Anda di halaman 1dari 57

PENYAKIT KULIT AKIBAT

KERJA

DR. Sultan Buraena, MS,


SpOk
Pendahuluan
Kelainan kulit akibat kerja didefinisikan
sebagai kelainan kulit yang abnormal
akibat kerja yang langsung mempengaruhi
atau faktor kontributor. (lane dkk, 1942)
Kelainan kulit akibat kerja sangat
signifikan yang dapat menyebabkan
produktifitas seseorang menurun dan tidak
hadir di tempat kerja.
Epidemiologi kelainan kulit akibat
kerja
Berdasarkan data dari Bureau of Labour Statistics
(USA) survei tahunan menunjukkan kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja dari tahun
1973 sampai 1984 menunjukkan bahwa penyakit
kulit akibat kerja berkurang.
Selama periode 1973 -1984 insiden penyakit kulit
akibat kerja sekitar 16.2/10.000/ tahun sampai
6.3/10.000/tahun disemua industri dan dari
31.2/10.000/tahun sampai 12.3/10.000/tahun di
divisi manufaktur . (Mathias and Morrison,1988).
DERMATOSIS AKIBAT KERJA
Masalah
– Kurang/ hilangnya waktu kerja 
produktivitas menurun
– Kurangnya data prevalensi DAK  sulit
mengetahui besarnya permasalahan
Definisi
Setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja Permen
TK No., 01/ Men/ 1981

4
Penyebab : Biologi, Kimia, Fisik
Faktor pendukung :
– Lingkungan kerja : suhu, kelembaban,
tekanan udara, polusi, suasana hub
kerja
– Pekerjaan : Jenis pekerjaan
– Keadaan individu : Keadaan umum,
keadaan kulit, higiene, pengalaman
kerja, kepribadian

5
SPECTRUM OCCUPATIONAL
DERMATOSIS
Dermatitis kontak  paling sering 
>90% dermatosis
Utrikaria kontak
Gangguan pigmen & kanker kulit 
jarang.

6
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Histopatologi
Test tempel terbuka
Test tempel tertutup

7
PENGGOLONGAN PENYEBAB
DAK
BIOLOGI
piodermi, dermatomikosis, tuberkulosiss
kulit, peny virus, dermatitis venenata,
skabies,larva migrans, insect bite
FISIK
miliaria, sengatan matahari, dermatitis
fotokontak, hgipopigmentasi,
hiperpigmentasi, urtikaria, sengatan suhu-
dingin
KIMIA
8
Jenis Penyakit kulit akibat kerja
Dalam beberapa laporan bahwa dari 1727
kasus penyakit kulit akibat kerja telah
dikonfirmasi ke departemen tenaga kerja,
di Singapura antara 1983 - 1987,
dermatitis kontak paling sering terjadi.
Dilaporkan terdapat 86% dari semua
kasus.
Dermatitis kontak iritan paling banyak
(56%) kemudian dermatitis kontak alergi
(39%). Kasus yang paling sedikit adalah
dermatitis non-kontak (5%), seperti
penyakit kulit, miliaria dan folikulitis (Goh,
1987).
Sebagian besar pekerja terkena efek
konstruksi (30%), logam dan tehnik mesin
(21%), listrik dan elektronik (16%),
transportasi (6%) serta makanan di tempat
kerja (4%).
Spectrum Penyakit Kulit Akibat
Kerja
Dermatitis
Dermatitis atau eczema adalah inflamasi
terhadap kulit dengan karakteristik
morfologi dari beberapa penyebab.

Dermatitis ditandai dengan adanya


kemerahan pada kulit, pembengkakan,
adanya benjolan kecil dan oozing di
beberpa nega maju
Dermatitis Kontak Iritan
Iritasi merusak bagian kulit yang terkena
dengan bahan iritan.

Dermatitis kontak iritan adalah


klasifikasi dari dermatitis iritan aut atau
adanya reaksi menyebabkan dermatitis
kontak iritan.
A. Dermatitis Kontak Iritan
Adanya bahan iritan yang kuat, misalnya
konsentrawsi acid, alkali atau larutan lain
yang dapat menyebabkan dermatitis
kontak iritan yang baru terkena ataupun
berulang.
Di tempat kerja, kasus dermatitis iritan
sering terjadi karena kecelakaan atau
akibat kerja yang terkait dengan
kebiasaan., misalnya penggunaan sarung
tangan, sepatu boot atau menunjukkan
penanganan iritasi akut.
B. Kumulatif Dermatitis kontak iritan
jenis dari dermatitis kontak iritan
disebabkan karena kulit erkontaminasi
terus dengan bahan iritan. Perjalanan dari
pemaparan pertama dengan bahan iritan
dan tampak adanya dermatitis dari bulan
ke tahun dengan frekuensi kontak dan
kerentanan host.
Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi merupakan reaksi
imunologi terhadap kulit karena adanya
kontak dengan bahan iritan.
Tes Patch
Tes Patchadalah tes untuk mendiagnosa
dermatitis kontak alergi. Prosedur dilakukan
untuk identifikasi terhadap bahan alergi
penyebab dermatitis. Tes Patch harus
dilakukan oleh orang yang sudah
berpengalaman untuk menghindari hasil tes
yang positif dan atau negatif palsu.
Jenis Lain Gangguan Kulit terhadap
lingkungan
Dermatitis kontak Phototoxic
Substansi phototoxic adalah substansi yang
menyerap sinar ultra violet dan menyebabkan
kulit mengalami inflamasi, misalnya substansi
phototoxic termasuk medicaments, bahan kimia
industri dan plantresins.
Dermatitis kontak Photoallergic
Dermatitis kontak Photoallergic seperti halnya
dengan dermatitis kontak alergi, adalah suatu
mekanisme imunologi. Alergen atau bahan iritan
akan aktif bila terkena dengan sinar ultra violet.
Urtikaria
Urtikaria adalah dermatitis yang timbul
segera setelah kulit terkena dengan bahan
alergi. Urtikaria kemungkinan reaksi
imunologi (reaksi tipe 1 hypersensitivitas)
atau bukan merupakan reaksi imunologi.
Penyebabnya kemungkinan karena
makanan (telus, seafood dan sayuran),
gigitan serangga (gigitan caterpillar)
Tumbuhan dan rempah-rempah (misalnya
rumput laut, tymun dan cabe rawit), parfum
dan flavourrings such as Balsam dari Peru
dan minyak kayu manis, beberapa obat
(misalnya antibiotik), logam (kobalt),
beberapa preservatives (egformaldehyde
dan asam benzoic) dan bahan dari karet
(misal sarung tangan)
Penyakit Kulit Akibat Kerja
Acne and Folliculitis
Sering terjadi pada orang yang sering terkena
minyak, greases dan bahan-bahan lainnya yang dapat
menimbulkan acne vulgaris, dengan karakteristik
terbuka dan komedo tertutup dan pada wajah tampak
bentuk cystik dan berwarna kuning. Hal ini sering
terlihat pada pada anak remaja yang sering terpapar
minyak makan dan makanan siap saji.
Beberapa individu terpengaruh terhadap komedo,
kistik kekuning-kuningan, milia dan papul. Pada
awalnya tampak daerah malar “crow’s feet” kemudian
seluruh wajah, leher, telinga, bahu, perut dan
genitalia. Blephatitis bisa terjadi. Hal ini terjadi karena
penggunaan tahan panas.
 Vitiligo akibat kerja
Vitiligo akibat kerja dapat ditegakkan dari
bidang depigmentasi dari bagian
mempunyai hubungan dengan bahan kimia
depigmentasi. Dapat disebabkan oleh
hydroquinon, monobenzyl ether dari
hydroquinone dan monomethyl ether dari
hydroquinone. Kadang-kadang dermatitis
kontak alergi disebabkan karena bahan
yang digunakan. Bidang depigmentasi
menunjukkan repigment yang lambat jika
tak terjadi kontak .
Granulomas
Substansi asing penetrasi pada kulit
menimbulkan garanulomas, tampak papul
gamblang nodular berbagai ukuran yang
terlihat dengan mengukur diameter milimeter
samapai sentimeter. granulomas pada
bagian tubuh luar dapat disebabkan oleh
sutra, nilon, parafin, tanaman, talek, dan
substansi lainnya. Allergic granulomas telah
dipicu oleh Zirconium, berili, dan pigmen tatto.
Infeksi granulomas terkait dengan
sporotrichosis. Human rambut dapat
menimbulkan reaksi dalam hairdressers,
hewan juga menyebabkan rambut
granulomas.
Occupational Skin Neoplasma

Terdapat tiga jenis utama kanker kulit sel


squamous dan sel baasal carcinoma, yang
berasal dari keratinocytes dalam epidermis
dan melonomans maignan. pembentukan sel
kanker timbul di kulit yang sering terpapar
dengan sinar UV. Sel Squamous dan sel basal
dapat terjadi dari eksposur ke ionizing
radiation. relatively dosis tinggi yang diberikan
atas waktu singkat dan berulang , dosis
rendah selama jangka waktu yang panjang
mungkin yg menyebabkan kanker.
 Kanker Kulit

Kanker kulit dapat diperoleh dari lingkungan


yang carcinogens (seperti sinar ultraviolet,
polycyclic hidrokarbon aromatik, dan Arsenic)
terpapar bertahun-tahun. Pada negara seperti
Singapura terdapat undang-undang tentang
peraturan praktek dokter spesialis untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan dari kulit
ke layar terutama untuk diagnosis kanker kulit
pada pekerja yang besar kemungkinan
terkena bahan carcinogens seperti Arsenic,
tar, pitch, dan bitumen kreosot.
Industri dan Resiko bahaya
kerja
Beberapa pekerja mempunyai faktor
resiko tinggi terhadap penyakit kulit
lainnya akibat kerja. Pada tabel 5.4 ada
beberapa industri yang mempunyai faktor
resiko tinggi dan beberapa pekerja
mempunyai pekerjaan yang harus
diselesaikan dan allergen (Goh, 1990)
Table 5.4 Common Irritants and Allergens in Some
Industries
Industri pertanian dan Horticulture
Irritants : Kotoran hewan, fertilisers, solvents, tanaman , minyak,
desinfektan, peptisida
Allergens: tanaman, sarung tangan (rubber, chromates), kotoran
binatang (antibiotics, preservative, vegetables), antibiotics,
pesticides, disinfectants, wood and its preservatives
Chemical and Pharmaceutical Industry
Irritants :Chemicals, acids, alkalis, solvents, water, detergents, surfactants
Allergens :Semua bahan kimia dan medikamnet, sarung tangan dan
masker (rubber chemicals)
Industri bangunan dan konstruksi
Irritants : Semen (alkalis), debu kayu, wood preservatives, fibreglass,
solvents, oils, pitch, tar, paints
Allergens : semen (chromates, cobalt), rubber gloves/boots, leather
gloves/boots (chromates, PTBPF, resins) epoxy resins,
woods, paints
Table 5.4
Industri Electronics dan listrik
Irritants : Solvents, soldering fluxes, acids, alkalis, resins, fibreglass,
metallic salts
Allergens : Resins (e.g. epoxy, acrylates, isocyanates,
formaldehyde resins), soldering fluxes (amines and
colophony), metals (nickel, chromates and cobalt),
gloves/cots
Electroplating Industry
Irritants : Acids and alkalis (metal cleaners, pickling and,
solutions), chromic acid fumes, cleansers
Allergens : Metals and their salts, gloves, boots, aprons
Metal and Engineering Industries
Irritants : Cutting fluids, solvents, abrasives, metal slivers, grease,
oils, hand cleansers
Allergens : Cutting fluids (metals, biocides, antioxidants,
fragrances, resins), barrier creams, gloves
Table 5.4
Industri makanan
Irritants : Sayuran dan jus (enzymes, acids, alkalis), air dan
sabun, agen ada memang.
Allergens : Foods (vegetables, seafood, salad dressings, meat,
fruits, flavouring agents), gloves,
antioxidants, preservatives, utensils (nickel)
Hairdressing Industry
Irritants : Shampoos, permanent wave solutions, water
Allergens : Nickel, formaldehyde, hair dyes, fragrances and
preservatives, gloves

Healthcare Industry
Irritants : Water, soaps, detergents, solvents, resins,
disinfectants, antiseptics, medicaments
Allergens : Gloves, medicaments, antiseptics, disinfectants,
metals, formaldehyde, preservatives, resins
Table 5.4 (Cont’d)
Industri transpor
Irritants : Cutting fluids, minyak, grease,
pembersih, metal, pembersih tangan dan
fiberglass.
Allergens: Cutting cairan dan minyak, sarung
tangan atau boot, welding fumes, resins, metals,
barrier creams, woods
Woodworking and Furniture Making Industries
Irritants : Wood dust, resins, soaps and
detergents, solvents, oils, turpentine, lacquer,
polishes
Allergens :Woods, plants, gloves, resins,
formaldehyde, wood preservatives, turpentine
Managemen penyakit kulit akibat
kerja
Pendekatan diagnosis berdasarkan
penyakit kulit akibat pekerjaan
Diagnosispenyakit kulit akibat kerja tidak
hanya memerlukan pengetahuan yang baik
tentang dermatologi tapi juga dapat memberi
informasi saat pelaksanaan, materi dan
kebiasaan. Pada klinik penyakit kulit akibat
kerja (dermatitis, acne atau kanker kulit)
sama dengan tidak didapatkan penyakit kulit
akibat kerja
Catatan tempat kerja dan judul pekerjaan
Hal ini meliputi fakta-fakta pada jenis
industri, alamat perusahaan, nomor
telepon, dan nama supervisor (jika ada
informasi yang dibutuhkan lebih lanjut)
Faktor yang berkaitan dengan penyakit
kulit akibat kerja
Penyakit kulit yang terdahulu, misalnya
kapan timbulnya rash, lokasi primer, lokasi
tersebar (jika ada), hal ini berhubungan
dengan riwayat pekerjaan, misalnya waktu
terjadinya.
Occupational Faktor personal
Penyalahgunaan tehnik dan bahan dapat
menjadi penyebab penyakit kulit akibat
kerja. Para pekerja ditanya bagaimana
memegang bahan materi. Perlindungan
harus dipake para pekerja. Jenis
perlindungan dan bahan terbuat dari
bahan aman, bagaimana penggunaan dan
pemeliharaan (untuk menetukan apakah
ada kesalahan yang dilakukan) harus di
catat.
Other general aspect of history
taking
Riwayat pekerjaan atau lingkungan
Sejarah pekerjaan untuk menghilangkan
masalah yang muncul
Tambahan informasi dan follow up
Pemeriksaan klinis
Managemen penyakit kulit akibat
kerja
Managemen penyakit kulit akibat kerja
tergantung dari morphologi dan
penyebabnya. Suatu diagnosa akurat
penting untuk dilakukan.
Penatalaksanaan Khusus
Para pekerja harus menghindar dari bahan
alergen segera jika dermatitis semakin
memberat. Perubahan pekerjaan untuk
sementara kemungkinan diperlukan. Jika
sangat berat pekerja bisa istirahat atau
masuk rumah sakit. Bekerja dengan
dermatitis ringan didukung untuk tetap
melakukan pekerjaannya dengan
menggunakan alat perlindungan diri dan
disarankan untuk tetap melakukannya.
Penyebab kronik dari dermatitis akibat
kerja, yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal :

a) Terpapar terus-menerus dengan bahan


alergen
b) Dermatitis yang lama memakan waktu
yang lama dalam proses penyembuhan
karena fungsi kulit mengalami penurunan
c) Komplikasi yang terjadi dari terapi,
misalnya terjadi kontak alergi dengan
pengobatan.
d) Tanpa komplikasi, misalnya adanya
infeksi bakteri sekunder
e) Faktor endogenous misalnya dermatitis
atopic
f) Problem Medico-legal. Pekerja pura-pura
sakit ataubahkan mencederai diri sendiri
untuk mendapatkan kompensasi.
Rehabilitation
Pertimbangan utama dalam rehabilitasi
adalah bagaimana membuat pasien
dengan dermatitis kembali masuk kerja
secepat mungkin dan mencegah
terjadinya relap. Selama masa akkut,
pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan
tapi dokter harus mendukung agar bekerja
kembali.
Semua pekerja dengan dermatitis akibat
kerja secara teoritis preventable. Prinsip
standar pencegahan (foulds and
koh,1990), termasuk subtitusi atau
menghilangkan bahan alergen, isolasi, dan
pencegahan penyakit kulit akibat kerja :
 Barrier Cream
Manfaat dari cream barrier terhadap
penyakit kulit akibat kerja masih
diragukan. Studi lain mengatakan hanya
memberikan perlindungan terbatas.
Cream barrier memiliki keuntungan yaitu
menjaga kesadaran untuk membersihkan
kulit.
 Gloves
Peralatan perlindungan diri (sarung
tangan, alat penutup mata dan boots) jika
dilakukan penanganan dan pencegahan
dengan baik, akan tercapai untuk
mencegah terjadinya penyakit akibat
kerja. Salah satu batasan yang benar
adalah resiko accident. Jenis sarung
tangan harus didasarkan dari bahan yang
ridak mengandung bahan kimia.
Surveillance
Perusahaan terdiri atas petugas, dokter
dan perawat sehingga harus menjaga
surveilance kesehatan. Perusahaan
keamanan petugas, dokter dan perawat
harus menjaga waspada pada surveilans
kesehatan pekerja mereka meminta agar
penyelidikan dan manajemen dari setiap
kejadian dari pekerjaan dermatoses dapat
dilakukan.
Undang-undang
Berbagai negara yang berbeda dokter-
hukum perundang-undangan mengatur
pekerjaan dermatoses.This Mei termasuk
peraturan hukum di lingkungan standars
tentang bahaya yg berhubung dgn kulit,
kulit kebersihan dan mencuci di tempat
kerja, pemberitahuan pekerjaan
dermatoses, s tatutory pemeriksaan
kesehatan, dan kompensasi pekerja .
Conclusi
Kulit merupakan organ yang dipengaruhi
dari suatu pekerjan. Dengan demikian,
melakukan pekerjaan baik untuk
mengetahui epidemiologi, etiologi,
diagnosis, management dermatosis tetap
melakukan pemeriksaan kesehatan
dengan cara profesional.
Occupational dermatoses adalah preventable.the
prinsip preventional, yang merupakan bagian dari
kesehatan jiwa khas suatu bangsa berlatih, harus
diterapkan untuk melindungi kulit dari pekerja sedapat
mungkin.

Ilmu yang telah ada, digunakan karena ini pening.


Umumnya toxic bekerja seperti pembersih. menjadi
semakin dermatotoxicology tertentu important.for
umum toxins kerja seperti pembersih, diketahui bahwa
kulit yang penting adalah rute yang masuk ke sirkulasi
sistemik. adalah bijaksana untuk dicatat "kulit
notations" ketika mereka muncul dalam lingkungan
standars dan sesuai untuk memberikan perlindungan
yg berhubung dgn kulit saya akan tangani.
Thank you …..
JENIS DAK
Dermatitis kontak
– Iritan
– Alergik
Dermatitits kontak foto
– Kontak foto iritan
– Kontak foto allergik
Akne
– Akne klor
– Akne coal tar
– Akne cutting oil 47
JENIS DAK
Dermatomikosis
– Tinea, pitiriasis versiklor
– Kandidosis kulit
Kelainan pigmentasi kulit
– Hipopigmentasi
– hiperpigmentai
Neoplasi kulit
– Karsinoma sel basal
– Karsinoma sel skuamosa
– Melanoma maligna 48
DERMATITIS KONTAK
Iritan  mengurangi kandungan air kulit 
kulit kering  mudah retak  dermatitis
– Ditergen
– Alkalis
– Organic solvent
– Metal working fluids
Alergik  berdasarkan mekanisme
hipersensitivitas tipe IV

49
DKI AKUT
Iritan kuat  asam & alkali kuat, atau
pelarut  DKI akut  semua individu
Iritan lemah  mis detergent individu yg
rentan  ssdh kontak berulang
DKI akut  kecelakaan dan kebiasaan
kerja yg buruk (tdk pakai glove/ boot/
apron)
DKI akut  dpt dicegah  pekerja tdk
usah pindah kerja

50
AKNE AKIBAT KERJA
KLOR AKNE
COALTAR AKNE
CUTTING OIL AKNE
AKIBAT SINAR MATAHARI
AKIBAT SINAR X

51
AKNE KLOR
Timbul setelah pajanan 1 – 5 bulan.
dg senyawa hidrokarbon aromatik
berklor.
Lokasi akne  area tertututp dan
terbuka pakaian kerja
Bentuk 1 lesi  hiperpigmentasi,
komedo dan kista.
52
AKNE COALTAR
Timbul 1-2minggu pajanan
Dg tar murni
Lokasi area yg tertutup pakaian
kerja.
Lesi  1 bentuk  hiperpigmentasi,
komedo dan kista

53
AKNE-CUTTING OIL
Oil yg larut atau tdk larut
Timbul setelah 3 bulan pajanan.
Lokasi terutama ekstensor lengan & paha
bgn dalam  folikulitis, furunkel,
karbunkel

54
Preventive management
Product or chemical substution
Engineering and hygienic control
– Closed system for mixing/ transfer
– Ventilation system
Personal protective measure --> PPE
+Protective barrier cream.
Persoal hygiene
Administrative control and proactive
management
55
Treatment
Local topical
Sedation + antihistamin
Systemic steroid

56
Prognosis
Persistent dermatitis  chromium and
nickel  terutama atopic + pengobatan
tertunda
Occup contact dermatits  8 tahun (Aus)

57

Anda mungkin juga menyukai