Anda di halaman 1dari 2

1.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan
pemilihan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Pasar Merah dengan p=0,011 (p<0,05).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2010) Di
Puskesmas Cipageran Cimahi Utara yang mana p=0,028 dalam penelitian ini terdapat
hubungan antara pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal.

Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa penggna KB suntik lebih banyak di gunakan oleh
akseptor KB hormonal golongan usia resiko tinggi yang memiliki pendidikan tinggi dimana
tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal
termasuk pentingnya keikutsertaan dalam ber KB, hal ini menunjukan bahwa mereka yang
memilih memiliki persepsi tersendiri terhadap KB yang mereka gunakan.

2. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Pasar
Merah dengan p= 0,488 (p>0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian Ratih dwi Arini
(2015) di Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang mana p=0,36 hal ini
menunjukkan tidak adanya hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan alat
kontrasepsi hormonal.
Dari hasil penelitian ini banyak suami dari responden yang kurang memahami lebih
dalam tentang kontrasepsi, sehingga para suami cukup sekedar memberikan informasi kepada
responden untuk memilih kontrasepsi yang tidak menggangu kenyamanan dan kepuasan
bersenggama selama pemakaian kontrasepsi dan selanjutnya memberikan kebebasan kepada
istri untuk memilih kontrasepsi apa yang akan digunakan.

3. dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan umur antara dengan
pemilihan KB kontrasepsi hormonal yaitu p=0,048 (p<0,05). Hasil ini penelitian
Luluk Erdika 2014 di desa Jetak Kecamatan Sidoharjo yang mana p=0,004 maka
artinya terdapat hubungan antara usia dan pemilihan alat kontrasepsi hormonal.
dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis
(mental). Pertumbahan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ sedangkan pada
aspek psikoligis atau taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Wawan dan Dewi
(2010) juga berpendapat semakin tinggi umur seseorang, maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Sesuai dengan teori Saifuddin (2010)
bahwa usia ibu PUS diatas 35 tahun di anjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektif
sangat tinggi yaitu KB nonhormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia mempunyai
hubungan yang positif dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi dimana seiring tingginya
tingkat kematangan atau usia responden akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat
kontrasepsi nonhormonal.

4. Dari hasil penelitian diketahui tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
pemilihan alat kontrasepsi hormonal di Puskesmas Pasar Merah dengan p=0,89
(p>0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Johana Bernandus (2013) yaitu
p=0,091 yang berarti tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan alat
kontrasepsi hormonal di RSU Pandan Arang, Boyolali. Kondisi dilapangan
menunjukkan pekerjaan tidak mempengaruhi seseorang dalam pemilihan kontrasepsi,
responden memilih kontrasepsi berdasarkan kenyamanan dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari.

5. Dari hasil penelitian ini diketahui tidak terdapat hubungan antara jumlah anak dengan
pemilihan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Pasar Merah dengan p=0,054 (p>0,05)
hal ini diketahui sejalan dengan penelitian Abrar Jurisman (2016) yaitu tidak terdapat
hubungan antara jumlah anak dengan pemilihan kontrasepsi yaitu p=0,590.
Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang paling mendasar mempengaruhi
pasangan usia subur dalam memilih kontrasepsi. Menurut Hartanto pada tahun 2003
mengatakan bahwa ibu yang telah memiliki 2 anak dan juga kepada pasangan usia
subur berumur 20-35 tahun dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi jangka
panjang, salah satunya IUD untuk menunda kehamilan. Namun berdasarkan hasil
penelitian ini responden yang memiliki lebih dari 2 anak memilih kontrasepsi
hormonal,hal ini mungkin disebabkan masih tingginya anggapan masyarakat yang
mengatakan banyak anak banyak rezeki, sehingga hal ini tidak sejalan dengan tujuan
BKKBN seperti slogan “dua anak lebih baik”

Anda mungkin juga menyukai