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai
macam organisasi ekonomi dan sosial.
Social justice
Social Justice (Keadilan Sosial) sebagai salah satu dasar Negara (sila kelima Pancasila)
digambarkan dalam 3 bentuk keadilan social yang meliputi keadilan ekonomi, kesejahteraan
rakyat dan keadilan yang diinsafi (disadari) oleh mayoritas rakyat yang dapat berkembang.
Social.Prosperity
Istilah kesejahteraan erat kaitannya dengan tujuan Negara Indonesia. Negara didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan untuk kepentingan seluruh rakyat yaitu untuk manjamin dan
memajukan kesejahteraan umum. Hal ini secara nyata dituangkan dalam pembukaan UUD 1945
yang berbunyi:
”kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesa yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia”.
Dengan melihat pembukaan UUD 1945 diatas dapat dikemukakan bahwa tujuan Negara
Indonesia adalah melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh
karenanya Negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya.
Sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles bahwa Negara dibentuk untuk menyelenggarakan
hidup yang baik bagi semua warganya .
Namun demikian, kesejahteraan umum (keadilan sosial) sebagai tujuan Negara bukan berarti
kewajiban Negara untuk menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat, sehingga rakyat tidak
berupaya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri, akan tetapi rakyat mempunyai
hak dan kewajiban untuk mencapai kesejahteraannya. Negara hanya bertugas untuk
menciptakan suasana atau keadaan yang memungkinkan rakyat dapat menikmati hak-haknya
sebagai warga Negara dan mencapai kesejahteraan mereka semaksimal mungkin. Dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan tersebut komponen utama yang harus dipenuhi adalah adanya
kepastian hukum dan tersedianya barang dan jasa kebutuhan hidup bagi semua warga Negara.
SENGKETA KEPEGAWAIAN
Upaya Administratif[3]
Upaya administratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang atau badan
hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara.
Prosedur tersebut dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri dan terdiri atas dua
bentuk:
a. Keberatan
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara.
b. Banding Administratif
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan oleh instansi atasan atau
instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata
Usaha Negara, yang berwenang memeriksa ulang Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan