Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS


NEGERI 1 MEDAN TERHADAP DERMATITIS KONTAK
ALERGI OLEH KARENA AKSESORIS
TAHUN 2016

MELLA FERDIKA ARTHA


NPM: 7111081754

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PENGUJI


dr. Yuniar Siregar, Sp.KK dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen atau faktor endogen, menyebabkan kelainan khas berupa efloresensi polimorfik
seperti eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan likenifikasi, serta menyebabkan
keluhan gatal. (Sularsito, 2015)

Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang
menempel pada kulit (Sularsito, 2015). Yang sering menyebabkan dermatitis kontak
biasanya berupa logam berat, kosmetik, bahan perhiasan (kacamata, jam tangan, anting-
anting), obat-obatan, dan lain lain.(Siregar, 2015)
Dikenal dua jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik,
keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak alergi terjadi pada seseorang
yang telah mengalami sensitisasi tehadap suatu bahan penyebab atau alergen. (Sularsito,
2015).Dermatitis kontak alergi lebih kurang merupakan 20% dari seluruh dermatitis kontak.
(Harahap, 2013)

Pada penelitian yang telah dilakukan Paolo Pigatto dan kawan-kawan di Italian, didapat kejadian
dermatitis alergi meningkat dengan seiring bertambahnya usia. Tingkat prevalensi 13,3 – 24,5%
telah dilaporkan tetapi tingkat sensitifitas tertinggi ditemukan pada anak usia 0 – 3 tahun.
(Pigatto, 2010)

Data yang didapatkan dari RSUP Kariadi Semarang tahun 2012-2013 penderita DKA sebanyak 174
pasien. Wanita lebih banyak menderita dermatitis kontak alergi dibandingkan pria dengan
kelompok usia tertinggi >30 tahun (58,6%). Ibu rumah tangga menempati urutan pekerjaan yang
paling banyak menderita dermatitis kontak alergi sebanyak 77 pasien (44,2%) dan terendah pada
petani sebanyak 16 pasien (9,1%). Pada lokasi ruam yang menempati urutan tertinggi yaitu
didaerah wajah sebanyak 65 pasien (37,4%) dan terendah di skrotum sebanyak 3 pasien (1,7%).
(Adini,2014)
Data yang didapati dari RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2003,
menunjukkan bahwa dari 40 pasien DKA, memiliki kelompok usia tertinggi
pada perempuan adalah umur 31-40 tahun (17,5%) dan pada laki-laki adalah
umur 61-70 tahun (12,5%). Kelompok usia terendah pada perempuan adalah
10-20 tahun dan 41-50 tahun. (trihapsoro, 2003)

Alergi terhadap aksesoris yang mengandung nikel adalah salah satu


penyebab paling umum dari dermatitis kontak alergi. Alergi ini muncul saat
suatu zat alergen atau hapten yang terkandung didalamnya menyentuh kulit
penderitanya. (Healthcare Ltd, 2013)
1.2 RUMUSAN Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan
MASALAH masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Tingkat
Pengetahuan Siswa/i Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan Terhadap Dermatitis
Kontak Alergi oleh Karena Aksesoris Tahun 2016

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 TUJUAN UMUM
Tujuan umum penelitiaan ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Medan terhadap Dermatitis Kontak Alergi oleh Karena Aksesoris Tahun 2016

1.3.2 TUJUAN KHUSUS


Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
• Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan siswa/siswi terhadap Dermatitis Kontak Alergi oleh Karena
Aksesoris.
• Untuk mengetahui bagaimana sikap siswa/siswi terhadap upaya pencegahan Dermatitis Kontak Alergi
oleh Karena Aksesoris.
• Untuk mengetahui bagaimana tindakan siswa/siswi terhadap upaya pencegahan Dermatitis Kontak Alergi
oleh Karena Aksesoris
1.4 MANFAAT PENELITIAN

Bagi peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan ilmu yang selama ini didapat
dan menambah pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah

Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat
tentang Dermatitis Kontak Alergi

Bagi pendidikan
Sebagai acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan serta
dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi tentang penyakit
Dermatitis Kontak Alergi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut aspek biologisnya perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
2.1 PERILAKU KESEHATAN organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku terbentuk
didalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni: stimulus merupakan
faktor dari luar diri seseorang tersebut (faktor eksternal), dan respons
merupakan faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal).
(Notoatmojo, 2010)

2.1.1 PENGETAHUAN Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui panca indra manusia(Wawan
& Dewi,2015)

2.1.2 SIKAP Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan. (Wawan dan Dewi, 2015)

2.1.3 TINDAKAN Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan (practice), sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana. (Notoatmojo, 2010)
2.2 ANATOMI KULIT 2.3 DERMATITIS KONTAK ALERGI
(Sularsito, 2015) Peradangan kulit yang didahului fase sensitisasi
akibat reaksi hipersensitivitas tipe lambat
terhadap suatu alergen. (Christanto, 2014)

2.3.1 EPIDEMIOLOGI (Sularsito, 2015)

2.3.2 ETIOLOGI
Bahan kimia sederhana dengan berat molekul
rendah (<1000 dalton), disebut sebagai hapten
bersifat lipofilik, dan dapat menembus stratum
korneum sehingga mencapai sel epidermis bagian
dalam yang hidup. (Sularsito, 2015)

Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya


DKA antara lain potensi sensitisasi alergen, dosis
per unit area, luas daerah yang terkena, lama
pajanan, suhu dan kelembaban lingkungan.
(Sularsito, 2015)
Tabel 2.1 Etiologi Dermatitis Kontak Alergi

Antigen Pola/tempat umum Sumber di lingkungan


Nikel dan Kobalt Eksim di tempat kontak dengan Logam tak-mulia
perhiasan, jam, kancing
Kromat Tangan, kaki, wajah (karena kontak Semen, proses industri
melalui udara)
Bahan kimia karet Tangan, lengan bawah, pinggang, kaki Sarung tangan, sepatu, bahan dengan
karet elastik
Kolofoni Di tempat plaster melekat Plester pelekaat
Formaldehid, golongan paraben, Hampir di semua bagian,tetapi sering di Pengawet dalam obat, formaldehid
etilendiamin, dan kuaternium 15 kelopak mata dan wajah, dapat menjadi terutama dalam sampo
penyulit pada eksim verikosa
Kortikosteroid Di mana saja Obat
Antigen tanaman Bercak berbentuk garis di tempat kontak, Primula obconica (inggris)
wajah (karena kontak melalui udara)
Antigen kayu Tangan, lengan bawah, wajah (disebabkan Kayu keras, khususnya mahogani
Fase Elitasi 24-48 jam
2.3.3 PATOGENESIS
Pajanan ulang hapten + HLA-DR
Fase Sensitisasi
Hapten 2-3 minggu
Aktivasi sel T memori + sel lain (sel langerhans)
Kulit karier proteint
IFN-y IL-1 IL-2
Sel Langerhans
Sel T keratinosit Sitokin

Sel mast + makrofag IL-1 IL-6 TNF-a


Sel T efektor
eikosanoid
Sel T memori Dilatasi vaskular

↑ permeabilitas kapiler
Kulit + peredaran perifer
(Harahap, 2015, Sularsito, 2015)
Respon klinik DKA
(Sularsito, 2015)
2.3.4 GEJALA KLINIS 2.3.7 PEM.PENUNJANG
(Sularsito, 2015)

Akut Kronis Uji Tempel

kulit tebal/likenifikasi, Allergen Patch Test Kit T.R.U.E. Test


merah, edema, kulit pecah-pecah,
papula, vesikula, skuama, kulit kering, Dermatitis yang terjadi harus sudah tenang (sembuh).
berair, krusta, gatal dan hiperpigmentasi
Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu
(Harahap, 2015)
setelah pemakaian kortikosteroid
2.3.5 DIAGNOSA (Sularsito, 2015)
Uji tempel dibuka setelah 48 jam (dua hari penempelan),
kemudian dibaca. Pembacaan kedua dilakukan pada hari ke
2.3.6 DIAGNOSA BANDING 3 sampai ke 7
(Siregar, 2015)
Pasien dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji
tempel menjadi longgar/terlepas, karena dapat
DKI, Dermatofitosis, Dermatitis seboroik,
menyebabkan reaksi negatif palsu
Kandidiasis, Dermatitis atopik
2.3.8 PENGOBATAN 2.4 AKSESORIS
(Sularsito, 2015)
• Prednison: 30mg/hari Nikel salah satu penyebab paling umum dari
• Topikal: kompres dengan larutan garam DKA. Ruam gatal yang muncul ketika suatu zat
faal/asam salisilat 1:1000 kontak dengan kulit biasanya tidak
berbahaya. (Healthcare Ltd, 2013)
2.3.9 PROGNOSIS
(Sularsito, 2015) 2.5 KERANGKA TEORI
2.6 KERANGKA KONSEP Definisi
Epidemiologi
Variabel Independen
Variabel Dependen Etiologi
Perilaku: Patogenesis
1.Pengetahuan Dermatitis Kontak Dermatitis
2.Sikap Alergi Gejala Klinis
Kontak Alergi
3.Tindakan Diagnosis
Aksesoris Pengobatan
Prognosis
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Gambar 2.1 Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
3.1 JENIS PENELITIAN
3.3.1 POPULASI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
Populasi adalah seluruh siswa/siswi Menengah Atas
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang
Negeri 1 Medan sebanyak 1.713 orang.
pengukuran variabelnya-variabelnya dilakukan hanya
satu kali, pada satu waktu. (Notoadmojo, 2015) 3.3.2 SAMPEL PENELITIAN

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN KRITERIA INKLUSI


Kriteria inklusi adalah Kriteria dimana subjek
penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian
3.2.1 TEMPAT PENELITIAN • Siswa/siswi yang bersedia menjadi responden.
• Siswa/siswi kelas XII yang hadir
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Medan KRITERIA EKSLUSI
Kriteria eksklusi adalah Kriteria dimana subjek
penelitian tidak mewakili karena tidak memenuhi
3.2.2 WAKTU PENELITIAN
syarat sampel penelitian:
• Siswa/siswi yang tidak bersedia menjadi
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli responden.
sampai dengan September 2016 • Siswa/siswi kelas X dan XI
3.4 PENGHITUNGAN JUMLAH SAMPEL

Besarsampel yang akandiambildihitungdenganmenggunakanrumusSlovinyaitu:


𝑁
n= 2
1+𝑁(𝑑 )
Keterangan:
n=jumlahsampel
N=besarpopulasi
d=tingkatkepercayaan/ketepatan yang diinginkan(10%)
DiketahuijumlahsiswadansiswiSekolahMenengahAtasNegeri 1 Medanadalah1.713 orang.

𝑁 1.713 1.713
n=1+𝑁(𝑑2 )=1+1713 ( 0,12)=18,13= 94,48 = 94

Berdasarkanperhitungandenganrumustersebut, makajumlahsampel yang akandigunakansampelsebanyak94 orang

3.5 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 3.6 VARIABEL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik • Variabel independen (bebas) dalam
Simple Random Sampling yaitu setiap anggota atau penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan.
unit dari populasi mempunyai kesempatan yang • Variabel dependen (terikat) dalam
sama untuk diseleksi sebagai sampel. Sampel ini
penelitian ini yaitu Dermatitis Kontak
diambil dari sebagian populasi Siswa/Siswi kelas
Alergi Oleh Karena Akesories.
XII Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan
3.7 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Dermatitis Penyakit yang timbul akibat terjadinya Kuesioner Nominal
Kontak Alergi reaksi hipersensitivitas tipe lambat
terhadap suatu alergen

Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden Kuesioner 1. Baik Ordinal


mengenai DKA 2. Sedang
3. kurang

Sikap Tanggapan atau reaksi responden mengenai Kuesioner 1. Baik Ordinal


DKA 2. Sedang
3. kurang

Tindakan Wujud perbuatan nyata yang telah dilakukan Kuesioner 1. Baik Ordinal
responden sehubungan dengan pengetahuan dan 2. Sedang
sikap tentang DKA 3. kurang

Aksesoris Segala aksesoris maupun peralatan (jam, Kuesioner Nominal


cincin, kalung, gelang, kacamata) yang
digunakan atau diketahui responden
3.8 INSTRUMENT PENELITIAN
Instrument yang dipakai adalah berupa kuesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan berdasarkan
tinjauan pustaka sebagai berikut:
• 8 pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/siswi terhadap dermatitis kontak
alergi oleh karena aksesoris
• 4 pertanyaan untuk mengetahui sikap siswa/siswi tentang dermatitis kontak alergi oleh karena
aksesoris
• 4 pertanyaan untuk mengetahui tindakan siswa/siswi tentang dermatitis kontak alergi oleh
karena aksesoris
3.9 TEKNIK PENGUKURAN
Pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Skor atau
nilai untuk jawaban yang paling benar adalah 2, jawaban yang mendekati benar adalah 1 dan
jawaban salah adalah bernilai 0.
Teknik penilaian pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap tingkat pengetahuan terhadap
dermatitis kontak alergi karena asesoris berdasarkan kriteria Hadi Pratomo, yaitu:
• baik, jika jawaban benar >75% dari skor total
• Sedang, jika jawaban benar 40-75% dari skor total
• Buruk, jika jawaban benar <40% dari skor total
3.11 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
3.10 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.11.1 PENGOLAHAN DATA
3.10.1 DATA PRIMER • Seleksi data (Editing)
• Pemberian Kode (Coding)
Data primer diperoleh dari
• Entry
wawancara dengan siswa/siswi
• Cleaning
Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Medan melalui kuesioner
3.11.2 ANALISIS DATA

3.10.2 DATA SEKUNDER Analisa data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah analisa univariat
Data sekunder diperoleh dari yaitu analisa yang bertujuan untuk
administrasi Sekolah Menegah Atas menjelaskan atau mendeskripsikan
Negeri 1 Medan. setiap variable penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
• Adiani, A.D., 2014. Karakteristik Dermatitis Kontak Alergi (DKA) Di RSUP SR. Kariadi.
Journal Media Medika Muda. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
• Bratawidjaja, K., Rengganis, I., 2013 Mengenal Alergi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
• Brown, R.G., Bourke, J., Cunliffe, T., 2015. Dermatologi Dasar Untuk Praktik
Klinik.Jakarta: EGC.
• Dental Nursing Organization. 2013. Orthodontic Appliances for Patients With a Nickel
Allergy. MA Healtcare Ltd.
• Gamboni, S.E., Simmons, I., Palmer, A., 2013. Allergic Contact Dermatitis to Indium in
Jewellery. Melbourne: Australian Journal of Dermatology.
• Harahap, M., 2015. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
• http://emedicine.medscape.com/article/1294744-overview
• Maharani, A., 2015. Penyakit Kulit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
• Notoatmojo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
• Notoatmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
• Pearce, E.C., 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakata: Gramedia Pustaka.
• Pigatto, P., Martelli, A., Marsilli, C., Fiocchi, A., 2010. Contac Dermatitis in Children. In:
Italian Journal of Pediatrics. Available from:
http://www.ijponline.net/content/36/1/2 [Accessed 2 Juni 2016].
• Siregar, R.S., 2015. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi ke-3. Jakarta: EGC.
• Sularsito, S.A., Soebaryo, R.W., 2015. Dermatitis Kontak. In: Menaldi, S.L (Ed). Ilmu
Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
• Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., Pradipta, E.A (Ed). 2014. Kapita Selekta Kedokteran
Edisi ke-4. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
• Trihapsoro, I. 2002. Dermatitis Kontak Alergik Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP Haji
Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
• Wawan A, Dewi M. 2015. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai