Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

SATUAN ACARA BERMAIN

DI RUANG CENDANA 4 RSUP DR.SARDJITO

Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :

Vinna Fitriana
Ghandi Adytya Ningrum
Dheta Agustin
Eva Nur Rohmah
Settavianti Jihad Wardhani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014
SATUAN ACARA BERMAIN
DI RUANG CENDANA 4
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

POKOK BAHASAN : Keperawatan Anak


SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain
WAKTU : 1 x 90 Menit
HARI/TANGGAL : Sabtu, 20 Desember 2014
TEMPAT : Bangsal Cendana 4
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
SASARAN : Pasien anak di Bangsal Cendana 4 yang memiliki
keadaan umum baik dan dapat mobilisasi dengan
baik.
PELAKSANA : Mahasiswa PSIK

A. LATAR BELAKANG
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga bukan merupakan harta atau
kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa
depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak
membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak sebagai orang atau manusia yang
mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang berbeda dengan orang
dewasa dengan segala keterbatasan.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja,
kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia.
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan,
perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman
hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan
anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karEna
itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada
masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam
perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar
dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999: 121).
Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan
kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang
tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 1993: 78).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak.
Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga
timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak
mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya
adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan perpisahan
dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan
yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong, 1995).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi,
selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan
kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang
yang asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus
dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber
utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson, dkk, 1992: 1139). Hospitalisasi
merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak.
Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak
ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit.
Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan
baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya
dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami
gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka perlu
adanya program terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan
anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses
penyembuhan.
B. BIODATA PASIEN
1. Nama : Ahmad Khoirul Adzka
Umur : 1 tahun 1 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : hipospadia
2. Nama : Delon
Umur : 1 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : AA, pro tutup stoma
3. Nama : Aprilia Putri
Umur : 1 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosa medis : hirshprung disease
4. Nama : Satrio W
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : hipospadia dan ASD
5. Nama : Sholeh Azhari
Umur : 8 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : hipospadia
6. Nama : Nafiah
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosa medis : AA dengan fistel rectovestibuler post anoplasti
dengan fecaloma

I. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan therapy bermain selama 1 x 20 menit. Anak dapat
memahami pentingnya bermain dan mampu merangsang pertumbuhan dan
perkembangan sensoris motorik anak.
II. TUJUAN KHUSUS
1. Anak dapat menikmati permainan yang diberikan
2. Merangsang perkembangan intelektual
3. Merangsang perkembangan social
4. Merangsang perkembangan kreatifitas
5. Merangsang perkembangan kesadaran diri
6. Merangsang perkembangan moral
7. Sebagai media Rekreasi dan sosialisasi
8. Anak tidak takut lagi terhadap setiap prosedur tindakan keperawatan

C. METODE
Bermain bersama sesuai kelompok usia

III. MEDIA DAN ALAT


a. Balok susun
b. Kertas gambar
c. Pensil dan crayon
d. Puzzle
e. Manik-manik

D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Leader : Eva
- Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi kreativitas, yaitu
membuka dan menutup kegiatan ini.
- Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan terapi kreativitas.
2. Fasilitator : Etta, Vinna
- Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap
peserta dalam mengikuti terapi kreativitas.
3. Observer : Ghandi, Dheta
- Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; terapi kreativitas dan
mengamati, mencatat jalannya terapi kreativitas.
IV. STRATEGI BERMAIN
No. Kegiatan Waktu Subjek Terapi
1. Persiapan
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat. 5 menit
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
2. Proses :
a. Membuka proses terapi
bermain dengan mengucap 2 menit Menjawab salam dan
kan salam, memperkenalkan memperkenalkan diri
diri.
b. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan 3 menit Memperhatikan
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan.
c. Mengajak anak bermain sesuai 45 menit
kelompok usia. Bermain bersama dengan
d. Memberikan Reinfocement antusias dan
positif jika anak bisa mengungkapkan
mengikuti permainan perasaannya
e. Mengevaluasi respon anak dan 3 menit
keluarga.
3. Penutup Memperhatikan dan
Menyimpulkan, mengucapkan 2 menit menjawab salam
salam

V. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan untuk anak:
a. Anak mampu menyusun balok sesuai dengan kreatifitas masing-masing
b. Anak mampu menggambar dan mewarnai sesuai dengan kreatifitas masing-
masing
c. Anak mampu membuat gelang, kalung, atau aksesoris lain sesuai dengan
kreatifitas masing-masing
d. Anak mampun menyusun puzzle dengan benar
e. Anak mampu mengenal lingkungan
f. Anak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
g. Anak dapat berinteraksi dengan teman
h. Anak senang selama dan setelah bermain
i. Anak tidak takut lagi dengan perawat
EVALUASI SELAMA KEGIATAN TERAPI BERMAIN :

1. Evaluasi struktur:
a. SAP telah dikonsulkan dengan pembimbing klinik ruang Cendana 4
b. Telah melakukan kontrak waktu terapi bermain dengan pembimbing klinik
ruang Cendana 4 dan melakukan koordinasi dengan perawat ruangan serta
dosen dalam mempersiapkan terapi
c. Telah melakukan kontrak waktu dengan anak dan keluarga untuk kegiatan
terapi bermain
d. Anak sudah disiapkan oleh keluarga sebelum terapi bermain dimulai
e. Media dan peralatan yang digunakan siap dan lengkap
f. Tempat yang digunakan untuk bermain telah disediakan
2. Evaluasi proses:
a. Terapi bermain berlangsung selama 60 menit
b. Terapi bermain diikuti oleh 6 anak berusia dan dibagi 2 kelompok sesuai usia
(toddler dan sekolah)
c. Kelompok usia toddler melakukan permainan balok kayu, sedangkan
kelompok usia sekolah melakukan permainan mewarnai, puzzle dan meronce
3. Evaluasi hasil:
a. Anak mampu menyusun balok sesuai dengan kreatifitas masing-masing
b. Anak mampu menggambar dan mewarnai sesuai dengan kreatifitas masing-
masing
c. Anak mampu membuat gelang, kalung, atau aksesoris lain sesuai dengan
kreatifitas masing-masing
d. Anak mampu menyusun puzzle dengan benar
e. Anak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
f. Anak terlihat dapat saling berinteraksi dengan teman dan mampu bermain
bersama
g. Anak terlihat senang selama bermain dan mengatakan bahwa senang setelah
bermain
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN TERAPI BERMAIN

Anda mungkin juga menyukai