Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL DISKUSI

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA


(DERMATITIS KONTAK, DERMATOMIKOSIS, PIODERMA)

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Penyakit Akibat Kerja
Dosen Pengampu : dr. Fitri Indrawati

Oleh :
1. Widowati Oktaria (6450407070)
2. Romdiana W. (6450507073)
3. Marchei Riendra Devi (6450407076)
4. Yusi Oktavisaktiani (6450407077)
5. Silvia Nur L. P. (6450407083)
6. Itsna Fajar Zuliana (6450407092)
Rombel 2

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENYAKIT KULIT AKIBAT
KERJA:

DERMATITI KONTAK
1. Apa definisi dari dermatitis kontak?
Jawab :
Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah
terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi.
Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa
terbakar dan hal ini akan bertahan sampai berminggu-minggu. Gejala
dermatitis kontak akan menghilang bila kulit sudah tidak terpapar oleh bahan
yang mengiritasi kulit tersebut.

2. Apa penyebab dari dermatitis kontak?


Jawab :
Penyebab dermatitis kontak tergantung dari penyebabnya, dermatitis kontak
dibagi 2, yaitu:
• Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
Dermatitis kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang toksin atau
iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. Pada anak-
anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah popok
bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan “diaper
dermatitis”, reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang
disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia alami terdapat di air
seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar mulut karena
kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang dewasa,
DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.
• Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
Dermatitis kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada
seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA,
peradangan mungkin belum terjadi sampai 24 – 36 jam jam setelah kontak
dengan bahan kimia tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke
orang lain. Alergen (bahan yang menyebabkan alergi) yang biasa menjadi
penyebab DKA adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang banyak
terdapat di jam tangan, perhiasan logam, resleting dan objek logam
lainnya; neomisin pada antibiotik salep kulit; potassium dikromat, bahan
kimia yang sering terdapat pada sepatu kulit dan baju; latex pada sarung
tangan dan pakaian karet.

3. Bagaimana prevalensi dermatitis kontak di Indonesia?


Jawab :
Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75% dari jumlah
seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik atau
iritasi kulit. DKI adalah penyakit kulit akibat kerja yang paling sering
ditemukan, diperkirakan sekitar 70%- 80% dari semua penyakit kulit akibat
kerja. DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras
dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak
terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja).1 Insiden
dari penyakit kulit akibat kerja di beberapa negara adalah sama, yaitu 50- 70
kasus per 100.000 pekerja pertahun. Pekerjaan dengan resiko besar untuk
terpapar bahan iritan yaitu pemborong, pekerja industri mebel, pekerja rumah
sakit (perawat, cleaning services, tukang masak), penata rambut, pekerja
industri kimia, pekerja logam, penanam bunga, pekerja di gedung.
Di Amerika, DKI sering terjadi pada orang- orang yang memiliki
pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang
kulit terhadap air, bahan makanan atau iritan lainnya. Pekerjaan yang berisiko
tinggi meliputi bersih-bersih, pelayanan rumah sakit, tukang masak, dan
penata rambut. Delapan puluh persen dermatitis tangan okupasional karena
iritan, lebih sering mengenai tukang bersih-bersih, penata rambut dan tukang
masak. Di Jerman, angka insiden DKI adalah 4,5 setiap 10.000 pekerja,
dimana insiden tertinggi ditemukan pada penata rambut (46,9 kasus per
10.000 pekerja setiap tahunnya), tukang roti dan tukang masak. Berdasarkan
jenis kelamin, DKI secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding
laki-laki. Tingginya frekuensi ekzem tangan pada wanita dibanding pria
karena faktor lingkungan, bukan genetik.
Di Singapura, studi retrospektif memperlihatkan bahwa dari 74. 589
kasus baru, 34% diantaranya adalah eczema, 13,7% adalah dermatitis kontak,
39% adalah DKI dan 11% adalah dermatitis kontak alergi (DKA). Pada studi
epidemiologi penyakit kulit pada pekerja di Singapura memperlihatkan
bahwa 97% dari 389 kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3 %
diantaranya adalah DKI dan 33,7% adalah DKA. Cutting oils dan bahan
pelarut dari industri mesin dan elektronik adalah jenis iritan yang sering
dijumpai.
Faktor predisposisi yang penting yaitu umur, ras, jenis kelamin,
riwayat atopi sebelumnya, daerah kulit yang terekspos dan aktivitas sebasea.
Perubahan kulit karena usia dapat merubah respon kulit terhadap zat iritan.
Pada anak dan lanjut usia sering terkena DKI karena mereka memiliki sedikit
jaringan epidermis yang sehat. Karakteristik ras juga memegang peranan
penting dimana orang kulit hitam lebih resisten terhadap iritan dibandingkan
orang kulit putih. Dan daerah yang paling sering terkena adalah tangan dan
wajah.

4. Bagaimana mekanisme terjadinya dermatitis kontak?


Jawab :
Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang
ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat
dan lepuhan kulit. Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal
(vesikel).
Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak langsung dengan
alergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi selanjutnya ruam bisa
menyebar. Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-anting)
atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena
pemakaian losyen badan).
Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam
beberapa hari kemerahan akan menghilang.Lepuhan akan pecah dan
mengeluarkan cairan serta membentuk keropeng lalu mengering.Sisa-sisa
sisik, gatal-gatal dan penebalan kulit yang bersifat sementara, bisa
berlangsung selama beberapa hari atau minggu.
Sementara itu dermatosis akibat kerja biasnaya dikelompokkan
menurut mekanisme yang menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologic
dan kimiawi.
• Faktor mekanik : gesekan dan tekanan akibat pemakaian terus menerus
suatu alat sering menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi dan uklus.
• Faktor fisik : factor lingkungan misalnya panas, lembab, dingin, asap,
tumbuh–tumbuhan, kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat
menyebabkan berbagai kelainan kulit. Reaksi fototoksik dan foto alergik
dapat juga terjadi akibat pajanan tertentu.
• Faktor biologik : bakteri, ragi, jamur, virus, dan parasit dapat
menimbulkan penyakit kulit primer pada lingkungan pekerjaan. Infeksi
bacterial skunder dapat merupakan komplikasi suatu erupsi eksematosa.
• Factor kimiawi : zat kimia merupakan penyebab tersering suatu
dermatosis akibat kerja, dan biasanya digolongkan menurut pengaruhnya
pada permukaan kulit sebagai iritan atau sensitizer.
Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :
- Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic
- Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan
organic, deterjen
- Zat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali
- Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida
- Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng’
- Zat penghidrolisa : senyawa kalsium
- Zat pereduksi : asam oksalat, asam format
- Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum
- Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi matahari,
radiasi berion
Pada orang yang peka, suatu reaksi alergik dapat terjadi setelah
terpajan dengan zat kimia. Keadaan ini sangat khas dan penyebabnya adalah
reaksi hipersensitivitas. Gejala klinis reaksi ini tidak terjadi pada pajanan
pertama, tetapi timbul setelah melewati periode sensititasi sekitar 2 minggu
dan pajanan berikutnya menyebabkan dermatitis kontak eksematosa. Alergen
industry sangat banyak jumlahnya dan bersifat khas untuk setiap industry.
Allergen yang paling sering ialah garam nikel, kromat alkali, etilendiamin,
senyawa air raksa, resin (epoksi, fenolformaldehid), dinitroklorobenzen,
parafenilendiamin.

5. Bagaimana gejala dermatitis kontak?


Jawab :
Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak
langsung dengan alergen, walaupun beberapa kasus yang berat dapat
mengenai daerah di luar yang berkontak langsung atau meluas ke seluruh
tubuh. Terkadang alergen berpindah dari jari tangan, sehingga daerah yang
tidak terpikirkan akan terkena seperti daerah kelopak mata atau kemaluan.
Gejala dan tanda dematitis kontak antara lain:
• Bintik-bintik atau benjolan kemerahan
• Gatal dan bengkak
• Keluar cairan dari kulit yang terkena atau timbul lenting-lenting dan bula
pada kasus yang berat
6. Bagaimana penanganan jika ada yang terkena dermatitis kontak?
Jawab :
Hal paling penting dalam penanganan dermatitis kontak adalah
mengidentifikasi penyebab iritasi dan kemudian menghindarinya. Bila hal ini
dilakukan, dibutuhkan waktu dua sampai empat minggu untuk pemulihan
iritasi dan kemerahan pada kulit.
Pada kasus ringan dan sedang, penghindaran bahan iritan (penyebab
iritasi) dan penggunaan krim yang mengandung hidrokortison
(kortikosteroid) dapat membantu mengurangi gatal dan kemerahan di kulit.
Pada kasus yang berat, obat yang diminum jenis kortikosteroid dan
antiradang diperlukan untuk mengurangi peradangan dan gatal

7. Bagaimana pencegahan dermatitis kontak?


Jawab :
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit kulit akibat kerja (dermatitis
kontak akibat kerja) maka perawatan dan perlindungan kulit sangat penting.
Program perlindungan kulit ini tidak hanya melibatkan pekerja tapi juga
pemberi kerja sebagai penyedia sarana. Yang juga penting adalah kertelibatan
peraturan atau perundang-undangan.
Program perawatan kulit sebaiknya diikutsertakan dalam program
pendidikan, memuat informasi tentang kulit sehat dan penyakit kulit yang
terkait dengan pekerjaan. Juga pengenalan diri penyakit kulit dan kegunaan
prosedur perlindungan. Sebagai contoh, program perlindungan kulit pada
pekerja di ”pekerjaan basah.” Yakni, mencuci tangan dengan air biasa, lalu
bilas dan keringkan tangan dengan sempurna setelah mencuci. Karena kulit
yang tidak dilindungi lebih mudah terkena iritasi, maka disarankan memakai
sarung tangan untuk melindungi kulit terhadap air, kotoran, deterjen, sampo,
dan bahan makanan.
Yang juga penting diperhatikan, hindari pemakaian cincin selagi
bekerja. Karena, dermatitis umumnya dimulai pada jari yang memakai cincin
sebagai reaksi terhadap iritan yang terjebak di bawah cincin. Pemakaian jenis
disinfektan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tempat kerja. Sebab,
umumnya disinfektan bersifat iritan dan turut berperan terhadap
perkembangan menjadi dermatitis kontak di tangan.
Cara lainnya, gunakan pelembab sewaktu bekerja, atau setelah
bekerja. Pilih pelembab yang banyakmengandung lemak dan bebas parfum,
serta bahan pengawet berpotensi alergenik terendah. Pelembab terbukti dapat
mempermudah regenerasi fungsi sawar kulit dan kandungan lemak
berhubungan dengan kecepatan proses regenerasi tersebut. Pelembab
sebaiknya dipakai di seluruh tangan, termasuk sela jari, ujung jari, dan
punggung tangan.
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak dengan
bahan yang telah disebutkan di atas. Strategi pencegahan meliputi:
- Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila
dilakukan secepatnya, dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen
dari kulit.
- Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga
untuk menghindari kontak dengan bahan pembersih.
- Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan
untuk menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan.

8. Siapa saja orang yang beresiko terkena dermatitis kontak?


Jawab :
Pekerja yang sering terkena ialah pekerja yang memakai alat yang
dilapisi nikel (penata rambut, tukang jahit, pekerja kantor, sering memegang
uang logam), pekerja percetakan, pekerja semen, pekerjaan yang
berhubungan dengan tanaman dan serbuk-sarinya (petani, tukang kebun,
perangkai bunga, pengunjung taman bunga, pembangun jalan, ahli
kehutanan), pekerjaan yang berhubungan dengan kayu (tukang tebang,
tukang kayu dan perabot, pekerja yang memakai kayu dalam pekerjaannya),
pekerjaan yang berhubungan dengan sayur-mayur(tukang masak, penjual
sayur), pekerjaan yang berhubungan dengan Terpentin/balsam yang berasal
dari pinus (tukang cat, tukang ukir, litografer, pekerja kebersihan yang
memakai terpentin sebagai pelarut), pekerja batik, tukang batu, pekerja
industri elektronik dan lain-lain.

9. Perusahaan apa saja yang pekerjanya dapat terkena dermatitis kontak?


Jawab :
Industri karoseri mobil, pabrik penyamakan kulik, pertambangan
nikel, usaha jasa laundry, pekerjaan konstruksi dan industri lain yang terpajan
dengan senyawa yang mengandung krom misalnya cat warna kuning atau
hijau, bahan fotografi dan percetakan, pabrik semen, usaha rangkaian bunga,
pabrik kayu, industri batik, industri plywood, industri elektronik, dan lain-
lain.
DERMATOMIKOSIS

1. Apa definisi dari dermatomikosis?


Jawab :
 Dermatomikosis merupakan penyakit jamur pada kulit yang secara medis
disebut juga dengan mikosis superfisialis (bagian permukaan kulit).
Sedangkan dari berbagai jenis dermatomikosis yang sering mengenai
manusia, dikenal dengan kelompok dermatofitosis yang di Indonesia
dikenal dengan kurap / kadas. Sedangkan panu masuk dalam kategori
dermatomikosis yang nondermatofitosis.
 Beberapa dermatomikosis yang bias merupakan kelainan akibat kerja
 Dermatomikosis superfisial:
• Kandidosis
• Pitiriasis versikolor
• Dermatofitosis
 Dermatomikosis profunda (jarang) : Sporotrikosis

2. Apa penyebab dari dermatomikosis?


Jawab :
Penyebab dari dermatomikosis adalah jamur.
• Komensal pada tubuh : Candida, Malassezia
• Non komensal : dermatofita, jamur kapang (mold) lain

3. Bagaimana prevalensi dermatomikosis di Indonesia?


Jawab :
Di indonesia prevalensi dermatomikosis kecil karena banyak kasus yang tidak
dilaporkan.
4. Bagaimana mekanisme terjadinya dermatomikosis pada tempat kerja?
Jawab :
Jamur pada umumnya non patogen, tetapi:
• Adanya faktor predisposisi dan presipitasi memicu infeksi, misalnya:
paronikia kandidosis pada pekerja basah.
• Adanya trauma untuk jamur ke dalam kulit, misalnya: sporotrikosis pada
pekerja tambang.
• Adanya sumber penularan di lingkungan kerja, misalnya: tinea pedis di
asrama tentara.

5. Bagaimana gejala dermatomikosis?


Jawab :
- Tinea kutaneus biasanya mempunyai tepi berskuama, eritematus dan
meninggi, berbentuk lingkaran (cincin) dan gatal.
- Pada panu, muncul bercak bersisik halus yang berwarna putih hingga
kecokelatan bisa pada daerah mana saja di badan termasuk leher dan
lengan. Biasanya menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher,
muka dan kulit kepala yang berambut.
- Infeksi jamur kulit ini biasanya juga menyerang kaum wanita. Ia terjadi
dalam kulit dan vagina hingga mengalami pertumbuhan setelah mengalami
rangsangan, yang menyebabkan infeksi. Jamur dapat mengiritasi lebih dari
satu kali. Dengan ditandai antara lain, adanya penebalan, putih, dadih
seperti kotoran, peradangan, serta sakit selama buang air kecil atau
sewaktu hubungan seksual.

6. Bagaimana penanganan jika ada yang terkena dermatomikosis?


Jawab :
- Tinea biasanya diterapi dengan obat topical
- Griseofulvin tablet hanya efektif pada dermatofit
- Nistatin hanya efektif pada Candida
- Mikonazol topikal dan ketokonazol sistemik efektif untuk dermatofit dan
candida.
- Durasi terapi 1 bulan dengan derivat azol

Dermatofitosis
• Sistemik (diberikan bila lesi luas)
Griseofulvin micronized 500 – 1000mg sehari selama 2 – 6 minggu
• Topikal
Kombinasi asam salisilat 3% dengan asam benzoat 6%

7. Bagaimana pencegahan dermatomikosis?


Jawab :
 mengeliminasi faktor predisposisi dan presipitasi di tempat kerja
 menggunakan APD pada saat bekerja

8. Siapa saja orang yang beresiko terkena dermatomikosis?


Jawab :
Orang-orang yang beresiko terkena dermatomikosis adalah orang-orang yang
bekerja di tempat-tempat basah dan lembab karena tempat-tempat tersebut
yang memungkinkan munculnya jamur.

9. Perusahaan apa saja yang pekerjanya dapat terkena dermatomikosis?


Jawab :
Perusahaan yang pekerjanya dapat terkena dermatomikosis adalah pekerja
tambang, pekerja pada pabrik sepatu. Sedangkan tempat kerja lain yang
pekerjanya berpotensi terkena dermatomikosis adalah asrama tentara.
PIODERMA

1. Apa definisi dari pioderma?


Jawab :
Pioderma superfisial dapat berbentuk impetigo atau furunkel. Furunkolis
yang
menyatu membentuk kurbunkel. Bentuk lain pioderma diantaranya folikulitis,
ektima, selulitis, flegmon, pionikia.
Berbagai bentuk pioderma :
1.Impetigo
Impetigo ialah pioderma superfisialis ( terbatas pada epidermis ). Terdapat 2
bentuk ialah impetigo krustosa dan impetigo bulosa.
2.Folikulitis
Merupakan radang folikel rambut yang biasanya disebabkan Staphylococcus
aureus.
3.Furunkel/Karbunkel
Merupakan radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari pada sebuah
disebut Furunkulosis, Karbunkel merupakan kumpulan Furunkel. Biasanya
disebabkan oleh Stapyhlococcus aureus, keluhan biasanya nyeri.
4.Ektima
Ektima ialah ulkus superfisial dengan krusta di atasnya disebabkan infeksi
oleh Streptococcus.
5.Pionika
Radang disekitar kuku oleh piokokus, disebabkan oleh Staphylococcus aureus
dan streptococcus B hemolyticus, biasanya didahului dengan trauma atau
infeksi.
6.Erisipelas
Ialah penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh Streptococcus, gejala
utamanya ialah eritema berwarna merah cerah, biasanya disebabkan oleh
Streptococcus B hemolyticus.
7.Selulitis
Etiologi, gejala konstitusi, tempat predileksi, kelainan pemeriksaan
laboratoriksama dengan erisipelas. Kelainan kulit berupa infiltrate yang difus
di subkutan dengan tanda-tanda radang akut.
8.Flegmon
Merupakan selulitisyang mengalami supurasi. Terapinya sama dengan
selulitis hanya ditambah insisi.
9.Ulkus Piogenik
Berbentuk ulkus yang gambaran klinisnya tidak khas disertai pus di atasnya.
Dibedakan dengan ulkus lain yang disebabkan oleh kuman negative-Gram,
oleh karena itu perlu dilakukan kultur.

2. Apa penyebab dari pioderma?


Jawab :
Impetigo umumnya disebabkan oleh Streptococcus batahaemoliticus,
sedangkan furunkel oleh Staphylococcus aureus.
Beberapa faktor perdisposisi umumnya daya tubuh (anemia, kurang gizi,
diabetes melitus) atau adanya kelainan kulit yang dapat mempercepat
terjadinya pioderma.

3. Bagaimana prevalensi pioderma di Indonesia?


Jawab :
Data jumlah kunjungan pasien ke poliklinik Divisi Dermatologi Anak
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK) Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia / RS Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) selama
tahun 2002 terdapat 328 kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan baru
menunjukkan pasien pioderma primer terbanyak secara berturut-turut adalah
furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15,0%), impetigo vesikobulosa
(14,02%), dan ektima (11,59%).
4. Bagaimana mekanisme terjadinya pioderma?
Jawab :
Bakteri masuk kedalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis yang
tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri, pada keadaan yang berat
dapat disertai demam, malaise, mual dan muntah. Setelah dua sampai empat
hari terjadi proses supurasi dan terbentuk abses yang dapat diketahui dengan
terjadinya fluktuasi, ada bagian tengah lesi terdapat bintik kekuningan yang
merupakan jaringan nikrotik yang disebut mata bisul (core).

5. Bagaimana gejala pioderma?


Jawab :
1.Demam / Panas
2.Adanya Nodul
3.Mual, Muntah
4.Krusta
5.Nyeri
6.Gatal-gatal
7.Radang
8.Papul dan Prustul

6. Bagaimana penanganan jika ada yang terkena pioderma?


Jawab :
1. Sistematik
Berbagai obat dapat digunakan sebagai pengobatan pioderma. Berikut ini
disebutkan contoh-contohnya :
a. Penisilin G prokain dan semisntetiknya
1) Penisilin G prokain
Dosisnya 1,2 juta per hari, i.m. obat ini tidak dipakai lagi karena tidak
praktis, diberikan i.m. dengan dosis tinggi dan makin sering terjadi
syok anafilaktik
2) Ampisilin
Dosisnya 4 x 500 mg, diberikan sejam sebelum makan.
3) Amoksilin
Dosisnya sama dengan ampisilin, kelebihannya lebih praktis karena
dapat diberikan setelah makan. Juga cepat diabsorbsi dibandingkan
dengan ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
4) Golongan obat penisilin resisten-penisilinase
Yang termasuk golongan ini, contohnya: oksasilin, kloksasilin,
dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3 x 250 mg per hari
sebelum makan. Golongan obat ini mempunyai kelebihan karena juga
berkhasiat bagi Stahylococcus aereus yang telah membentuk
penisilinase.

7. Bagaimana pencegahan pioderma?


Jawab :
Pencegahan pioderma meliputi :
1. Menjaga kebersihan dengan mandi tiap hari
2. Jangan menggaruk apabila kulit terasa gatal
3. apabila kulit cedera, teriris atau luka, oleskan cairan antibiotika.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa penyebab spesifik dermatomikosis pada pekerja?
Jawab :
Penyebab spesifik dermatomikosis pada pekerja adalah jamur.
• Komensal pada tubuh : Candida, Malassezia
• Non komensal : dermatofita, jamur kapang (mold) lain
• Adanya faktor predisposisi dan presipitasi memicu infeksi, misalnya:
paronikia kandidosis pada pekerja basah.
• Adanya trauma untuk jamur ke dalam kulit, misalnya: sporotrikosis pada
pekerja tambang.
• Adanya sumber penularan di lingkungan kerja, misalnya: tinea pedis di
asrama tentara.

2. Apa yang dimaksud dengan furunkile?


Jawab :
Furunkile atau bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan kecil berwarna
kemerahan, kemudian membesar dan berisi nanah dan kepala berwarna putih
kekuningan di tengahnya. Jangan memencet atau menusuk bisul karena
kuman dapat menyebar ke daerah lain. Gangguan ini dapat tumbuh di semua
bagian tubuh.

3. Bagaimana mekanisme pioderma?


Jawab :
Bakteri masuk kedalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis yang
tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri, pada keadaan yang berat
dapat disertai demam, malaise, mual dan muntah. Setelah dua sampai empat
hari terjadi proses supurasi dan terbentuk abses yang dapat diketahui dengan
terjadinya fluktuasi, ada bagian tengah lesi terdapat bintik kekuningan yang
merupakan jaringan nikrotik yang disebut mata bisul (core).

Anda mungkin juga menyukai