NIM : 17509134017
KELAS : B12
Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang
dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik.
Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida
yang bergerak.
Mekanika fluida sudah dipelajari sejak 200 SM dimulai dari Archimedes (287-212 SM) dengan
menetapkan prinsip dasar gaya apung dan peristiwa benda mengapung di air,lalu Galileo Galilei
(1564-1642) melakukan berbagai eksperimen hidrolika dan melakukan banyak revisi dari
archimedes.Blaise Pascal, tentang prinsip-prinsp barometer, dan mesin tekan hidrolik. Isaac Newton,
meneliti aspek fluida dan gesekan, inersia fluida dan gelombang. dan ahli lainya misalnya Bernouli,
Batista Venturi, Henri Navier, Lewis ferry Moody sampai Heinrich Blasius seoarang murid Ludwig
Prandtl yang menunjukkan bahwa hambatan pipa berhubungan dengan bilangan reynold.
perkembangan mekanika begitu besar, karena itu dasar-dasar untuk mekanika fluida perlu dipahami
lebih jelas lagi agar tidak salah pengertian bila mau menuruskan karya diantara orang-orang
tersebut.
Contoh penerapan dari mekanika fluida adalah Prinsip dari mkanika Fluida adalah Pompa
hodrolik. Pompa ini juga menerapkan hukum Paskal, pada pompa hidrolik ini kita memberi gaya yang
kecil pada pengisap kecil sehingga pada pengisap besar akan dihasilkan gaya yang cukup besar,
dengan demikian pekerjaan memompa akan menjadi lebih ringan, bahkan dapat dilakukan oleh
seorang anak kecil sekalipun.
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang
besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin
- mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang
rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari
kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
Pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
(positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)
Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros pompa dirubah
menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang
tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah.( pompa putar/Rotary dan pompa
torak/Reciprocating)
Secara umum prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut. Berputarnya elemen dalam
rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan pada saluran isap, sehingga terjadi aliran
cairan dari sumber masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong yang
ditimbulkan oleh elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa tersebut, cairan
terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempa terjadi pengecilan rongga, sehingga cairan
terkempakan ke luar. Untuk memperjelas hal ini akan dibahas satu-persatu jenis-jenis pompa
yang termasuk jenis rotary pumps.
Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya kemacetan dan
aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan dan
tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau
cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai
kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya tinggi) dan
mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran
padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor
lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan
kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari
tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada
keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa
ini harus terisi cairan yang akan dipompa.
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat cair yang
bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal kecepatan
putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif).
Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah pembahasan pompa
reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran
kapasitas dari kecil sampai sedang.