Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Fadhil Khalid

NIM : 1810611086

KELAS : B ( FH – 202 )

WAKTU : Senin - 09:45-11:25

DOSEN : Andriyanto Adhi Nugroho, SH,MH

E – LEARNING HUKUM PERBURUHAN

1. Dua pekerja konstruksi yang identitasnya belum diketahui dilaporkan meninggal


dunia saat sedang melakukan kerja di sebuah bangunan swasta di dekat kawasan
Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016) malam. Kedua pekerja itu
disebutkan mengalami kecelakaan kerja dengan terjatuh dari lantai ke-13 bangunan
yang menjadi lokasi proyek pembangunan tersebut, pada sekitar pukul 22.00 WIB..
Bagaimana analisa saudara terhadap kecelakaan kerja tersebut?

Pada dasarnya, setiap pekerja mempunyai hak untuk mendapatkan


perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“K3”). Demikian yang disebut
dalam Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”). Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk
melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal, diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan


jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.

Sebelum adanya UU Ketenagakerjaan, K3 telah diatur lebih dulu dalam


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (“UU 1/1970”).
Yang diatur oleh UU ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja.
Pasal 1 angka 1 UU 1/1970 berbunyi:

"tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut;

Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan


Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat
memperhatikan konvensi atau standar internasional. Yang dimaksud dengan “tingkat
potensi bahaya tinggi” adalah perusahaan yang memiliki potensi bahaya yang dapat
mengakibatkan kecelakaan yang merugikan jiwa manusia, terganggunya proses
produksi dan pencemaran lingkungan kerja.

Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

a. Kecelakaan umum

Adalah kecelakaan yang terjadi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan


seperti kecelakaan pada waktu hari libur/ cuti, kecelakaan di rumah dll.

b. Kecelakaan akibat kerja

Adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaan.


Kecelakaan karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Kecelakaan kerja yang dialami oleh 2 orang pekerja tersebut dapat pula
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Kelalaian dari pekerja sendiri

b. Kurangnya perlengkapan keselamatan kerja yg digunakan seperti

c. Kurangnya penerapan prosedure keselamatan kerja


SOLUSI PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

Dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti akan selalu mengandung resiko
bahaya kecelakaan kerja masing- masing baik ringan maupun berat dan bisa juga
berupa kematian , berikut dibawah ini adalah tata cara agar kita dapat menghindari
kecelakaan kerja tersebut :

a. Ikuti prosedure keselamatan kerja yang ada

b. Pakai perlengkapan kerja yang masih layak dipakai

c. Selalu perhatikan kondisi lingkungan sekitar area anda bekerja

d. Berdoa sebelum mengerjakan suatu pekerjaan agar diberikan keselamatan

2. Iman bekerja selama 8 jam kerja/hari atau 40 jam/minggu. Hari Sabtu dan
Minggu adalah hari istirahat Andi. Akan tetapi perusahaan Andi memintanya untuk
masuk di hari Sabtu selama 6 jam kerja. Gaji Iman sebesar Rp. 3.800.000/bulan
yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap. Lalu,
berapa uang lembur yang patut didapat Iman yang bekerja selama 6 jam di hari
liburnya?

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari Minggu atau hari libur nasional, maka
perhitungan upahnya adalah sebagai berikut.

Untuk yang bekerja di perusahaan dengan sistem kerja 8 jam per-hari, 5 hari kerja
dalam seminggu/40 jam seminggu ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. 8 jam pertama = 8 x 2 x 1/173 x upah sebulan


b. Jam ke-9 = 1 x 3 x 1/173 x upah sebulan
c. Jam ke 10 – 11 = 1 x 4 x 1/173 x upah sebulan

Sesuai dengan rumus yang ada, maka kasus Iman masuk kedalam Rumus ‘a’.
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
6 jam kerja x 2 x 1/173 x Rp3.800.000 = Rp263.583

Anda mungkin juga menyukai