Anda di halaman 1dari 13

PERANAN ENZIM DALAM

METABOLISM TUBUH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
RIKY SETIAWAN (1908076005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah “Peranan Enzim
dalam Metanolisme Tubuh” ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini disusun berdasarkan sistem pengajaran dosen dan merupakan tugas yang
pertama dari mata kuliah Biologi untuk Kimia, yaitu Ibu Bunga Ihda Nora M. Pd .

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang


mendukung pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai pada waktu yang ditentukan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 18 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ……………………………...……………………….…i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………….……………………….1
A. Latar Belakang ……………………………………...………………….1
B. Rumusan Masalah …………………………………………..………….1
C. Tujuan ………………………………….……………………..………...1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………2

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………..9
B. Saran …………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………10


BAB I
PENDAHULUAN
ii
A. PENDAHULUAN
Enzim merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses dinamik
yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang. Sebagai determinan
yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa fisiologik, enzim
memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan makanan
untuk memasok energi serta unsur-unsur kimia pembangunan tubuh (building blocks);
perakitan building blocks tersebut menjadi protein, membran sel, serta DNA yang
mengkodekan informasi genetik; dan akhirnya penggunaan energi untuk menghasilkan
gerakan sel, semua ini dimungkinkan dengan adanya kerja enzim- enzim yang
terkoordinasi secara cermat. Sementara dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan
berlangsung dalam cara yang tersusun rapi serta teratur dan homeostatis tetap
dipertahankan, homeostatis dapat mengalami gangguan berat pada keadaan patologis.
Sebagai contoh, cedera jaringan hebat yang mencirikan penyakit sirosis hepatis dapat
menimbulkan gangguan berat pada kemampuan sel membentuk enzim-enzim yang
mengatalisis berbagai proses metabolisme penting seperti sintesis ureum.
Ketidakmampuan mengubah ammonia yang toksik menjadi ureum yang nontoksik
sebagai akibat dari penyakit tersebut akan diikuti dengan intoksikasi ammonia, dan
akhirnya koma hepatikum. Suatu spektrum penyakit genetik langka tetapi yang sering
sangat menurunkan keadaan umum penderitanya dan kerap fatal, memberi contoh-contoh
tambahan dramatis tentang konsekuensi fisiologis drastis yang dapat menyertai gangguan
terhadap aktivitas bahkan hanya satu enzim.
Menyusul suatu cedera jaringan berat (misal, infark jantung atau paru, cedera remuk
pada anggota gerak) atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali (misal, karsinoma
prostat), enzim yang mungkin khas bagi jaringan tertentu akan dilepas ke dalam darah.
Dengan demikian, pengukuran terhadap enzim intrasel ini didalam serum dapat
memberikan informasi diagnostik dan prognostic yang tidak ternilai bagi dokter.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Enzim ?
2. Dari manakah Enzim berasal ?
3. Apa ciri-ciri dari enzim ?
4. Apa saja peranan Enzim dalam Metabolisme ?
5. Apa saja yang mempengaruhi kerja Enzm ?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan makalah ini
adalah agar orang yang membacanya dapat mengetahui apa itu enzim yang disertai
dengan ciri-ciri enzim apa saja. Peranan enzim dalam metabolisme juga dapat

1
ditemukan dalam makalah ini, dan juga apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja
enzim dalam metabolism tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian enzim
Enzim adalah sebuah senyawa protein yang tersusun dari komponen protein dan juga
katalitik yang mempunyai nilai guna untuk mempercepat suatu proses metabolisme pada
tubuh organisme. Kenapa Komponen tersebut begitu penting dalam sebuah proses
metabolisme, karena tidak akan mampu mempercepat dengan menurunkan energi aktivasi
yang dibutuhkan pada saat reaksi metabolisme akan dimulai.

Kata enzim ini berasal dari Bahasa Yunani yang mempunyai arti ragi. Percobaan
fermentasi alkohol yang dilakukan oleh Louis Pasteur menjadi tonggak atas kaitanya dengan
penemuan enzim tersebut. Enzim adalah sebuah senyawa yang tersusun atas protein
(apoenzim) serta juga senyawa non protein (cofactor)

Sifat katalitik yaitu ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein
lainnya. sifat katalitik tersebut diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa senyawa
organik (koenzim serta gugus prostetic), ataupun senyawa anorganik (ion logam).

2. Sumber enzim
Enzim ialah senyawa protein yang disintesiskan di dalam sel secara biokimiawi. Enzim
merupakan biokatalis yaitu senyawa yang diproduksi oleh organisme. Secara garis besar
sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan mikroba. Namun
saat ini, enzim yang diproduksi dalam skala industri sebagian besar diperoleh dari mikroba.
Secara tradisional tripsin dan lipase pankreas diperoleh dari sumber hewani. Demikian
pula yang berperan dalam pembuatan keju. Usaha untuk menggantikan enzim-enzim tersebut
dengan enzim serupa dari sumber mikroba telah dilakukan. Namun walau enzim yang
diperoleh dari mikroba menunjukan efisiensi katalis yang tinggi namun memiliki sedikit
perbedaan sifat yang menimbulkan kendala aplikasinya. Misalnya dalam pembuatan keju,
enzim ini lebih stabil tetapi mengakibatkan terjadinya degradasi protein lainya sehingga
dianggap tidak cocok untuk keju jenis tertentu.
Beberapa enzim penting yang berasal dari hewan.

Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna


Katalase Hati <> Makanan
Kemotripsin Pankreas <> Kulit
Lipase Pankreas <> Makanan
Rennet Abomasums >1 ton /tahun Keju
Tripsin Pankreas <> Kulit

2
Tanaman juga merupakan sumber enzim. Beberapa protein biasa diperoleh dari getah
pepaya, nanas dan tumbuhan lainnya. Selain itu, kecambah barley juga sering digunakan
sebagai sumber enzim.
Beberapa enzim penting yang berasal dari tanaman.

Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna


Aktinidin Buah kiwi <> makanan
a – amilase Kecambah barley > 100 ton / tahun bir
ß – amilse Kecambah barley > 100 ton / tahun Bir
Bromelin Getah nanas <> Bir
ß – glukonase Kecambah barley > 10 ton / tahun Bir
Hicin Getah hg <> Makanan
Lipoksigenase Kacang kedelai <> Makanan
Papain Getah pepaya > 10 ton / tahun Daging

Miroba merupakan sumber penting dari beberapa jenis enzim. Sebagai sumber enzim,
mikroba memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan hewan maupun tanaman,
yaitu : produksi enzim pada mikroba lebih murah, kandungan enzim dapat diprediksi dan
dikontrol, pasokan bahan baku terjamin, dengan komposisi konstan dan mudah dikelola.
Jaringan tanaman maupun hewan mengandung bahan yang kemungkinan berbahaya seperti
senyawa fenolik (pada tanaman), inhibitor enzim dan protase. Selain itu, enzim mikroba ada
yang disekresikan ke luar sel sehingga memudahkan proses isolasi dan pemurniannya.
Setidaknya ada 3 keuntungan yang berkaitan dengan enzim ekstra sel : pertama, tidak
memerlukan proses penghancuran sel saat memanen enzim (proses penghancuran sel tidak
selalu mudah dilakukan dalam skala besar). Kedua, enzim protein yang disekresikan keluar
sel umumnya terbatas jenisnya. Ini berarti enzim ekstrim sel terhindar dari kontaminasi
berbagai jenis protein. Ketiga, secara alami enzim disekresikan keluar sel umumnya lebih
tahan terhadap proses denaturasi
Beberapa karakteristik enzim yaitu, setiap sreaksi metabolisme di dalam sel maupun di
luar sel akan berperan enzim-enzim tertentu dan spesifik. Artinya, enzim bersifat spesifik
dalam melaksanakan fungsinya, enzim dapat digunakan berulang-ulang. Kerja setiap enzim
spesifik pada kisaran suhu tertentu (tidak bekerja pada suhu ekstrim) dan pH tertentu. Maka
kerja enzim dipengaruhi oleh suhu dan pH. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh substratnya.

3. Ciri-ciri Enzim

3
Ada 8 ciri-ciri Enzim dalam metabolism tubh diantaranya :

1. Sebagai katalisator
Berfungsi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi

2. Tersusun dari protein


Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino

3. Dibuat di dalam sel


Enzim dibuat di dalam sel hidup melalu proses anabolisme berupa sintesa protein

4. Dipengaruhi faktor lingkungan (suhu dan PH)


Tiap enzim memerlukan suhu dan PH optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah
protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau PH yang sesuai dengan enzim tidak dapat bekerja optimal, sehingga enzim
kehilangan fungsinya sama sekali

5. Bekerja bolak-balik
Maksud dari sifat ini, enzim akan terbentuk kembali setelah reaksi seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya

6. Bekerja di dalam dan di luar sel


Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler
* enzim yang bekerja di luar sel disebut enzim ekstraseluler

7. memiliki sisi aktif


Di dalam enzim terdapat sisi aktif yang tersusun dari sejumlah kecil asam amino. Bentuk sisi
aktif sangan spesifik sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi
substrat bagi enzim

8. Diperlukan dalam jumlah sedikit


Karena enzim hanya sebagai katalisator, maka enzim tidak ikut bereaksi sehingga tidak
diperlukan dalam jumlah banyak

4. Peran enzim dalam metabolisme


Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang
lebih kecil (katabolisme). Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis,
fotosintesis pada tumbuhan, dan protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu
reaksi kimia akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya
pemanasan), maka seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus
diikuti dengan pemberian panas dari luar. Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang
semestinya membutuhkan suhu ratusan derajat Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut
tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh fisiologis manusia, sekitar 37° C. Adanya enzim
yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu
fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi
lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim
dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih
antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak

4
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim
menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah
kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh
enzim di dalam tubuh.

Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis


Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:
1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ
akibat penyakit tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip
bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam
jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di
cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga
mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan
tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari
yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat
diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya membran) sel
secara besar-besaran. Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan
bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas,
infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan
mengeluarkan enzim-enzimnya, atau terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel
imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang
sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan kebocoran membrane.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai
berikut:
Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke
glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah.
Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus kali lipat
(normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan
sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis infeksiosa, sedangkan
peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.
Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali
menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

2. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.


Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda
(marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda
yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Kelebihan penggunaan enzim
sebagai suatu reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih spesifik
dibandingkan dengan pengukuran secara kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar

5
senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya
dalam mengukur.
Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat
digunakan untuk mengukur asam urat.
Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang
dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol dapat
dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh
Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.

3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.


Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan
reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan
diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Selain itu, tidak
semua senyawa memiliki enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu,
pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi
dalam memperlihatkan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh
penggunaannya adalah sebagai berikut:
Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi
mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim
akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu direaksikan
dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara
imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah senyawa
yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksidase,
fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase.
Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat
atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak
dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim digunakan
dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.

Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan


Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagai obat,
pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu
efek tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi terhadap
ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.
Penggunaan enzim dalam pengolahaan pati. Pati merupakan campuran antara amilosa dan
amilo pektin adalah juga homopolimer glukosa tetapi memiliki percabangan. Sekitar
sepertiga dari pati yang diproduksi digunakan dalam industri pangan. Variasi tingkat
hidrolisis menghasilkan beragam produk hidrolisis dengan osmolaritas, viskositas dan daya
manis berbeda. Ada tiga kelompok enzim yang digunakan dalam hidrolisis pati, yaitu :
pertama, a amilase (a – 1,4 glukon – 4 – glukanohidrolase), yaitu kelompok enzim yang
menghidrolisis ikatan a – 1,4 dan tidak memecah ikatan a – 1,6. Kedua, glukoamilase

6
(amiloglukosidase, a – 1,4 glukanglikohidrolase), menghidolisis ikatan a – 1,4 dan a – 1,6.
Produk utama hidrolisis glukoamilase adalah glukosa. Ketiga, palalanase enzim ini hanya
menhidrolisis ikatan a – 1,6.

5. Faktor yang mempengaruhi kinerja Enzim


Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim:

 Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi
biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik
dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.

Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat
sedikit kontak antara substrat dan enzim.

Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang
sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun.
Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu
optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai
40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah
daripada ini.

 Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya.
Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai
pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8.
Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau
basa.

Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem
biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu
rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim
tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat
terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.

 Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul
substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah
berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan
berkurangnya aktivitas enzim.

Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi
paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam
aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat,
sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

7
 Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada
substrat yang perlu diubah menjadi produk.

 Aktivator & Inhibitor


Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan
substrat. Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat
aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim.
Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor
non-kompetitif.

+ Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini
melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-
substrat.

+ Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi
aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur
enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan
dengan enzim tersebut.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Enzim ialah senyawa protein yang disintesiskan di dalam sel secara biokimiawi.
Enzim merupakan biokatalis yaitu senyawa yang diproduksi oleh organisme. Secara garis
besar sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan mikroba.
Namun saat ini, enzim yang diproduksi dalam skala industri sebagian besar diperoleh dari
mikroba. Adapun ciri-ciri enzim yakni sebagai katalisator, tersusun dariprotein, bekerja bolak
balik,bekerja didalam dan diluar sel, dan juga enzim hanya diperlukan dalam jumlah
sedikit.Peranan enzim sangat besar dalam kehidupan manusia. Antara lain sebagai Peran
enzim dalam metabolisme, Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis, dan Pemanfaatan
enzim di bidang pengobatan. Kinerja enzim juga dipengaruhi bebrapa faktor seperti Suhu,
Nilai pH, konsentrasi subtrat, konsentrasi enzim, inhibitor & aktivator.
B. Saran
1. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai perkembangan enzim yang dimana akan
meningkatkan fungsi enzim tersebut secara maksimal.
2. Pengembangan mikroba sebagai penghasil enzim sangat dibutuhkan demi menghasilkan
sumber enzim yang tiada habisnya.

3. Peranan enzim dalam kesehatan sangat penting, untuk itu manusia hendaknya lebih
menjaga kesehatan. Dan kami penyusun mengharapkan masukan untuk penyempurnaan
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://marisasugangga.wordpress.com/2009/08/19/penjelasan-ciri-ciri-enzim/

http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html

http://www.stimuno.com/index.php?mod=article

http://www.achmadirfani.files.wordpress.com/2007/11/enzim.doc

http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim#cite_note-622

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/peran-enzim-dalam-metabolisme-
dan-pemanfaatannya-di-bidang-diagnosis-dan-pengobatan/#_edn33

http://www.jlcome.blogspot.com/2007/10/pengetahuan-enzim.htmll

http://www.trimanjuniarso.files.wordpress.com/.../enzim-sifat-dan-cara-kerja.doc

http://74.125.153.132/search?
q=cache:PaE2VywdZcEJ:trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/enzim-sifat-dan-cara-
kerja.doc+latar+belakang+enzim&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

10

Anda mungkin juga menyukai