Anda di halaman 1dari 2

FURUNKEL HIDUNG

No. Dokumen :
253/SOP/UKP/I/2019
No. Revisi :A
SOP
Tanggal Terbit :
20 Januari 2019
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Apolos Pipa


PERAWATAN SOPI NIP:196808121989111003

1. Pengertian Furunkel pada hidung adalah infeksi dari kelenjar sebasea


atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan yang
terjadi pada hidung. Biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang
rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan
prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling
banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan furunkel hidung.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Perawatan Sopi Nomor : 041/PKM-
SOPI/I/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Perawatan Sopi.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
5. Prosedur Anamnesis
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam
hidung.
Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa
nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai
gejala rhinitis.
Faktor Risiko
a. Sosio ekonomi rendah
b. Higiene personal yang jelek
c. Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga
hidung.
d. Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.

Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang


Sederhana
Pemeriksaan Fisik
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat
pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae
(rambut hidung).
Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding: -

Komplikasi
a. Furunkel pada hidung potensial berbahaya karena
infeksi dapat menyebar ke vena fasialis, vena
oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga
menyebabkan tromboflebitis sinus kavernosus.
b. Abses.
c. Vestibulitis.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak
nyaman.
b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada
furunkel.
c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep
antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik
oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi
bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan
pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin
250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg,
4x/hari.
d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.

Konseling dan Edukasi


Memberitahukan individu dan keluarga untuk:
a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian
dalam hidung.
b. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. selalu menjaga kebersihan diri.
6. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
7. Rekaman Historis
No Yang Di Isi Tanggal Mulai
ubah Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai