KERJA
4
Penyebab : Biologi, Kimia, Fisik
Faktor pendukung :
– Lingkungan kerja : suhu, kelembaban,
tekanan udara, polusi, suasana hub
kerja
– Pekerjaan : Jenis pekerjaan
– Keadaan individu : Keadaan umum,
keadaan kulit, higiene, pengalaman
kerja, kepribadian
5
SPECTRUM OCCUPATIONAL
DERMATOSIS
Dermatitis kontak paling sering
>90% dermatosis
Utrikaria kontak
Gangguan pigmen & kanker kulit
jarang.
6
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Histopatologi
Test tempel terbuka
Test tempel tertutup
7
PENGGOLONGAN PENYEBAB
DAK
BIOLOGI
piodermi, dermatomikosis, tuberkulosiss
kulit, peny virus, dermatitis venenata,
skabies,larva migrans, insect bite
FISIK
miliaria, sengatan matahari, dermatitis
fotokontak, hgipopigmentasi,
hiperpigmentasi, urtikaria, sengatan suhu-
dingin
KIMIA
8
Jenis Penyakit kulit akibat kerja
Dalam beberapa laporan bahwa dari 1727
kasus penyakit kulit akibat kerja telah
dikonfirmasi ke departemen tenaga kerja,
di Singapura antara 1983 - 1987,
dermatitis kontak paling sering terjadi.
Dilaporkan terdapat 86% dari semua
kasus.
Dermatitis kontak iritan paling banyak
(56%) kemudian dermatitis kontak alergi
(39%). Kasus yang paling sedikit adalah
dermatitis non-kontak (5%), seperti
penyakit kulit, miliaria dan folikulitis (Goh,
1987).
Sebagian besar pekerja terkena efek
konstruksi (30%), logam dan tehnik mesin
(21%), listrik dan elektronik (16%),
transportasi (6%) serta makanan di tempat
kerja (4%).
Spectrum Penyakit Kulit Akibat
Kerja
Dermatitis
Dermatitis atau eczema adalah inflamasi
terhadap kulit dengan karakteristik
morfologi dari beberapa penyebab.
Healthcare Industry
Irritants : Water, soaps, detergents, solvents, resins,
disinfectants, antiseptics, medicaments
Allergens : Gloves, medicaments, antiseptics, disinfectants,
metals, formaldehyde, preservatives, resins
Table 5.4 (Cont’d)
Industri transpor
Irritants : Cutting fluids, minyak, grease,
pembersih, metal, pembersih tangan dan
fiberglass.
Allergens: Cutting cairan dan minyak, sarung
tangan atau boot, welding fumes, resins, metals,
barrier creams, woods
Woodworking and Furniture Making Industries
Irritants : Wood dust, resins, soaps and
detergents, solvents, oils, turpentine, lacquer,
polishes
Allergens :Woods, plants, gloves, resins,
formaldehyde, wood preservatives, turpentine
Managemen penyakit kulit akibat
kerja
Pendekatan diagnosis berdasarkan
penyakit kulit akibat pekerjaan
Diagnosispenyakit kulit akibat kerja tidak
hanya memerlukan pengetahuan yang baik
tentang dermatologi tapi juga dapat memberi
informasi saat pelaksanaan, materi dan
kebiasaan. Pada klinik penyakit kulit akibat
kerja (dermatitis, acne atau kanker kulit)
sama dengan tidak didapatkan penyakit kulit
akibat kerja
Catatan tempat kerja dan judul pekerjaan
Hal ini meliputi fakta-fakta pada jenis
industri, alamat perusahaan, nomor
telepon, dan nama supervisor (jika ada
informasi yang dibutuhkan lebih lanjut)
Faktor yang berkaitan dengan penyakit
kulit akibat kerja
Penyakit kulit yang terdahulu, misalnya
kapan timbulnya rash, lokasi primer, lokasi
tersebar (jika ada), hal ini berhubungan
dengan riwayat pekerjaan, misalnya waktu
terjadinya.
Occupational Faktor personal
Penyalahgunaan tehnik dan bahan dapat
menjadi penyebab penyakit kulit akibat
kerja. Para pekerja ditanya bagaimana
memegang bahan materi. Perlindungan
harus dipake para pekerja. Jenis
perlindungan dan bahan terbuat dari
bahan aman, bagaimana penggunaan dan
pemeliharaan (untuk menetukan apakah
ada kesalahan yang dilakukan) harus di
catat.
Other general aspect of history
taking
Riwayat pekerjaan atau lingkungan
Sejarah pekerjaan untuk menghilangkan
masalah yang muncul
Tambahan informasi dan follow up
Pemeriksaan klinis
Managemen penyakit kulit akibat
kerja
Managemen penyakit kulit akibat kerja
tergantung dari morphologi dan
penyebabnya. Suatu diagnosa akurat
penting untuk dilakukan.
Penatalaksanaan Khusus
Para pekerja harus menghindar dari bahan
alergen segera jika dermatitis semakin
memberat. Perubahan pekerjaan untuk
sementara kemungkinan diperlukan. Jika
sangat berat pekerja bisa istirahat atau
masuk rumah sakit. Bekerja dengan
dermatitis ringan didukung untuk tetap
melakukan pekerjaannya dengan
menggunakan alat perlindungan diri dan
disarankan untuk tetap melakukannya.
Penyebab kronik dari dermatitis akibat
kerja, yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal :
49
DKI AKUT
Iritan kuat asam & alkali kuat, atau
pelarut DKI akut semua individu
Iritan lemah mis detergent individu yg
rentan ssdh kontak berulang
DKI akut kecelakaan dan kebiasaan
kerja yg buruk (tdk pakai glove/ boot/
apron)
DKI akut dpt dicegah pekerja tdk
usah pindah kerja
50
AKNE AKIBAT KERJA
KLOR AKNE
COALTAR AKNE
CUTTING OIL AKNE
AKIBAT SINAR MATAHARI
AKIBAT SINAR X
51
AKNE KLOR
Timbul setelah pajanan 1 – 5 bulan.
dg senyawa hidrokarbon aromatik
berklor.
Lokasi akne area tertututp dan
terbuka pakaian kerja
Bentuk 1 lesi hiperpigmentasi,
komedo dan kista.
52
AKNE COALTAR
Timbul 1-2minggu pajanan
Dg tar murni
Lokasi area yg tertutup pakaian
kerja.
Lesi 1 bentuk hiperpigmentasi,
komedo dan kista
53
AKNE-CUTTING OIL
Oil yg larut atau tdk larut
Timbul setelah 3 bulan pajanan.
Lokasi terutama ekstensor lengan & paha
bgn dalam folikulitis, furunkel,
karbunkel
54
Preventive management
Product or chemical substution
Engineering and hygienic control
– Closed system for mixing/ transfer
– Ventilation system
Personal protective measure --> PPE
+Protective barrier cream.
Persoal hygiene
Administrative control and proactive
management
55
Treatment
Local topical
Sedation + antihistamin
Systemic steroid
56
Prognosis
Persistent dermatitis chromium and
nickel terutama atopic + pengobatan
tertunda
Occup contact dermatits 8 tahun (Aus)
57