Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

T DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS
TUMOR TROFOBLAS GESTASIONAL (TTG) DI RUANG TERATAI RS
PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :

OKTIANA FATMAWATI

(A32019082)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS
TUMOR TROFOBLAS GESTASIONAL (TTG) DI RUANG TERATAI RS
PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Yang Telah Dipersiapkan dan disusun

oleh Oktiana Fatmawati

NIM : A32019082

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(…………..……………..) (…………………………..)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................. 1
1. Pengertian .............................................................................................. 1
2. Etiologi .................................................................................................. 1
3. Batasan Karakteristik ............................................................................. 2
4. Fokus Pengkajian ................................................................................... 5
5. Patofisiologi dan pathway...................................................................... 5
6. Masalah keperawatan lain yang muncul ................................................ 7
7. Intervensi Keperawatan ......................................................................... 7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................. 8
1. Pengkajian.............................................................................................. 8
2. Analisa Data........................................................................................... 21
3. Intervensi Keperawatan ......................................................................... 23
4. Implementasi.......................................................................................... 24
5. Evaluasi.................................................................................................. 25
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR TROFOBLAS GESTASIONAL (TTG)

1. Pengertian
Penyakit trofoblas gestasional atau Gestational trophoblastic
disease (GTD) merupakan sebuah spektrum tumor-tumor terkait, termasuk
mola hidatidosa, mola invasif, placental-site trophoblastic tumor dan
koriokarsinoma, yang memiliki berbagai variasi lokal invasi dan metastasis.
Penyakit trofoblas gestasional bisa berupa tumor atau keadaan yang
merupakan predisposisi untuk menjadi tumor. Sifat tumornya unik karena
merupakan allograft yang berasal dari conceptus yang kemudian menyerang
jaringan ibu. Karena penyakit ini berhubungan dengan kehamilan maka
kejadiannya terbanyak pada wanita usia reproduksi.
Secara umum terdapat dua bentuk PTG yakni Molahydatidosa yang
sifatnya jinak dan Koriokarsinoma yang sifatnya ganas. Koriokarsinoma
merupakan kanker pada manusia yang seringkali dapat diatasi dengan
pemberian kemoterapi dan tidak jarang pasennya dapat sembuh sekalipun
penyakitnya sudah menyebar secara luas. Koriokarsinoma dapat tumbuh dari
berbagai bentuk conceptus baik kehamilan normal aterm maupun
prematur, abortus, kehamilan ektopik, kematian intaruterin dan mola
hidatidosa. Peluang terjadinya koriokarsinoma pasca mola sekitar 1000 kali
lebih besar daripada sesudah suatu kehamilan normal.
2. Etiologi
a. Umur
Umur belasan atau diatas 35 tahun adalah salah satu faktor
risiko keganasan
b. Kadar β HCG praevakuasi
25 % pasien dengan kadar β HCG >100.000 IU/L mengalami degenerasi
ganas, sedangkan bila diwah nilai tersebut hanya sebesar 7 %.
2

c. Besar Uterus :
Besar uterus parallel dengan kadar β HCG. Molahidatidosa dengan besar
uterus > 20 minggu merupakan risiko degenerasi ganas
d. Faktor genetik :
Molahidatidosa dengan kromosom 46 XX mempunyai risiko Keganasan
yang lebih rendah dinading dengan kromosom 46XY
e. Kadar Vitamin A :
Kadar retinol pasien molahidatidosa lebih rendah dibanding kehamilan
normal. Pada kasus kasus yang berdegenerasi ganas didapat kadar vitamin
A dibawah normal.
f. Aktifitas Imunologik :
Aktifitas imunologik pada pasien degenrasi keganasan menurun berdasar
evaluasi hitung limfosit, T helper, T sitotoksik.
3. Batasan Karakteristik
Gejala gejala klinik yang klasik dari mola hidatidosa adalah adanya
keluhan keluhan subyektif seperti pada kehamilan normal trimester ke 1
yakni terlambat haid, mual mual dan muntah muntah, keluhan terakhir ini
biasanya manifestasinya relatif lebih hebat dari pada suatu kehamilan normal.
Pada era sebelum adanya USG adanya kehamilan mola diduga dari
didapatkannya uterus yang ukurannya lebih besar dari usia kehamilannya
yang antara tahun 1955 –1975 dilaporkan berbagai peneliti ditemukan pada
50 % - 80 % dari kasus mola hidatidosa . Adanya perdarahan per vagina erat
kaitannya dengan diagnosis mola pada stadium lanjut yakni pada kasus-kasus
dengan uterus yang lebih besar dari usia kehamilannya.
Tidak ditemukannya fetus secara klinis maupun radiologis disertai
adanya perdarahan mengakibatkan dipakainya istilah Suspect Mola
Hidatidosa.Diferensial diagnosisnya adalah missed abortio, salah satu cara
untuk membedakan kedua penyakit itu pernah dianjurkan penggunaan test
sonde dari Acosta Sison .Pada usia kehamilan yang lebih lanjut disamping
terjadinya perdarahan pervaginam juga bisa diikuti dengan keluarnya
gelembung gelembung mola. Baik cara klinis maupun radiologis pada mola
3

hidatidosa komplit tidak didapatkan janin. Pada era sebelum adanya


sarana USG; diagnosis mola umumnya baru dapat ditegakkan pada fase
lanjut,dewasa ini dengan pemeriksaan USG dapat diketahui adanya janin
pada mola parsialis dan pada kehamilan kembar yang salah satunya adalah
mola Dengan menggunakan alat USG yang resolusinya lebih baik gambaran
yang tampak bukan gambaran badai salju melainkan gambaran jaringan
vesikuler yang memperlihatkan adanya gelembung gelembung mola dari
berbagai ukuran.
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan kadar beta hCG : pada mola terdapat peningkatan kadar beta
hCG darah atau urin.
b. Uji Sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati
ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde
diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan
mola (cara Acosta-Sison).
c. Cek darah lengkap sering menunjukkan adanya anemia dan koagulopati.
d. Foto rontgen abdomen : tidak terlihat tilang-tulang janini (pada kehamilan
3 – 4 bulan
e. Ultrasonografi : pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern)
dan tidak terlihat janin
f. Bila telah ditegakkan diagnosis mola hidatidosa, maka pemeriksaan
rontgen pulmo harus dilakukan karena paru – paru merupakan tempat
metastasis pertama bagi PTG. Pada foto thoraks : pada mola ada
gambaram emboli udara
g. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis
Pemeriksaan histologis memperlihatkan pada mola komplet tidak terdapat
jaringan fetus, terdapat proliferasi trofoblastik, vili yang hidropik, serta
kromosom 46,XX atau 46,XY. Sebagai tambahan pada mola komplet
memperlihatkan peningkatan faktor pertumbuhan, termasuk c-myc,
epidermal growth factor, dan c-erb B-2, dibandingkan pada plasenta yang
normal. Gejala mola parsial tidak sama seperti komplet mola. Penderita
4

biasanya hanya mengeluhkan gejala seperti terjadinya abortus inkomplet


atau missed abortion, seperti adanya perdarahan vaginal dan tidak adanya
denyut jantung janin. Jarang sekali didapatkan adanya hiperemesis, kista
lutein, dan hipertiroid. Pada pemeriksaan histologis, pada mola parsial
terdapat jaringan fetus beserta amnion dan eritrosit fetus.
5. Penatalaksanaan Medis
Tatalaksana PTG adalah berdasarkan staging dan skoring.
Kemoterapi adalah modalitas utama pada pasien dengan PTG.Angka
keberhasilan terapi pada PTG risiko rendah adalah 100% dan lebih dari 80%
pada PTG risiko tinggi. Angka keberhasilan terapi pada PTG nonmetastasis
95,1%, risiko rendah 83,3%, risiko tinggi hanya 50 % dengan angka kematian
karena PTG berkisar 8-9%. Kemoterapi pada PTG risiko rendah adalah
kemoterapi tunggal, dengan pilihan utama Methotrexate. Kemoterapi tunggal
lain yang dapat digunakan adalah Dactinomycin.Sedangkan pada PTG risiko
tinggi menggunakan kemoterapi kombinasi diberikan kombinasi EMA-CO
(etoposide, methotrexate, actinomycin, cyclophosphamaide dan oncovin)
sebagai terapi primer atau menggunakan kombinasi ME (Metothrexate,
Etoposide), EP (Etoposide, Cisplatinum).
Evakuasi molahidatidosa dilakukan sesaat setelah diagnosis
ditegakkan, hal didasarkan perhitungan bahwa evakuasi dilakukan untuk
menghindari abortus mola sehingga perlu tingakan akut, menghindari
komplikasi hipertiroid atau perforasi serta untuk memperoleh jaringan untuk
diagnosis histopatologi. Dengan perkembangan kemoterapi yang mempunyai
angka keberhasilan terapi yang tinggi, kuretase cukup dilakukan satu kali
Histerektomi dilaporkan dilakukan pada kasus molahidatidosa usia tua dan
terbukti mengurangi angka kematian dari koriokarsinoma.Histerektomi juga
dilakukan pada keadaan darurat pada kasus perforasi,pada kasus metastasis
liver, otak yang tidak respon terhadap kemoterapi serta pada kasus PSTT.
Penyakit trofoblas gestasional adalah radiosensitive, karena radiasi mempuyai
efek tumorosidal serta hemostatik, Radioterapi dapat dilakukan pada
5

metastasis otak atau pada pasien yang tidak bisa diberikan kemoterapi karena
alasan medis.
6. Fokus Pengkajian
a. Identitas
b. Keadaan Umum
c. Keluhan Utama
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat obstetri dan menstruasi
f. Riwayat Penyakit Dulu
g. Riwayat Penyakit Keluarga.
h. Keadaan Umum : TD : N : RR : S
B1 ( Breathing )
Sesak , Batuk , Suara nafas , Suara nafas tambahan , Retraksi dada , Nyeri
dada , Gallop
Mumur , Suara jantung
i. CRT : < 3 detik B3 (Brain) GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6 Reflek
Patologis : tidak ada Mual : + Pupil : Isokor B4 (Blader) BAK, B5
(Bowel) Frekuensi Makan : B6 (Bone) Tidak terdapat patah tulang,
Psikososial
7. Patofisiologi dan pathway
Patofisiologi degenerasi ganas pada molahidatidosa belum diketahui
seluruhnya. Sejumlah 15-28% molahidatidosa mengalami degenerasi
keganasan menjadi PTG.Tiga aktifitas yang penting dari sel trofoblas adalah
Proliferasi, Apoptosis, Invasi. Terdapat kesamaan antara mola dan
koriokarsinoma, yaitu terdapat peningkatan ekspresi c-myc, c-fms dan bcl2.
Perbedaanya adalah pada koriokarsinoma mengalami peningkatan ekspresi
Ki167 dan p53.
6

Pathway :
7

8. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul


a. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut b.d perdarahan, proses penjalaran
penyakit
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual sekunder akibat peningkatan
kadar ß-hCG
c. Ansietas b.d ancaman intregritas biologis aktual atau yang dirasa
sekunder akibat penyakit
d. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d ketakutan terkaitan perdarahan
per vaginam penyakitnya.
9. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
NIC =
Manajemen nyeri
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2) Kaji faktor yang dapat menuurunkan toleransi nyeri
3) Gunakan tekniik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
4) Lakukan kolaborasi pemberian obat analgetik
b. Ansietas b.d ancaman status terkini
NIC =
1. Bina hubungan ssaling percaya
2. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab
3. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
4. Berikan penjelasaan tentang penyakitnya
5. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
6. Diskusikan tentang koping alternative dan teknik pemecahan
masalah
8

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama perawat : Oktiana Fatmawati


Tanggal pengkajian : 1 Oktober 2019
Ruang : Teratai
Waktu : 14 : 40 WIB
PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Nama : Ny. T
Tanggal lahir : 15 Januari 1970
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kejene RT 17 RW 08, Randudongkal
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk RS : 30 September 2019
Diagnosa medis : Tumor Trofoblas Gestasional (TTG)
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.K
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Randudongkal
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
c. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri dibagian perut luka operasi
9

d. Riwayat penyakit sekarang


Pasien Ny.T dirawat diruang Tertai dengan diagnose medis TTG, kesadaran
composmentis dengan GCS 15 E4M6V5, keluhan yang dirasakan pasien
yaitunyeri dibagian perut luka post operasi, nyeri timbul ketika bergerak dan
berkurang ketika istirahat dan minum obat, nyeri seperti ditusuk-tusuk atau
tersayat-sayat, skala nyeri 5, nyeri dirasakan hilang timbul, setelah menjalani
operasi pasien susah tidur, pasien terbangun karena merasa nyeri, pada saat
pengkajian pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya, KU pasien cukup
dengan hasil pemeriksaan TTV TD 124/87 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 20
x/menit, S : 36 x/menit.
Pengkajian nyeri :
1) Perubahan selera makan : pasien hanya menghabiskan ¼ - ½ porsi makan
2) Perubahan pada parameter fisiologis : mengalami perubahan pada rahim
pasien
3) Diaforesis (keringat berlebih) : saat pengkajian pasien tidak mengalami
diaphoresis
4) Perilaku distraksi : tidak
5) Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkannya : pasien dapat
mengungkapkan nyeri
6) Perilaku ekspresif : Ya
7) Ekspresi wajah nyeri : Ya
8) Sikap tubuh melindungi : Ya, melindungi area nyeri
9) Putus asa : tidak
10) Fokus menyempit : ya
11) Perilaku protektif : ya
12) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktifitas : ya
13) Dilatasi pupil : tidak
14) Fokus pada diri sendiri
15) Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri : nyeri
sedang, skala 5
10

16) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar


instrument nyeri : nyeri seperti tertusuk-tusuk atau tersayat-sayat
Pengkajian ansietas
1) Perilaku : tampak waspada, agitasi, insomnia, kontak mata yang buruk,
gelisah, khawatir tentang perubahan kualitas hidup
2) Afektif : Perasaan tidak adekuat, gugup, berfokus pada diri sendiri, ragu
3) Fisiologis : wajah tegang
4) Simpatis : mulut kering, peningkatan denyut nadi, kedutan otot, lemah
5) Parasimpatis : Nyeri abdomen, keletihan, sering berkemih
6) kognitif : gangguan perhatian, gangguan konsentrasi, penurunan
kemampuan untuk memecahkan masalah, melamun
e. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengalami sakit perut 5 bulan lalu, seperti ditusuk-tusuk, pasien
mempunyai riwayat di kiret, setelah dikiret mengalami perdarahan
menggumpal, dan dilakukan kiret kembali yang kedua kali. Pasien mengalami
pembesaran perut bagian bawah, pasien mengatakan saat berhubungan
seksual merasakan nyeri dan kadang juga disertai pengeluaran darah, jumlah
sedikit dan berwarna merah terang, pasien mengatakan sudah tidak teratur
menstruasi sejak 3 tahun lalu, dan sebelumnya ketika menstruasi sering
merasa nyeri, tidak ada mual muntah, pola eliminasi pasien tidak mengalami
gangguan BAB cenderung lancer 1x sehari BAK 4-6 x sehari tergantung
banyak dan tidaknya minum. Sebelum melakukan pemeriksaan di RS
Margono sebelumnya pasien pernah melakukan pemeriksaan di RS Pemalang
5 bulan lalu yang dilakukann kuret. Tetapi setelah kuret pasien mengalami
perdaarahan hingga kemudian dirujuk ke RS Margono. Saat ini pasien tidak
bekerja karena sakit. Sebelumnya pasienn bekerja sebagai petani, pasien
mengatakan sselama ini tinggal dirumahnya, tempat tinggal bersih, jauh dari
tempat pembuangan sampah dan pemancar radiasi.
11

f. Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
seperti yang diderita pasien, juga tidak mempunyai penyakit menular atau
keturunan seperti hipertensi, DM, jiwa
g. Riwayat Ginekologi
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami masalah ginekologi
seperti miom, kista, kanker organ ginekologi
Riwayat menstruasi (menarche usia 13 tahun, siklus 28 tahun, teratur, 5-7
hari, sifat darah merah tua coklat dan sedikit menggumpal, keluhan sakit)
Riwayat menikah 15 tahun, pernikahan yang ke 1
h. Riwayat KB
Pasien pernah KB, KB yang digunakan yaitu suntik, passion tidak mencoba
KB lain. KB suntik membuat pasien sering tidak teratur menstruasi
i. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Masalah
persalinan kelamin lahir bayi kehamilan
waktu
lahir
1. 1984 Spontan Bidan Pr 3,2 Normal Tidak
2. 1989 Spontan Bidan Pr 3,2 dan Ada
3. 1994 Spontan Bidan Pr 3 Sehat masalah

j. Pola fungsional Gordon


1) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
a) Subjektif
Alasan masuk RS : pasien mengeluh bagian perut bawah dan
perdarahan
Obat-obatan yang digunakan : sebelumnya pasien mengkonsumsi
obat dari RS pemalang, jenis obat tidak terkaji, tidak mengkomssi
obat dari warung atau apotik
12

Riwayat medic dan sosial : ketika sakit pasien berobat ke dokter atau
rumah sakit
Persepsi klien tentang status kesehatan : pasien mengatakan
penyakitnya dapat membaik jika mengikuti petunjuk dokter
Pengobatan yang telah/sedang dilakukan : pasien telah dikuretase
sebelumnya dan saat ini telah dioperasi dan mengkonsumsi obat-
obatan dari RS Margono (asam traneksamat 3x500 mg, ceftriaxone
3x1 gr, dan ketorolac 3x30 mg)
b) Objektif
Pengamatan umum : pasien tampak nyeri dan cemas terhadap
penyakitnya
Bukti menggunakan obat legal : pasien menggunakan obat yang
diresepkan dari dokter
Leukosit : 15190 u/L
Kemampuan menyusun tujuan : pada saat sakit seperti ini pasien
membatasi pergerakan fisik yang menimbulkan nyeri dan mobilisasi
secara perlahan
Umur pasien : 49 tahun
Bahaya kerja : pasien masih membatasi aktifitasnya karena nyeri
luka post operasi dan masih perlahan untuk bergerak
2) Nutrisi/metabolic
a) Subjektif
Masukan makanan : sebelum sakit pasien sering dan senang makan
manis seperti kolak, makan nasi 3x sehari dengan variasi lauk pauk
Alergi : pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan
Gangguan menelan/pencernaan : tidak ada gangguan
Perasaan mual : awal sakit pasien kadang mual dan tidak setiap hari
Penggunaan alcohol : tidak
Makanan kesukaan/pola makan : suka makan manis seperti kolak
Perubahan berat badan : pasien mengalami penurunan BB 1kg, BB
saat ini 62 kg
13

b) Objektif
Diet yang dianjurkan : TETP, bentuk makanan : nasi, rute : oral,
kebutuhan gizi : energy 1723 kkal, protein 63 gr, lemak 47 gr, CHO
289 gr
Presentase makanan yang dimakan : ¼ - ½ porsi
Kemampuan menelan baik
Selang NGT : tidak terpasang
Muntah : tidak
TB dan BB : 153 cm dan 62 kg
Suhu : 36 C, tidak ada edema, lab albumin serum : tidak dilakukan
3) Eliminasi
a) Subjektif
Frekuensi BAB dan BAK : sebelum sakit pasien BAK 4-6 kali
sehari, BAB 1-2 hari sekali
Karakteristik : BAK berwarna kekuningan, berbau khas, BAB
konsistensi lembek sammpai padat berwarna coklat kekuningan,
berbau khas
Masalah BAK/BAB : sebelum sakit tidak ada masalah
Pola masukan cairan : pasien minum air putis 6-7 gelas perhari dan
kadang minum the
Infeksi saluran kencing : tidak ada
Penggunaan diuretic : tidak
Masalah konstipasi/diare :tidak
Masalah bau badan : berbau khas
b) Objektif
Jumlah urine/warna/bau : urine 150 cc per 12 jam, warna
kekuningan, berbau khas
Kateter : terpasang DC uk 16, kandung kemih teraba : tidak terjadi
distensi
Jumlah feses, warna konsistensi : saat dikaji pasien belum BAB dari
kemarin
14

Abdomen lemas / nyeri tekan : tidak terkaji, adanya luka post operasi
Bising usus : 12 x/menit
Selang drainase : terpasang
Masalah bau badan : berbau khas
4) Aktivitas/latihan
a) Subjektif
Nafas pendek/nyeri saat aktivitas : ya
Riwayat asma, penyakit paru tidak ada, riwayat penyakit jantung
tidak ada
Pola latihan yang bisa dilakukan : berjalan pegangan
Penggunaan tongkat/walker : tidak
Kecukupan energy : kurang, aktivitas sejak sakit terganggu
b) Objektif
Frekuensi, kedalaman, irama nafas ; RR 20 x menit, inspirasi
ekspirasi 2/2, irama regular
Bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Adanya batuk : tidak
Penggunaa otot bantu nafas : tidak
TTV : TD 124/87 mmHg, nadi 78x/menit, RR 20 x/menit, S 36 C
Rentang gerak (ROM) : berkurang
Kekuatan/postur : lemah
Genggaman tangan/reflex : sedang
Masalah berjalan : tidak ada, hanya saja menahan nyeri
Tidak ada bagian tubuh protese
5) Tidur/istirahat
a) Subjektif
Kebiasaan lama tidur : pasien biasa tidur 5-6 jam
Istirahat untuk aktifitas sehari-hari : ya
Keluhan ngantuk : dalam batas normal
Mengeluh letih : tidak
15

b) Objektif
Waktu tidur/tidur siang : saat pengkajian mengatakan susah tidur
setelah operasi terbangun karena sakit luka operasi
Sering menguap : tidak
Lingkaran gelap dibawah mata : tidak ada
Ptosis kelopak mata : tidak
Rentang perhatian : cukup
6) Kognitif/perseptual
a) Subjektif
Masalah sensori indera : tidak ada
Bahasa yang digunakan : Indonesia dan jawa
Persepsi nyeri : hilang timbul dengan istirahat
Perubahan memori : tidak
Menilai skala nyeri : skala sedang 5
Pemakaian alat bantu dengar/lihat : tidak
Kehilangan bagian tubuh/fungsinya : tidak
b) Objektif
Kemampuan mendengar/melihat/menghidung/merasakan : normal
Aktifitas kejang : tidak ada
Bahasa yang diucapkan : Indonesia dan jawa
Kemampuan untuk mengikuti : baik
Tingkat kesadaran : composmentis, pemeriksaan neurologis :
E4M6V5, tidak terdapat kaku kuduk,nervus cranialis normal
Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : tidak ada masalah
Memperlihatkan kesadaran bagian tubuh yang akurat
7) Persepsi diri/konsep diri
a) Subjektif
Sikap tentang diri : menerima penyakitnya
Dampak sakit terhadap diri : terbatas untuk beraktivitas
Keinginan untuk mengubah diri : berubah untuk hidup sehat
Gugup/rileks (1-5) 3
16

Merasa tak berdaya : ya


b) Objektif
Postur tubuh : normal
Kontak mata :kurang
Asertif atau pasif : pasif
Isyarat nonverbal : ya, isyarat nyeri ekspresi wajah
8) Peran/hubungan
a) Subjektif
Pekerjaan : petani
Keefektifan hubungan orang terdekat : pasien mengatakan tidak ada
masalah dengan orang terdekat
Efek perubahan peran terhadap hubungan : tidak ada
Tempat tinggal : mempunyai rumah sendiri bersama suaminya
b) Objektif
Interaksi yang diamati : baik
Tingkah laku yang pasif/agresif : ya,, karena nyerinya
Masalah keuangan : ya
9) Seksualitas/reproduksi
a) Subjektif
Dampak sakit terhadap seksualitas : pasien mengatakan berdampak
buruk
Riwayat haid : pasien menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, 5-6
hari, anak : pasien telah mempunyai 3 orang anak
Pemeriksaan payudara sendiri : tidak
Pruritus : tidak
Tindakan pengendalian kelahiran : pasien menggunakan KB
Riwayat penyakit seksual : tidak ada
b) Objektif
Pemeriksaan payudara : simetris tidak ada benjolan
17

Pemeriksaan genetalia : jenis kelamin perempuan, terpasang kateter


uk 16, terdapat flek berwarna coklat campur keputihan, jumlah
sedikit dan sedikit berbau
Drainase : tidak ada
10) Koping/toleransi stress
a) Subjektif
Stressor pada tahhun sebelumnya : dampak KB suntik membuat
menstruasi tidak teratur
Metode koping yang biasa dilakukan : berdoa
Sistem pendukung : suami dan keluarga
Penggunaan alcohol/obat illegal : tidak
Efek penyakit terhadap stress : gampang bersedih/marah
Nada suara : lemah
b) Objektif
Interaksi dengan orang lain : tidak ada masalah
Berjalan bolak balik : tidak
Tidak ada kontak mata : ada, berkurang
Menangis, bersuara : tidak
Ekspresi wajah menahan nyeri
11) Nilai/kepercayaan
a) Subjektif
Agama : islam, spiritualitas : pasien mengatakan rutin melakukan
ibadah 5 waktu
Kegiatan keagamaan dan berbagi dengan orang lain : pasien
mengatakan kadang-kadang mengikuti pengajian dan ikut
sedekah/infaq
Sikap terhadap masalah : menerima dan bersabar
b) Objektif
Mencari bantuan spiritual : tidak
Bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan : pasien tampak berdoa
18

k. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran composmentis GCS 15 E4M6V5
BB : 62 kg
TB : 153 cm
TTV : TD 124/87 mmHg, Nadi 78 x/menit, Suhu 36 C, RR 20 x/menit
1. Kepala
a. Kepala
Mesochhepal, rambut hitam, sedikit beruban, kulit rambut bersih,
tidak ada luka, tidak ada edema, tidak ada nyeri
b. Mata
Simetris, penglihatan (+), konjungtiva ananemis, sclera anikterik,
pupil isokor, refleks cahaya +, diameter pupil 2 mm/2 mm
c. Hidung
Penciuman +, cuping -, tidak ada pembesaran polip, tidak ada
penumpukan secret
d. Telinga
Simetris, tidak ada penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik
e. Mulut
Mukosa bibir kering, stomatitis -, lidah sedikit kotor, tidak ada
pembesaran tonsil
f. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran vena jugularis
2. Dada
a) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
b) Paru
19

Inspeksi : Pengembangan simetris, tidak ada lesi/jejas, tidak


terdapat retraksi dinding dada, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
Palpasi : Tidak teraba benjolan, nyeri tekan -, vocal fremitus
kanan = kiri
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler
3. Payudara
Payudara simetris, putting susu menonjol, luka edema jejas (-)
4. Abdomen
Inspeksi : Cembung, terdapat luka post operasi
Auskultasi : Bising usus 12 x / menit
Palpasi : Tidak terkaji karena terdapat luka (nyeri)
Perkusi : Tidak terkaji karena terdapat luka (nyeri)
5. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, terpasang DC no 16, terdappat flek
berwarna coklat campur keputihan, jumlah sedikit dan agak berbau
6. Ekstremitas
Atas : tidak ada edema, akral hangat, turgor kulit baik, CRT < 2 detik
Bawah : tidak ada edema, akral hangat, turgor kulit baik
Kekuatan otot
5 5
5 5

l. Obat-obatan
No. Terapi Dosis
1 Asam traneksamat 3x500 mg
2 Ceftriaxone 2x1 gr
3 Ketorolac 3x30 mg
20

m. Data penunjang
a. Pemeriikssaan USG
Hasil :
Uterus membesar disertai massa inhomogen batas tegas dengan
multiple bagian kistik didalamnya pada endometrium -> mendukung
gambaran Tumor Trofoblas Gestasional.
b. Uji sonde : tidak dilakukan
c. Foto rongten abdomen : tidak dillakukan
d. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis : tidak dilakukan
e. Pemeriksaan kadar beta HcG : tidak dilakukan
f. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 10,4 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 15190 3600-11000 U/L
Hematocrit 33 35-47 %
Eritrosit 4,3 3,8-5,2 10^6/uL
Trombosit 437.000 150.000-440.000 /uL
MCV 76,7 80-100
MCHC 31,3 32-36
RDW 15,6 11,5-14,5
MPV 8,8 9,4-12,3
Basophil 0,2 0-1 %
Eosinophil 1,8 2-4 %
Seqmen 74,6 50-70 %
Limfosit 18,2 25-40 %
Monosit 4.8 2-8 %
PT 10,4
APTT 24,4
GDS 100 <= 200
Ureum darah 22,4 6,40-8,20 g/dL
Kreatinin darah 0,71 14,98-38,52 mg/dL
21

I. ANALISA DATA
No. Hari/tanggal Data fokus Etiologi Masalah
1. 1 Oktober DS : Agen cedera fisik Nyeri akut
2019 - Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
luka operasi
- Pengkajian PQRST :
P : Nyeri bertambah ketika bergerak dan
berkurang ketika istirahat/miinum obat
Q : nyeri seperti tersayat-sayat
R : nyeri dibagian abdomen dan tidak
menjalar
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
DO :
- Pasien tampak merinngis kesakitan
- Pasien terlihat tidak nyaman
- TTD : 124/87 mmHg
22

2. 1 Oktober DS : Ancaman status terkini Ansietas


2019 - Pasien mengatakan khawatir terrhadap
penyakitnya, takut kammbuh lagi, takut luka
operasi tidak sembuh
DO :
- Pasien tampak cemas
- Focus menyempit
- Mengekspresikan kekhawatiran
3. 1 Oktober DS : Prosedur invasif Resiko infeksi
2019 -
DO :
- Tampak luka post operasi laparatomi
eksplorrasi TAH BSO
- Luka dengan karakteristik balutan dan tidak
rembes
- Pasien tampak menahan nyeri pada luka post
op
- Leukosit 15190 u/L
23

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN :


1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Ansietas b.d ancaman status terkini
3. Resiko infeksi b.d prosedur invasif

II. INTERVENSI KEPERAWATAN


No. Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nyeri
b.d agen 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
cedera fisik Nyeri akut dapat teratasi sesuai kriteria hasil 2. Kaji faktor yang dapat menuurunkan toleransi
sebagai berikut :Kontrol nyeri nyeri
Indikator A T 3. Gunakan tekniik nonfarmakologi untuk
Mampu mengenal nyeri 2 4 mengurangi nyeri
Menggunakan nonfarmakologi 2 4 4. Lakukan kolaborasi pemberian obat analgetik
untuk mengatasi nyeri
Mengatakan nyeri berkurang 2 4
atau rasa nyaman
Menggunakan farmakologi 2 4
24

2. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Bina hubungan ssaling percaya
ancaman 3x24jam diharapkan masalah Ansietas teratasi 2. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab
status terkini sesuai kriteria hasil sebagai berikut : 3. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
Indikator A T 4. Berikan penjelasaan tentang penyakitnya
Penerimaan/pengacu 2 4 5. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
kondisi 6. Diskusikan tentang koping alternative dan
Distreess 2 4 teknik pemecahan masalah
Perasaan gelisah 2 4
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pertahankan teknik aseptic
infeksi b.d 3x24jam diharapkan masalah Resiko infeksi 2. Monitor tanda gejala infeksi sisstemik atau
prosedur teratasi sesuai kriteria hasil sebagai berikut : local
invasif Indikator A T 3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda
Status imun 3 5 gejala infeksi
Control infeksi 3 5 4. Lakukan perawatan luka sesuai dengan indikasi
Control resiko 3 5
25

III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Tanggal/Dx Implementasi Respon TTD
1/10/2019 Melakukan pengkajian nyeri secara kompehensif DS : pasien mengatakan nyeri, nyeri bertambah
ketika bergerak dan berkurang ketika istirahat dan
minum obat, seperti tertusuk-tusuk tersayat-sayat,
dibagian perut luka jahitan post operasi dan tidak
menyebar, skala nyeri 5
DO : tampak menahan nyeri, terdapat luka post op
Mengajarkan teknik non farmakologi relaksasi DS : pasien mengatakan lebih nyaman setelah
nafas dalam melakukan nafas dalam
DO : pasien tampak lebih nyaman dan bisa
menngontrol nyeri
Memberikan terapi analgetik ketorolac dan asam DS : pasiien bersedia
traneksamat 500 mg DO : terapi obat telah masuk lewat IV bolus

Melakukan pendekatan terapeutik DS : pasien mengatakan percaya kepada petugas


DO : pasien tampak mendengarkan dengan baik
Melakukan pengkajian ansietas DS : -
DO : ansietas dalam tingkatan ringan
26

Mengkaji keadaan umum pasien DS : Pasien dapat berorientasi


DO : KU baik, kesadaran composmentis
Melakukan pengukuran TTV DS : pasien bersedia
DO : TD : 124/87 mmHg, N 78 x/menit, RR 20
x/menit, S 36 C
Memberikan penjelasan tentang penyakit, DS : pasien mengatakan sudah mengetahui tentang
prosedur tindakan dan pengobatan penyakitnya dan sekarang tambah jelas
DO : pasien merasa tenang
Mempertahankan teknik aseptic pada pasien DS : -
DO : pasien tampak terlihat bersih, namun baju
tampak sedikit kotor
Monitor tanda dann gejalla infeksi sistemik/local DS : -
Memberi penjelassan kepada pasien dan keluarga DO : leukosit 15190, tidak terdapat tanda gejala
tentang tanda gejala infeksi infeksi

Memberikan obat ceftriaxone 1 gr DS : pasien bersedia


DO : ceftriaxone telah masuk IV bolus
27

2/10/2019 Mengkaji keadaan umum pasien DS : -


DO : KU baik, kesadaran composmentis
Melakukan pemeriksaan TTV DS : -
DO : TD : 121/73 mmHg, N 82 x/menit, RR 20
x/menit, S 35,8 C
Memonitor nyeri DS : pasien mengatakan nyeri berkurang pada skala 4
DO : pasien dapat mengontrol nyeri, ekspresi wajah
nyeri <
Mengajarkan teknik genggam jari untuk DS :pasien mengatakan bersedia
mengurangi nyeri DO : pasien mengatakan lebih tenang, pasien
kooperatif
Memonitor tanda gejala infeksi sistemik/local DS : -
DO : leukosit 15190, tidak terdapat tanda gejala
infeksi
Mempertahankan teknik aseptic pada pasien DS : -
DO : pasien menjaga kebersihan
28

IV. EVALUASI
No. Tanggal/jam Evaluasi TTD
1. 1/10/2019 S : pasien mengatakan nyeri masih tetap dirasakan, nyeri seperti tertusuk-tusuk tersayat-
20:00 sayat, dirasakanpada luka operasi skala 5, hilang timbul
O : pasien tampak bisa mengontrol nyeri, pasien tampak bisa melakukan teknik nafas dalam
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi analgetik dan farmakologi
- Evaluasi nyeri

S : pasien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan bisa mengontrol kecemasannya dengan
berdoa dan berpasrah diri kepada Tuhan
O:
- Pasien tampak tidak melamun
- Keadaan gelisah terkontrol
- Pasien tampak sedikit fokus
A : masalah keperawatan ansietas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Evaluasi tingkat ansietas
29

- Kaji keadaan umum dan TTV pasien


- Lakukan pendekatan terrapeutik

S : pasien mengatakan tidak merasa ada gejala yang cocok dengan tanda gejala infeksi yang
spesifik, pasien hanya merasakan nyeri
O:
- Balutan luka tampak bersih
- Tidak merembes
- Aseptic terlaksanakan
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi antibiotic
- Perawatan luka
- Kondisi aseptik

1. 2/10/2019 S : pasien mengatakan nyeri berkurang dari haari sebelumnya skala 4 nyeri pada luka post
20:00 operasi, hilang timbul
O : pasien tampak bisa mengontrol nyeri, pasien tampak bisa melakukan teknik genggam jari
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
30

P : lanjutkan intervensi
- Terapi analgetik dan farmakologi
- Evaluasi nyeri

S : pasien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan bisa mengontrol kecemasannya karena
hari ini dipperbolehkan untuk pulang
O:
- Pasien tampak tidak melamun
- Keadaan gelisah terkontrol
- Pasien tampak fokus
A : masalah keperawatan ansietas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Evaluasi tingkat ansietas
- Kaji keadaan umum dan TTV pasien
- Lakukan discharge planning

S : pasien mengatakan tidak merasa ada gejala yang cocok dengan tanda gejala infeksi yang
spesifik, pasien hanya merasakan nyeri
31

O:
- Balutan luka tampak bersih
- Tidak merembes
- Aseptic terlaksanakan
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Terapi antibiotic
- Perawatan luka
26

BAB III
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada ny.t dengan diagnosa keperawatan utama nyeri


akut dengan diagnosa medis tumor trofoblas gestasional (ttg) di ruang teratai rs
prof dr margono soekarjo purwokerto, pada pasien didapatkan data Pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut luka operasi, Nyeri bertambah ketika
bergerak dan berkurang ketika istirahat/miinum obat, nyeri seperti tersayat-sayat,
nyeri dibagian abdomen dan tidak menjalar, Skala nyeri 5 nyeri hilang timbul,
Pasien tampak merinngis kesakitan, Pasien terlihat tidak nyaman, TD : 124/87
mmHg, maka dapat diambil diagnose nyeri akut b.d agen cedera fisik. Data lain
Pasien mengatakan khawatir terrhadap penyakitnya, takut kammbuh lagi, takut
luka operasi tidak sembuh, Pasien tampak cemas, Focus menyempit,
Mengekspresikan kekhawatiran, maka dapat diambil diagnose ansietas b.d
ancaman status terkini. Data lain Tampak luka post operasi laparatomi eksplorrasi
TAH BSO, Luka dengan karakteristik balutan dan tidak rembes, Pasien tampak
menahan nyeri pada luka post op, Leukosit 15190 u/L, maka dapat diambil
diagnose resiko infeksi b.d prosedur invasive.

Tiindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan NIC yaitu


manajemen nyeri, pengurangan kecemassan dan perlindungan infeksi. Untuk
penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmmakologi dan
nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi salah satunya yaitu dengan teknik
relaksasi genggam jari.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Iin pinandita (2012) tentang


pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post operasi laparatomi didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh artinya
teknik genggam jari dapat menurunkan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M. et al. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi


ke 6. Edisi bahasa Indonesia Intansari Nurjannah dan Roxsana Devi
Tumanggor, Mosby an imprint of Elsevier inc
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Alih bahasa Budiana Keliat, Henny
Suzana & Teuku Tahlil. Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Manjoer, Arif, et al .2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius.
Moorhead, S. et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi kelima
Edisi bahasa Indonesia Intansari Nurjannah & Roxzana Devi
Tumanggor. Mosby an Imprint of Elsevier inc
Soekimin. 2005. Penyakit Trofoblas Ganas. Sumatera: Fakultas Kedokteran
USU.
Wiknjosastro, Hanifa, et al,. 2005.Ilmu Kandungan edisi kedua. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohard

Anda mungkin juga menyukai

  • A Video Bla
    A Video Bla
    Dokumen2 halaman
    A Video Bla
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • BHHBH
    BHHBH
    Dokumen9 halaman
    BHHBH
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Yesika
    Bab 1 Yesika
    Dokumen91 halaman
    Bab 1 Yesika
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • 1.analisa Tindakan Keperawatan MMD 1
    1.analisa Tindakan Keperawatan MMD 1
    Dokumen2 halaman
    1.analisa Tindakan Keperawatan MMD 1
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • FORM RONDE KEPERAWATAN Ok Print
    FORM RONDE KEPERAWATAN Ok Print
    Dokumen32 halaman
    FORM RONDE KEPERAWATAN Ok Print
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Cover Multazam
    Cover Multazam
    Dokumen4 halaman
    Cover Multazam
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Ronde
    Ronde
    Dokumen11 halaman
    Ronde
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Proposal Anggaran Manajemen Multazam
    Proposal Anggaran Manajemen Multazam
    Dokumen10 halaman
    Proposal Anggaran Manajemen Multazam
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • BAB
    BAB
    Dokumen62 halaman
    BAB
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat
  • Yesika Ners
    Yesika Ners
    Dokumen11 halaman
    Yesika Ners
    Yesika Gabella Sabarini
    Belum ada peringkat