Nanopartikel dapat didefinisikan sebagai objek dengan ukuran mulai dari 1-100 nm
yang karena ukurannya mungkin berbeda dari material curah (Hasan 2015).Nanopartikel
saat ini menjadi perhatian untuk dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
kefarmasian. Bahan dalam skala nano dipercaya dapat meningkatkan sifat fisik, mekanik
teknologi top down dan bottom up (Shid et al. 2013). Top down merupakan metode
membuat partikel berukuran nano secara langsung dengan memperkecil material yang
Kalsium karbonat secara luas digunakan sebagai suplemen dalam industri makanan,
karena kalsium merupakan unsur mineral paling melimpah dalam tubuh. Kalsium
diperlukan untuk kontraksi otot, fungsi syaraf, pembekuan darah, pensinyalan sel
intraseluler, sekresi hormon, dan untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalsium karbonat juga
sebelumterabsorpsi oleh tubuh (Lee et al. 2015). Rendahnya kadar kalsium karbonat yang
terhadap rasio ukuran volume, dan oleh karena itu dapat memperluas area penetralan pH
(Raliya et al. 2016).Rasio luas permukaan yang tinggi memungkinkan kalsium karbonat
terhadap konsumen.
2. Studi preformulasi
1. Struktur.
2. Kelarutan
Larut dalam asam asetat, asam hidroklorik, asam nitrat, asam lainnya,
3. Titik leleh
4. Polimorfi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aglaia G. Xyla dan Petros
yang baik dibandingkan dengan bentuk yang lain. Berikut gambar ketiga bentuk
karbonat. Grafik kalibrasi dari campuran kalsit, aragonit dan vaterite dikonstruksi.
Batas deteksi yang lebih rendah diberikan oleh FT-RS dan salah satu keuntungan
6. Stabilitas
Alum : Tancampurkan
atau menyala
oksida karbon
7. Mikroskopi
tersebut:
8. Sifat serbuk/ partikel
9. Kompaktibilitas eksipien
ammonia.
Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah suspensi nano partikel/ nanosuspensi.
3. Studi pustaka
a. Nano partikel
Pengenalan
penggunaan dan manipulasi materi dalam skala kecil. Pada ukuran ini, atom dan
dengan cepat selama beberapa tahun terakhir di berbagai domain produk. Ini
Meskipun sering disebut sebagai 'ilmu kecil', nanoteknologi tidak hanya berarti
struktur dan produk yang sangat kecil. Fitur nano sering dimasukkan ke dalam
dan aplikasi bahan pada skala atom, molekuler dan makromolekul, untuk
sistem matriks di mana obat tersebar merata, sedangkan nanokapsul adalah sistem
Keuntungan
pemberian parenteral.
sistem tanpa reaksi kimia; ini merupakan faktor penting untuk melestarikan
aktivitas obat.
nanopartikel berukuran kecil dapat menembus kapiler yang lebih kecil, yang
okular, dll.
Kekurangan
penanganan fisik nanopartikel sulit dalam bentuk cair dan kering karena
ukurannya yang lebih kecil dan luas permukaan yang lebih besar.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaan dan sifat ini
komersial.
Toksisitas
melalui kulit, paru-paru atau saluran usus, menyetorkan di beberapa organ dan
fisiokimia jaringan. Partikel yang tidak dapat terurai ketika digunakan untuk
pengiriman obat dapat menunjukkan akumulasi pada tempat pengiriman obat,
Klasifikasi Nanopartikel
Sistem satu dimensi, seperti film tipis atau permukaan buatan, telah
digunakan selama beberapa dekade dalam elektronik, kimia dan teknik. Produksi
film tipis (ukuran1-100 nm) atau monolayer sekarang tempat umum di bidang sel
surya atau katalisis. Film tipis ini digunakan dalam berbagai aplikasi teknologi,
termasuk sistem penyimpanan informasi, sensor kimia dan biologi, sistem serat
heksagonal, diameter 1 nm dan panjang 100 nm, sebagai lapisan grafit digulung
ke dalam silinder. CNT adalah dari dua jenis, nanotube karbon berdinding tunggal
nanotube karbon, dikombinasikan dengan luar biasa fisik, mekanik dan sifat listrik
mereka membuat bahan yang unik. Mereka menampilkan sifat metalik atau semi
konduktif, tergantung pada bagaimana daun karbon itu melukai dirinya sendiri.
Kerapatan arus yang nanotube dapat membawa sangat tinggi dan dapat
Kekuatan mekanik karbon nanotube enam puluh kali lebih besar dari baja terbaik.
menawarkan konfigurasi tiga dimensi. Selain itu mereka secara kimia dan kimia
sangat stabil.
dari 28 hingga lebih dari 100 atom karbon, mengandung C60. Ini adalah bola
berongga yang terdiri dari pentagons dan hexagon karbon yang saling terhubung,
menyerupai bola sepak. Fullerenes adalah kelas material yang menampilkan sifat
fisik yang unik. Mereka dapat mengalami tekanan ekstrim dan mendapatkan
mereka potensi besar untuk aplikasi sebagai pelumas. Mereka memiliki sifat
elektronik, mulai dari penyimpanan data hingga produksi sel surya. Fullerenes
adalah struktur kosong dengan dimensi yang mirip dengan beberapa molekul aktif
biologis, mereka dapat diisi dengan zat yang berbeda dan menemukan aplikasi
medis potensial.
Dendrimers
obat yang ditargetkan. Struktur dan fungsi dendrimers telah dipelajari dengan
molekul fungsional (yaitu, agen terapeutik atau diagnostik) di dalam inti mereka.
Mereka dianggap sebagai elemen dasar untuk sintesis berskala besar struktur nano
organik dan anorganik dengan dimensi 1 hingga 100 nm. Mereka kompatibel
dengan struktur organik sepertisebagai DNA dan juga dapat dibuat untuk struktur
(struktur nano) dan kompatibel dengan struktur organik seperti DNA sehingga
obat antivirus, agen antikanker, obat-obatan pro, dan agen skrining untuk
phosphide (InP), dan indium arsenide (InAs). Titik-titik kuantum dapat memiliki
apa pun dari satu elektron hingga kumpulan beberapa ribu. Ukuran, bentuk dan
jumlah elektron dapat dikontrol dengan tepat. Mereka telah dikembangkan dalam
bentuk semikonduktor, insulator, logam, bahan magnetik atau oksida logam. Ini
Pengujian DNA cepat. Quantum dots (QDs) mengacu pada kurungan kuantum
elektron dan operator lubang pada dimensi yang lebih kecil dari Bohr radiuos.
(yaitu CdSe, CdS, dan CdTe) atau II dan V (seperti Dalam P) pada intinya.
Sebuah shell (yaitu ZnS dan CdS) dapat lebih lanjut memperkenalkan untuk
permukaan yang cukup untuk melekatkan agen terapeutik untuk pengiriman obat
dan polimer sintetik. Pemilihan bahan matriks inert tergantung pada banyak faktor
seperti: (a) ukuran akhir nanopartikel yang diperlukan; (b) sifat obat seperti
kelarutan dan stabilitas air; (c) muatan permukaan dan permeabilitas; (d) tingkat
Teknik bottom-up
Teknik top-down
Teknik kombinasi
Bottom-up
Pendekatan bottom-up dimulai dengan molekul obat dalam larutan.
Dengan mengubah kondisi sistem dalam larutan, molekul obat mulai mengendap
dalam formasi yang lebih besar. Dalam proses pengendapan klasik, API yang larut
dalam air larut dalam pelarut organik yang larut dalam air. Endapan diinduksi
dengan mencampurkan larutan obat dengan fasa berair. Ini sering disebut sebagai
tahun 1980 oleh Sucker dan rekan. Prinsip presipitasi klasik kemudian
dalam Larutan Berair (EPAS). Untuk proses ini, API dilarutkan dalam pelarut
organik yang tidak dapat dicampur dengan air. Larutan obat disemprotkan ke
dalam air panas yang menghasilkan penguapan langsung dari pelarut organik,
(SFL) dan ultrarapid freezing (URF) adalah proses rekayasa partikel alternatif
Top-down
dengan partikel API besar dan memecahnya menjadi nanopartikel obat kecil. Oleh
karena itu, jenis proses ini dianggap sebagai teknologi topdown. Saat ini teknologi
pengurangan ukuran partikel jenis ini sejauh ini secara komersial yang paling
penting dan sukses. Teknologi yang sangat penting didasarkan pada wet ball
milling (WBM). Untuk menghasilkandispersi nanokristalin, ruang penggilingan
menyebabkan gaya geser yang tinggi dan dengan demikian atrisi obatpartikel.
Untuk produksi skala besar, pabrik dapat dijalankanmode sirkulasi, yang berarti
dipisahkan dari media penggilingan oleh amemisahkan celah atau kartrid filter.
paling penting disaat itu. Saat ini ada5 produk di pasaranmenggunakan teknologi
dilakukandalam air yang dikurangi danmedia tidak berair. Nanopartikel obat juga
yang dibutuhkan. Dalam banyak kasus, memakan waktu50 hingga 100 melewati
Kombinasi
Merupakan kombinasi dari kedua teknik baik bottom up dan top down.
Dimana dua prinsip pengecilan ukuran partikel dengan menggunakan dua metode
Reaksi kimia
Karakterisasi Nanopartikel
Pelepasan Obat
obatan, sehingga memahami cara dan sejauh mana molekul obat dilepaskan
adalah penting. Untuk memperoleh informasi seperti itu, sebagian besar metode
Pemuatan obat nanopartikel secara umum didefinisikan sebagai jumlah obat yang
terikat per massa polimer (biasanya mol obat per mg polimer atau obat mg per mg
polimer); itu juga bisa diberikan sebagai persentase relatif terhadap polimer.
Teknik yang digunakan untuk analisis ini adalah metode analisis klasik seperti
juga mirip dengan tes pembebanan obat yang dinilai untuk jangka waktu tertentu
rendah dan mereka dapat dengan cepat dibersihkan di dalam tubuh oleh
murah dan memiliki sifat penyimpanan dan penanganan yang jauh lebih baik
polinukleotida ke populasi sel target dan lokalisasinya ke inti sel-sel ini dan
suatu penyakit.
bawah kulit di mana mereka memeriksa isi darah dan memperingatkan setiap
penyakit yang mungkin. Mereka juga dapat digunakan untuk memantau kadar
gula dalam darah. Keuntungan menggunakan nanobots adalah mereka sangat
murah dan mudah diproduksi. Metode ini sangat sensitif dan juga dapat
emas adalah probe yang menjanjikan untuk aplikasi biomedis karena mereka
dapat dengan mudah disiapkan dan, tidak seperti probe fluorescent lain
d) Perbaikan jaringan
protein dan keterikatan berikutnya dari rantai protein yang berdekatan.55 Ini
khusus, nanopartikel oksida besi yang dilapisi emas atau silika telah
rendah. Sel punca adalah sel master tubuh dan memiliki kemampuan unik
pengiriman obat dengan sukses besar; dan sistem pengiriman obat nanopartikulat
masih memiliki potensi yang lebih besar untuk banyak aplikasi, termasuk terapi
antibiotik, virostatik, vaksin dan sebagai vesikula untuk melewati sawar darah-
otak.
b. Deskripsi bahan
1. Simeticon
gastrointestinal, yaitu pada saat kembung, bersendawa, dan gas berlebih dalam
perut.
hidroksida dan simetikon bersifat tidak larut dalam air sehingga dibuat
dalam sediaan suspensi. Sediaan suspensi sendiri nantinya zat aktif akan
terdispersi ke dalam pelarut sehingga partikel obat yang terdispersi ini juga
akan meningkatkan kontak obat dengan cairan lambung yang akann
Dari uraian ini maka dipilih bahan aktif aluminium hidroksida dan
perasaan kembung pada perut. Oleh karena itu antasid ini dikombiansi
2. Sorbitol
Deskripsi : Sorbitol, juga disebut glucitol, ialah suatu gula alkohol yang
hidroksil. Sorbitol terdapat dalam buah apel, pir, persik, dan prun. Sorbitol
enzim kompleks yang turut serta dalam siklus asam sitrat. Memilki
logam divalent dan trivalent pada asam kuat dan kondisi alkalin. Sorbitol
juga bereaksi dengan besi oksida dan akan berubah warna. Sorbitol
Deskripsi : Asam sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau
berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap
simetikon (pH 3-10) Meski bersifat asam, karena digunakan sebagai buffer
4. Aquadest
Deskripsi :
BM = 18,02.
bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus
disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan
dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon
5. Gliserin
Deskripsi :Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis.
Dapat bercampur dengan air dan etanol. Sebagai suatu pelarut, dapat
6. Xanthan Gum
larut dalam air disebut gum. Xanthan gum dihasilkan melalui fermentasi
krem yang dengan cepat larut dalam air panas atau dingin membentuk
7. Calcium Chloride
yang terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini
berwarna putih dan mudah larut dalam air. Kalsium klorida tidak
termasuk dalam tipe ion halida, dan padat pada suhu kamar. Karena
kalsium lainnya, kalsium klorida mudah larut. Zat ini dapat berguna
8. Benzyl alcohol
Deskripsi : Kristal tidak berwarna atau putih, atau bubuk kristal putih atau
Karakteristik :
c. Studi pustaka nanopartikel CaCO3
Pada studi pustaka yang telah dilakukan kami menemukan bahwa menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ramesh Raliya et all, bahan CaCO3 dapat dibuat
CaCl2 H2O dengan NaHCO3 dalam pelarut air dan etilen glikol dengan
700 rpm selama 30 menit pada tempratur ruangan. Endapan yang dihasilkan
dibilas dengan etanol, methanol, dan aseton untuk menghilangkan komponen air.
antasida yang baik ditemukan pada CaCO3 yang dibuat menjadi nanopartikel
jika dibandingkan dengan calcite yang ada pada produk komersial CaCO3 dan
pH. Pada grafik diatas aktivitas antasida meningkat dari waktu 2,8 menit sampai
Tetrapotassium Pyrophosphate
0.08
FCC 4 40 400
a. Skala lab
Mixer-homogenizer
Viscometer
pH meter
2. Prosedur pembuatan
dengan cara mereaksikan pada media air dan ethylene glycol pada rasio 1:5.
kali lipat agar dapat diperoleh nanopartikel CaCO3 sebanyak 450 gram.
water USP (1% dari jumlah air) dengan 6 gram Calcium Chloride
jumlah air) dan 26 gram Avicel masukkan kedalam beaker glass 100 mL.
3. Buat fase Xanthan Gum dengan cara mencampurkan 238,75 gram glycerin
(4,5% w/w dari gliserin) dan 14 gram Xanthan Gum masukkan kedalam
USP (1% dari jumlah air) dengan 5 gram Calcium Saccharin masukkan
USP (0,50% dari jumlah air) dengan 10 gram Citric acid masukkan
sebesar 6,4.
10. Setelah memenuhi syarat masukkan kedalam botol berukuran 100 mL.
3. Pengujian mutu fisik nanosuspensi
i. Uji pH
Dari total 50 botol yang telah dibuat suspensi diambil 3 botol untuk
Dari total 50 botol yang telah dibuat suspensi diambil 3 botol untuk
botol suspensi kedalam 3 buah beaker glass 100 mL, lalu amati dengan
rentang waktu 15 menit, 30 menit, 1 hari, 3 hari , 5 hari dan 7 hari, catatlah
bila ada perubahan yang terjadi pada masing-masing beaker glass. Bila
bening.
Dari total 50 botol yang telah dibuat suspensi diambil 3 botol untuk
sempurna, kemudian kocoklah botol sampai tidak ada endapan pada dasar
Ambil 3 botol lalu ukur bobot jenis dengan cara menimbang piknometer
suspensi dari botol kemudian catat bobot yang diperoleh, lalu hitunglah
Skala pilot
Panci penampung
oven
CaCl2sebanyak 333 gram dengan 0,1 M NaHCO3 sebanyak 252 gram, hasil
CaCO3 yang diperoleh sebesar 300 gram didalam panci penampung. Pertumbuhan
Kristal dikontrol dengan cara mereaksikan pada media air dan ethylene glycol
pada rasio 1:5. Sehingga untuk skala produksi dibutuhkan jumlah bahan dalam
proses sintesis nanopartikel CaCO3 sebesar 15 kali lipat agar dapat diperoleh
menggunakan stirred dengan kecepatan 700 rpm selama 30 menit pada tempratur
ruangan. Hasil endapan dibilas dengan menggunakan etanol, methanol, dan aseton
3. Prosedur pembuatan
water USP (1% dari jumlah air) dengan 60 gram Calcium Chloride
jumlah air) dan 260 gram Avicel masukkan kedalam panci penampung.
(4,5% w/w dari gliserin) dan 140gram Xanthan Gum masukkan kedalam
panci penampung.
water USP (1% dari jumlah air) dengan 50 gram Calcium Saccharin
USP (0,50% dari jumlah air) dengan 100 gram Citric acid masukkan
Setelah semua fase dibuat, masukkan Water USP sebanyak 24,02 L diikuti
Bila perlu tambahkan fase Citric Acid ke dalam mesin liquid mixing time
6,4.
Setelah memenuhi syarat isi botol dengan menggunakan mesin isi botol
mesin isi sirup in line merk Jhi Chong (pengisian, penutupan botol dan
pemasangan etiket).
5. Pengujian
IPC 15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’ 135’ 150’
pH
b. Pengujian Selama proses pengisian botol
Keseragaman
volume
Penutupuan
botol
Pemasangan
etiket
IPC Hasil
Zeta potensial
Viskositas dPas
Sedimentasi
pH
6. Skala produksi
Panci penampung
oven
2. Pembuatan nanopartikel CaCO3
sebanyak 49,95 Kg dengan 0,1 M NaHCO3 sebanyak 37,8 Kg, hasil CaCO3 yang
dikontrol dengan cara mereaksikan pada media air dan ethylene glycol pada rasio
700 rpm selama 30 menit pada tempratur ruangan. Hasil endapan dibilas dengan
3. Prosedur pembuatan
USP (1% dari jumlah air) dengan 0,6 Kg Calcium Chloride masukkan
(4,5% w/w dari gliserin) dan 1,4 Kg Xanthan Gum masukkan kedalam
panci penampung.
USP (1% dari jumlah air) dengan 0,5 Kg Calcium Saccharin masukkan
3,18 L water USP (1% dari jumlah air) dengan 0,4 Kg Tetrapotassium
Fase Citric Acid dibuat dengan cara mencampurkan 1,5 L water USP
(0,50% dari jumlah air) dengan 1 Kg Citric acid masukkan kedalam panci
penampung.
Bila perlu tambahkan fase Citric Acid ke dalam mesin liquid mixing time
6,4.
Setelah memenuhi syarat isi botol dengan menggunakan mesin isi botol
4. Pengisian botol
mesin isi sirup in line merk Jhi Chong (pengisian, penutupan botol dan
pemasangan etiket).
2) Lakukan pemeriksaan keseragaman volume hasil penutupan botol dan
5. Pengujian
IPC 15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’ 135’ 150’
pH
IPC Hasil
Zeta potensial
Distribusi ukuran partikel
Viskositas dPas
Sedimentasi
pH
Berat jenis b/v
7. Batch record
Dalam membuat suatu batch record, seorang apoteker yang bekerja di instalasi
litbang atau biasa disebut Rnd haruslah memerlukan beberapa pertimbangan seperti dari
segi ekonomi dan segi teknologi. Terutama batch record yang ada pada suatu formula
baru, banyak hal yang perlu dipertimbangkan seperti : studi preformulasi, studi pustaka
dan studi ekonomi, sebagai contoh pada formula nanosuspensi antasida. Dalam proses
pembuatan batch recordnya perlu diperhatikan baik mengenai bahan aktif kalsium
karbonat dalam bentuk nanopartikel maupun bahan tambahan yang digunakan, selain itu
perlu diperhatikan juga bagaimana teknologi pembuatan obat nanopartikel antasida yang
dibuat sediaan suspensi tersebut baik skala lab sampai skala industri serta bagaimana
aspek ekonomi yang akan diperoleh selama proses pembuatan sediaan tersebut sehingga
muncullah suatu batch record yang bisa digunakan dalam proses produksi obat