Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN UMUM

Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan


keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk
melaksanakan tugas pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing, melatih,
serta mengevaluasi peserta didiknya, agar memiliki sikap dan prilaku yang
diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui cara guru
mengajar di dalam kelas, Untuk mengetahui permasalahan apa yang diperoleh
guru di dalam sekolah, Untuk mengetahui profesionalisasi jabatan guru dalam
mengajar, Untuk mengetahui sikap profesional guru dalam mengajar, Untuk
mengetahui peran guru dalam manajemen pendidikan khususnya dalam kelas.
Guru mengajar dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dengan
model talking stick dan snowball throwing dan metode diskusi ,Permasalahan
yang dialami guru disekolah adalah : Bakri, S.Pd., M.Si. : Pada saat mengajar
diwaktu siang karena pada waktu seperti itu para siswa akan merasa malas belajar
dan tidak akan fokus belajar lagi sehingga kondisi kelas tidak akan kondusif dan
tidak efektif jika guru mengajar dengan metode ceramah, berbeda dengan
mengajar dipagi hari , disaat pagi hari para siswa masih sangat bersemangat untuk
belajar, Sri Ruth Deliana Barus, S.Pd., M.Si. : Menghadapi siswa-siswa yang
bermasalah dan siswa yang sangat terpengaruh akan perkembangan teknologi
sehingga ketika belajar sering ditegur karena bermain gadget. Dari hasil
penelitian yang kami lakukan guru tersebut masih terus belajar untuk terus bisa
menjadi guru yang lebih profesional dengan mengikuti beberapa pelatihan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau
pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah, yaitu profesi pendidik dan profesi
tenaga kependidikan.Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan dua
jenis “profesi” atau pekerjaan yang saling mengisi.Pendidik dengan derajat
profesionalitas tingkat tinggi sekali pun nyaris tidak berdaya dalam bekerja, tanpa
dukungan tenaga kependidikan.Sebaliknya, tenaga kependidikan yang profesional
sekali pun tidak bisa berbuat apa-apa, tanpa dukungan guru yang profesional
sebagai actor langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk di laboratorium
sekolah.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya
termasuk pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasiolitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Guru harus mempunyai cara dalam mengemas pengalaman belajar yang
dirancangnya. Peran seorang guru dalam Pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar
lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang
kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik
akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan
belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia
nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus
menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi
dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja guru yang
menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang
pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh
karena itu agar pendidikan dapat terwujud diperlukan tenaga pendidikan yang
berlatar belakang mengerti akan profesi keguruan. Menjadi guru adalah
menghayati profesi. Apa yang membedakan sebuah profesi, dengan pekerjaan lain
adalah bahwa untuk sampai pada profesi itu seseorang berproses lewat
belajar.“Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan dalam
suatu birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus
untuk jabatan itu serta pelayanan baku terhadap masyarakat profesi, lembaga
pendidikan hanya akan diisi orang-orang yang bernafsu memuaskan kepentingan
diri dan kelompok. Tanpa etika profesi, nilai kebebasan dan individu tidak
dihargai.
Untuk inilah, tiap lembaga pendidikan memerlukan keyakinan normatif bagi
kinerja pendidikan yang sedang diampunya. Sekolah dan guru tidak lagi percaya
dan dipercaya sebagai pendidik dan pengajar. Dengan adanya etika profesi atau
kode etik guru ini diharapkan menjadi guru yang professional. Guru yang
professional adalah guru yang melakukan pekerjaan yang sudah dikuasai atau
telah dibandingkan baik secara konsepsional secara teknik atau latihan. Dari
keterangan di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa profesional guru adalah
seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan dalam latihan khusus di
bidang pekerjaannya dan mampu mengembangkan keahliannya itu secara ilmiah
di samping menekuni bidang profesinya. Oleh karena itu kami menyusun makalah
ini berkaitan dengan hal-hal tentang profesi keguruan.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara guru mengajar di dalam kelas
2. Untuk mengetahui permasalahan apa yang diperoleh guru di dalam
sekolah
3. Untuk mengetahui profesionalisasi jabatan guru dalam mengajar
4. Untuk mengetahui sikap profesional guru dalam mengajar
5. Untuk mengetahui peran guru dalam manajemen pendidikan khususnya
dalam kelas
1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian yang kami lakukan adalah agar peneliti dan
pembaca hasil penelitian ini lebih memahami bagaimana menjadi seorang
yang profesional dalam profesinya.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian profesi


Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan/ menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah,
serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang
khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Guru merupakan pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.
2.2. Ciri-ciri profesi :
a) Profesi memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
b) Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan yang akuntabel atau dapat dipertanggungjawabkan.
c) Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a systematic body of
knowledge).
d) Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota
beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.
Pengawasan terhadap penegakan kode etik dilakukan oleh organisasi
profesi yang bersangkutan.
e) Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada
masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok
memperoleh imbalan finansial atau material.
2.3. Pengertian guru
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.
Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau
dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan
(vocational), yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga
hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga
sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme
2.4. Pengertian Profesi Guru
Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi kependidikan atau keguruan dapat
disebut sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat
kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi tua
(old profession) seperti: kedokteran, hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur.
Selama ini, di Indonesia seorang sarjana pendidikan atau sarjana lainnya yang
bertugas diinstitusi pendidikan dapat mengajar mata pelajaran apa saja, sesuai
kebutuhan/ kekosongan/ kekurangan guru mata pelajaran di sekolah itu, cukup
dengan “surat tugas” dari kepala sekolah. Adapun kelemahan-kelemahan lainnya
yang terdapat dalam profesi keguruan di Indonesia, antara lain berupa: (1) Masih
rendahnya kualifikasi pendidikan guru dan tenaga kependidikan; (2) Sistem
pendidikan dan tenaga kependidikan yang belum terpadu; (3) Organisasi profesi
yang rapuh; serta (4) Sistem imbalan dan penghargaan yang kurang memadai.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh.
Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional,
namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya
dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga
guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan
fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Beberapa para ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai profesi
guru yaitu :
1. Menurut Kartadinata, profesi guru adalah orang yang memiliki latar
belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh
pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh
warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan
keguruan.
2. Makagiansar, M. (1996), profesi guru adalah orang yang memiliki latar
belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh
pendidikan keguruan tertentu.
3. Nasanius, Y. (1998), mengatakan profesi guru adalah kemampuan yang
tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah
mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa peran yang dapat
dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain :
I. Sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan
melatih
II. Pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh
kemampuan kemanusiaan yang dimiliki
III. Sebagai petugas kemasyarakatan dengan fungsi mengajar dan
mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik
4. Galbreath, J. (1999), profesi guru adalah orang yang bekerja atas
panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada
masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani.
Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat
mencerdaskan anak didiknya.
5. Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi guru adalah suatu pelayanan atau
jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.
6. Abin Syamsudin (2000), mengatakan bahwa profesi guru yaitu
kemampuan yang tidak dimiliki orang pada umumnya yang tidak pernah
mengikuti pendidikan keguruan tingkat tinggi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat didefinisikan bahwa
Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan
keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk
melaksanakan tugas pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing, melatih,
serta mengevaluasi peserta didiknya, agar memiliki sikap dan prilaku yang
diharapkan.
2.5.Tugas khusus guru dalam proses pembelajaran tatap muka adalah
sebagai berikut :
1. Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran
2. Tugas menajerial. Menyangkut fungsi administrasi, internal maupun
eksternal.
3. Tugas edukasional. Menyangkut fungsi mendidik.
4. Tugas instruksional. Menyangkut fungsi mengajar.

2.6. Tugas pengajar sebagai pelaksana


Secara umum tugas guru sebagai pelaksana adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi proses belajar mengajar agar
mendapatkan hasil yang baik.
Sedangkan secara khusus tugas guru sebagai pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Menilai kemajuan program pembelajaran
2. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar
sambil bekarja
3. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alal-
alat belajar
4. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas
5. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan atau peserta didik
6. Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu
7. Bertindak sebagai manusia sumber
8. Membimbing pengalaman peserta didik
9. Mengarahkan peserta didik agar mandiri
10. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien.
Untuk menjadi guru yang profesional kita dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar, diantaranya:
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata
pelajaran yang diajarkannya
2. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan
penyesuiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan pesertadidik
3. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru
dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan
peserta didik menjadi jelas
4. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara
individual
5. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam
berfikir
6. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik
7. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran
dengan kenyataan
8. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar peserta didik
9. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan
social
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan
hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan peserta didik.
2.7. Organisasi Profesional Keguruan atau Kependidikan
Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi
kependidikan, sekaligus juga memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi
anggotanya. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pemersatu
Organisasi profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi
profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan
masyarakat pengguna jasa kependidikan.
2. Fungsi peningkatan kemampuan professional
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang
berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah
untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan” peraturan
pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang secara tersirat
mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan
kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan.
Ditegaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 dalam Pasal 42 yang
menyatakan bahwa Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru
b. Memberikan bantuan hukum kepada guru
c. Memberikan perlindungan profesi guru
d. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru
e. Memajukan pendidikan nasional.

1) PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)


Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah
100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah
diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912,
kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada
tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi
kesejahteraan.
2) MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-
pejabat Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-
masing.
3) KKG (Kelompok Kerja Guru)
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam
satu gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja
guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan
kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran.
Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan
keterampilan mengajar, keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi
terhadap kualitas pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi
kelompok kecil dan perorangan.
Selain hal di atas pemerintah juga mengeluarkan kebijakan berupa
kualifikasi akademik dan sertifikasi guru yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang di dalamnya dinyatakan
bahwa guru berhak memeproleh sertifikasi sesuai dengar persyratan yang telah
ditetapkan. Tujuannya adalah agar tercipta guru yang profesional
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : SMA Negeri 2 MEDAN
Waktu : Senin, 17 April 2017

3.2 Subjek Penelitian


Pada penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah Guru pengampuh mata
pelajaran Biologi yaitu bapak Bakri, S.Pd., M.Si. pada kelas XI IPA 2 dan Ibu Sri
Ruth Deliana Barus, S.Pd., M.Si. pada kelas X IPA 5 SMA Negeri 2 Medan.

1.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Wawancara,
Observasi ,dan Ddeskriptif yaitu memberikan gambaran tentang fenomena
tertentu atau aspek tertentu dari masyarakat yang diteliti. Metode wawancara kami
lakukan dengan mewawancari langsung guru yang bersangkutan di ruangan guru
tersebut, Observasi kami lakukan dengan mengamati guru saat mengajar di kelas
X dan XI IPA. Metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data,
tapi meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data tertentu. Setelah metode
ditetapkan, kemudian ditetapkan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan
metode yang dipakai dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah untuk
melihat cara dan keprofesionalan guru dalam mengajar dan apakah guru
menerapkan ciri-ciri guru yang dikatan profesional, selain hal-hal yang sudah di
paparkan diatas kami juga mengamati guru disaat berinterkasi dengan sesama
guru disekolah tersebut sembari melakukan wawancara. Yang menjadi fokus
penelitian antara lain adalah sebagai berikut:
1. Guru : keprofesionalan guru dalam tugasnya sebagai seorang guru baik
dalam mengajar maupun dalam berinteraksi dengan sesama guru disekolah
tersebut dan masyarakat disekitarnya dan juga permasalahan apa yang
dialami guru selama mengajar dan masalah yang dialami guru di sekolah
tersebut.
Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, meliputi:
1) Menetapkan jadwal penelitian
2) Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara
2. Tahap Penelitian, meliputi:
1) Senin, 17 April 2017 peneliti melakukan wawancara secara langsung,
Observasi secara langsung pada hari yang sama dengan guru biologi
di SMAN 2 Medan yaitu bapak Bakri,S.Pd.M.Si pada kelas XI IPA 2
dan ibu Sri Ruth Deliana Barus, S.Pd.M.Si pada kelas X IPA 5

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi dan wawancara.
1. Observasi
Teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan
langsung kegiatan belajar mengajar. Dalam metode observasi ini, peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting mulai dari
pembukaan sampai menutup pembelajaran yang berkaitan dengan
keprofesionalisasi guru dalam mengajar di dalam kelas.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan tanya jawab kepada guru mata pelajaran
biologi kelas X dan XI yang dilakukan secara sistematis sesuai dengan
tujuan penelitian.

3.5 Langkah Penelitian


Pengamatan yang kami lakukan disekolah SMAN 2 Medan yang pertama
yaitu dengan mewawancarai guru secara langsung tentang biodata dan masalah
yang dialami guru disekolah tersebut. Kemudian mengamati cara guru mengajar
dan berinteraksi dengan orang disekitarnya berlangsung dengan baik. Dalam
pengamatan yang kami lakukan disaat guru mengajar di dalam kelas mulai dari
pembukaan sampai dengan penutup pembelajaran berjalan dengan lancar baik
dikelas bpk.Bakri maupun di kelas ibu Sri. Menurut peneliti, langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas ibu Sri dan bpk.Bakri hampir sama
hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada kelas ibu Sri ibu tersebut
melaksanakan Games dalam kelasnya sewaktu pemebelajaran berlangsung namun
pada kelas bpk.Bakri bapak tersebut tidak melukan games dalam waktu disaat ia
melaksanakan PBM dalam kelas.langkah-langkahnya yang pertama dimulai
dengan diawali dengan guru masuk ke dalam kelas dan membuka pelajaran
dengan berdo’a, memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan
semangat belajar dan antusias. Kemudian menyampaikan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pelajaran agar peserta didik tahu apa saja yang
akan dicapai dalam pembelajaran tersebut. Guru mengajar dengan menggunakan
alat dan media seperti proyektor, power point, dan papan tulis. Guru mengajar
dengan menggabungkan gaya belajar visual, audio, dan kinestetik sehingga
peserta didik mudah menyerap dan memahami pelajaran. Guru menggunakan
metode ceramah dengan model talking stick dan snowball throwing dan metode
diskusi . Guru sangat bersemangat dalam mengajar artinya guru mampu
mentransfer semangat kepada peserta didik dilihat dari antusias peserta didik
dalam belajar. Dalam materi koperasi, hampir seluruh peserta didik bertanya dan
memberikan gagasan/pendapat tentang materi tersebut, sehingga interaksi yang
tercipta sangat efektif dan mendukung kegiatan belajar berjalan dengan baik. Guru
memiliki taktik sendiri dalam mengelola kelas seperti menempatkan kapan waktu
serius dan kapan waktu santai dalam arti tidak menyimpang dari pelajaran. Guru
mampu mengelola kelas dengan baik dan peserta didik sangat senang dengan
mata pelajaran ini.
Dilihat dari cara guru mengajar dalam kelas guru tersebut melaksanakan
tugasnya secara profesional artinya diri cara guru mengajar terdapat ciri-ciri guru
profesional disaat mengajar. , guru mampu melihat kondisi peserta didik yang siap
belajar dan tidak sehingga dari awal peserta didik sudah memperhatikan dan
kondusif. Menurut peneliti, pendekatan yang dilakukan guru adalah pendekatan
behavior dan pendekatan kognitif artinya guru memperhatikan atau memfokuskan
terhadap perilaku peserta didik dan guru melepas peserta didik untuk aktif dengan
mencari informasi untuk menyelesaikan masalah tapi dengan pengawasan guru.
Guru memberi perintah kepada peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi koperasi, kemudian dengan menerapkan model talking
stick dan snowball throwing mereka menyelsaikan masalah atau soal yang ditulis
oleh teman sejawat. Di dalam model ini, peserta didik harus berani
mengungkapkan pendapat dan harus kritis tujuannya untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dalam diri peserta didik.
Sebenarnya dengan metode ceramah, peserta didik sudah memahami
pelajaran tapi untuk menumbuhkan percaya diri, berpikir kritis, dan mau
menerima pendapat atau sanggahan teman sejawat dilakukan dengan model yang
cocok atau berkaitan dengan materi pelajaran. Hal itu sangat penting untuk
menanamkan mental yang baik dalam diri peserta didik.
Guru juga sering mengingatkan agar peserta didik bersikap profesional,
dimana masalah yang ada di luar pelajaran tidak dikaitkan dengan pelajaran
karena jika tidak memiliki sikap profesional, maka akan mengganggu
pembelajaran khususnya pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran. Guru
bisa dikatakan pengertian terhadap peserta didik, dilihat dari ketika guru melihat
peserta didik mulai merasa jenuh maka guru punya cara tersendiri untuk
menghilangkannya seperti senam otak dan games yang mendidik. Dalam proses
belajar guru tidak lupa menyisipkan aspek spiritual.
Setelah selesai pembelajaran, guru mengarahkan peserta didik untuk menarik
kesimpulan pelajaran dan mengevaluasi jika terdapat kesalahan pada peserta didik
dalam menyimpulkan pelajaran. Guru menutup pelajaran dan mengakhirinya
dengan do’a. Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti berdasarkan observasi adalah
bahwa proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran biologi pada kelas X dan
XI di SMAN 2 Medan berjalan dengan efektif dan selama proses pembelajaran
berlangsung psikologi peserta didik sangat penting diperhatikan untuk pencapaian
tujuan pembelajaran.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Hasil
Dari hasil yang kami peroleh dalam penelitian yang kami lakukan
pada hari Senin 17 April 2017 , dengan mewawancarai dan mengamati 2
guru yaitu Bpk. Bakri dan Ibu Sri . Disaat wawancara kami mengajukan
beberapa pertanyaan yang telah kami sediakan, kami menanyakan
mengenai biodata dan masalah yang dialami guru tersebut ditempat
sekolah ia mengajar :
1. Bakri, S.Pd., M.Si.
Kesulitan  menurut beliau kesulitan yang dialami di sekolah hanyalah pada
saat mengajar diwaktu siang karena pada waktu seperti itu para siswa akan
merasa malas belajar dan tidak akan fokus belajar lagi sehingga kondisi kelas
tidak akan kondusif dan tidak efektif jika guru mengajar dengan metode
ceramah, berbeda dengan mengajar dipagi hari , disaat pagi hari para siswa
masih sangat bersemangat untuk belajar.

2. Sri Ruth Deliana Barus, S.Pd., M.Si.


Kesulitan  menurut beliau kesulitan yang dialami di sekolah menghadapi
siswa-siswa yang bermasalah dan siswa yang sangat terpengaruh akan
perkembangan teknologi sehingga ketika belajar sering ditegur karena
bermain gadget.
Menurut peneliti kedua guru yang diwawancarai adalah termasuk guru
yang profesional dalam menjalankan profesinya dilihat dari cara mengajar,
kedekatan dengan siswa, interaksi dengan teman sejawat dan interaksi dengan
masyarakat.
Adapun struktur kepengurusan di sekolah SMA NEGERI 2 MEDAN terdiri
dari :

KEPALA SEKOLAH

KURIKULUM SARANA DAN KESISWAAN HUMAS MANAJEMEN


PRASAANA MUTU

4.2. Kekuatan Penelitian


Penelitian yang penulis lakukan berdasarkan kegiatan yang benar-benar
terjadi tanpa ada manipulasi data sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru
lain ataupun mahasiswa sebagai acuan dalam mengajar.

4.3.Kelemahan Penelitian
Dari penelitian, tidak semua guru Biologi di SMA Negeri 2 Medan yang kami
wawancarai, sehingga peneliti tidak mengetahui bagaimana keprofesionalan guru-
guru tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Guru mengajar dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dengan
model talking stick dan snowball throwing dan metode diskusi
2. Permasalahan yang dialami guru disekolah adalah :
a. Bakri, S.Pd., M.Si. : Pada saat mengajar diwaktu siang karena pada
waktu seperti itu para siswa akan merasa malas belajar dan tidak akan
fokus belajar lagi sehingga kondisi kelas tidak akan kondusif dan tidak
efektif jika guru mengajar dengan metode ceramah, berbeda dengan
mengajar dipagi hari , disaat pagi hari para siswa masih sangat
bersemangat untuk belajar.
b. Sri Ruth Deliana Barus, S.Pd., M.Si. : Menghadapi siswa-siswa yang
bermasalah dan siswa yang sangat terpengaruh akan perkembangan
teknologi sehingga ketika belajar sering ditegur karena bermain gadget.
3. Dari hasil penelitian yang kami lakukan guru tersebut masih terus belajar
untuk terus bisa menjadi guru yang lebih profesional dengan mengikuti
beberapa pelatihan.
4. Dalam mengajar guru melakukannya dengan cara profesional dapat dilihat
dari cara mengajarnya dan guru tersebut mengerti tentang kepribadian
masing-masing siswanya.
5. Guru yang diamati dapat memanajemen kelasnya sehingga kelas tersebut
tidak terasa membosankan.

5.2. Saran
Saya berharap laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi seluruh
kalangan dan dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi mahasiswa lain. Saya
menyadari laporan observasi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Usman,M.Uzer. 2006. Menjadi Guru profesional. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.Cet Ke-20

Mulyasa,E. 2008. Standard Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN

BIODATA
1. Nama Lengkap : Bakri, S.Pd., M.Si.
2. NIP :19640410 1988121001
3. NUPTK : 2742742646200042
4. Tempat Tgl Lahir : Berastagi, 10 April 1964
5. Pend. Terakhir : S2 Biologi
6. Jabatan Guru : Guru Madya
7. Pangkat/Gol : Pembina TK. 1/IV/B
8. Lama Mengajar : 28 Tahun 3 Bulan
9. Mulai Mengajar : 1 Desember 1988

BIODATA
1. Nama Lengkap : Sri Ruth Deliana Barus, S.Pd., M.Si.
2. NIP : 19830427 2010012 023
3. NUPTK : 9759761662300062
4. Tempat Tgl Lahir : Pancur Batu, 27 April 1983
5. Pend. Terakhir : S2 Biologi
6. Jabatan Guru : Guru Madya
7. Pangkat/Gol : Penata Muda TK.1/III/B
8. Lama Mengajar : 7 Tahun
9. Mulai Mengajar : 21 Juli 2005

Anda mungkin juga menyukai