Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT BELAJAR

Dosen Pengampu:
ERNAWATI, S.Ps., M.Pd

Oleh :
NINA DEA MARETA (1923311009)
SYAIFULLAH (1923311013)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANGKALAN
Tahun Akademik 2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala.
Kendala tersebut bisa berupa kondisi pembelajaran yang membosankan,
siswa yang kurang memperhatikan dan tidak mau mendengarkan
penjelasan gurunya,serta anak didik yang bandel. Bagi guru semua
peristiwa tersebut adalah peistiwa yang sangat menjengkelkan,sehingga
guru menganggap kelas tersebut menjadi kelas yang bandel,sulit di diurus
dan lain sebagainya.
Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak
karena hal-hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas
dipicu oleh guru tersebut yang tidak mampu mengkondisikan kelas
senyaman mungkin bagi siswanya disaat proses belajar dilaksanakan.
Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi,apakah materi
yang telah diajarkannya telah dipahami siswa atau belum.Ketika proses
belajar dan pembelajaran guru tidak berusaha mengajak siswa untuk
berpikir. Komunikasi terjadi hanya pada satu arah,yaitu dari guru ke siswa.
Guru berpikir bahwa materi pelajaran lebih penting daripada
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Lalu guru
menganggap peserta didik sebagai tong kosong yang harus diisi dengan
sesuatu yang dianggap penting. Hal-hal demikian adalah kekeliruan guru
dalam mengajar. Oleh karena itu makalah yang membahas mengenai
hakikat belajar ini disusun agar para pendidik mampu mengetahui dan
memahami secara teoritis perubahan perilaku peserta didik dalam proses
belajar dan pembelajaran sehingga proses belajar tersebut bisa berjaalan
secara maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian hakikat belajar?
2) Bagaimanakah prinsip-prinsip, ciri-ciri, bentuk atau jenis-jenis,
aktivitas, dan gaya belajar?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian hakikat belajar.
2. Menguraikan prinsip-prinsip belajar, ciri-ciri belajar,
jenis belajar, aktivitas belajar, dan gaya belajar
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian belajar
Setiap orang, baik disadari ataupun tidak, selalu melaksanakan
kegiatan belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur samapai
dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh kegiatan belajar. Seseorang
yang tiba-tiba melihat petani sedang mencangkul di sawah, misalnya,
kemudian di dalam otaknya terlintas pikiran betapa beratnya kehidupan petani
dalam menghasilkan bahan makanan, sehingga muncul perasaan menghargai
hasil jerih payah petani. Ilustrasi ini telah menunjukkan adanya pengalaman
belajar dan telah menghasilkan perubahan perilaku berupa tindakan
menghargai karya petani pada diri orang tersebut.
Efektivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak
semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi peserta didik yang
bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama pendidik yang
profesional. Ada kecenderungan bahwa sikap menyenangkan, kehangatan,
persaudaraan, tidak menakutkan, dan sejenisnya dipandang sebagian orang
sebagai pendidik yang baik. Pendidik yang profesional dituntut memiliki
karakteristik yang lebih dari aspek-aspek tersebut, seperti kemampuan untuk
menguasai bahan belajar, keterampilan peserta didikan, dan evaluasi peserta
didikan. Dengan demikian profesionalitas pendidik merupakan totalitas
perwujudan kepribadian yang ditampilkan sehingga mampu mendorong
peserta didik untuk belajar efektif.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap
orang, dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan
oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi
seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar,
seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan
penting dalam proses psikologis.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar
psikologi. Berikut disajikan beberapa pengertian tentang belajar.
a. Gage dan Barliner (1983 : 252) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman.
b. Morgen et.al. (1986 : 140) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau
pengalaman.
c. Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman.
d. Gagne ( 1977 : 3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode
waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan.
Dari keempat pengertian tersebut, tampak bahwa konsep
tentang belajar mengandung tiga unsur utama yaitu :
a. Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku
Perilaku mengacu pada suatu tindakan. Untuk mengukur
apakah seseorang telah belajar atau belum belajar diperlukan adnya
perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami
kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat
disimpulkan bahwa orang tersebut telah belajar.
b. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman
Pengalaman dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku
yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam
pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis dan sosial.
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen
Lamanya perubahan perilaku terjadi pada diri seseorang adalah
sukar sukar untuk diukur. Perubahan perilaku itu dapat
berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan
bertahun-tahun. Ketika seseorang bangun tidur,makan pagi dan
mulai memikirkan apa yang akan dikerjakan pada hari itu,
kegiatan itu selalu diikuti oleh tindakan belajar. Cara seseorang
bangun tidur, makan pagi, dan memikirkan sesuatu merupakan
akibat dari belajar yang berlangsung di masa lalu.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan
atau pengalaman-pengalaman (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni,
2010:12).
Belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman
dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian
belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan
penguasaan tentang sesuatu (Fudyartanto dalam Baharudin dan Esa
Nur Wahyuni, 2010:13).
2. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar dapat dikelompokkan menjadi
dua,yaituprinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologos
dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat linguistic (materi
dan metode).

Prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis


yaitu:
1. Motivasi,biasa diartikan sebagai hal yang
mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Jadi,
seseorang yang belajar akan mengalami kemajuan
yang pesat dengan adanya motivasi tersebut.
2. Pengalaman sendiri, apa yang dialami diri sendiri
akan lebih menarik dan berkesan daripada
mengetahui dari orang lain.
3. Keingintahuan,merupakan kodrat manusia yang
menyebabkan manusia itu menjadi maju dan bergerak.
4. Pemecahan masalah, seseorang yang belajar tidak
dapat dipisahkan dengan berbagai macam masalah.
Jadi diperlukan kekeritisan seseorang tersebut
dalam menghadapi masalah itu dalam mengembangkan
pengetahuan, pengalaman dan sikap.
5. Berpikir analitis-sintesis, analitis merupakan
usaha mengenal sesuatu dengan cara mengenali ciri-
ciri atau unsur-unsur yang ada pada suatu objek.
Sedangkan sintesis merupakan proses berpikir untuk
menemukan hubungan ciri-ciri yang disebutkan dalam
jawaban-jawaban yang diperoleh dari berpikir
analitis.
6. Perbedaan individual, sudah menjadi kodratnya
bahwa anak didik yang kita hadapi tidak mempunyai
kematangan berpikir, kemampuan berbahasa, dan
tingkat integensi yang sama.
3. Ciri-Ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tinhkah laku,
maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan
kedalam ciri-ciri belajar:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan dalam dirinya
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar,perubahan yang terjadi dalam
individu berlangsung secara terus menerus dan
tidak statis.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Ketika belajar perubahan-perubahan akan selalu bertambah
dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar
bersifat menetap dan permanen, ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi Karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah aku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh asfek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui peroses
belajar meliputi perubahan seluruh tingkah laku.
4. Jenis-Jenis Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan
perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar
mempunyai cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang
ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar antara lain :
1) Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2) Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan
dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan sesuatu bersifat mental.
3) Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
{diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan
menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan
dapat diingat kembali kealam dasar.
4) Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental,
sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem,
seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. maka, diciptakan
konsep-konsef, relasi-relasi di antara konsep-konsep dan struktur-
struktur hubungan.
5) Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek
yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan
tertentu.
6) Belajar Kaidah
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran
intelektual (intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar
kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain,
terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7) Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi
dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental,
khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode
bekerja tertentu.
8) Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki suatau keterampilan motorik, mampu
melakukan gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan
mengadakan koordinasi antara gerak gerikberbagai anggota badan
secara terpadu.
9) Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentukkemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian.
5. Aktivitas Belajar
a. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Ketika seorang guru atau dosen
menggunakan meode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan
untuk mendengarkan materi yang sedang disampaikan.
b. Memandang
Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu objek. Dalam
pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam katagori aktivitas belajar
baik memandang materi pelajaran yang sedang disajikan dalam bentuk catan
maupun memandang gerak-gerik pengajar yang sedang menyampaikan
materi.
c. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
d. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dari aktivitas belajar yang dilakukan karena orang menyadari kebutuhan dan
tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya
berguna bagi pencapain tujuan belajar.
e. Membaca
Membaca disisi tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga
membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan-
catatan kuliyah, dan lain sebagainya yang berhubungan denga kebutuhan
belajar.
f. Membuat Ikhtisar atau ringkasan dan Menggarisbawahi
Ini adalah salah satu cara untuk mempermudah untuk memahami dan
mengulangi materi pelajaran yang sudah didapatkan sebelumnya.
g. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan
Dalam buku atau dalam lingkungan lain sering dijumpai tabel,
diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat
berguna bagi seorang dalam mempelajari materi yang relevan
h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak sembarangan, tetapi harus metodoligis
dan sistematis. Metodlogis artinya menggunakan metode tertentu dalam
penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang
logis dan kronologi.
i. Mengingat
Ingat itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan
(learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (rembering)
hal-hal yang telah dilakukan atau dipelajari.
j. Berpikir
Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya
orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
k. Latihan atau Praktek
Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional,
dengan demikian aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

6. Gaya Belajar
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat
kecenderungan utama yaitu:
a. Concrete Experience (CE). Siswa belajar melalui perasaan (feeling),
dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan
relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa
melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung
lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang
dihadapinya.
b. Abstract Conceptualization (AC). Siswa belajar melalui pemikiran
(thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan
sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang
dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan
observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada
perencanaan yang sistematis.
c. Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan
(watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu
perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal
yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk
membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi
pengalamannya dari berbagai segi.
d. Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui tindakan (doing),
cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani
mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya.
Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan,
pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori
untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan dimuka, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1) Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang relative permanen karena adanya pengalaman
2) Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan
dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta
tingkatan aspek-aspeknya
B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata
sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan
yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi
pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi
bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.

DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.2003. psikologi belajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo pesada.
Musari dan Fakhri, Muhammad. 2009. Bahan ajar psikologi belajar.
Mataram:Fak. Tarbiyah.

Anda mungkin juga menyukai