PENDAHULUAN
faktor resiko dari perdarahan dari pascapersalinan antara lain : kala tiga
yang memanjang, persalina yang ke tiga atau lebih, episiotomi, janin besar dan
riwayat terjadinya perdarahan pascapersalinan pada kehamilan sebelumnya.
Waktu rata-rata terjadinya pelepasan plasenta saat persalina adalah 8-9 menit.
Lamanya waktu pelepasan plasenta akan meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan pascapersalinan, bahkan bisa meningkat dua kali lipat bila waktu
pelepasan plasenta lebih dari 10 menit. Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus
setengah jam setelah anak lahir disebut sebagai retensio plasenta. 1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Bila plasenta tetap tertingal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir
disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan
pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta
dan uterus. 3
II. EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, kematian maternal berjumlah 25% disebabkan oleh
perdarahan pascapersalinan dan 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta. Data
WHO 2008 juga menjelaskan dua pertiga kematian ibu akibat perdarahan tersebut
adalah dari jenis retensio plasenta, dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu
karena retensio plasenta. Menurut laporan-laporan baik di negara maju maupun di
negara berkembang antara 5% sampai 15%.Dari angka tersebut di peroleh
gambaran retensio plasenta menduduki peringkat ketiga (16-17%) setelah urutan
pertama atonia uteri (50-60%) dan yang kedua sisa plasenta 23-24%. 4
III. ETIOLOGI
2
IV. PATOFISIOLOGI
Gejala yang secara umum selalu ada yakni plasenta belum lahir dalam waktu
30 menit dan perdarahan segera kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang timbul
yakni tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, dan
perdarahan lanjutan. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh
darah) tidak lengkap dan perdarahan segera dan kontraksi uterus baik tapi tinggi
fundus tidak berkurang. 6
3
VI. PENATALAKSANAAN
VII. PROGNOSIS
4
BAB III
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. H Nama suami : Tn. S
Umur : 33 tahun Umur : 42 tahun
Alamat : Tibo, Kec.Sindue Alamat : Tibo, Kec.Sindue
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
ANAMNESIS
P5 A0 Usia Kehamilan : 38-39 minggu
HPHT : Tidak ada Menarche : 10 tahun
TP : Tidak ada Perkawinan : Pertama (11 tahun)
Keluhan Utama :
Ari-ari bayi belum lahir
5
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
Riwayat Kontrasepsi :
Pasien tidak memakai alat dan pil kontrasepsi.
Riwayat Obstetri :
a. Hamil Pertama : lahir tahun 2006, cukup bulan, lahir di bantu dukun, jenis
kelamin Perempuan, BB 3200 gram.
b. Hamil kedua : lahir tahun 2007, cukup bulan, lahir di bantu dukun, jenis
kelamin Perempuan, BB 2800 gram.
c. Hamil ketiga : lahir tahun 2008, cukup bulan, lahir di bantu dukun, jenis
kelamin Perempuan, BB 3000 gram.
d. Hamil keempat : lahir tahun 2015, cukup bulan, lahir di bantu bidan, jenis
kelamin Perempuan, BB 2700 gram.
e. Hamil kelima : lahir tahun 2018, cukup bulan, lahir di bantu bidan, jenis
kelamin Perempuan, BB 2800 gram.
Riwayat KB : Pasien tidak pernah menggunakan KB
Riwayat ANC : Pasien sudah memeriksakan kehamilannya di
bidan 4 kali
Riwayat Imunisasi : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5
6
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg Suhu : 36,8ºC
Nadi : 116 kali/menit Respirasi : 28 kali/menit
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis, tidak terdapat pembesaran KGB, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris
P : vokal fremitus ka=ki
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
dalam batas normal
A : Bunyi pernapasan vesikular, Bunyi jantung
I/II murni reguler
Abdomen :
I : Tampak cembung
A : Peristaltik usus kesan normal
P : Timpani diseluruh kuadran
P : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Obstetri :
Leopold I : tidak dilakukan TFU : 1 jari diatas pusat
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Vulva : tidak ada kelainan Bagian terdepan : tidak ada
7
Vagina : tidak ada kelainan Penurunan : tidak ada
Portio : tebal, lunak UUK : tidak ada
Pembukaan : Ø 3 cm, teraba tali pusat
Ketuban : tidak dapat dinilai
Pelepasan : stosel
Ekstremitas :
Atas : Akral dingin, tidak edema
Bawah : Akral dingin, tidak edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium:
HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
Hemoglobin 9,2 11.5 – 16 g/dL
Hematokrit 27 37.0 – 47.0 %
Leukosit 27.9 4,0 – 10,0 103/uL
Trombosit 235 150 – 500 103/uL
Eritrosit 2.9 3.80 – 5.80 106/uL
HbsAg Non- Reaktif Non-Reaktif
Anti-HIV Non- Reaktif Non-Reaktif
RESUME
Pasien masuk ke IGD kebidanan RSU Undata dengan keluhan plasenta
belum lahir yang disertai perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit setelah melahirkan di Puskesmas yang dibantu oleh bidan pada jam
05.00 secara normal, plasenta sempat dilahirkan tapi tidak berhasil. Pasien juga
mengeluh pusing dan nyeri perut.
Berdasarkan pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 100/70 mmHg, N 116
x/m, P 28 x/m, S 36,5 oc, konjugtiva anemis dan akral teraba dingin, pemeriksaan
8
dalam vagina : teraba tali pusat yang keluar dari ostium uteri eksterna, dengan
pembukaan 3 cm. Pemeriksaan laboratorium: Hb: 9,2 gr/dl
DIAGNOSIS
P5A0 post partum pervaginam + Retensio Plasenta + Anemia
PENATALAKSANAAN
- O2 5 Lpm
- IVFD RL
- Masase uterus
- Manual plasenta
- Tranfusi PRC 500cc
- Cefadroxil 3x500mg
- Asam mefenamat 3x500mg
9
FOLLOW UP
Hari/ Tanggal Follow Up
Minggu / 10-03-2019 S: Perdarahan per vaginam (+) sedikit, pusing
berkurang, nyeri perut (-), mual (-), muntah (-),
BAB (-) BAK lancar.
O: Keadaan Umum: Sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis, GCS E4M6V5
TD: 120/80 mmHg
N: 84 x/mnt
R: 22x/mnt
S: 36,6
Hb post tranfusi:8,7 mg/dl
A: P5A0 post partum pervaginam + Retensio
Plasenta + Anemia
P: IVFD RL 24 tpm
Farbion 1 amp/24 jam
Cefadroxil 3x500mg
Asam mefenamat 3x500mg
10
Plasenta + Anemia
P: Cefadroxil 3x500mg
Asam mefenamat 3x500mg
Metronidazole 3x500mg
Pasien rawat jalan
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebab retensio plasenta pada kasus ini yaitu faktor usia dimana usia
pasien 35 tahun, jarak persalinan yang terlalu dekat dan anemia. Menurut
penelitian Permatasari dkk, bahwa faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta
adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea, pernah kuret berulang dan paritas.
Faktor predisposisi lain yang menyebabkan retensio plasenta yaitu usia > 35
tahun, jarak persalinan, penolong persalinan, riwayat manual plasenta, anemia,
riwayat pembedahan uterus, destruksi endometrium dari infeksi sebelumnya atau
bekas endometritis dan implantasi corneal5
12
Penatalaksanaan awal pada kasus ini adalah tranfusi darah karena pasien
mengalami pendarahan dan hemiglobin pasien bernilai 9,2 mg/dl yang dapat
mengakibatkan syok hipovilemik sehingga pasien di transfusi PRC 1 unit untuk
menaikkan HB pasien, dan pemberion oksigen 5 LPM agar pasien tidak sesak
lagi. Bila keadaan umum telah stabil maka penatalaksanaan selanjutnya yaitu
melakukan tindakan salphingektomy. Dan sebelum dilakukan tindakan operatif
pasien diberikan, masase uterus, manual plasenta, Cefadroxil, Asam mefenamat. 7
Pada kasus ini, setelah plasenta tertolong dengan tindakan manual plasenta
dan keadaan umum telah membaik pasien diperbolehkan pulang dan boleh rawat
jalan di poli. Perognosis pada pasien ini bonam karena pasien segera tertolong dan
perdarahan cepat teratasi. 3
13
DAFTAR PUSTAKA
3. Riyanto. Faktor risiko kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di rsud
dr. H. Bob bazar, skm kalianda. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X.
14