Anda di halaman 1dari 12

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DILAN DIA

ADALAH DILANKU TAHUN 1990 KARYA PIDI BAIQ

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
SAHARA
NIM. F1011141038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA IDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DILAN DIA ADALAH
DILANKU TAHUN 1990 KARYA PIDI BAIQ

Sahara, Christanto Syam, Sesilia Seli


Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: Sahara71@rocketmail.com

Abstract
This study aimed to determine the analysis of characters and characterizations in the
novel Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq. The problems of this
research are: (1) the role of the character in the novel Dilan Dia adalah Dilanku
Tahun 1990 by Pidi Baiq, (2) characterization of the main character In the novel
novel Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq,(3) plan for implementing
this research in learning Indonesian in high school. The purpose of this research is
to describe the the characters and characterizations in the novel Dilan Dia Adalah
Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq. This study used a description method with
qualitative research forms. Data from this study are sentences show the characters
and characterizations. The technique used this study documentary and data
collection tool is the researcher himself as a key instrument. Based on the results of
the analysis there is one main character in the novel Dilan Dia Adalah Dilanku
Tahun 1990 by Pidi Baiq and two ways the author describes the character namely
analytic techniques and dramatic techniques.

Keywords : Character and characterization, Dilan 1990

PENDAHULUAN serangkaian peristiwa secara tersusun.


Sastra adalah gambaran perilaku Melalui sebuah novel pengarang dapat
manusia yang ditampilkan melalui mengemukakan sesuatu secara bebas,
karakteristik tokoh-tokoh dalam cerita. menyajikan sesuatu yang lebih banyak,
Karya sastra diciptakan oleh pengarang lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak
untuk dinikmati dan dialami pembaca melibatkan permasalahan yang lebih
sehingga dapat dikatakan bahwa karya kompleks termasuk di dalamnya unsur yang
sastra berfungsi sebagai media membangun novel.
penyampaian pendapat pengarang kepada Alasan peneliti memilih novel pertama,
masyarakat dan sebagai hiburan. Hal ini novel merupakan karya sastra yang mudah
dapat disimpulkan bahwa karya sastra dapat untuk diterima oleh masyarakat yang
dijadikan sebagai media komunikasi yang membaca. Kedua, Novel memiliki
disampaikan dengan cara khas dengan kemampuan untuk menyampaikan
memberikan kebebasan kepada pengarang permasalahan yang kompleks secara penuh
untuk menuangkan kreativitas imajinasinya dan menciptakan sebuah dunia di dalamnya.
berupa ungkapan pikiran, perasaan, baik Novel Dilan Dia Adalah Dilanku
tentang kisah maupun kejadian yang terjadi Tahun 1990 karya Pidi Baiq merupakan
dalam kehidupan sehari-hari. novel best seller terbukti dengan dicetak
Satu di antara bentuk karya sastra ulangnya novel ini sebanyak 13 kali dan
adalah novel. Novel merupakan bentuk sudah difilmkan ke layar lebar pada 25
karya sastra imajinatif (fiksi) yang Januari 2018. Dilan Dia Adalah Dilanku
menghadirkan tokoh-tokoh dengan berbagai Tahun 1990 karya Pidi Baiq merupakan
karakteristik watak dan menampilkan
2
novel yang diterbitkan oleh Pastel Books tokoh, dan karakterisasi melalui tuturan
pada tahun 2014 dengan tebal 332 halaman. pengarang. Sedangkan secara dramatik
Alasan peneliti memilih novel Dilan dibagi menjadi teknik cakapan, teknik
Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan,
Baiq pertama, novel ini banyak diminati teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh,
oleh masyarakat luas dan masuk ke dalam teknik reaksi tokoh lain, dan teknik
novel best seller serta sudah diangkat ke pelukisan fisik.
dalam layar lebar yang sukses meraih Masalah umum dalam penelitian ini
6.276.000 juta penonton dalam 43 hari. “Bagaimanakah analisis tokoh dan
Kedua, cerita dalam novel Dilan Dia penokohan dalam novel Dilan Dia Adalah
Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq?”.
Baiq menggunakan gaya flashback dalam Submasalah dalam penelitian ini, yaitu (1)
setting waktu sehingga membuat remaja Bagaimanakah peran tokoh dalam novel
sekarang menjadi tertarik dengan masa Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
remaja orang tuanya dulu dan bagi pembaca karya Pidi Baiq? (2) Bagaimanakah
dewasa jadi merasa bernostalgia dengan penokohan tokoh utama dalam novel Dilan
kehidupan masa remajanya namun gaya Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi
penuturan yang disampaikan pengarang Baiq? (3) Bagaimana rencana implementasi
tetap menarik. Ketiga, selain gaya bahasa penelitian ini dalam pembelajaran Bahasa
yang digunakan menarik, latar Bandung Indonesia di SMA?
menjadi daya tarik tersendiri dalam novel Tujuan umum dalam penelitian ini
ini. Apalagi Bandung masa lampau yang “Mendeskripsikan analisis unsur instrinsik
diceritakan dalam novel Dilan Dia Adalah khususnya tokoh dan penokohan dalam
Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq. Pada novel Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun
novel ini banyak diceritakan tempat-tempat 1990 karya Pidi Baiq”. Secara khusus
menarik di Bandung dan sekitarnya pada tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
tahun 1990-an lalu dibandingkan dengan tokoh utama novel Dilan Dia Adalah
keadaan sekarang bahkan juga diceritakan Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq,
tempat-tempat di Bandung yang belum mendeskripsikan penokohan tokoh utama
banyak dikenal. novel Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun
Pendekatan yang digunakan dalam 1990 karya Pidi Baiq, dan mendeskripsikan
menganalisis penelitian ini adalah rencana implementasi penelitian dalam
pendekatan strukturalisme. Alasan peneliti pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
menggunakan pendekatan strukturalisme Penelitian Tokoh dan Penokohan
dalam meneliti novel Dilan Dia Adalah dalam Novel Dilan Dia Adalah Dilanku
Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq ini Tahun 1990 karya Pidi Baiq dibatasi pada
karena peneliti menganalisis unsur intrinsik ruang lingkup, yaitu analisis novel dengan
karya sastra yang berkaitan dengan tokoh menggunakan pendekatan strukturalisme
dan penokohan dalam novel. untuk mendeskripsikan tokoh dan
Teori yang digunakan dalam penokohan tokoh utama serta
menganalisis tokoh dan penokohan dalam implementasinya dalam pembelajaran
penelitian ini adalah teori Minderop. Bahasa Indonesia di SMA.
Menurut Minderop teknik penokohan Pendekatan strukturalisme merupakan
dalam suatu karya sastra dibedakan ke pendekatan intrinsik, yakni membicarakan
dalam dua cara atau teknik, yaitu teknik karya tersebut pada unsur-unsur yang
ekspositori (langsung) dan teknik dramatik membangun karya sastra dari dalam.
(tidak langsung). Metode langsung atau Pendekatan tersebut meneliti karya sastra
direct method (telling) mencakup sebagai karya yang otonom dan terlepas
karakterisasi melalui penggunaan nama dari latar belakang sosial, sejarah, biografi
tokoh, karakterisasi melalui penampilan

3
pengarang dan segala hal yang ada di luar karya Pidi Baiq. Metode deskriptif
karya sastra. digunakan untuk memberikan gambaran
Tokoh adalah para pelaku dalam karya mengenai hasil analisis data, dengan
sastra yang memainkan jalan cerita. Tokoh demikian laporan penelitian akan berisi
dalam karya satra sangat beragam kutipan-kutipan data untuk memberikan
ditampilkan. Tokoh-tokoh tersebut antara gambaran laporan penyajian tersebut. Hal
lain: tokoh manusia, tokoh hewan, tokoh ini sejalan dengan pendapat Moeleong
tumbuhan, benda mati, dan makhluk gaib. (2014) yang menyatakan bahwa “Dalam
Analisis dalam penelitian ini, tokoh yang metode deskriptif data yang dikumpulkan
dimaksud peneliti adalah tokoh manusia berupa kata-kata, gambar, dan bukan
yang memainkan peran dalam cerita. berupa angka-angka semua yang
Mengenai pengertian tokoh, banyak para dikumpulkan berkemungkinan menjadi
ahli yang menyampaikan apa sebenarnya kunci terhadap apa yang sudah diteliti.”
tokoh. Menurut Nurgiyantoro (2012) istilah Metode deskriptif ini digunakan peneliti
“tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku untuk menggambarkan secara tepat atau
cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap mendeskripsikan hasil analisis tentang
pertanyaan: “Siapakah tokoh utama dalam tokoh dan penokohan dalam novel Dilan
novel itu?”, atau “Ada berapa orang jumlah Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi
pelaku novel itu?”, atau “Siapakah tokoh Baiq.
protagonis dan antagonis dalam novel itu?” Bentuk penelitian yang digunakan
dan sebagainya. adalah penelitian kualitatif. Menurut
Penokohan merupakan bagaimana cara Moleong (2014), penelitian kualitatif adalah
pengarang menghadirkan tokoh-tokoh penelitian yang bermaksud untuk
dalam sebuah cerita atau karya sastra. memahami fenomena tentang apa yang
“Penokohan yang baik adalah penokohan dialami oleh subjek penelitian, misalnya
yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh perilaku persepsi, tindakan, motivasi, secara
dan mengembangkan watak dari tokoh- holistik dan dengan cara deskripsi dalam
tokoh tersebut yang mewakili tipe-tipe bentuk kata-kata dan bahasa. Merujuk pada
manusia yang dikehendaki tema dan pendapat tersebut penelitian ini dirancang
amanat. Perkembangannya haruslah wajar dalam bentuk penelitian kualitatif karena
dan dapat diterima berdasarkan hubungan penelitian ini akan menghasilkan data
kausalitas (Eisten 2013) berupa kutipan kalimat-kalimat, bukan
Nurgiyantoro (2010) mengemukakan angka-angka. Pada akhirnya penelitian
bahwa novel merupakan karya fiksi yang dalam novel Dilan Dia Adalah Dilanku
dibangun oleh unsur-unsur pembangun, Tahun 1990 Karya Pidi Baiq akan
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. menghasilkan data deskriptif berupa
Novel juga diartikan sebagai suatu kalimat-kalimat yang berkaitan dengan
karangan berbentuk prosa yang tokoh dan penokohan.
mengandung rangkaian cerita kehidupan Pendekatan yang digunakan dalam
seseorang dengan orang lain di penelitian ini adalah pendekatan
sekelilingnya dengan menonjolkan watak strukturalisme. Pendekatan strukturalisme
dan sifat pelaku. merupakan pendekatan intrinsik, yakni
membicarakan karya tersebut pada unsur-
METODE PENELITIAN unsur yang membangun karya sastra dari
Metode dalam penelitian ini dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya
menggunakan metode deskriptif karena data sastra sebagai karya yang otonom dan
yang dikumpulkan berupa kata-kata atau terlepas dari latar belakang sosial, sejarah,
kalimat yang merupakan tokoh dan biografi pengarang dan segala hal yang ada
penokohan yang terdapat dalam novel di luar karya sastra.
Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

4
Sumber data dalam penelitian ini dilakukan karena memanfaatkan pengamat
adalah novel Dilan Dia Adalah Dilanku lainnya untuk membantu dalam
Tahun 1990 karya Pidi Baiq terbitan Books pengumpulan data.; (3) kecukupan
Pastel, berjumlah 332 halaman dan terbagi referensial, peneliti berusaha memenuhi
menjadi 25 episod, sedangkan data dalam kecukupan referensial dengan cara
penelitian ini adalah tokoh dan penokohan melengkapi teori-teori yang menjadi
yang terdapat dalam novel ”Dilan Dia landasan dalam mengabsahkan data.
Adalah Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Teknik analisis data dalam penelitian
Baiq yang dipaparkan dalam bentuk kata, ini adalah teknik analisis isi. Menurut
frasa, dan kalimat. Afifuddin dan Saebani (2009) “Analisis isi
Teknik pengumpulan data yang atau Content analysis adalah penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah studi yang bersifat pembahasan mendalam
dokumenter. Studi dokumenter merupakan terhadap isi suatu informasi tertulis atau
suatu teknik pengumpulan data dengan tercetak dalam media masa.” Analisis
menghimpun dan menganalisis dokumen- konten adalah “Suatu teknik yang sistematis
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, untuk menganalisis makna dan ungkapan
maupun elektronik. pesan.
Alat pengumpulan data merupakan
alat-alat yang digunakan pada saat HASIL PENELITIAN DAN
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, PEMBAHASAN
alat yang utama digunakan adalah human Berdasarkan masalah yang dibahas
instrument (peneliti sendiri). Peneliti dalam penelitian ini, maka peneliti
sebagai instrumen kunci yang disebut alat memaparkan hasil analisis data berupa
pengumpul data primer. Peneliti sebagai tokoh dan penokohan dengan menggunakan
instrumen kunci berkedudukan sebagai teori Aminuddin dan pendekatan
perencana, pelaksana, penganalisis, dan strukturalisme dalam novel Dilan Dia
penafsir data penelitian. Selain peneliti Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi
sebagai instrumen kunci peneliti juga Baiq.
menggunakan alat pengumpulan data Tokoh Utama dalam Novel Dilan Dia
lainnya, yaitu berupa kartu pencatat yang Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi
digunakan untuk mencatat data-data yang Baiq terdapat satu tokoh utama yaitu Dilan.
akan dianalisis peneliti sehingga Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara
mempermudah peneliti untuk sebagai berikut: (1) dengan cara melihat
mengkalsifikasikan data-data tersebut. keseringan pemunculannya dalam cerita.
Pengecekan keabsahan data perlu Sebagai tokoh utama intensitas
dilakukan agar data yang diperoleh benar- kemunculan tokoh Dilan sangat tinggi,
benar objektif sehingga hasil penelitian tokoh Dilan muncul dari awal sampai akhir
dapat dipertanggung jawabkan. Aspek- cerita; (2) dengan cara melihat petunjuk
aspek yang digunakan dalam menguji yang diberikan pengarang, tokoh utama
keabsahan data berupa (1) ketekunan merupakan tokoh yang sering diberi
pengamatan , dengan cara mengamati dan komentar dan dibicarakan oleh pengarang,
membaca secara tekun dan berulang-ulang, sedangkan tokoh tambahan hanya
terhadap fenomena, dan masalah penelitian; dibicarakan ala kadarnya; (3) dengan cara
(2) triangulasi, teknik pemeriksaan melihat judul cerita. Pada beberapa novel
keabsahan data dengan memanfaatkan atau roman, judul yang dipakai merupakan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk tokoh utama di dalamnya, misal roman Siti
keperluan pengecekan atau sebagai Nurbaya yang berperan sebagai tokoh
pembanding terhadap data itu. Teknik utama dalam cerita tersebut adalah Siti
triangulasi yang digunakan dalam penelitian Nurbaya sesuai dengan judul roman. Sama
ini adalah teknik penyidik. Teknik penyidik halnya dengan novel “Dilan Dia Adalah

5
Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Baiq yang upacara bendera, Dilan itu anak kelas 2
menjadikan sosok Dilan sebagai tokoh Fisika 1 dan anggota geng motor yang
utamanya sesuai dengan judul novel terkenal di di Bandung. Jabatannya
tersebut. panglima tempur” (DDADT 1990).
Cara pengarang menggambarkan Berdasarkan kutipan tersebut
penokohan tokoh utama dalam novel Dilan penggunaan nama Dilan yang digunakan
Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi oleh pengarang menggambarkan bahwa
Baiq, (1) secara analitik atau secara Dilan adalah sosok laki-laki yang berperan
langsung: sebagai tokoh utama dalam novel “Dilan
(a) melalui penggunaan nama tokoh, untuk Dia Adalah Dilanklu Tahun 1990” karya
memperjelas dan memper tajam perwatakan Pidi Baiq. Dilan digambarkan oleh
tokoh serta melukiskan kualitas pengarang sebagai anak SMA kelas 2 Fisika
karakteristik yang membedakannya dengan 1 yang memiliki watak pembangkang
tokoh lain. Pada novel “Dilan Dia Adalah karena menghindar untuk mengikuti
Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Baiq upacara bendera bersama dua orang
pengarang menggunakan nama Dilan untuk temannya. Selain itu, Dilan adalah anggota
tokoh utama. Kita dapat mengetahui watak geng motor yang terkenal di Bandung dan
Dilan melalui nama yang diberikan oleh jabatannya sebagai panglima tempur.
pengarang kepada tokoh dalam cerita. Hal (b) Melalui penampilan tokoh, cara
tersebut dapat kita lihat dalam kutipan pengarang menggambarkan tokoh dapat
berikut ini. dilihat dari penampilan tokoh yang
“Seorang guru, tiba-tiba memberi komando dimaksud misalnya, pakaian apa yang
melalui pengeras suara agar seluruh siswa dikenakannya atau bagaimana ekspresinya.
jangan dulu bubar dari barisan.Kupandang Pemberian rincian tentang cara berpakaian
ke depan karena ingin tahu soal apakah memberikan gambaran tentang pekerjaan,
gerangan tapi justru itulah aku bisa melihat status sosial, dan bahkan derajat harga
dirinya. dirinya. Hal tersebut dapat kita lihat dalam
Sang peramal itu ada di sana, berdiri di kutipan berikut ini.
depan, menghadap ke arah kami, bersama “Pagi itu, di Bandung, pada bulan
dua kawannya.Berdiri di sana karena September tahun 1990, setelah turun dari
dibawa oleh guru BP, setelah berhasil angkot aku jalan menuju sekolahku
ditemukan dari tempatnya sembunyi, untuk sebagaimana yang lainnya yang juga sama
menghindar ikut upacara bendera.Dia dan begitu. Aku jalan sendirian. Dari arah
dua temannya disebut PKI oleh guru BP. belakang, kudengar suara motor. Suaranya
Aku tidak mengerti apa sebabnya seseorang agak berisik dan yang bisa kuingat di masa
sampai disebut PKI hanya gara-gara tidak itu, belum begitu banyak siswa yang pergi
ikut upacara bendera. Entahlah. sekolah dengan memakai sepeda motor.
Nun jauh di sana, di tempatnya berdiri, aku Ketika motor itu sudah mulai sejajar
yakin, dia sedang menyadari bahwa ada denganku, jalannya melambat. Sepeeti
seseorang yang sedang memandangnya di sengaja ingin menyamai kecepatanku
tengah barisan peserta upacara, yaitu berjalan. Pengendaranya menggunakan
diriku. Atau tidak? Tapi yang pasti, seragam SMA.”
sebagaimana yang lain, aku juga sedang Berdasarkan kutipan tersebut
memandangnya dari jauh dengan perasaan pengarang menggambarkan sosok Dilan
yang sulit kumengerti.” “Dia lagi!” bisik melalui penampilan tokoh yaitu pakaian
Revi seperti ngomong sendiri. Revi adalah yang digunakannya. Dalam novel “Dilan
teman sekelas, yang berdiri di samping ku. Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” karya
“Siapa dia?” kutanya Revi “Dilan.” Pidi Baiq sosok Dilan digambarkan sebagai
“Oh.”Itulah harinya, hari aku tahu anak SMA dan terlahir dari kelurga yang
namanya. Kata Rani, di kelas, setelah tergolong berkecukupan. Hal tersebut

6
terbukti dengan Dilan yang menggunakan 2 Fisika 1? Dia adalah: Dilaaannn!!
sepeda motor untuk berangkat ke sekolah Yeeeeee!!! Itu Dilan aku, lho?! Seneng
sedangkan di masa itu belum begitu banyak banget! Selain Dilan, ada dua orang lain
siswa yang pergi sekolah dengan memakai yang aku sudah lupa namanya.” Kutipan
motor. tersebut meng gambarkan bahwa Dilan
(c) Melalui teknik tuturan pengarang, memang siswa yang cerdas karena ia bisa
perwatakan tokoh Dilan dilukiskan oleh mengikuti seleksi pemilihan siswa terbaik
pengarang melalui teknik tuturan pengarang untuk acara Cerdas Cermat.
tentang watak yang dimiliki oleh tokoh Dilan cerdas dalam hal pendidikan
Dilan. Hal tersebut dapat dilihat pada dibuktikan dengan ia bisa mengikuti acara
kutipan berikut ini. Cerdas Cermat. Acara tersebut
“Hari itu adalah hari Sabtu, belajar di diselenggarakan di aula sekolah. Peserta
kelas ditiadakan, karena ada acara seleksi yang diambil dari setiap kelas tiga orang
pemilihan siswa terbaik yang akan yaitu mereka yang tercatat sebagai siswa
mewakili sekolah menjadi peserta Cerdas yang selalu mendapat rangking 1, 2, dan 3.
Cermat di TVRI”. “Acara itu Dilan terpilih untuk mewakili kelas 2 Fisika
diselenggarakan di aula sekolah. 1. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan
Pesertanya diambil dari tiap kelas, bahwa Dilan memiliki watak yang cerdas
sebanyak tiga orang, yaitu mereka yang khususnya dalam hal pendidikan dan itu
tercatat sebagai siswa yang selalu bisa menjadi contoh bagi remaja zaman
mendapat rangking 1, 2, dan 3. Diambil sekarang agar selalu berprestasi dalam hal
dari kelas Sosial, Budaya, Biologi, dan pendidikan.
Fisika. Di kelasku yang terpilih adalah (2) Secara dramatik atau secara tidak langsung
Gatot, Enjang, dan Warti Amalia. Mau tahu meliputi: (a) melalui teknik cakapan,
tidak, siapa siswa yang ditunjuk dari kelas percakapan yang dilakukan oleh tokoh utama
2 Fisika 1? Dia adalah: Dilaaannn!! akan menghasilkan watak tokoh itu sendiri.
Perwatakan tokoh Dilan digambarkan oleh
.Yeeeeee!!! Itu Dilan aku, lho?! Seneng
pengarang melalui percakapan antar tokoh.
banget! Selain Dilan, ada dua orang lain Perwatakan tokoh Dilan dapat dilihat dari
yang aku sudah lupa namanya” (DDADT cerminan kutipan-kutipan berikut ini.
1990). “Aku senyum kepadanya yang tersenyum
Kutipan tersebut menggambarkan kepadaku. Mendadak aku merasa seperti
perwatakan yang terjadi pada diri Dilan. sedang menjalin kontak batin antara aku
Pengarang menggambarkan perwatakan dengannya, membahas ramalan yang
yang menghasilkan watak cerdas melalui benar-benar terjadi. “Hei.” Kusapa dia.
penggambaran pengarang secara langsung “Ada undangan,” dia langsung bilang gitu,
terhadap apa yang dilakukan oleh Dilan. seraya menyodorkan sebuah amplop sambil
Dilan dianggap sebagai anak yang cerdas masih berdiri, di depan pintu. “Undangan
karena ia bisa mengikuti seleksi pemilihan apa?” kupandangi amplop itu. “Bacalah.”
siswa terbaik dalam acara Cerdas Cermat. Katanya. “Tapi nanti.” “Oke.” “Bacalaah
Hal tersebut dapat kita lihat pada kata kunci bahasa Arabnya apa, Yan?”dia nanya ke
dalam teks sebagaimana yang dikutip Piyan yang datang bersamanya. “Apa,ya?”
“Acara itu diselenggarakan di aula Piyan balik nanya. “Oh! Iqra,” katanya
sekolah. Pesertanya diambil dari tiap kelas, menjawab pertanyaan sendiri. “Iqra,
sebanyak tiga orang, yaitu mereka yang Milea!” Aku ketawa tapi sedikit. Entah
tercatat sebagai siswa yang selalu mengapa hanya bisa sesekali saja
mendapat rangking 1, 2, dan 3. Diambil kupandang matanya. “Aku langsung, ya?”
dari kelas Sosial, Budaya, Biologi, dan Dia permsisi untuk pergi. “Kok, tahu
Fisika. Di kelasku yang terpilih adalah rumahku?” kutanya.
Gatot, Enjang, dan Warti Amalia. Mau tahu “Aku juga akan tahu kapan ulang
tidak, siapa siswa yang ditunjuk dari kelas tahunmu,”. “He he he” .“Aku juga tahu
7
siapa Tuhanmu” .“Allah,” kujawab sendiri. Dilan digambarkan oleh pengarang secara
“Iya, kan?”. “He he he.” “Aku pergi dulu, tidak langsung atau dramatik melalui teknik
ya?”.“Iya,” kujawab. “Assalamu’alaikkum percakapan yang terjadi antara tokoh.
jangan?!” dia nanya. “Assalamu’alaikum.” Melalui teknik perbuatan tokoh,
Jawabku. perbuatan yang dilakukan oleh tokoh utama
“Alaikum salam.” Katanya. “He he he” akan menghasilkan watak tokoh itu sendiri.
(DDADT 1990). Perwatakan tokoh Dilan dilukiskan melalui
Kutipan tersebut menggambarkan perbuatan yang dilakukan oleh Dilan. Hal
perwatakan yang terjadi pada diri Dilan. tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut
Pengarang menggambarkan perwatakan ini.
yang menghasilkan watak tepat janji “Ini hari pertama aku duduk denganmu,
melalui perbuatan Dilan yang datang ke bisiknya. Tidak kurespon karena gak
rumah Milea untuk menepati ramalannya penting. Kuambil buku, lalu kubaca.
bahwa mereka akan bertemu pada hari Mudah-mudahan bisa membantuku
Minggu. Hal tersebut dapat dilihat pada mengalihkan pikiranku kepadanya. Mudah-
kata kunci dalam teks sebagaimana yang mudahan bisa membantu membuat dia
dikutip “Aku senyum kepadanya yang mengerti untuk jangan mengganggu orang
tersenyum kepadaku. Mendadak aku yang sedang baca.
merasa seperti sedang menjalin kontak Tapi dia berbisik, suaranya kudengar pelan
batin antara aku dengannya, membahas sekali menyebut namaku:
ramalan yang benar-benar terjadi. “Hei.” Milea.” Aku diam. Tidak kutanggapi.
Kusapa dia. “Ada undangan,” dia “Kamu cantik,” katanya, dengan suara
langsung bilang gitu, seraya menyodorkan yang pelan tanpa memandangku. Heh?.
sebuah amplop sambil masih berdiri, di Aku kaget. Serius, hampir-hampir tak
depan pintu. “Undangan apa?” percaya aku berkata begitu. Aku bingung
kupandangi amplop itu. “Bacalah.” harus gimana dan berusaha memastikan
Katanya. “Tapi nanti.” “Oke.” “Bacalah bahwa kawan-kawanku diangkot, tidak
bahasa Arabnya apa, Yan?” dia nanya ke mendengar apa yang dia katakan. Aku
Piyan yang datang bersamanya. “Apa,ya?” merasa seperti malu. “Makasih,” akhirnya
Piyan balik nanya. “Oh! Iqra.” kujawab juga sambil baca buku, dengan
Kutipan tersebut menggambarkan intonasi yang datar, tanpa memandang
bahwa Dilan benar-benar menepati ramalan dirinya. Dengan suara yang pelan bagai
yang dikatakannya pada Milea bahwa berbisik, kudengar dia berbicara: “Tapi
mereka akan bertemu. Dilan datang ke aku belum mencintaimu,” katanya. “Engga
rumah Milea menepati janjinya untuk tahu kalau sore.” . Ih! Suaranya pelan, tapi
bertemu Milea. Milea tersenyum melihat rasanya seperti petir (DDADT 1990).
kedatangan Dilan dan mendadak Milea Kutipan tersebut meng gambarkan
merasa seakan sedang menjalin kontak perwatakan yang terjadi pada diri Dilan.
batin antara ia dan Dilan. Dilan benar-benar Pengarang menggambarkan perwatakan
menepati ramalan bahwa mereka akan yang menghasilkan watak romantis melalui
bertemu dan akhirnya mereka bertemu di perbuatan Dilan yang duduk bersama Milea
rumah Milea pada hari Minggu. Dilan dalam angkot. Ia mengatakan bahwa Milea
membawa surat undangan untuk Milea. adalah gadis yang cantik. Hal tersebut
Milea bertanya surat undangan apa yang terlihat pada kata kunci dalam teks
diberikan oleh Dilan kepada dirinya. Dilan sebagaimana yang dikutip “Aku diam.
menyuruh Milea untuk membacanya. Tidak kutanggapi. “Kamu cantik,” katanya,
Setelah itu Dilan permisi untuk pergi. Dari dengan suara yang pelan tanpa
kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa memandangku. Heh? Aku kaget. Serius,
Dilan adalah sosok laki-laki yang menepati hampir-hampir tak percaya aku berkata
janjinya. Sifat tepat janji yang dimiliki oleh begitu. Aku bingung harus gimana dan

8
berusaha memastikan bahwa kawan- upacara bendera, Dilan itu anak kelas 2
kawanku diangkot, tidak mendengar apa Fisika 1 dan anggota geng motor yang
yang dia katakan. Aku merasa seperti malu. terkenal di Bandung. Jabatannya Panglima
“Makasih,” akhirnya kujawab juga sambil Tempur. Oh, ya, ya, aku sering membaca
baca buku, dengan intonasi yang datar, namanya ditulis di tembok-tembok pake
tanpa memandang dirinya. Dengan suara pilox. Oh, ternyata dia orangnya!. Aku
yang pelan bagai berbisik, kudengar dia betul betul jadi takut. Saat itu, aku berpikir
berbicara: “Tapi aku belum mencintaimu,” Dilan pasti sangat nakal dan mungkin
katanya. “Engga tahu kalau sore.” jahat. Meskipun aku yakin, dia tidak seperti
Kutipan tersebut menggambarkan yang kuduga. Lagi pun kalau benar dia
bahwa Dilan adalah laki-laki yang romantis. begitu, mengapa juga kau harus takut, toh,
Ia menunjukan rasa sukanya kepada Milea siapa pun dirinya, ayahku seorang tentara
dengan cara yang berbeda. yang akan siap menembaknya jika harus.
Itu adalalah hari petama Dilan naik angkot Tapi, aku harus menjauh darinya. Jangan
dan duduk dengan Milea. Milea mencoba biarkan dia melakukan apapun yang akan
untuk mengalihkan pikirannya dari Dilan mebuatku dalam kesulitan. Aku tidak ingin
dengan cara membaca buku. Namun Dilan membuang-buang waktu untuk mengenal
tidak kehabisan cara untuk mengganggu anak nakal seperti itu secara lebih jauh”
Milea. Dengan suara yang berbisak Dilan (DDADT 1990).
mengatakan bahwa Milea adalah gadis yang Kutipan tersebut menggambarkan
cantik namun Milea tidak menanggapi perwatakan yang terjadi pada diri Dilan.
perkataan tersebut. Milea merasa bingung Pengarang menggambarkan perwatakan
harus bagaimana menghadapi Dilan. Milea yang mengasilkan watak nakal melalui
hanya mengatakan terimakasih dengan reaksi tokoh lain yang mengatakan bahwa
intonasi yang datar kepada Dilan. Namun ia adalah anak geng motor dan jabatannya
sekali lagi dengan suara yang pelan Dilan adalah Panglima Tempur. Pada saat itu
mengatakan bahwa ia belum mencintai orang-orang yang terlibat geng motor
Milea tidak tahu jika sore. Suara Dilan yang adalah orang-orang yang nakal termasuk
pelan namun terdengar bagai petir di telinga Dilan. Hal tersebut terlihat pada kata kunci
Milea. Milea merasa kaget mendengar dalam teks sebagaimana yang dikutip “Oh.”
ucapan tersebut. Itulah harinya, hari aku tahu namanya. Kata
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan Rani, di Kelas setelah upacara bendera,
bahwa Dilan adalah sosok laki-laki yang Dilan itu anak kelas 2 Fisika 1 dan anggota
romantis. Ia berusaha mendapatkan hati geng motor yang terkenal di Bandung.
Milea dengan cara-cara yang sederhana Jabatannya Panglima Tempur. Oh, ya, ya,
namun tidak terkesan murahan. Ia berusaha aku sering membaca namanya ditulis di
mengungkapan perasaannya secara tembok-tembok pake pilox. Oh, ternyata dia
langsung dengan Milea tidak hanya dengan orangnya! Aku betul betul jadi takut. Saat
kata-kata namun melalui tindakan yang itu, aku berpikir Dilan pasti sangat nakal
nyata. dan mungkin jahat. Meskipun aku yakin,
(b) Reaksi tokoh lain, perbuatan yang dia tidak seperti yang kuduga.” Kutipan
dilakukan oleh tokoh utama akan tersebut menggambarkan bahwa Dilan
menghasilkan watak tokoh itu sendiri. adalah sosok yang nakal melalui anggapan
Perwatakan tokoh Dilan dilukiskan oleh Milea.
pengarang melalui rekasi tokoh lain Milea mengetahui bahwa Dilan adalah
terhadap perbuatan yang dilakukan oleh anak geng motor terkenal di Bandung. Ia
Dilan. Hal tersebut dapat dilihat pada anak kelas 2 Fisika dan ia menduduki
kutipan berikut ini. jabatan sebagai Panglima Tempur dalam
“Oh.” Itulah harinya, hari aku tahu geng motornya. Milea sering membaca
namanya. Kata Rani, di Kelas setelah nama Dilan yang ditulis di tembok-tembok

9
dinding meng gunakan pilox. Saat itu Milea “Katanya, tadi ada mau perlu dulu.
berpikiran bahwa Dilan adalah sosok yang Katanya sebentar mau nyari jangkrik.
nakal dan jahat. Setelah mengetahui bahwa Nanti ke sini lagi katanya,” jawab Bi Asih.
Dilan adalah geng motor maka Milea “Ha ha ha.”
memutuskan untuk menjauh dari Dilan agar Aku ketawa, entah mengapa aku ketawa.
dirinya terhindar dari kesulitan. Milea “Ya, udah, sini Mak!” kataku sambil
berpikir bahwa mengenal Dilan hanya senyum-senyum sendiri. “Duduk sini,
aakan membuang waktunya secara sia-sia. Mak.” .“Iya, neng,” jawab Bi Asih. “Tang,
Ia tidak ingin mengenal Dilan lebih jauh. biar si Emak duduk di situ,” kataku ke
Milea memutuskan untuk mulai waspada Tatang. Tatang berdiri, Revi juga: “Di sini
dengan Dilan meskipun jika Dila ingin Mak,” kata Revi.“ Dilannya beli
melakukan pendekatan pada dirinya. Dari jangkrik?” tanyaku ke Bi Asih yang sudah
kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa duduk,” .“Jangkrik itu jengkrik ya?”
Dilan adalalah sosok yang nakal tanyaku ke mereka. “Iya.” .“Iya, Neng.
berdasarkan pendapat teman-temannya Katanya mau beli Jangkrik.”. “Ha ha ha,”
yang berada satu sekolah dengan dia. Dilan aku ketawa, beberapa yang lain juga
dianggap nakal karena ia termasuk ke ketawa. “Buat apa katanya?” tanyaku.
dalam geng motor. “Gak tau,” jawab Bi Asih. Bi Asih masih
(c) Reaksi tokoh, yang dilakukan oleh tokoh diam dalam duduknya. Belum mijit. “Kok,
utama akan menghasilkan watak tokoh itu Dilan bisa ketemu Emak di mana?”
sendiri. Perwatakan tokoh Dilan dilakukan oleh tanyaku. “Ini mah Bi Asih, tetanggaku.
pengarang melalui reaksi tokoh terhadap suatu Suka mijit,” kata Wati. “Tadi Dilan datang
peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Perwatakan
ke rumah,” jelas Bi Asih.”Nenek kan suka
Dilan dapat dilihat dari cerminan kutipan-
kutipan berikut ini. mijit ibunya De Dilan, Neng.”
“Setelah agak lama, aku mendengar ada “Oooooh gitu,” aku senyum, “Ya udah.
dialog di luar: “Ada, di dalam,” kata Didin Sini mak. Di sini mijitnya,” kataku. “Ran,
teman sekelasku. “Masuk aja.” Siapa dia? geser Ran.” Rani, Wati, dan Galih berdiri,
Aku gak tahu. Kalau Dilan pasti sudah kemudian duduk di lantai, di dekat Bi Asih.
langsung masuk. Dan memang bukan. Itu Aduh, dilan! Selalu bisa membuat aku
ibu-ibu dan sudah agak tua. Saat itu merasa begitu istimewa di dalam banyak
mungkin sudah 60 tahun. Dia masuk dan hal dengan cara berbeda!” (DDADT
bilang ingin ketemu dengan Milea. “Ada 1990).
apa, Bi Asih?” tanya Wati. “Eh, Neng Kutipan tersebut menggambarkan
Wati,” Bi Asih nyapa Wati. Rupanya perwatakan yang terjadi pada diri Dilan.
mereka saling kenal. “Iya, Mak? Ada Pengarang menggambarkan perwatakan
apa?” tanyaku. “Disuruh ke sini,” jawab yang menghasilkan watak penyayang
Bi Asih dengan canggung. “Katanya ada melalui perbuatannya yang mengirim Bi
yang mau dipijit?”.“Mijit?” aku langsung Asih yaitu tukang pijit untuk datang ke
heran. “Mijit siapa?” tanya Wati.“ “Siapa rumah Milea. Hal tersebut dapat kita lihat
namanya?” Bi Asih berusaha mengingat pada kata kunci dalam teks sebagaimana
nama. “Mila... apa?” .“Iya. Saya Milea.” yang dikutip “Ada apa, Bi Asih?” tanya
“Disuruh siapa, Mak?” tanya Nandan. Wati. “Eh, Neng Wati,” Bi Asih nyapa
Kawan-kawan di luar, sebagian pada Wati. Rupanya mereka saling kenal. “Iya,
masuk ingin tahu ada apa gerangan. “De Mak? Ada apa?” tanyaku. “Disuruh ke
Dilan,” jawab Bi Asih. “Tadi nganterin ke sini,” jawab Bi Asih dengan canggung.
sini.” “Disuruh Dilan?” tanyaku, hampir “Katanya ada yang mau dipijit?” “Mijit?”
tak percaya. “Iya,” jawab Bi Asih. “Tuh da aku langsung heran. “Mijit siapa?” tanya
si eta wae. Pieraeun!” ujar Wati. Artinya: Wati. “ “Siapa namanya?” Bi Asih
“Kaaan, dia lagi. Bikin malu aja.”. “Mana berusaha mengingat nama. “Mila... apa?”
si Dilannya?” tanya Wati bagai kesal. “Iya. Saya Milea.” “Disuruh siapa, Mak?”

10
tanya Nandan. Kawan-kawan di luar, SIMPULAN DAN SARAN
sebagian pada masuk ingin tahu ada apa Simpulan
gerangan. “De Dilan,” jawab Bi Asih. Berdasarkan hasil analisis data
“Tadi nganterin ke sini.” “Disuruh terhadap tokoh dan penokohan dalam novel
Dilan?” tanyaku, hampir tak percaya. Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
“Iya,” jawab Bi Asih. Kutipan tersebut karya Pidi Baiq. Terdapat satu tokoh utama
menggambarkan bahwa Dilan sangat dalam novel Dilan Dia Adalah Dilanku
menyayangi Milea sang pujaan hati yang Tahun 1990 karya Pidi Baiq, yaitu Dilan.
saat itu sedang sakit. kemudian data penokohan atau cara
Dilan yang mengetahui bahwa Milea pengarang menggambarkan tokoh utama
sedang sakit langsung saja mengambil dalam novel Dilan Dia Adalah Dilanku
tindakan. Ia mengirim Bi Asih yaitu tukang Tahun 1990 karya Pidi Baiq terdapat dua
pijit langganan ibunya untuk memijit Milea. cara, yaitu 1) analitik atau secara langsung
Ia mengantar Bi Asih ke rumah Milea. Pada meliputi: penggunaan nama tokoh, melalui
saat itu sedang ada teman-teman sekolah penampilan tokoh, melalui teknik tuturan
Milea yang merupakan teman Dilan juga pengarang, dan secara 2) dramatik atau
sedang menjenguk Milea. Bi Asih secara tidak langsung meliputi: teknik
mengatakan ingin bertemu dengan Milea cakapan, teknik perbuatan tokoh, teknik
dan Milea langsung bertanya apa tujuan reaksi tokoh lain, dan reaksi tokoh.
dari kedatangan Bi Asih ke rumahnya. Bi
Asih menjelaskan bahwa ia datang ke Saran
rumah Milea disuruh untuk Memijit Berdasarkan kesimpulan dah hasil dari
dirinya. Milea merasa heran siapa yang penelitian yang telah dilakukan, beberapa
menyuruh Bi Asih untuk memijit dirinya. saran yang dapat penulis berikan anatara
Bi Asih menjelaskan bahwa ia disuruh lain: (1) Bagi Guru Bahasa dan Sastra
Dilan. Setelah mendapat penjelasan dari Bi Indonesia, guru hendaklah dapat
Asih milea akhirnya bersedia untuk dipijit. memaksimalkan penggunakan bahan
Milea merasa senang dengan tindakan pembelajaran sastra, dalam hal ini adalah
Dilan yang mengirim Bi Asih ke rumahnya novel; 2) Bagi Siswa, hasil dari penelitian
dan ia merasa diperlakukan istimewa oleh ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
Dilan dalam setiap hal. Dari kutipan di atas siswa untuk menambah wawasannya serta
dapat disimpulkan bahwa Dilan adalah menumbuhkan sikap apresiasi terhadap
sosok penyayang termasuk kepada orang karya sastra; (3) khususnya bagi
yang ia sukai dan ketika mendengar Milea mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
sedang sakit ia langsung mengirim Bi Asih Indonesia diharapkan dapat menggunakan
ke rumah Milea untuk memijit Milea agar hasil penelitian ini sebagai bahan
segera pulih dari sakitnya. Sikap penyayang perbandingan dalam menganalisis
yang dimiliki oleh Dilan mencerminkan penokohan atau perwatakan tokoh utama
kepada kita, bahwa sebagai seorang dalam sebuah karya sastra.
manusia kita harus saling menyayangi tidak
hanya kepada orang yang kita sukai tapi
kepada orang-orang yang berada di sekitar
kita.

11
DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra
Afifudin dan Beni, A. S. 2009. Metodelogi Beberapa Prinsip dan Model
Penelitian Kualitatif. Bandung: Pengembanga. Malang: Yayasan Asuh
Pustaka Setia. Malang.
Austin, W. dan Wellek, R. 2016. Teori Sudjiman, P. 1991. Pengkajian Cerita
Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Pustaka Utama. Suyanto, E. 2012. Perilaku Tokoh dalam
Baiq, P. 2014. Dilan Dia Adalah Dilanku Cerpen Indonesia. Bandar Lampung:
Tahun 1990. Bandung: Pastel Books. Universitas Lampung.
Moleong, LJ. 2014. Metode Penelitian Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra:
Kualitatif. Bandung: Remaja Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT
Rosdakarya. Dunia Pustaka Jaya.
Nurgiyantoro, B. 2012. Teori Pengkaji Waluyo, H.J. (2011). Pengkajian dan
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta:
University Press. Sebelas Maret Universty Press.
Siswanto, W. 2008. Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

12

Anda mungkin juga menyukai