Awalnya saya mau jual sawah karena sawah katanya kurang menghasilkan +
kalau penghujan tidak bisa membuang air, Saya tawarkan mas Ponimin maunya 160 jt,
kalau tidak boleh supaya di jual orang lain. Kemudian saya tawarkan lewat Tri/Tuti
harga jadi 180 jt muncul surat dari mas Ponimin (terlampir). Jangka pembayaran habis
dan batal.
Malam lebaran tahun 2018 saya tanya mas Ponimin apa saya jual sawah tidak
iklhas, mas Ponimin jawab ikhlas,apa yang nulis surat mas Ponimin? Jawabnya ya.Saya
kaget dan shok tidak pikir panjang saya menyerahkan rumah, pekarangan bentuk
sungai. Setelah saya lihat dan saya pahami ternyata rumah + pekarangan bukan
tinggalan/warisan mbah Kromo akan tetapi Hibah. hak atas pemberian orang tua dan
Mas Ponimin minta sertifikat untuk dibawa pulang dan transfer uang 6 jt.Nah
uang 6 jt di kira hasil panen tahunya uang untuk ganti sertifikat ( salah paham ).
Kemudian kalau pulang ke klaten menjadi tidak nyaman akhirnya punya pikiran
membuat rumah di sawah, tetapi muncul lagi surat dari mas Ponimin (terlampir).
Setelah ada surat kedua dari mas Ponimin saya pikir mas Ponimin sadar bahwa
rumah bukan haknya sehingga kamar saya keramik dan rumah saya minta kembali,
KARANGJOHO,...................
PIHAK 1 PIHAK 2
SALAM PONIMIN
SAKSI-SAKSI
1. MAS CIPTO :
2. MBAH NARTO :