KISTA OVARIUM
Disusun Oleh:
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper kami yang berjudul
“Kista Ovarium”. Penulisan paper ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di
Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
kami, dr. Khairani Sukatendels, M. Ked (OG), Sp. OG yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang Kista
Ovarium
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai Kista
Ovarium
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang beisi
cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah , nanah, atau
cairan coklat kental seperti darah menstruasi. Kista banyak terjadi pada wanita
usia subur atau usia reproduksi (Dewi, 2010). Kista ovarium juga merupakan
rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini
disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu
ovulasi. Kista fungsional akan mengerut dan menyusut setelah beberapa waktu (1-
3 bulan), demikian pula yang terjadi bila seseorang perempuan sudah menopause,
kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Yatim,
2005).
Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk seperti buah kenari berwarna
putih dan konsistensinya agak padat. Ukuran ovarium 3 cm x 2 cm x 1cm dan
beratnya 5-8 gram. Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan,
terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium
terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Bagian ovarium kecil berada di
dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Lipatan yang menghubungkan lapisan
belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium. Ovarium
menghasilkan sel telur dan hormon wanita, hormon merupakan bahan kimia yang
mengontrol jalanya dari sel dan organ tertentu (Wiknjosastro,2008).
Patofisiologi Kista Ovarium Setiap indung telur berisi ribuan telur yang
masih mudah atau folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu
diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur matang. Pada
4
peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke
rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, folikel
akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang
sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun jika terjadi gangguan pada proses
siklus ini bisa membentuk kista. Kista juga dapat terbentuk jika fungsi ovarium
yang abnormal menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium. Folikel tidak mengalami ovulasi karena kadar
hormon FSH rendah dan hormon LH tinggi pada keadaan yang tetap ini
menyebabkan pembentukan andorogen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar
adrenal yang mengakibatkan folikel anovulasi, folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di
dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium (Corvin, 200
Menurut Yatim (2008), kista ovarium dapat terjadi di bagian korpus luteum dan
bersifat non-neoplastik.
Ada pula yang bersifat neoplastik. Oleh karena itu, tumor kista dari ovarium yang
jinak di bagi dalam dua golongan yaitu golongan non-neoplastik dan neoplastik.
Menurut klasifikasi kista ovarium berdasarkan golongan non neoplatik, kista
dapat didapati sebagai :
a. Kista OvariumNon-neoplastik
1) Kista Folikel
Kista folikel merupakan struktur normal dan
fisiologis yang berasal dari kegagalam resorbsi cairan
folikel yang tidak dapat berkembang secara sempurna.
Kista folikel dapat tumbuh menjadi besar setiap bulannya
sehingga sejumlah folikel tersebut dapat mati dengan
disertai kematian ovum. Kista folikel dapat terjadi pada
wanita muda yang masih menstruasi. Diameter kista
berkisar 2cm (Yatim, 2008).
5
2) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang
diluar kehamilan.Kista luteum yang sesungguhnya,
umumnya berasal dari corpus luteum hematoma.
Perdarahan kedalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya,
terjadilah korpus leteum hematoma yang berdinding tipis
dan berwarna kekuning - kuningan. Biasanya gejala-gejala
yang di timbulkan sering menyerupai kehamilan ektopik
(Yatim, 2008).
3) Kista stain levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat
polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan
berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan
tampak tunika yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak
folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak di
temukan korpus luteum. Secara klinis memberikan gejala
yang disebut stain – leventhal syndrome dan kelainan ini
merupakan penyakit herediter yang autosomaldominant
(Yatim, 2008).
6
Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.
Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal. Penyebab terjadinya
kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan.
Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Umur
Kista sering tejadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi, keganasan
kista ovarium bisa terjadi pada usia sebelum menarche dan usia di atas 45
tahun (Manuaba, 2009). Menurut penelitian Azhar (2014), kista ovarium di
Peshawar, Pakistan, penderita kista ovarium paling banyak terjadi pada
wanita umur 21- 30 tahun (46,0 %).
b. Faktor Genetik
Riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam memasukkan apakah
seseorang wanita memiliki risiko terkena kista ovarium. Resiko wanita
terkena kista ovarium adalah sebesar 1,6%. Apabila wanita tersebut
memiliki seorang anggota keluarga yang mengindap kista, risikonya akan
meningkat menjadi 4% sampai 5% (Rasjidi, 2009). Dalam tubuh kista ada
terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker yaitu protoonkogen.
Karena faktor pemicu seperti pola hidup yang kurang sehat, protoonkogen
bisa berubah menjadi onkogen yaitu gen yang dapat memicu timbulnya sel
kanker.
c. Faktor Reproduksi
Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki
dampak terbesar pada penyakit kista ovarium, paritas (ketidaksuburan)
yang rendah dan infertilitas, serta menarche dini dan menopause terlambat
meningkatkan resiko untuk berkembang menjadi kista ovarium (Rasjidi,
9
lainya, stress dan kurang aktivitas atau olahraga bisa memicu terjadinya
suatu penyakit ( Busta
2.6 Gejala Kista Ovarium
A. Gejala Klinis Secara Umum
Menurut Yatim Faisal, (2005) gejala kista secara umum, antara lain :
a) Rasa nyeri di rongga panggul disertai rasa gatal.
b) Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau
tubuh bergerak.
c) Rasa nyeri saat siklus menstruasi selesai, pendarahan menstruasi
tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, lebih pendek
atau tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa, atau siklus
menstruasi tidak teratur
d) Perut membesar .
B. Gejala Klinis Kista Ovarium
Ada pun gejala klinis kista ovarium:
a) Pembesaran, tumor yang kecil mungkin diketahui saat melakukan
pemeriksaan rutin. Tumor dengan diameter sekitar 5 cm , dianggap
belum berbahaya kecuali bila dijumpai pada ibu yang menopause
atau setelah menopause. Besarnya tumor dapat menimbulkan
gangguan berkemih dan buang air besar terasa berat di bagian
bawah perut, dan teraba tumor di perut.
b) Gejala gangguan hormonal , indung telur merupakan sumber
hormon wanita yang paling utama sehingga bila terjadi
pertumbuhan tumor dapat mengganggu pengeluaran hormon.
Gangguan hormon selalu berhubungan dengan pola menstruasi
yang menyebabkan gejala klinis berupa gangguan pola menstruasi
dan gejala karena tumor mengeluarkan hormon.
c) Gejala klinis karena komplikasi tumor. Gejala komplikasi tumor
dapat berbentuk infeksi kista ovarium dengan gejala demam, perut
sakit, tegang dan nyeri, penderita tampak sakit. Mengalami torsi
11
DAFTAR PUSTAKA