Anda di halaman 1dari 8

Kelompok Teknologi Sediaan Farmasi

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT


DIPIRIDAMOL DENGAN SISTEM
MENGAPUNG

Nama kelompok II :

Eti anis herawati (19340006)

Miqroziah (19340008)

Mohammad Haikal (19340007)

Nur atikah (19340005)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

INSTITUT SAINS TEKNOLOGI NASIONAL

2019

1
Daftar Isi

Pendahuluan.............................................................................3

Pembahasan..............................................................................4

Kesimpulan...............................................................................6

Daftar Pustaka...........................................................................7

2
1. Pendahuluan

Pemberian secara oral merupakan metode yang paling nyaman dan


umum digunakan sebagai penghantaran 'suatu obat. Lebih dari 50% obat yang
berada di pasar merupakan sistem penghantaran obat melalui oral. Sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan antara lain mudah diberikan dan mudah
diterima oleh pasien. Untuk sistem penghantaran obat yang ideal dapat
dinyatakan oleh dua syarat yaitu dosis tunggal diberikan selama pengobatan dan
sistern yang menghantarkan bahan aktif langsung pada tempat kerja (site of
action). Tetapi sistem yang ideal seperti ini tidak bisa didapatkan. Para peneliti
mencoba mengembangkan sistem yang mungkin dapat mendekati sistem yang
ideal ini, dengan mengembangkan sistem penghantaran obat transdermal dan
sistem bioadhesif. Sistem ini mencoba untuk mengembangkan suatu terapi dosis
tunggal yang difokuskan pada sistem penghantaran yang dikendalikan atau
diperpanjang (controlled or sustained release drug delivery systems). Sustained
release yaitu suatu sistem penghantaran obat dengan pelepasan obat yang
diperpanjang dan atau ditunda (delayed and/or prolonged released of drug)
(Deshpande A.A., et al. 1996; USP 2000)
Dalam bab ini, pendekatan pada formulasi pada sistem penyampaian obat
berdasarkan kontrol pengelepasan dari availabilitas obat, dipertimbangkan
dengan tekanan pada bentuk sediaan peroral. Penglepasan secara lambat,aksi
secara lambat,aksi yang diperlambat,penglepasan yang dikontrol, aksi
diperpanjang,penglepasan yang diukur waktunya,depo,dan bentuk sediaan
repositori adalah batasan-batasan yang digunakan untuk mengidentifikasi sistem
penyampaian obat yang didesain untuk mencapai suatu efek terapetis yang
diperpanjang, dengan penglepasan obat secara kontinyu dalam periode waktu
yang lebih lama setelah pemberian suatu dosis tunggal.

3
Industri farmasi menyediakan variasi bentuk bentuk sediaan dan level pemberian
dosis dari obat obatan tertentu.
Dalam mengevaluasi obat obat sebagai kandidat untuk formulasi lepas
lambat, kelemahan formulasi formulasi seperti itu yang harus dipertimbangkan
adalah :

a. Pemberian obat obat lepas lambat tidak memungkinkan terminasi terapi


yang tepat
b. Dokter kurang mempunyai fleksibilitas dalam menyesuaikan regimen
pemberian dosis
c. Bentuk penglepasan terkendali dirancang untuk populasi normal yakni
berdasarkan waktu paruh biologis obat rata rata.
d. Faktor faktor ekonomi juga harus diperhitungkan karna proses dan
peralatan yang lebih mahal dalam pembuatan kebanyakan bentuk bentuk
sediaan lepas lambat
Teori yang dibuat dalam mengembangkan sediaan lepas lambat yaitu:
a. Disposisi obat dapat diuraikan oleh suatu model terbuka satu
kompartemen
b. Absorpsi adalah orde pertama dan sempurna
c. Pengelepasan dari bentuk sediaan,bukan absorpsi merupakan faktor yang
menentukan laju yakni efek variasi dalam laju absorpsi dibuat minimum.

(Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI 2008)

2. Pembahasan

Dipiridamol sebagai obat pencegah komplikasi tromboembolik dalam


terapi pasca operasi katup jantung dan terapi jangka panjang angina pectoris akan
diabsorpsi dengan baik dalam lambung. Untuk dapat menjaga konsentrasi
terapetik dalam waktu lama dan untuk meningkatkan ketersediaan hayatinya
diperlukan sediaan lepas lambat dengan waktu tinggal di lambung yang lama.
Sediaan lepas lambat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan beberapa
sediaan tablet konvensional. Keunggulan tersebut antara lain mengurangi
frekuensi pemberian, mengurangi efek merugikan karena tidak ada fluktuasi

4
kadar obat di dalam darah, serta durasi efek terapi yang diinginkan lebih panjang.
Dipiridamol terabsorbsi paling baik di lambung sehingga untuk meningkatkan
ketersediaan hayati,waktu tinggal tablet di lambung harus diperpanjang. Upaya
untuk memperpanjang waktu tinggal tablet dilambung dapat dicapai melalui
beberapa cara seperti mukoadhesi, pengapungan, pengendapan,
pengembangan,atau modifikasi bentuk. Diantara pendekatan tersebut, metode
pengapungan dinilai sebagai metode yang paling efektif dan aplikatif dalam
mengatasi masalah bioavailabilitas.2 Sediaan mengapung dapat dicapai dengan
cara meringankan bobot jenis sediaan sehingga lebih kecil dari bobot jenis cairan
lambung.
Pembawa yang dapat digunakan adalah polimer yang bersifat ringan
yang juga dapat mempengaruhi pelepasan obat dari sediaan.Sebagai
tambahan,hingga kini belum terdapat sediaan lepas lambat dipiridamol di pasaran
dan monografinya dalam compendial resmi seperti United State Pharmacopoeia.
Tujuan percobaan ini adalah membuat tablet lepas lambat dipiridamol yang
mengapung di lambung dan memenuhi syarat pelepasan yang disesuaikan dengan
parameter farmakokinetik dipiridamol. Pada penelitian ini, dikembangkan tablet
lepas lambat dipiridamol dengan sistem matriks menggunakan hidroksipropil
metal selulosa (HPMC) sebagai matriks hidrofilik yang juga sekaligus berfungsi
sebagai agen pengapung.

Penentuan dosis dan syarat pelepasan dipiridamol.

Jumlah obat yang dibutuhkan dalam tubuh disesuaikan dengan parameter


farmakokinetik obat seperti konsentrasi terapeutik yang harus dicapai, eliminasi
obat, serta durasi kerja yang diinginkan. Diripidamol menghasilkan efek terapi
pada konsentrasi plasma (Ct) 0,5-1,9 μg/mL dengan klirens total dipiridamol (Cl)
sebesar 2,3-3,5 mL/menit per kgbb.1 Kebutuhan jumlah obat dalam tubuh
berdasarkan parameter farmakokinetiknya dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut:
Do = Ct . td . Cl
Dosis sediaan tablet lepas lambat dipiridamol dengan durasi kerja 8 jam
yang beredar di pasaran adalah 50 mg. Oleh karena itu, dosis yang akan dibuat
untuk

5
sediaan tablet lepas lambat dipiridamol adalah 50 mg. Syarat pelepasan
dipiridamol dari tablet disesuaikan dengan konsentrasi terapetik dipiridamol dan
dihitungberdasarkan rumus pada persamaan .
Hasil perhitungan disajikan pada Tabel

Waktu Jumlah % dipiridamol


Pelepasan dipiridamol yang yang
(jam ke-) terdisolusi (mg) terdisolusi

4 19,32–29,40 38,64 –58,80


8 38,64–58,8 77,28–117,60

Waktu Persentase Dipiridamol yang


terdisolusi (%)
Pelepasan pada jam ke-4 40-60
Pelepasan pada jam ke-8 >80

Dipiridamol sukar larut dalam air. Untuk mempercepat pembasahan


dipiridamol diperlukan eksipien yang bersifat hidrofilik (HPMC) yang akan
mempercepat kontak dengan medium sehingga meningkatkan kecepatan
pelarutan. Walaupun dapat mempercepat pembasahan, HPMC pada konsentrasi
tinggi dapat menahan pelepasan dipiridamol dari sediaan tablet sekaligus juga
berfungsi sebagai matriks tablet mengapung.
Pembuatan tablet dilakukan dengan cara granulasi basah untuk menjamin
kehomogenan komponen didalamnya serta mengaktivasi pengikat. Sebagai
cairan penggranulasi digunakan aquades karena menghasilkan granul dengan
aliran dan kompresibilitas yang lebih baik dibanding dengan menggunakan etanol
(data tidak ditampilkan). Hal ini mungkin dikarenakan kelarutan HPMC dalam
air lebih baik dibandingkan di dalam etanol sehingga proses pengikatan HPMC
terjadi lebih baik.

3 Kesimpulan

6
Sistem yang digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat dipiridamol
ini adalah sistem matriks hidrofilik.Hal ini untuk memperoleh tablet mengapung
dengan lag time yang singkat karena matriks cepat terhidrasi dan kondisi ini
hanya dapat dipenuhi oleh sistem matriks hidrofilik. pelepasan tablet yang lebih
besar namun tetap mempertahankan tablet mengapung, diperlukan bahanyang
mampu menciptakan pori-pori agar zat aktif dapat berdifusi keluar dari tablet.
Bahan yang dapatmemenuhi kriteria tersebut adalah penghancur.Penghancur
yang dipilih adalah Ac-di-sol denganpertimbangan Ac-di-sol adalah turunan
selulosa yang berbobot jenis ringan sehingga penambahan Ac-di-sol pada tablet
tidak memberi perubahan berarti pada bobot jenis obat.

Daftar Pustaka

Deshpande A.A., et al. 1996; USP 2000

Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI 2008

Formulasi tablet lepas lambat dipiridamol dengan sistem mengapung, VOL. 15,
NO. 1, JUNI 2011: 15-20

7
8

Anda mungkin juga menyukai