Anda di halaman 1dari 15

PENDAKIAN GUNUNG GUNTUR

(MUHAMMAD WAHYUDI.T)

Liburan yang membosankan, membuat Aldi memikirkan sesuatu tentang apa yang ingin
dia lakukan.

“Duh liburan ini masa aku hanya berdiam saja di rumah” pikirnya.

Seketika Aldi terpikirkan bahwa dia ingin melakukan hal yang tidak biasa, yaitu mendaki gunung.
Lalu Aldi membuka ponselnya untuk menghubungi temannya untuk diajak mendaki gunung
bersama. Dia memutuskan untuk menghubungi Dito.

“Dit liburan ini gimana kalau kita pergi untuk mendaki gunung?” kata Aldi.

“Wah boleh juga tuh Di, tapi aku ragu sih, soalnya aku belum pernah medaki gunung sebelumnya”
kata Dito.

“Tenang aja, asal kamu niat, kuat, dan siap apapun kamu pasti bisa” kata Aldi.

“Yauda kalo gitu aku ikut, tapi masa Cuma berdua Di? Dan btw kita mau mendaki gunung mana?
Kata Dito.

“Ya ngga lah, nanti aku ajakin beberapa temenku dan kalo bisa ajak juga temenmu. Rencana kita
bakal muncak Gunung Guntur, Garut” kata Aldi.

“Oke oke nanti aku kabari lagi ya” kata Dito.

Besoknya mereka berdua mengajak beberapa temannya yaitu Rizal dan Ica. Setelah itu,
mereka memutuskan untuk berkumpul disuatu tempat untuk membahas persiapan dan tanggal
pendakiannya. Disitu Aldi meyakinkan mereka untuk semangat dan kuat untuk mendaki gunung
dan kebersamaan yang paling dibutuhkan. Setelah itu, mereka memutuskan pendakian pada
tanggal 7 Juli 2018.

Tibalah hari pendakian itu, Aldi memutuskan untuk berkumpul di Pom Bensin Banjaran
pada pukul 7 pagi. Setelah mereka kumpul Aldi menyuruh meraka untuk mengecek barang
bawaannya kembali agar tidak ada yang tertinggal.

Setelah mereka siap, mereka memulai perjalanan dari Bandung menuju Garut dengan
mengendarai motor. Mereka tidak hanya berempat, tetapi Aldi sudah janjian dengan rombongan
lain yang ada di Garut
Ditengah perjalanan, matahari sudah naik dan panas. Mereka memutuskan untuk
beristirahat di Kadungora, Garut. Memang sudah di Garut, tapi perjalanan untuk sampai di
Gunung Guntur masih terbilang cukup jauh. Mereka beristirahat sambil menunggu adzan dzuhur
untuk melalukan ibadah sholat.

Setelah sholat mereka menunggu rombongan yang akan datang dari Garut untuk mendaki
bersama, sambal mengisi perut dengan beberapa cemilan yang mereka bawa. Tak lama setelah
itu, rombongan pun mulai datang dan berkumpul. Setelah semua berkumpul, perjalananpun
mereka lanjutkan.

Dari kejauhan, sudah nampak Gunung Guntur yang menjulang tinggi. Membuat mereka
makin semangat untuk berada di puncak gunung tersebut. Sore telah tiba, mereka sampai pada
pukul 5 sore. Setelah itu mereka beristirahat di basecamp untuk mengisi kembali tenaga mereka
karena perjalanan jauh.

Senja telah tiba, membuat puncak Gunung Guntur


semakin cantik dan keindahannya yang luar biasa.
Membuat mereka makin semakin semangat. Hari
makin gelap dan semakin mendekati waktu
pendakian. Sebelum mereka berangkat mereka
melaksanakan sholat maghrib dan isya. Setelah itu
mereka makan agar kuat di perjalanan.

Waktu pendakian telah tiba, pendakian dimulai pada malam hari. Mereka memulai
pendakian pada pukul 7 malam. Rombongan dibagi 2 kelompok. Kelompok pertama berangkat
pukul 7 dan kelompok 2 pada pukul 8, Aldi dan kawan kawan berada di kelompok pertama.
Sebelum berangkat mereka berdoa agar diberikan keselamatan dan kelancaran di perjalanan.

“Mohon perhatiannya!!, Selamat malam. Saat ini kita akan memulai pendakian malam, hal yang
perlu perhatikan saat di perjalanan. Kita mengutamakan kebersamaan. Jangan ada yang
meninggalkan rekan, terutama perempuan. Tetap saling komunikasi, jangan sampai tertinggal
rombongan. Gunung ini memiliki 3 pos, setelah itu kita lanjutkan summit attack atau perjalanan
menuju puncak. Selamat berjuang!! Semangat Guntur 2249 mdpl” Ucap pemimpin rombongan.
Ya, gunung ini memiliki ketinggian 2249 mdpl. Dengan ketinggian yang cukup tinggi gunung ini
memilikI medan yang curam, berbatu dan berpasir. Gunung Guntur ini biasa disebut miniatur
semeru. Kenapa demikian? Karena medan di gunung ini hampir sama dengan medan pada
Gunung Semeru #mahameru.

“Di, takut ey” kata Ica.

“Tenang aja, gapapa da. Ohiya jangan lupa siapkan senter kalian ya” kata Aldi kepada kawan-
kawannya.

“Selama di jalur pendakian kita harus focus ya, jangan sampai pikiran kita kosong gitu doang,
kalo bisa kita sambil nyanyi we ya biar rame hahaa” Ucap Rizal sembari menghangatkan suasana.

Aldi dan Rizal meyakinkan Ica untuk jangan khawatir.

Perjalanan dimulai dari basecamp ke pos 1, awal perjalanan kondisi jalan masih aman
aman saja. Ditengah perjalanan ke pos 1, trek pendakian mulai menanjak dan berpasir, setelah
itu mereka mulai memasuki hutan. Di tengah perjalanan ke pos 1 salah satu anggota rombongan
ada yang terjatuh, yang membuat rombongan berhenti sejenak untuk memastikan keadaan baik
baik saja.

“Ada apa itu di belakang ih?” Kata Ica.

“Gatau tuh? Aya naon Di?” Kata Dito

“Kalem aku liat dulu, kalian tunggu sini yaa” Kata Aldi.

“Gimana??” Kata Ica sambil cemas.

“Itu ada yang jatuh, katanya dia belum makan terus lemes. Tapi gapapa da udah mau jalan lagi”
Kata Aldi.

Perjalananpun berlanjut.

Trek mulai terjal, namun tak lama setelah itu, mereka telah sampai di pos 1. Dengan
keadaan lelah dan letih mereka semua beristirahat. Beruntungnya di pos 1 tersebut ada yang
berjualan. Ada sesuatu yang special dari pos 1 ini, di ketinggian ini kalian bisa melihat keindahan
Kota Garut dari malam hari, atau biasa disebut citylight . Dengan melihat ini kalian bisa terasa
semangat kembali karena keindahannya luar biasa sampai kalian tak bisa berkata kata.
“Wah bagus yah pemandangannya, eh kalian coba liat ke belakang” Kata Ica sambil memotret
beberapa foto.

Aldi, Rizal dan Dito pun melihat kebelakang. Mereka sangat terpesona dengan pemandangan
citylight Kota Garut ini.

Perjalanan dilanjutkan kembali setelah mereka puas beristirahat. Trek perjalanan mulai
berbahaya disini karena selain curam, treknyapun berbatu besar sehingga apabila terpeleset akan
berbahaya.

Aldi dan kawan kawan agak sedikit ragu, namun rombongannya menyemangatinya agar tetap
yakin pada tujuan. Dan mereka pun berambisi untuk sampai diatas sana.

Selain bebatuan besar, di tengah perjalanan pos 2 ini terdapat sungai yang sangat jernih
sehingga bisa langsung diminum. Tetapi mereka harus melalui sungai itu yang terdapat bebatuan
yang licin dan harus berhati hati. Tak lama dari sungai itu mereka telah sampai di pos 2. Beda
dengan pos lainnya, pos ini tampak sepi dan tak ada yang berjualan seperti di pos 1. Di pos 2 ini
hanya ada gubug gubug untuk istirahat saja. Mereka beristirahat cukup lama di pos 2 ini karena
cukup lelah oleh trek yang manantang adrenalin.

“Aku cape ey” kata Ica

Aldi, Dito dan Rizal memandang Ica dengan cemas.

“Iya ca, kita semua juga cape. Tapi setelah kita ada di atas nanti, semua penat dan cape bakal
terbayar semua dengan keindahan yang tidak
tertandingi.” ucap Dito.

“Hey kalian cape kan? Coba kalian liat ke


belakang lagi!” Kata Aldi.

“Iihh bagus banget, ternyata makin kita tinggi


makin bagus citylight nya” Kata Ica.

“Hahaa mantap gini Di” Kata Rizal dan Dito.

Setelah mereka beristirahat, mereka mulai mengisi ulang perediaan air di sungai untuk
perjalanan berikutnya. Setelah berbincang dan beristirahat, perjalanan pun dilanjutkan.

Trek yang semakin curam membuat mereka sempat down, namun rombongan tetap memberikan
semangat agar terus berjalan.
Hari yang makin gelap dan makin dingin tak mematahkan semangat mereka. Di trek ke pos 3 ini
treknya tidak beda jauh dengan trek ke pos 2. Hanya di trek ini lebih curam dan berpasir.

Ditengah perjalanan ke Pos 3, mendadak rombongan berhenti.

“Ada apa kang?” Kata Aldi.

“Biasaa, paling ada yang terpeleset lagi” Kata salah satu anggota rombongan.

Ternyata benar, ada seorang perempuan yang terpeleset karena dia lelah sampai sampai dia
muntah dan pusing.

Perjalananpun berlanjut.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Akhirnya mereka sampai juga di pos 3.
Ya, pos terakhir dari Gunung Guntur. Mereka sampai pada pukul 11 malam. Ternyata di pos 3 ini
sudah banyak sekali orang lain yang sudah mendirikan tenda disini dan sangat ramai. Yang
menarik di pos 3 ini adalah pos ini menyediakan pos sekaligus tempat souvenir yang bisa dibeli
untuk dijadikan kenang kenangan.

Sesampainya di pos ini, mereke di cek satu per satu untuk kelengkapan anggotanya agar tidak
ada yang tertinggal. Mereka merebahkan sejenak untuk beristirahat di pos terakhir ini.

“Alhamdulillah ey akhirnya kita sampe pos 3, pingin buru buru bikin tenda, pingin tidur nih”
Kata Rizal

“Heeh ey laper gini” kata Dito

“Hahaa santai nanti aku yang masak” Kata Ica.

Setelah itu mereka kembali berjalan untuk mencari lahan untuk mendirikan tenda. Cukup
lama karena dimana mana sudah banyak tenda yang sudah didirikan. Beruntung mereka masih
mendapatkan lahan untuk mendirikan tendanya.

Setelah mereka menemukan tempat, mereka langsung mendirikan tenda bersama-sama.


Ica sepertinya sudah sangat lelah maka dari itu Rizal menyuruh Ica agar duduk dan istirahat saja.
Aldi, Rizal dan Dito langsung mengeluarkan tenda dari tasnya dan langsung didirikan.

Tak lama, tenda pun sudah berhasil didirikan. Setelah itu Aldi, Dito dan Rizal bergegas
mengambil tasnya untuk dirapihkan di dalam tenda. Sedangkan Ica menuju tenda khusus yang
berisi beberapa perempuan dari rombongan.
Disana mereka tidak langsung beristirahat, karena mereka lapar dan mereka pun
menyiapkan alat dan bahan untuk masak. Setelah itu, mereka mulai makan bersama. Kalian harus
tau rasanya bagaimana makan diatas gunung, dengan keadaan seadanya yang penting perut
dapat terisi.

Setelah mereka selesai makan, mereka pergi berjalan jalan untuk melihat situasi dan
pemandangan dari atas sana.

Tibalah mereka disuatu tempat yang mempunyai beberapa spot yang indah, tiba tiba Ica terdiam
dan menangis.

“Ca? Kenapa kamu?” Tanya Rizal.

“Gapapa zal, aku cuma takjub sama apa yang aku liat dari atas sini. Apa yang aku liat ini, pertama
kali dalam hidup aku, pertama kali aku berdiri di tempat yang tinggi ini, bersama kalian.” Ujar
Ica.

“Duh Ica.. Aku kira kamu kenapa. Gapapa Ca lepasin aja, ini emang indah. Apalagi nanti di
puncak, kayanya kamu bakal nangis lagi nih haha.. Nanti diatas aku mah pingin teriak sekenceng-
kencengnya ah, lepasin semua penat haha” Kata Aldi sambil menghangatkan suasana.

Disitu mereka mengambil beberapa foto untuk diabadikan. Iya.. siapa sih yang gamau difoto
diatas gunung, kan bikin iri mereka yang ada dibawah sana haha..

Hari makin malam dan makin dingin membuat Aldi ingin kembali ke tenda untuk
beristirahat sejenak untuk mempersiapkan jam 3 pagi melanjutkan muncak. Karena gunung ini
memiliki 4 puncak.

“Di, mau kemana?.” Kata Dito.

“Mau ke tenda ah dingin, mau ngopi.” Ucap Aldi.

“Euh kamu mah.. yauda aku sama Rizal sama Ica disini dulu ya.” Kata Dito.

“Nya sok we, jangan lama lama.” Ucap Aldi


Saat Aldi sampai di tenda, dia disambut beberapa teman rombongannya untuk sekedar
minum secangkir kopi hangat. Setelah itu, Aldi menuju ke tenda menunggu kawannya dengan
merenung dan melihat bintang-bintang yang menghiasi langit itu.

Setelah menunggu cukup lama, Rizal, Ica dan Dito pun datang.

“Darimana wae atuh meni lama.” Kata Aldi

“Hehe biasa popotoan atuh mumpung digunung haha.” Jawab Dito.

“Sok sana ngopi dulu, mempung masih anget.” Kata Aldi.

“Siap Di..” Kata Dito.

Setelah itu mereka kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat. Berhubung makin
malam dan dingin, ada suatu kejadian yang cukup menyebalkan saat akan tidur di tenda haha.

“Prrreeettt”

“Anjir siapa yang kentut?!” Tanya Aldi.

“Gatau tuh.. si Dito meren?.” Ucap Rizal

“Woy Dito kampret!! Teu kira-kira kentut teh, meni bau ngahiliwir.”

“Ahahaha iya sorry atuh da kepepet” Jawab Dito.

“Seuri maneh to” Ucap Rizal sambil kesal

Hari makin malam dan waktupun terus berjalan. Waktu sudah menunjukan pukul
setengah 3 pagi. Mereka bangun dan bersiap-siap untuk summit attack (menuju puncak). Setelah
mereka siap, mereka langsung berkumpul dan menunggu arahan dari pemimpin rombongan.
Sebenarnya tidak semua anggota rombongan ikut ke puncak, karena ada beberapa yang sudah
pernah ke puncak Gunung Guntur ini. Namun Aldi, Rizal, Dito dan Ica ingin ikut karena ini pertama
kalinya bagi mereka.

Perjalanan dimulai pukul 3 pagi. Inilah perjalaan sesungguhnya, karena para pendaki
berjuang dan bersusah payah untuk mencapai titik tertinggi dari Gunung Guntur ini. Karena trek
menuju puncak ini sangat menguji kesabaran dan kekuatan. Karena treknya sangatlah curam dan
berpasir, sehingga pendaki bisa saja terpeleset dan membahayakan nyawanya.
Aldi dan kawan-kawan mulai berdoa sebelum mulai perjalanan. Awalnya mereka sempat
ragu, karena dari pos 3 nampak puncak yang menjulang tinggi membuat mereka down dan ragu.
Tapi karena semangat dan tekad yang kuat menjadikan mereka semangat dan berani untuk
meraih titik tertinggi gunung ini.

“Duh bisa ga ya.. takut.” Ucap Ica sambil bergetar karena dingin.

“Kamu pasti bisa ca, tenang aja kita bakal bantu kamu ko” Ucap Rizal.

Mereka memulai perjalanan. Diawal perjalanan mereka masih semangat dan kuat karena
trek disini masih aman aman saja. Di perjalanan ini banyak sekali rintangan yang harus mereka
lewati. Belum saja mereka setengah perjalanan, Ica terpeleset karena pasir membuat sepatu
yang dipakainya tergelincir. Untung saja aja Rizal di belakangnya yg memeganginya.
Rombonganpun ikut berhenti untuk memastikan Ica baik-baik saja.

Setelah situasi kembali aman, mereka melanjutkan perjalanan kembali. Udara yang
semakin dingin membuat mereka bergetar dan penerangan seadanya membuat mereka sedikit
kesulitan mencari jalan, karena perpasir dan curam. Kecuraman di jalur ini bisa mencapai 50-60
derajat. Dan kebetulan di waktu mereka mendaki adalah musim dingin, jadi udara disana bisa
mencapai 15 derajat Celsius.

Udara yang semakin dingin, membuat mereka lelah dan memutuskan untuk beristirahat
untuk merebahkan badan mereka yang lelah. Sepeti waktu istirahat di pos pos sebelumnya
mereka melihat kebelakang untuk melihat citylight lagi. Kalian harus tau, saat kalian dalam kondisi
seperti ini, dengan melihat pemandangan inidah ini kalian bisa sekedar melepas penat dan stress
pikiran, nikmati saja.

“Ini baru setengah perjalanan kan? Aku cape ey.” Ucap Ica mengeluh sambil minum.

“Iya Ca.. kita berjuang untuk sampe diatas sana, emang seperti ini rasanya. Lelah, letih, ingin
menyerah rasanya. Tapi apa yang kamu temukan di atas sana, itulah jawaban semua apa yang
kamu rasain sekarang.” Ucap Aldi.

Pemimpin rombongan mulai menghitung jumlah anggota untuk memastikan semua aman dan
tidak ada yang tertinggal.
Disaat semua siap, perjalanan dilanjutkan kembali. Kalian harus tau, mendaki gunung itu
memerlukan kesabaran dan kebersamaan. Tidak perlu memerlukan kecepatan, cukup berhati hati
perlahan tapi pasti dan yang penting selamat.

Tak lama setelah istirahat, rupanya rombongan berhenti lagi sejenak. Ternyata ada
anggota rombongan yang tergelincir lagi. Di trek ini memang sering terjadi pendaki tergelincir,
karena kondisi medannya yg sangat curam dan berpasir membuat pendaki kesulitan berjalan.

Perjalanan dilanjutkan kembali. Ujung puncak sudah mulai terlihat dan sepertinya sudah
semakin dekat, membuat mereka bersemangat dan ingin cepat berada di atas sana. Ternyata eh
ternyata puncak itu masih terasa sangat jauh membuat mereka lelah dan beristirahat lagi.

Setelah beristirahat, mereka melihat keatas lagi dan melihat ujung puncak semakin dekat,
mereka bernafsu untuk berbegas ke atas sana. Namun lagi lagi puncak itu masih terasa sangat
jauh, itu membuat mereka kesal dan membuat mereka beristirahat lagi. Entah halusinasi atau
apa, tapi itu memang terjadi dan itu membuat kesal.

Setelah beristirahat yang kesekian kalinya, mereka melanjutkan perjalanan lagi, mereka
melihat keatas untuk memastikan puncak sudah dekat, tapi karena kesal mereka berjalan pelan
saja karena lelah dan letih.

Waktu terus berjalan dan dan mereka sudah letih. Mereka hampir putus asa karena
mereka sangat lelah karena jarak yang cukup jauh dan medan yang membuat mereka kesal.

“Duhh kok ga nyampe-nyampe di puncak sih, mana udah jam segini. Bisi mataharinya keburu
terbit.” Ucap Ica.

“Heeh ey cape pisan.” Ucap Dito.

Kali ini Aldi meyakinkan lagi bahwa tidak lma lagi kita akan sampai di puncak. Aldi dan
kawan-kawan kembali semangat karena ingin cepat sampai di puncak. Ternyata benar, tak lama
dari itu, mereka hampir sampai di puncak. Karena itu mereka menjadi makin semangat dan
akhirnya mereka sampai juga di puncak 1 Gunung Guntur.

Sesampainya mereka di puncak 1, mereka istirahat disana sambil menunggu sunrise


(matahari terbit). Hal yang special dari puncak gunung adalah menyaksikan matahari terbit yang
sangat indah sekali. Beberapa waktu kemudian, cahaya matahari mulai terlihat menyingsing ke
hadapan mereka. Dan benar apa yang dikatakan Aldi di pos 3 bahwa Ica akan menangis lagi.
Seketika Ica menangis terdiam.

“Hahaa jagoan si Aldi bisa nebak si Ica bakal nagis lagi.” Kata Rizal.

“Ih Rizaall..!!” Ucap Ica sambil kesal.

Aldi, Dito dan Rizal pun berbincang untuk


menghangatkan suasana dan menenangkan
Ica yang sedang menangis. Mereka sangat
takjub dengan matahari terbit dari puncak
Gunung Guntur. Selain spot sunrise ada juga
lautan awan. Dari atas gunung sangat indah
lautan ini, karena sejauh mata memandang
kalian hanya bisa melihat lautan awan yang
sangat indah.

Mereka cukup lama di puncak 1 ini, mereka di puncak 1 sampai kira kira pukul setengah
7 pagi. Karena memang membuat betah sekali dengan pemandanganya. Setelah mereka puas
beristirahat dan mengambil beberapa foto, mereka melanjutkan perjalanan selanjutnya, yaitu
menuju puncak 2 dari Gunung Guntur.

Sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke puncak 2, mereka makan beberapa cemilan


yang mereka bawa untuk sedikit mengganjal perut mereka yang lapar. Setelah makan, mereka
berdoa lagi untuk melanjutkan perjalanan. Karena puncak 2 adalah puncak tertinggi maka
treknyapun semakin curam dan berpasir, membuat mereka harus berhati hati dan jangan sampai
salah langkah.

Di perjalanan ke puncak 2 ini, Aldi dan kawan kawan terpisah dari rombongan dan sudah
berjanjian berkumpul di pos 3. Ditengah perjalanan Ica terlihat lemas dan lelah, itu membuat
mereka beristirahat lagi.

“Aku cape ih, minumku habis. Aku minta dong.” Ucap Ica.

“Nih Ca, habisin aja. Aku masih ada lagi da.” Ucap Rizal.

“Makasih ya Zal..” Ucap Ica.


Setelah memungkinkan, mereka melanjutkan perjalanan kembali. Karena matahari sudah
mulai naik, udara juga sudah mulai panas. Itu menjadi tantangan buat mereka, karena selain
lelah dan jalanan curam. Mereka harus melawan terik matahari juga.

Puncak 2 sudah mulai terlihat, membuat mereka semangat. Namun mereka tidak terburu-
buru karena mereka lelah. Tak lama setelah itu, mereka pun sampai di puncak Gunung Guntur
yaitu puncak 2. Sesampainya mereka disana, mereka merasa sangat bangga. Karena tidak ada
yang menyangka kalau mereka bisa sejauh ini, itu sangat luar biasa.

Mereka cukup lama di puncak ini, karena mereka lelah jadi mereka memutuskan untuk
beristirahat di puncak ini. Dengan memakan beberapa sisa cemilan yang mereka bawa, cukup
untuk menahan lapar mereka.

Mereka berbincang diatas sana tentang apa


yang telah mereka dapat dangan hasil lelah
dan letih. Itulah risiko pendaki gunung,
mereka harus menghadapi segala rintangan
yang ringan sampai berat demi mendapatkan
hal yang luar biasa. Tak semua orang dapat
mendaki gunung, maka berbanggalah jika
kalian punya kesempatan menginjakkan kaki
di atas gunung.

“Aku ga nyangka, aku bisa melangkah sejauh ini bersama teman temanku yang kuat hihii.” Ucap
Ica.

“Kita semua gaada yg nyangka Ca bisa seperti ini. Kita harus bangga dengan diri kita karena
diberi kesempatan untuk menginjakan di tempat yang setinggi ini.” Ucap Aldi

Mereka asik berbincang sambil mengabadikan beberapa foto.

“Di, ini kan ada 4 puncak. Lanjut yu?” Ucap Dito.

“Iya bener hayu lanjut.” Ucap Rizal.

“Tapi aku gakuat nih, aku udah cape banget.” Ucap Ica.

“Yaah Ica.. Ayoo bisa da bisa.” Jawab Rizal.


“Yakin kamu mau lanjut Zal? Ga liat tuh kondisi temen kamu gimana?.” Ucap Aldi.

“Iya Zal.. bener tuh kata Aldi. Kasian Ica udah cape banget kayanya. Mending kita balik ke pos 3
aja yu.” Ucap Dito

“Tuh Zal.. mending kita balik ke pos 3 aja ya.” Ucap Aldi

“Yauda deh kita balik aja, maaf ya Ica.” Ucap Rizal.

“Maaf ya temen-temen” Ucap Ica sambil tersenyum ke mereka.

Karena kondisi Ica yang kurang memungkinkan untuk melanjutkan ke puncak 3, mereka
memutuskan untuk kembali ke pos 3, lokasi tenda mereka. Karena jarak yang jauh pula, mereka
tidak terburu buru asalkan selamat.

Perjalanan dilanjutkan lagi.

Jalur mendaki ke puncak dan turun ke pos 3 tidaklah sejalur, berhubung mereka baru
pertama kesana, mereka mencari-cari dimana jalur untuk turun ke pos 3. Sampai akhirnya Dito
menanyakan kepada pendaki lain kemana arah jalur ke pos 3.

Akhirnya mereka menemukan jalur ke pos 3 setelah menanyakan kepada pendaki lain.
Mereka sangat terkejut saat melihat trek turun ke pos 3. Karena treknya itu seperti lintasan lahar
yang lurus memanjang sampai pos 3 dengan medan bebatuan dan pasir. Itu membuat mereka
sempat down juga karena mereka bingung harus bagaimana.

Beruntung ada pendaki lain yang lebih professional yang ingin turun juga, jadi mereka
ada yang mendampingi. Mereka mulai turun dengan berhati hati karena apabila ceroboh, mereka
bisa tergelincir dan jatuh.

Tak lama dari perjalanan itu Ica dan Dito tergelincir, lalu
Aldi dan Rizal membantunya. Beberapa menit kemudian giliran
Aldi dan Rizal yang tergelincir, lalu Ica dan Dito gentian
membantunya.

Inilah kenapa Gunung Guntur di sebut dengan miniatur


dari Gunung Semeru karena trek turun Gunung Guntur hampir
sama dengan trek turun Gunung Semeru.
Bisa dibilang trek turunnya itu mirip dengan perosotan karena selain memanjang kebawah
trek ini membuat orang selalu tergelincir.

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan, karena


mereka sudah lelah. Mereka memutuskan untuk beristirahat dan
berbincang.

Hari makin siang dan terik matahari makin menyengat, membuat


mereka kelelahan. Tapi karena mereka ingin cepat sampai pos 3, jadi
mereka tetap melanjutkan perjalanannya. Dari atas sudah mulai
terlihat pos 3 dimana sudah jelas terlihat tenda tenda para pendaki
yang berada di pos 3 tersebut.

Waktu terus berjalan dan


mereka terus tergelincir. Menjadikan sepatu Dito akhirnya
jebol karena bergesekan terus dengan pasir. Sedangkan
Ica kakinya sedikit lecet karena dia tidak pakai sepatu,
karena dia hanya menggunakan sandal gunung.

Disaat hampir tiba di pos 3, Aldi tergelincir hingga terpental dan hampir menabrak batu,
beruntung ada semak semak yang menahan Aldi. Ica, Dito dan Rizal serentak terkejut melihat
Aldi tergelincir. Mereka langsung membantunya dan memastikan bahwa Aldi baik baik saja.

Akhirnya mereka sampai di pos 3 dan mencari tenda mereka. Setelah mereka sampai di
tenda, merekapun bersyukur karena bisa kembali dengan selamat dan mereka langsung
beristirahat karena lelah.

Setelah mereka beristirahat, merekapun bersiap untuk makan karena sudah lapar sekali,
mereka dengan lahap menyantap makanan mereka. Setelah makan, mereka beristirahat lagi
untuk mempersiapkan tenaga untuk kembali ke basecamp.

Hari makin siang dan panas makin terik, mereka menunggu waktu untuk malanjutkan
perjalanan menuju basecamp.

“Panas gini ih.” Ucap Ica.

“Ya ginilah namanya diatas gunung, kalo malem dingin banget kalo siang panas banget. Serasa
kaya di oven didalam tenda hahaha.” Ucap Aldi
“Eh itu kana da tempat souvenir, kesana yu.. pingin liat liat.” Kata Ica.

Merekapun pergi ke tempat souvenir untuk membeli beberapa buah tangan.

Setelah itu mereka pergi makan siang dan bersiap-siap untuk memulai perjalanan ke
basecamp. Mereka mulai mengeluarkan barang yang ada di dalam tenda dan mulai membongkar
tenda.

Setelah mereka selesai, mereka pun berkumpul untuk menunggu arahan dari pemimpin
rombongan untuk memulai perjalanan ke basecamp. Merekapun mulai berjalan dengan perlahan.
Kali ini mereka tidak terlalu terburu-buru karena trek yang tadinya menanjak curam saat ini telah
berbalik menurun curam yang membuat mereka semakin berhati-hati karena bisa menyebabkan
mereka tergelincir dan jatuh.

Disaat menuju pos 2, mereka beristirahat karena lelah dan panas


terik matahari yang menyengat membuat haus dahaga dan terus
ingin minum. Tetapi mereka harus mengawet-awet persediaan
minum mereka, karena perjalanan masih sangat jauh.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka. Tak


lama, mereka pun sampai di pos 2 dengan keadaan lelah. Maka
mereka memustuskan beristirahat cukup lama di pos ini. Sebagian
dari mereka juga pergi menuju sungai untuk mengisi kembali
persediaan air minum mereka agar tidak kehabisan dan kehausan.

Setelah mereka cukup lama beristirahat, merekapun kembali melanjutkan perjalanan dari
pos 2 ke pos 1. Merekapun mulai berjalan, ditengah perjalanan menuju ke pos 1, ada seorang
anggota rombongan mereka tergelincir karena batu besar. Sampai-sampai rombongan
memutuskan untuk berhenti sejenak karena anggota yang tergelincir lumayan mendapatkan luka
ringan.

Aldi dan kawan-kawan mulai merasa cemas karena trek yang mereka lalui cukup terjal
dan berbahaya yang membuat mereka agak ragu. Namun apa daya, mereka harus terus
melanjutkan karena mereka ingin pulang.

Setelah anggota yang terjatuh mulai membaik, mereka menunggu hingga situasi kembali
normal. Dan mereka menlanjutkan perjalanan kembali
Di perjalanan pulang ini, trek cukup ramai dengan para pendaki lain yang menuju ke
atas. Mereka saling sapa walaupun mereka tidak kenal, namun itulah sifat pendaki harus selalu
menyapa dan bersifat baik karena mereka tahu mereka mempunyai tujuan yang sama untuk
mencapai puncak.

Trek perjalanan mulai memasuki hutan seperti perjalanan awal. Jarak dari pos 2 menuju
pos 1 ini cukup jauh. Setelah mereka melalui hutan, mereka akhirnya sampai di pos 1. Disana
mereka berkumpul untuk di cek kelengkapan anggota. Setelah semua lengkap, mereka
melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Mereka cukup tenang saat berjalan dari pos 1 ke
basecamp karena jalurnya tidak terlalu curam dan berbahaya. Trek ini cukup berpasir dan
membuat mereka harus tetap berhati-hati, mengingat kejadian tadi yang menimpa anggota
rombongan.

Setelah menempuh jarak yang begitu jauh, akhirnya mereka sampai di basecamp. Mereka
sampai di basecamp sekitar pukul 5 sore. Tidak jauh dengan waktu yang ditempuh saat pendakian
semalam. Mereka sangat senang saat sampai di basecamp ini, karena mereka berhasil
menaklukan Gunung Guntur dari mulai pendakian hingga pulang, mereka tidak menyangka apa
yang telah mereka lakukan.

Merekapun beristirahat di basecamp sambil menunggu adzan maghrib dan isya untuk
melakukan dan doa bersama. Setelah ibadah, mereka membeli makanan yang berada di sekitar
basecamp. Nampaknya mereka sangat lapar dan lelah. Setelah mereka cukup puas beristirahat,
merekapun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yaitu menuju Bandung.

-Quotes-

“Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang
akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering
mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang
selalu berdoa.” -5cm-

Anda mungkin juga menyukai