T DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS
TUMOR TROFOBLAS GESTASIONAL (TTG) DI RUANG TERATAI RS
PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
DISUSUN OLEH :
OKTIANA FATMAWATI
(A32019082)
GOMBONG
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : A32019082
(…………..……………..) (…………………………..)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................. 1
1. Pengertian .............................................................................................. 1
2. Etiologi .................................................................................................. 1
3. Batasan Karakteristik ............................................................................. 2
4. Fokus Pengkajian ................................................................................... 5
5. Patofisiologi dan pathway...................................................................... 5
6. Masalah keperawatan lain yang muncul ................................................ 7
7. Intervensi Keperawatan ......................................................................... 7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................. 8
1. Pengkajian.............................................................................................. 8
2. Analisa Data........................................................................................... 21
3. Intervensi Keperawatan ......................................................................... 23
4. Implementasi.......................................................................................... 24
5. Evaluasi.................................................................................................. 25
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR TROFOBLAS GESTASIONAL (TTG)
1. Pengertian
Penyakit trofoblas gestasional atau Gestational trophoblastic
disease (GTD) merupakan sebuah spektrum tumor-tumor terkait, termasuk
mola hidatidosa, mola invasif, placental-site trophoblastic tumor dan
koriokarsinoma, yang memiliki berbagai variasi lokal invasi dan metastasis.
Penyakit trofoblas gestasional bisa berupa tumor atau keadaan yang
merupakan predisposisi untuk menjadi tumor. Sifat tumornya unik karena
merupakan allograft yang berasal dari conceptus yang kemudian menyerang
jaringan ibu. Karena penyakit ini berhubungan dengan kehamilan maka
kejadiannya terbanyak pada wanita usia reproduksi.
Secara umum terdapat dua bentuk PTG yakni Molahydatidosa yang
sifatnya jinak dan Koriokarsinoma yang sifatnya ganas. Koriokarsinoma
merupakan kanker pada manusia yang seringkali dapat diatasi dengan
pemberian kemoterapi dan tidak jarang pasennya dapat sembuh sekalipun
penyakitnya sudah menyebar secara luas. Koriokarsinoma dapat tumbuh dari
berbagai bentuk conceptus baik kehamilan normal aterm maupun
prematur, abortus, kehamilan ektopik, kematian intaruterin dan mola
hidatidosa. Peluang terjadinya koriokarsinoma pasca mola sekitar 1000 kali
lebih besar daripada sesudah suatu kehamilan normal.
2. Etiologi
a. Umur
Umur belasan atau diatas 35 tahun adalah salah satu faktor
risiko keganasan
b. Kadar β HCG praevakuasi
25 % pasien dengan kadar β HCG >100.000 IU/L mengalami degenerasi
ganas, sedangkan bila diwah nilai tersebut hanya sebesar 7 %.
2
c. Besar Uterus :
Besar uterus parallel dengan kadar β HCG. Molahidatidosa dengan besar
uterus > 20 minggu merupakan risiko degenerasi ganas
d. Faktor genetik :
Molahidatidosa dengan kromosom 46 XX mempunyai risiko Keganasan
yang lebih rendah dinading dengan kromosom 46XY
e. Kadar Vitamin A :
Kadar retinol pasien molahidatidosa lebih rendah dibanding kehamilan
normal. Pada kasus kasus yang berdegenerasi ganas didapat kadar vitamin
A dibawah normal.
f. Aktifitas Imunologik :
Aktifitas imunologik pada pasien degenrasi keganasan menurun berdasar
evaluasi hitung limfosit, T helper, T sitotoksik.
3. Batasan Karakteristik
Gejala gejala klinik yang klasik dari mola hidatidosa adalah adanya
keluhan keluhan subyektif seperti pada kehamilan normal trimester ke 1
yakni terlambat haid, mual mual dan muntah muntah, keluhan terakhir ini
biasanya manifestasinya relatif lebih hebat dari pada suatu kehamilan normal.
Pada era sebelum adanya USG adanya kehamilan mola diduga dari
didapatkannya uterus yang ukurannya lebih besar dari usia kehamilannya
yang antara tahun 1955 –1975 dilaporkan berbagai peneliti ditemukan pada
50 % - 80 % dari kasus mola hidatidosa . Adanya perdarahan per vagina erat
kaitannya dengan diagnosis mola pada stadium lanjut yakni pada kasus-kasus
dengan uterus yang lebih besar dari usia kehamilannya.
Tidak ditemukannya fetus secara klinis maupun radiologis disertai
adanya perdarahan mengakibatkan dipakainya istilah Suspect Mola
Hidatidosa.Diferensial diagnosisnya adalah missed abortio, salah satu cara
untuk membedakan kedua penyakit itu pernah dianjurkan penggunaan test
sonde dari Acosta Sison .Pada usia kehamilan yang lebih lanjut disamping
terjadinya perdarahan pervaginam juga bisa diikuti dengan keluarnya
gelembung gelembung mola. Baik cara klinis maupun radiologis pada mola
3
metastasis otak atau pada pasien yang tidak bisa diberikan kemoterapi karena
alasan medis.
6. Fokus Pengkajian
a. Identitas
b. Keadaan Umum
c. Keluhan Utama
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat obstetri dan menstruasi
f. Riwayat Penyakit Dulu
g. Riwayat Penyakit Keluarga.
h. Keadaan Umum : TD : N : RR : S
B1 ( Breathing )
Sesak , Batuk , Suara nafas , Suara nafas tambahan , Retraksi dada , Nyeri
dada , Gallop
Mumur , Suara jantung
i. CRT : < 3 detik B3 (Brain) GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6 Reflek
Patologis : tidak ada Mual : + Pupil : Isokor B4 (Blader) BAK, B5
(Bowel) Frekuensi Makan : B6 (Bone) Tidak terdapat patah tulang,
Psikososial
7. Patofisiologi dan pathway
Patofisiologi degenerasi ganas pada molahidatidosa belum diketahui
seluruhnya. Sejumlah 15-28% molahidatidosa mengalami degenerasi
keganasan menjadi PTG.Tiga aktifitas yang penting dari sel trofoblas adalah
Proliferasi, Apoptosis, Invasi. Terdapat kesamaan antara mola dan
koriokarsinoma, yaitu terdapat peningkatan ekspresi c-myc, c-fms dan bcl2.
Perbedaanya adalah pada koriokarsinoma mengalami peningkatan ekspresi
Ki167 dan p53.
6
Pathway :
7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Riwayat medic dan sosial : ketika sakit pasien berobat ke dokter atau
rumah sakit
Persepsi klien tentang status kesehatan : pasien mengatakan
penyakitnya dapat membaik jika mengikuti petunjuk dokter
Pengobatan yang telah/sedang dilakukan : pasien telah dikuretase
sebelumnya dan saat ini telah dioperasi dan mengkonsumsi obat-
obatan dari RS Margono (asam traneksamat 3x500 mg, ceftriaxone
3x1 gr, dan ketorolac 3x30 mg)
b) Objektif
Pengamatan umum : pasien tampak nyeri dan cemas terhadap
penyakitnya
Bukti menggunakan obat legal : pasien menggunakan obat yang
diresepkan dari dokter
Leukosit : 15190 u/L
Kemampuan menyusun tujuan : pada saat sakit seperti ini pasien
membatasi pergerakan fisik yang menimbulkan nyeri dan mobilisasi
secara perlahan
Umur pasien : 49 tahun
Bahaya kerja : pasien masih membatasi aktifitasnya karena nyeri
luka post operasi dan masih perlahan untuk bergerak
2) Nutrisi/metabolic
a) Subjektif
Masukan makanan : sebelum sakit pasien sering dan senang makan
manis seperti kolak, makan nasi 3x sehari dengan variasi lauk pauk
Alergi : pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan
Gangguan menelan/pencernaan : tidak ada gangguan
Perasaan mual : awal sakit pasien kadang mual dan tidak setiap hari
Penggunaan alcohol : tidak
Makanan kesukaan/pola makan : suka makan manis seperti kolak
Perubahan berat badan : pasien mengalami penurunan BB 1kg, BB
saat ini 62 kg
13
b) Objektif
Diet yang dianjurkan : TETP, bentuk makanan : nasi, rute : oral,
kebutuhan gizi : energy 1723 kkal, protein 63 gr, lemak 47 gr, CHO
289 gr
Presentase makanan yang dimakan : ¼ - ½ porsi
Kemampuan menelan baik
Selang NGT : tidak terpasang
Muntah : tidak
TB dan BB : 153 cm dan 62 kg
Suhu : 36 C, tidak ada edema, lab albumin serum : tidak dilakukan
3) Eliminasi
a) Subjektif
Frekuensi BAB dan BAK : sebelum sakit pasien BAK 4-6 kali
sehari, BAB 1-2 hari sekali
Karakteristik : BAK berwarna kekuningan, berbau khas, BAB
konsistensi lembek sammpai padat berwarna coklat kekuningan,
berbau khas
Masalah BAK/BAB : sebelum sakit tidak ada masalah
Pola masukan cairan : pasien minum air putis 6-7 gelas perhari dan
kadang minum the
Infeksi saluran kencing : tidak ada
Penggunaan diuretic : tidak
Masalah konstipasi/diare :tidak
Masalah bau badan : berbau khas
b) Objektif
Jumlah urine/warna/bau : urine 150 cc per 12 jam, warna
kekuningan, berbau khas
Kateter : terpasang DC uk 16, kandung kemih teraba : tidak terjadi
distensi
Jumlah feses, warna konsistensi : saat dikaji pasien belum BAB dari
kemarin
14
Abdomen lemas / nyeri tekan : tidak terkaji, adanya luka post operasi
Bising usus : 12 x/menit
Selang drainase : terpasang
Masalah bau badan : berbau khas
4) Aktivitas/latihan
a) Subjektif
Nafas pendek/nyeri saat aktivitas : ya
Riwayat asma, penyakit paru tidak ada, riwayat penyakit jantung
tidak ada
Pola latihan yang bisa dilakukan : berjalan pegangan
Penggunaan tongkat/walker : tidak
Kecukupan energy : kurang, aktivitas sejak sakit terganggu
b) Objektif
Frekuensi, kedalaman, irama nafas ; RR 20 x menit, inspirasi
ekspirasi 2/2, irama regular
Bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Adanya batuk : tidak
Penggunaa otot bantu nafas : tidak
TTV : TD 124/87 mmHg, nadi 78x/menit, RR 20 x/menit, S 36 C
Rentang gerak (ROM) : berkurang
Kekuatan/postur : lemah
Genggaman tangan/reflex : sedang
Masalah berjalan : tidak ada, hanya saja menahan nyeri
Tidak ada bagian tubuh protese
5) Tidur/istirahat
a) Subjektif
Kebiasaan lama tidur : pasien biasa tidur 5-6 jam
Istirahat untuk aktifitas sehari-hari : ya
Keluhan ngantuk : dalam batas normal
Mengeluh letih : tidak
15
b) Objektif
Waktu tidur/tidur siang : saat pengkajian mengatakan susah tidur
setelah operasi terbangun karena sakit luka operasi
Sering menguap : tidak
Lingkaran gelap dibawah mata : tidak ada
Ptosis kelopak mata : tidak
Rentang perhatian : cukup
6) Kognitif/perseptual
a) Subjektif
Masalah sensori indera : tidak ada
Bahasa yang digunakan : Indonesia dan jawa
Persepsi nyeri : hilang timbul dengan istirahat
Perubahan memori : tidak
Menilai skala nyeri : skala sedang 5
Pemakaian alat bantu dengar/lihat : tidak
Kehilangan bagian tubuh/fungsinya : tidak
b) Objektif
Kemampuan mendengar/melihat/menghidung/merasakan : normal
Aktifitas kejang : tidak ada
Bahasa yang diucapkan : Indonesia dan jawa
Kemampuan untuk mengikuti : baik
Tingkat kesadaran : composmentis, pemeriksaan neurologis :
E4M6V5, tidak terdapat kaku kuduk,nervus cranialis normal
Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : tidak ada masalah
Memperlihatkan kesadaran bagian tubuh yang akurat
7) Persepsi diri/konsep diri
a) Subjektif
Sikap tentang diri : menerima penyakitnya
Dampak sakit terhadap diri : terbatas untuk beraktivitas
Keinginan untuk mengubah diri : berubah untuk hidup sehat
Gugup/rileks (1-5) 3
16
k. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran composmentis GCS 15 E4M6V5
BB : 62 kg
TB : 153 cm
TTV : TD 124/87 mmHg, Nadi 78 x/menit, Suhu 36 C, RR 20 x/menit
1. Kepala
a. Kepala
Mesochhepal, rambut hitam, sedikit beruban, kulit rambut bersih,
tidak ada luka, tidak ada edema, tidak ada nyeri
b. Mata
Simetris, penglihatan (+), konjungtiva ananemis, sclera anikterik,
pupil isokor, refleks cahaya +, diameter pupil 2 mm/2 mm
c. Hidung
Penciuman +, cuping -, tidak ada pembesaran polip, tidak ada
penumpukan secret
d. Telinga
Simetris, tidak ada penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik
e. Mulut
Mukosa bibir kering, stomatitis -, lidah sedikit kotor, tidak ada
pembesaran tonsil
f. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran vena jugularis
2. Dada
a) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
b) Paru
19
l. Obat-obatan
No. Terapi Dosis
1 Asam traneksamat 3x500 mg
2 Ceftriaxone 2x1 gr
3 Ketorolac 3x30 mg
20
m. Data penunjang
a. Pemeriikssaan USG
Hasil :
Uterus membesar disertai massa inhomogen batas tegas dengan
multiple bagian kistik didalamnya pada endometrium -> mendukung
gambaran Tumor Trofoblas Gestasional.
b. Uji sonde : tidak dilakukan
c. Foto rongten abdomen : tidak dillakukan
d. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis : tidak dilakukan
e. Pemeriksaan kadar beta HcG : tidak dilakukan
f. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 10,4 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 15190 3600-11000 U/L
Hematocrit 33 35-47 %
Eritrosit 4,3 3,8-5,2 10^6/uL
Trombosit 437.000 150.000-440.000 /uL
MCV 76,7 80-100
MCHC 31,3 32-36
RDW 15,6 11,5-14,5
MPV 8,8 9,4-12,3
Basophil 0,2 0-1 %
Eosinophil 1,8 2-4 %
Seqmen 74,6 50-70 %
Limfosit 18,2 25-40 %
Monosit 4.8 2-8 %
PT 10,4
APTT 24,4
GDS 100 <= 200
Ureum darah 22,4 6,40-8,20 g/dL
Kreatinin darah 0,71 14,98-38,52 mg/dL
21
I. ANALISA DATA
No. Hari/tanggal Data fokus Etiologi Masalah
1. 1 Oktober DS : Agen cedera fisik Nyeri akut
2019 - Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
luka operasi
- Pengkajian PQRST :
P : Nyeri bertambah ketika bergerak dan
berkurang ketika istirahat/miinum obat
Q : nyeri seperti tersayat-sayat
R : nyeri dibagian abdomen dan tidak
menjalar
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
DO :
- Pasien tampak merinngis kesakitan
- Pasien terlihat tidak nyaman
- TTD : 124/87 mmHg
22
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Bina hubungan ssaling percaya
ancaman 3x24jam diharapkan masalah Ansietas teratasi 2. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab
status terkini sesuai kriteria hasil sebagai berikut : 3. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
Indikator A T 4. Berikan penjelasaan tentang penyakitnya
Penerimaan/pengacu 2 4 5. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
kondisi 6. Diskusikan tentang koping alternative dan
Distreess 2 4 teknik pemecahan masalah
Perasaan gelisah 2 4
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pertahankan teknik aseptic
infeksi b.d 3x24jam diharapkan masalah Resiko infeksi 2. Monitor tanda gejala infeksi sisstemik atau
prosedur teratasi sesuai kriteria hasil sebagai berikut : local
invasif Indikator A T 3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda
Status imun 3 5 gejala infeksi
Control infeksi 3 5 4. Lakukan perawatan luka sesuai dengan indikasi
Control resiko 3 5
25
IV. EVALUASI
No. Tanggal/jam Evaluasi TTD
1. 1/10/2019 S : pasien mengatakan nyeri masih tetap dirasakan, nyeri seperti tertusuk-tusuk tersayat-
20:00 sayat, dirasakanpada luka operasi skala 5, hilang timbul
O : pasien tampak bisa mengontrol nyeri, pasien tampak bisa melakukan teknik nafas dalam
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi analgetik dan farmakologi
- Evaluasi nyeri
S : pasien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan bisa mengontrol kecemasannya dengan
berdoa dan berpasrah diri kepada Tuhan
O:
- Pasien tampak tidak melamun
- Keadaan gelisah terkontrol
- Pasien tampak sedikit fokus
A : masalah keperawatan ansietas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Evaluasi tingkat ansietas
29
S : pasien mengatakan tidak merasa ada gejala yang cocok dengan tanda gejala infeksi yang
spesifik, pasien hanya merasakan nyeri
O:
- Balutan luka tampak bersih
- Tidak merembes
- Aseptic terlaksanakan
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi antibiotic
- Perawatan luka
- Kondisi aseptik
1. 2/10/2019 S : pasien mengatakan nyeri berkurang dari haari sebelumnya skala 4 nyeri pada luka post
20:00 operasi, hilang timbul
O : pasien tampak bisa mengontrol nyeri, pasien tampak bisa melakukan teknik genggam jari
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
30
P : lanjutkan intervensi
- Terapi analgetik dan farmakologi
- Evaluasi nyeri
S : pasien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan bisa mengontrol kecemasannya karena
hari ini dipperbolehkan untuk pulang
O:
- Pasien tampak tidak melamun
- Keadaan gelisah terkontrol
- Pasien tampak fokus
A : masalah keperawatan ansietas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Evaluasi tingkat ansietas
- Kaji keadaan umum dan TTV pasien
- Lakukan discharge planning
S : pasien mengatakan tidak merasa ada gejala yang cocok dengan tanda gejala infeksi yang
spesifik, pasien hanya merasakan nyeri
31
O:
- Balutan luka tampak bersih
- Tidak merembes
- Aseptic terlaksanakan
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi antibiotic
- Perawatan luka
26
BAB III
PEMBAHASAN