Disusun oleh:
Pembimbing :
Dr. dr. Endang Herliyanti Darmani, SpKK. FINSDV
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2020
DERMATITIS KONTAK AKIBAT BAHAN SANITIZER
ABSTRAK
Situasi saat ini novel coronavirus merupakan virus baru yang menyebar
dengan cepat di seluruh dunia, terutama penularan lewat udara, terkena droplet
dari orang yang terinfeksi, kontak dengan permukaan yang terkontaminasi dan
penularan di masyarakat. Menjaga kebersihan menjadi salah satu cara efektif
untuk mencegah penularan COVID-19. Berbagai cara telah diterapkan seperti
membersihkan tangan menggunakan sanitizer berupa sabun atau produk-produk
yang mengandung alkohol dan menyemprotkan desinfektan pada benda mati yang
terpapar virus. Teknik penyemprotan desinfektan dan alkohol di udara, jalan dan
kendaraan telah banyak digunakan di masyarakat. Selain itu, mencuci tangan
secara intensif dan desinfeksi berlebihan dapat menyebabkan dermatitis kontak
dengan mengganggu fungsi sawar kulit.
Kata kunci : sanitizer, desinfektan, dermatitis kontak
ABSTRACT
In the current situation, the novel coronavirus is a new virus that has
spreading rapidly around the globe, especially has been by the airborne route,
through droplets from infected people, contact with contaminated surfaces and
community transmission. The maintaining of hygiene could be one of the effective
ways to prevent of COVID-19 transmissions. A various methods have been
applied such as sanitizing of hands with using sanitizer is soap or alcohol‐based
products and spraying disinfectants in the objects which have exposed to the
virus. The technique of spraying disinfectant and alcohol in the air, on roads and
vehicles have been many used in the communities. In addition, intensified
handwashing and excessive disinfection can cause contact dermatitis by
interrupting the epidermal barrier function
Dermatitis kontak merupakan suatu reaksi inflamasi akut atau kronis dari
suatu zat yang menempel pada kulit atau yang disebut kontaktan. Kontaktan
adalah bahan atau substansi yang bersifat lipofilik, sangat reaktif dan dapat
infeksi, sepsis atau pembusukan. Terdapat banyak jenis kontaktan yang dapat
benzalkonium chloride.2
spora bakteri, pada permukaan benda mati seperti furniture, ruangan, alat-alat,
lantai dan lain-lain. Desinfektan tidak digunakan pda kulit maupun mukosa
karena berisiko mengiritasi kulit dan memicu kanker. Hal ini berbeda dengan
antiseptik yang memang ditujukan untuk desinfeksi pada permukaan kulit dan
membran mukosa.2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dermatitis Kontak
I. Definisi
dari suatu zat yang menempel pada kulit atau yang disebut kontaktan.
Kontaktan adalah bahan atau substansi yang bersifat lipofilik, sangat reaktif
kontak dapat terjadi pada semua orang dari berbagai umur, ras dan jenis
kelamin. Bentuk respon dari dermatitis kontak dihasilkan melalu satu atau
dua jalur utama, iritan atau alergi, dimana 80% didominasi oleh dermatitis
1. Faktor Eksogen
atau terlalu rendah <3 dapat menimbulkan gejala iritasi segera setelah
terpapar, sedangkan pH yang sedikit lebih tinggi > 7 atau sedikit lebih rendah
< 7 memerlukan paparan ulang untuk mampu timbulkan gejala), jumlah dan
pula bahan kimia yang terpapar dan semakin poten untuk merusak lapisan
kelarutan dari bahan kimia yang dipengaruhi oleh sifat ionisasi dan
b. Karakteristik paparan
Meliputi durasi yang dalam penelitian akan dinilai dari lama paparan
perhari dan lama bekerja (semakin lama durasi paparan dengan bahan kimia
maka semakin banyak pula bahan yang mampu masuk ke kulit sehingga
dari satu jenis bahan kimia (adanya interaksi lebih dari satu bahan kimia
dapat bersifat sinergis ataupun antagonis, terkadang satu bahan kimia saja
bertemu dengan bahan lain) dan frekuensi paparan dengan agen (bahan kimia
asam atau basa kuat dalam sekali paparan bisa menimbulkan gejala, untuk
basa atau asam lemah butuh beberapa kali paparan untuk mampu timbulkan
gejala, sedangkan untuk bahan kimia yang bersifat sensitizer paparan sekali
saja tidak bisa menimbulkan gejala karena harus melalui fase sensitisasi
dahulu). 1,6
c. Faktor lingkungan
suhu yang dingin menurunkan komposisi air pada stratum korneum yang
membuat kulit lebih permeable terhadap bahan kimia) dan faktor mekanik
yang dapat berupa tekanan, gesekan, atau lecet, juga dapat meningkatkan
pada kulit.5
2. Faktor Endogen
kontak meliputi;1,6
kulit yang lebih rentan, tetapi karena perempuan lebih sering terpapar dengan
b. Usia, anak dengan usia kurang dari 8 tahun lebih rentan terhadap
bahan kimia, sedangkan pada orang yang lebih tua bentuk iritasi dengan
c. Ras, sebenarnya belum ada studi yang menjelaskan tipe kulit yang
yang baru, menggunakan adanya eritema pada kulit sebagai parameter yang
akan tetapi hal ini bisajadi salah, karena eritema pada kulit hitam sulit
terlihat.1,4
d. Lokasi kulit, ada perbedaan yang signifikan pada fungsi barier kulit
pada lokasi yang berbeda. Wajah, leher, skrotum, dan punggung tangan lebih
rentan dermatitis.1,4,6
I. Definisi
yang hidup, seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa, untuk
spora bakteri, pada permukaan benda mati seperti furniture, ruangan, alat-alat,
lantai dan lain-lain. Desinfektan tidak digunakan pada kulit maupun mukosa
karena berisiko mengiritasi kulit dan memicu kanker. Hal ini berbeda dengan
antiseptik yang memang ditujukan untuk desinfeksi pada permukaan kulit dan
menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan yang bisa terjadi pada beberapa
II. Komposisi
1. Sanitizer
a. Etanol
2 atom karbon (C). Etanol berperan sebagai bahan aktif dalam sanitizer.7
b. Gliserol
kelengketan larutan.8
d. Fragrance
2. Desinfektan
a. Iodine
b. Chlorine
Berperan sebagai desinfektan, membersihkan luka, pemutih, antiseptik
c. Ethylene oxide
d. Aldehydes
e. Phenolic
III. Farmakologi
Sampai saat ini belum ada penelitian atau kepustakaan yang menjelaskan
tergantung pada kontaktan, yang dalam hal ini sanitizer atau desinfektan
termasuk bahan iritan. Bahan-bahan iritan tersebut akan merusak lapisan tanduk,
ikat kulit terhadap air. Selain itu bahan tersebut merusak membrane lemak
kertinosit, tetapi tidak semua yang dapat menembus membran sel dan merusak
leukotrin berperan sebagai kemoatraktan kuat bagi limfosit dan neutrophil, dan
ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte
stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut. Pada kontak dengan iritan,
tempat terjadinya kontak dengan kelainan berupa eritema, edema, panas, nyeri,
bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akan mengakibatkan kelainan kulit setelah
kontak berulang kali, yang dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh
sawarnya.4
I. Diagnosis
Secara garis besar terdapat tiga metode diagnosis yang dilakuan dalam
penunjang.6,10
Anamnesis
Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit,
pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh
dokter maupun dilakukan sendiri. Namun yang paling penting ditanyakan pada
lazim dilakukan pada hari kerja, pakaian pelindung dan peralatan, dan
3. Riwayat atopi (perorangan atau keluarga), alergi kulit, penyakit kulit lain,
pasien.5
Pemeriksaan Fisik
2. Karakteristik dari setiap lesi, dilihat dari morfologi lesi (eritema, urtikaria,
apakah lesi yang timbul sesuai dengan kontak bahan yang dicurigai, yang
tersering adalah daerah tangan, lengan, muka atau anggota gerak. Pemeriksaan
fisik sangat penting, karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit
deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu.
Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk
melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen. Lesi pada
umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke
daerah sekitarnya.4
Pemeriksan Penunjang
dilakukan adalah patch test (uji tempel). Uji tempel bertujuan untuk mengetahui
bahan penyebab dermatitis kontak alergik. Tes dilakukan bila keadaan penyakit
sudah stabil, pasien bebas dari pemakaian obat antihistamin dan kortikosteroid
oral dan topikal sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum uji tempel. Uji ini
menggunakan perangkat yang berisi berbagai alergen dan memakai fin chamber
proses ini alergen yang dicurigai diencerkan dengan air atau petrolatum. Setelah
itu bahan uji tempel ditempelkan di punggung, ditutup dengan plester, kemudian
dibuka dan dibaca pada jam ke 24, 48,72, dan 96. Reaksi positif mengkonfirmasi
reaksi positif akan mendukung diagnosis dermatitis kontak alergi dan sebaliknya
Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah untuk diketahui karena gejala
klinis yang timbul lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat
timbulnya lambat dan memiliki gambaran klinis yang luas, sehingga terkadang
II. Penatalaksaan
Umum
1. Identifikasi dan menghindari kontak dengan bahan kontaktn tersangka.
NaCl 0,9%.
3. Pada kasus yang berat dan kronis, atau tidak respons dengan steroid bisa
diberikan inhibitor kalsineurin atau fototerapi dengan BB/NB UVB atau obat
3. Habif TP. Contact Dermatitis and Patch Testing. In: Clinical Dermatology a
Color Guide to Diagnosis and Therapy 5th edition.New York: Expert
Consult. 2012.
5. Taylor JS, Sood A, Amado A. Occupational skin diseases due to irritans and
allergens. Dalam : Fitzpatricks et al, editors. Dermatology in general
medicine vol.2 7th ed. New York: Mc Graw Hill Medical. 2008.
9. Bolognia JL, Schaffer JV, Cerroni L. Irritant Contact Dermatitis. In: Callen
et al, editors. Dermatology vol.1 4th ed. New York: Elsevier. 2017.
10. Beiu C, Mihai M, Popa L, Cima L, Popescu MN. Frequent hand washing for
covid 19 prevention can cause hand dermatitis: Management tips. Cureus.
2020;12(4):1-2.
12. Sari IA, Rusyati LM, Darmada IGK. Dermatitis kontak pada pekerja
bangunan. 2012. h. 1–17.
13. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia.
2017: 207-12.