Epidural Hemoragik
Oleh:
dr. Puspa Oktaviani
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
ke sisi kepala. Hanya 20 sampai 30% dari hematoma epidural terjadi di luar
wilayah dari temporal bone.6
Pada hematoma intrakranial, darah bisa diangkat melalui pembedahan untuk
menghilangkan massa dan mengurangi tekanan pada otak. Hematoma ini
dievakuasi melalui lubang kraniotomi. 7
Pada pasien dengan epidural hematoma, prognosis lebih baik jika ada lucid
interval (waktu kesadaran sebelum kembali koma) daripada jika pasien dalam
keadaan koma saat cedera. Tidak seperti kebanyakan bentuk cedera kepala, orang
dengan epidural hematoma dan Glasgow Coma Scale dari 3 (nilai terendah)
diharapkan untuk membuat hasil yang baik jika mereka dapat menerima operasi
dengan cepat.8
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : An. N Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 5 Tahun Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : - Pendidikan :-
Tanggal masuk RS :
1
2
Pemeriksaan Umum
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,3oC
Pernafasaan : 19 x/menit
Kepala
Rambut : hitam
Bentuk : normocephali
Mata
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Bentuk : simetris
Paru – Paru
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Jantung
Palpasi : Teraba ictus cordis sela iga V, 1cm sebelah lateral linea
midklavikularis kiri.
Perkusi :
Batas kiri : Sela iga V, 1cm sebelah lateral linea midklavikularis kiri.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
5
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris,
smiling
Palpasi
Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense muscular
(-),
Ekstremitas
STATUS NEUROLOGIS
E. Nervus Kranialis
N.I ( Olfaktorius )
N. II ( Optikus )
Nistagmus - -
Diplopia - -
7
N.V (Trigeminus)
Membuka mulut + +
Menggerakan Rahang + +
Oftalmikus + +
Maxillaris + +
Mandibularis + +
N. VII ( Fasialis )
N.VIII ( Vestibulokoklearis )
N. IX,X ( Vagus )
N.XI (Assesorius)
Menoleh Baik
8
N.XII ( Hipoglosus )
Disatria Tidak
Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Ekstremitas Bawah
G. Refleks
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Fisiologis
Bisep + +
Trisep + +
9
Patella + +
Achiles + +
Refleks Patologis
Babinski - -
Chaddok - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Klonus - -
Hoffman Tromer - -
H. Gerakan Involunter
Kanan Kiri
Tremor - -
Chorea - -
J. Fungsi Autonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 33 % 40-52
MCV 90 fL 80-100
Glukosa Darah
Sewaktu
11
Radiologi :
KESAN :
VI. Diagnosis
VII. Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosa
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan yang
diberikan.
13
IX. Prognosis
21
22
bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga
tengkorak dasar dibagi atas 3 fossa, yaitu: fossa anterior adalah tempat lobus
frontalis, fossa media adalah tempat lobus temporalis, dan fossa posterior ruang
bagi bagian bawah batang otak dan serebelum.9,10
Fraktur tengkorak adalah diskontinuitas tulang tengkorak disebabkan
oleh trauma. Fraktur kalvaria dapat berbentuk garis/ linier atau bintang/ stelata,
terbuka atau tertutup, dan dapat pula impresi atau non impresi (tidak masuk/
menekan kedalam). Tulang tengkorak terdiri dari 2 dinding yang dipisahkan
tulang berongga (diploe), dinding luar (tabula eksterna) dan dinding dalam (tabula
interna) yang mengandung alur-alur arteri meningea anterior, media dan
posterior.9,11
2.1.4 Otak
Otak manusia terdiri dari sereberum, serebelum, dan batang otak.
Serebrum terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falx serebri,
yaitu lipatan duramater dari sisi inferior sinus sagitalis superior. Pada hemisfer
serebri kiri terdapat pusat bicara yang bekerja dengan tangan kanan, dan juga pada
>85% orang kidal. Hemisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut
sebagai hemisfer dominan. Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi
motorik dan pada sisi dominan mengandung pusat ekspresi bicara (area bicara
motorik). Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang.
Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu. Lobus oksipital bertanggung
jawab dalam proses penglihatan9,10.
Batang otak terdiri dari mesensefalon (midbrain), pons, dan medulla
oblongata. Mesensefalon dan pons bagian atas berisi sistem aktivasi retikular yang
berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan. Pada medula oblongata terdapat
pusat kardiorespiratorik yang terus memanjang sampai medula spinalis di
25
bawahnya.10,11 Lesi yang kecil saja pada batang otak sudah dapat menyebabkan
defisit neurologis yang berat. Serebelum bertanggung jawab dalam koordinasi dan
keseimbangan, terletak dalam fossa posterior, berhubungan dengan medula
spinalis, batang otak, dan juga kedua hemisfer serebri.11
Gambar 2.5 Otak
Gambar
2.8 Aliran CSS
2.3 Klasifikasi
Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek. Secara praktis
dikenal 3 deskripsi klasifikasi, yaitu10:
2.3.1 Mekanisme Cedera Kepala
Cedera otak dibagi atas cedera tumpul dan cedera tembus. Cedera tumpul
biasanya berkaitan dengan kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau pukulan
benda tumpul. Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak ataupun tusukan.
28
Gambaran radiologi
o Radiografi kranium selalu mengungkap fraktur menyilang bayangan
vaskular cabang arteri meningea media. Fraktur oksipital, frontal atau
vertex juga mungkin diamati.
o Kemunculan sebuah fraktur tidak selalu menjamin adanya perdarahan
epidural. Namun, > 90% kasus perdarahan epidural berhubungan
dengan fraktur kranium. Pada anak-anak, jumlah ini berkurang karena
kecacatan kranium yang lebih besar.
CT-scan
o CT-scan merupakan metode yang paling akurat dan sensitif dalam
o mendiagnosa perdarahan epidural akut. Temuan ini khas. Ruang yang
ditempati perdarahan epidural dibatasi oleh perlekatan dura ke skema
bagian dalam kranium, khususnya pada garis sutura, memberi
tampilan lentikular atau bikonveks. Hidrosefalus mungkin muncul
pada pasien dengan perdarahan epidural fossa posterior yang besar
mendesak efek massa dan menghambat ventrikel keempat.
32
Pencitraan
o Foto Polos Kepala
Pada foto polos kepala, tidak dapat didiagnosa pasti sebagai subdural
hematom. Dengan proyeksi Antero-Posterior (AP) lateral
dengan sisi yang mengalami trauma pada film, bertujuan untuk
mencari adanya fraktur tulang pada daerah frontoparietotemporal.
34
o CT Scan
Gambaran CT scan pada Subdural hemorrhage akut terdiri dari
hyperdense, homogen, crescentic (bulan sabit), lesi bentuk
contrecoup yang terdapat di hemisfer. Derajat dari massa,
tergantung dari banyaknya perdarahan yang dapat menyebabkan
trauma pada parenkim cerebrum.
d. Perdarahan subarakhnoid
Perdarahan yang terjadi pada ruang arachnoid yakni antara lapisan
arachnoidmater dengan piamater. Pada keadaan normal ruang ini berisi
35
2.4 Patofisiologi
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa coup dan
countrecoup. Cedera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada tulang
tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup. Pada daerah yang berlawanan
dengan tempat benturan akan terjadi lesi yang disebut countrecoup. Akselarasi-
deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar
38
saat terjadi trauma. Perbedaan densitas antara tulang tengkorak (substansi solid)
dan otak (substansi semisolid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari
muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak
membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan dari
benturan (countrecoup).
Pada kasus ini, pasien merupakan korban jatuh dari teras rumah. Pasien
pingsan beberapa saat, setelah sadar, pasien mengeluh nyeri kepala hebat lalu
dibawa ke RSBP. Keluhan kelemahan otot (-) , penurunan kesadaran (-),
gangguan, tidak ada darah maupun cairan yang keluar dari hidung dan telinga,
mual muntah (-)
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di daerah frontoparietal. Tidak
ditemukan kelainan lain. Pada pemeriksaan laboratorium terakhir didapatkan hasil
dalam batas normal. Pada pemeriksaan CT-scan diperoleh gambaran epidural
hematom pada lobus frontalis dan parietal kanan dengan volume 27,06ml ,
tampak tanda tanda peningkatan intrakanial yang ditandai denga midline shifting.
Pada bone window terdapat gambaran fraktur linear pada os frontoparietal kanan.
Sehingga berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa pasien mengalami cedera
kepala ringan dengan GCS 15 dengan epidural hematom dan fraktur linier pada os
frontoparietal namun sudah mengalami perbaikan.
Pasien mendapatkan program craniotomy, Kemudian dirawat inap dan
diberikan infus DS ¼ TTS (16tpm), cefexime 50mg tab tiap 12 jam untuk
mencegah infeksi, paracetamol tab 3x1 hari hingga keadaan membaik. Diet yang
diberikan adalah diet biasa dalam hal ini diet nasi dengan lauk pauk, sayur dan
buah sesuai kebutuhan.
Monitoring yang perlu dilakukan pada pasien tersebut adalah pengawasan
keadaan umum dan tanda vital pasien. Juga perlu dilakukan pengawasan terhadap
hilangnya gejala dan munculnya tanda-tanda perbaikan,tingkat kesadaran, efek
samping terapi, serta laboratorium darah. Perlu direncanakan juga tanggal kontrol
kembali untuk penderita.
Setelah mendapat perawatan, pasien sadar GCS 15, keluhan nyeri (-), pusing
(-), mual (-), muntah (-), dan keluar perdarahan (-).
27
BAB V
KESIMPULAN
Pada kasus ini didapatkan seorang anak perempuan 5 tahun dengan fraktur
linear os frontoparietal dan epidural hematom. Diagnosis ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hal ini sudah sesuai
dengan tatalaksana trauma kepala dengan epidural hematom. Pada pemeriksaan
CT-scan diperoleh gambaran epidural hematom pada lobus frontalis dan parietal
kanan dengan volume 27,06 ml , tampak tanda tanda peningkatan intrakanial yang
ditandai denga midline shifting. Penatalaksanaan yang telah dilakukan pada
pasien ini adalah craniotomy, pemberian obat-obatan (antibiotic, anti nyeri,
infuse)
28
DAFTAR PUSTAKA
29
42