Anda di halaman 1dari 28

TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH

a. Kepala Sekolah Selaku pimpinan, mempunyai tugas :


1) Menyusun perencanaan
2) Mengorganisir kegiatan
3) Mengarahkan kegiatan
4) Mengkoordinir kegiatan
5) Melaksanakan pengawasan
6) Melakukan evaluasi setiap kegiatan
7) Menentukan kebijaksanaan
8) Mengadakan rapat
9) Mengambil keputusan
10) Mengatur proses belajar mengajar
11) Mengatur administrasi :

 Kantor
 Siswa
 Pegawai
 Perlengkapan
 Keuangan

12) Mengatur organisasi siswa intra sekolah ( OSIS )


13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat

b. Kepala Sekolah selaku administrator, mempunyai tugas :


1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengkoordinasian
5) Pengawasan
6) Kurikulum
7) Kesiswaan
8) Perkantoran
9) Kepegawaian
10) Perlengkapan
11) Keuangan
12) Perpustakaan

c. Kepala Sekolah sebagai Suvervisor, mempunyai tugas supervisi terhadap :


1) Kegiatan belajar mengajar
2) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
3) Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
4) Kegiatan ketatausahaan
5) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha

TUPOKSI KEPALA SEKOLAH


1. Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)
a. Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan
program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan
melaksanakan program pengajaran dan remedial.
b. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan
melaksanakan tugas sehari-hari.
c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan
mengikuti lomba diluar sekolah.
d. Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui
pertemuan, seminar dan diskusi, menyediakan bahan bacaan,
memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan
jabatan melalui seleksi calon Kepala Sekolah.
e. Mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan/latihan,
pertemuan, seminar, diskusi dan bahan-bahan.

2. Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manager)


a. Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan
konseling dengan memiliki data lengkap administrasi kegiatan
belajar mengajar dan kelengkapan administrasi bimbingan
konseling.
b. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data
administrasi kesiswaan dan kegiatan ekstra kurikuler secara
lengkap.
c. Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data
administrasi tenaga guru dan Tata Usaha.
d. Mengelola administrasi keuangan Rutin, BOS, dan Komite.
e. Mengelola administrasi sarana/prasarana baik administrasi
gedung/ruang, mebelair, alat laboratorium, perpustakaan.

3. Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator)


a. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
b. Menyusun organisasi ketenagaan disekolah baik Wakasek,
Pembantu Kepala Sekolah, Walikelas, Kasubag Tata Usaha,
Bendahara, dan Personalia Pendukung misalnya pembina
perpustakaan, pramuka, OSIS, Olah raga. Personalia kegiatan
temporer, seperti Panitia Ujian, panitia peringatan hari besar
nasional atau keagamaan dan sebagainya.
c. Menggerakkan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan
arahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas.
d. Mengoptimalkan sumberdaya manusia secara optimal,
memanfaatkan sarana / prasarana secara optimal dan merawat
sarana prasarana milik sekolah.

4. Kepala Sekolah sebagai Penyelia (Supervisor)


a. Menyusun program supervisi kelas, pengawasan dan evaluasi
pembelajaran.
b. Melaksanakan program supervisi.
c. Memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
guru/karyawan dan untuk pengembangan sekolah.
5. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
a. Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri,
bertanggungjawab, berani mengambil resiko dan berjiwa besar.
b. Memahami kondisi guru, karyawan dan anak didik.
c. Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban.
d. Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun
ekstern.
e. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun
tertulis.

6. Kepala Sekolah sebagai Pembaharu (Inovator)


a. Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru
dari pihak lain.
b. Mampu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar
mengajar dan bimbingan konseling, pengadaan dan pembinaan
tenaga guru dan karyawan, kegiatan ekstra kurikuler dan
mampu melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya
manusia di Komite dan masyarakat.

7. Kepala Sekolah sebagai Pendorong (Motivator)


a. Mampu mengatur lingkungan kerja.
b. Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai.
c. Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun
sanksi hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Seseorang disebut lolos dari seleksi calon kepala sekolah jika lulus melalui berbagai tahapan
seleksi. Tahapan Seleksi calon Kepala Sekolah tersebut adalah sbb:

1. Seleksi administrasi

2. Rekomendasi dari kepala Sekolah

3. Rekomendasi dari pengawas Sekolah

4. Tes Tertulis terdiri dari (Instrumen 1a, 1b, 2 dan 3)

5. Tes Penulisan makalah

6. Wawancara

Berikut contoh soal Instrumen 1a disebut “respon terhadap situasi A “untuk Calon Kepala
Sekolah SD.

Petunjuk:

Saudara diminta untuk :

1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan
mengidentifikasi satu situasi bermasalah yang harus segera diatasi.
2. Menjabarkan tindakan yang akan diambil untuk dapat segera mengatasi masalah yang
telah diidentifikasi.

Soal:

Skenario Situasi:

SD X merupakan suatu sekolah yang terletak di tepi jalan utama. Di depan pintu pagar
sekolah, banyak terdapat penjual makanan yang sedang menjajakan makanannya.

Pada hari Senin, seperti biasa, para warga sekolah melaksanakan upacara bendera. Persis
setelah upacara dilakukan, yaitu sekitar pukul 08.00 WIB, tiba-tiba satu per satu siswa SD X
mengeluh tubuhnya lemas, sakit kepala, sakit perut dan hendak muntah. ‘ Awalnya cuma
satu, tapi lama kelamaan makin banyak,’ kata Kepala Sekolah X

Sebelum kejadian, Kepala Sekolah melihat siswa-siswanya keluar pekarangan sekolah dan
menyantap jajanan berbentuk daging olahan yang dijajakan pedagang di depan sekolah,
padahal kebanyakan dari siswa tersebut sudah membawa makanan dari rumah masing-
masing.

Respon :
Berdasarkan skenario situasi di atas, masalah yang harus segera diatasi adalah:

Tindakan yang dapat dengan segera mengatasi masalah tersebut adalah:

Tindakan tersebut diambil dengan pertimbangan/alasan:


PANDUAN PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN (PPK)
Posted by suaidinmath ⋅ 22 Juni 2014 ⋅ 2 Komentar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah memberikan acuan bagi pengembangan kompetensi kepala
sekolah/madrasah. Dengan standar tersebut diharapkan seluruh kepala sekolah/madrasah di
Indonesia dapat memiliki kompetensi yang paripurna. Namun demikian, informasi yang ada
menunjukkan belum terpenuhinya standar kompetensi kepala sekolah/madrasah. Sistem
rekruitmen dan pembinaan karir kepala sekolah/madrasah yang belum mapan menjadi salah
satu penyebab belum tercapainya standar kompetensi kepala sekolah/madrasah ini.
Diperlukan upaya terus menata sistem ke-kepalasekolah-an agar para kepala sekolah dapat
memenuhi kompetensi yang diharapkan.

Salah satu upaya menuju kepala sekolah/madrasah yang lebih baik adalah penerapan sistem
lisensi. Dalam sistem lisensi, calon kepala sekolah/madrasah akan diseleksi secara
administratif, sesuai ketentuan Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah; dan secara akademik, dengan pemenuhan kriteria akademik yang
meliputi: 1) Penilaian Kinerja sebagai guru; 2) Rekomendasi dari Kepala Sekolah; 3)
Rekomendasi dari pengawas sekolah; 4) Makalah tentang kepemimpinan sekolah; dan 5)
Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA=Leadership Potential Assessment).

Penilaian Potensi Kepemimpinan, merupakan salah satu komponen penting dalam proses
lisensi calon kepala sekolah yang harus dilaksanakan secara menyeluruh dan sistematis.
Untuk itulah panduan ini disusun, sebagai suatu guidelines pelaksanaan PPK, agar diperoleh
satu kesamaan konsep, prinsip, komponen, ruang lingkup dan mekanisme bagi pelaksana
PPK, melalui rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing. Panduan ini ditujukan baik
bagi asesor, sebagai ujung tombak pelaksanaan PPK, maupun bagi lembaga-lembaga terkait
seperti LPPKS, PPPPTK, LPMP, Dinas Pendidikan dan Kantor Depag di tingkat provinsi/
kabupaten/kota agar bersama dapat saling menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi
proses lisensi calon kepala sekolah yang reliable, untuk menghasilkan kepala sekolah-kepala
sekolah terbaik, menuju terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan panduan ini.
Masukan yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan.

Sukoharjo, April 2010


Kepala LPPKS

Prof. Dr. Siswandari, M.Stats


NIP. 19590201 198503 2 002

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/ Madrasah menuntut dilakukannya penataan kembali sistem rekruitmen dan
pembinaan karir kepala sekolah yang lebih sistematis dan terjamin, suatu sistem yang mampu
membuat standar nasional kompetensi ini diperhatikan, baik oleh calon kepala sekolah,
kepala sekolah dalam jabatan maupun dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi.
Sebagai salah satu upaya penataan kepala sekolah/madrasah, kebijakan nasional menetapkan
setiap calon kepala sekolah/madrasah untuk berlisensi. Proses lisensi ini akan menghadapkan
calon kepala sekolah/madrasah, salah satunya, pada suatu proses penilaian akademik, yang di
dalamnya meliputi Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA=Leadership Potential
Assessment).
Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA=Leadership Potential Assessment) bertujuan
untuk membantu menilai kesiapan calon, memilah para calon yang potensial, untuk nantinya
dapat terus mengikuti tahapan proses seleksi menuju lisensi. PPK akan menghadapkan calon
kepala sekolah/madrasah pada sejumlah bahan-bahan informasi dan permasalahan yang
terjadi di sekolah/madrasah, yang harus direspon oleh mereka para calon kepala
sekolah/madrasah. Asesor terlatih akan menilai respon-respon tersebut, dengan merujuk pada
standar-standar penilaian (rubrik) yang telah disepakati. Selanjutnya, asesor akan
memberikan penilaian atas potensi kepemimpinan para calon, membuat keputusan (dengan
didukung alasan) dengan merujuk pada rubrik, serta memberi feedback kepada para calon.
Agar PPK dapat mencapai tujuannya, diperlukan
adanya 1) pemahaman tentang landasan filosofis, CPD Guru dan Kepala Sekolah, konsep,
prinsip, komponen, ruang lingkup, mekanisme dan penilaian PPK; 2) asesor yang terlatih dan
terakreditasi; 3) penyediaan asesor dan pelatihan calon asesor PPK secara berkelanjutan,
demi pelaksanaan PPK yang terbaik. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan panduan
agar penyelenggaraan PPK berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan mencapai tujuannya.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan PPK adalah:


1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah;
8. Permenpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jafung guru dan angka kreditnya
9. Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor ….. Tahun
20… sebagai pengganti Kepmendiknas No. 162/2003;
10. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas oleh Ditjen PMPTK.

C. Tujuan

Penilaian Potensi Kepemimpinan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan


kualitas kepala sekolah/madrasah, dengan:
a. Melakukan penilaian potensi kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah; dan
b. Memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki potensi kepemimpinan tinggi yang dapat
mengikuti program penyiapan kepala sekolah/madrasah.

D. Sasaran

Penilaian Potensi Kepemimpinan dilaksanakan bagi guru yang berpotensi sebagai calon
kepala sekolah/madrasah yang telah memenuhi persyaratan administratif.

E. Hasil yang Diharapkan

Penilaian Potensi Kepemimpinan dapat menghasilkan calon-calon kepala sekolah/madrasah


yang memiliki potensi kepemimpinan yang tinggi.

BAB II
PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN (PPK)

1. Landasan Filosofis Potensi Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah seni dan keterampilan dari seseorang untuk mempengaruhi,


mengarahkan, menggerakkan dan mengembangkan orang lain (stafnya), supaya suka dan rela
bekerja sehingga tujuan dan keinginan pemimpin itu dapat terlaksana secara efektif dan
efisien.

Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah, yaitu: (a)
kepala sekolah sebagai business manager, (b) kepala sekolah sebagai pengelola kantor, (c)
kepala sekolah sebagai administrator, (d) kepala sekolah sebagai pemimpin profesional, (e)
kepala sekolah sebagai organisator, (f) kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,
(g) kepala sekolah sebagai supervisor, (h) kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum, (i)
kepala sekolah sebagai pendidik, (j) kepala sekolah sebagai psikolog, (k) kepala sekolah
sebagai penguasa sekolah, (l) kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik, (m) kepala sekolah
sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (n) kepala sekolah sebagai
pemimpin masyarakat.

Kepala Sekolah dikatakan profesional jika memenuhi kriteria seperti yang dikatakan oleh
Tantri Abeng (1997), sebagai berikut :

a. Pengetahuan
Kepala Sekolah hendaknya mempunyai pengetahuan yang mendalam dan relevan dengan
tugasnya sebagai Kepala Sekolah. Selanjutnya dia mempunyai motivasi yang tinggi untuk
selalu memperdalam atau mengembangkan pengetahuannya tersebut.
b. Keterampilan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh Kepala Sekolah adalah mempunyai skill atau
keterampilan yang menunjang tugasnya. Keterampilan tersebut selalu dikembangkan sesuai
dengan tuntutan jaman.
c. Sikap Mental (Attitude) :
Syarat ketiga yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan profesional adalah mempunyai
sikap mental atau attitude yang positif sebagai fondasi bagi tegaknya integritas profesional itu
sendiri. Seorang profesional adalah seorang yang sadar bahwa potensi dirinya harus selalu
terpelihara, serta sadar untuk menghasilkan karya yang terbaik, karena hanya dengan
menghasilkan karya terbaik dapat merupakan jaminan “Instainable existensi” dirinya dalam
menyikapi integritas profesional itu sendiri.
d. Wawasan yang luas :
Kepala Sekolah hendaknya mempunyai wawasan yang luas sehingga dapat memimpin
sekolah dengan penuh kearifan.
e. Mensenyawakan Visi, Nilai, dan Keberanian :
Kepala Sekolah diharapkan dapat mensenyawakan antara visi (vision), nilai (value), dan
keberanian (courage) secara konsisten.
f. Pembentukan rasa bangga :
Bekerja demi membuktikan bahwa diri kita memiliki makna/arti bagi kehidupan adalah
bermakna bagi diri pribadi, keluarga dan lingkungan yang mencakup manusia disekitar kita,
alam semesta dan dalam lingkungan yang lebih luas, yaitu bangsa dan negara.
g. Kebulatan tekad, disiplin dan kerja keras
Kebulatan tekad merupakan landasan penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Tekad
yang bulat adalah modal untuk selalu merasa haus akan kemajuan kreatifitas, selalu ingin
memperbaiki, mencari dan effisien serta kreatif. Kebulatan tekad harus ditunjang dengan
disiplin dan kemauan untuk bekerja keras agar secara konsisten mampu menghasilkan
produktivitas yang tinggi. “Kita harus tidak tenang dan tidak enak” bila hasil kerja yang
diberikan tidak optimal.
h. Kebersamaan
Landasan kebersamaan adalah “masalahmu adalah masalahku dan kepentinganku adalah
kepentinganmu”. Paham egoisme sektoral yang harus dihilangkan dari hati sanubari.

2. Posisi Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) Dalam Proses Lisensi.

Pelaksanaan PPK merupakan bagian dalam proses lisensi calon kepala sekolah. Adapun
kedudukan PPK dalam proses lesensi sebagaimana terlihat dalam gambar 1.

PPK adalah bagian dari rangkaian kegiatan peningkatan mutu yang bersifat periodik dan
berkelanjutan. Sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 1, terlihat bahwa Penilaian
Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA= Leadership Potential Assessment) berada dalam lingkup
persyaratan akademis, bersamaan dengan keberadaan rekomendari dari kepala sekolah dan
pengawas beserta serta naskah akademik. PPK sendiri dimaksudkan sebagai asesmen yang
digunakan untuk membantu menilai kesiapan, memilah para calon yang potensial dan untuk
berkontribusi pada proses seleksi untuk mengikuti PPP/SPP seperti dijelaskan di atas.
3. Konsep Penilaian Potensi Kepemimpinan

a. Asesmen
Secara umum, asesmen adalah proses mengumpulkan informasi yang biasanya digunakan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak terkait oleh asesor” (Nietzel dkk,1998). Menurut Salvia dan Yesseldyke seperti
dikutip oleh Lerner (1988: 54), asesmen dilakukan untuk memperoleh informasi yang akan
digunakan dalam penyaringan (screening), pengalihtanganan (referal), klasifikasi
(classification), oerencanaan pengembangan (developmental planning), pemantauan
kemajuan belajar (progress monitoring). Bentuk asesmen sendiri dibedakan oleh Cronbach
(1960) menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) analis klinis di mana asesmen hanya berdasarkan pada satu jenis tes saja dengan
interpretasi yang dibuat berdasarkan teori terkait
2) prediksi kinerja individu dalamvpenyelesaian tugas-tugas yang memerlukan tanggung
jawab besar

Secara khusus, saat mengukur potensi seseorang dalam dunia kerja, keberhasilan dari
asesmen sangat dipengaruhi pleh sejauh mana asesor cukup efektif dalam menjalankan
prosedur dan mekanismenya sehingga hasil yang diperoleh mampu memprediksikan future
performance atau potential, terutama dalam hal kepemimpinan. Untuk memudahkan
pemahaman proses dalam asesmen, dapat dicermati karakteristik sebagai berikut:
1) asesmen dirancang berkaitan dengan kompetensi/dimensi jabatan
2) menggunakan berbagai simulasi yang mencerminkan tingkah laku yang menjadi prasyarat
jabatan yang akan diduduki.
3) satu kegiatan asesmen diikuti oleh 5-6 orang asesi yang harus mengikuti semua simulasi
atau exercise yang sama dan setiap asesi akan diobsevasi/ dievaluasi oleh sekurang-
kurangnya 2 orang Asesor.
4) setiap Asesor harus menerima pelatihan yang baik dan mampu melakukan garis-garis
pedoman kinerja penilai sebelum berpartisipasi dalam sebuah proses asesmen.
5) beberapa prosedur sistematis harus digunakan oleh Asesor untuk mencatat secara akurat
pengamatan terhadap perilaku spesifik pada saat kejadian.
6) asesor harus mempersiapkan beberapa laporan atau catatan hasil pengamatan yang dibuat
pada setiap simulasi/latihan untuk dipakai sebagai bahan diskusi bersama para penilai.
7) hasil akhir asesmen ditentukan melalui data integrasi seluruh bukti perilaku yang
menghasilkan konsesus diantara Asesor.
8) penggabungan hasil pengamatan/ observasi perilaku harus didasarkan pada pengumpulan
informasi yang didapat dari teknik penilaian selama simulasi berlangsung, bukan dari
informasi yang tidak relevan dengan proses penilaian.
9) asesi di evaluasi berdasarkan kriteria/ standar yang telah ditentukan dengan jelas, bukan
dibandingkan satu sama lain.

Secara khusus, dalam rangkaian PKB ini, PPK terdiri dari sejumlah bahan-bahan stimulus
sesuai dengan situasi/kondisi nyata di lapangan yang harus direspon para calon secara analitis
dengan cara:
1) mengidentifikasi isu-isu utama,
2) menciptakan pilihan-pilihan tindakan,
3) menjustifikasi/mempertimbangkan tindakan-tindakan atau solusi-solusi yang diusulkan.

Respon-respon calon dinilai potensinya oleh asesor terlatih dengan merujuk pada standar-
standar (rubrik) yang disepakati, di mana ada harapan bahwa calon kepala sekolah yang
terbaik dapat memberikan respon yang istimewa, sedangkan calon kepala sekolah yang
kurang berpotensi pasti memberikan respon yang buruk sebagai penanda bahwa yang
bersangkutan kurang memiliki potensi kepemimpinan pendidikan. Sehubungan dengan
harapan ini, rubrik terdiri dari 3 kelompok respon, yaitu “sangat memuaskan”, “memuaskan”,
dan “kurang memuaskan”.
1) Sangat memuaskan jika respon menunjukkan analisa yang kuat, pemecahan masalah yang
aplikatif, dan berdasarkan para standard nasional pendidikan
2) Memuaskan jika responnya masih cenderung umum, pemecahan masalah masih bersifat
wacana, dan masih ada standard nasional pendidikan yang tidak diperhatikan
3) Kurang memuaskan jika responnya buruk, tidak menyelesaikan masalah sesuai dengan
standard, atau bahkan memperburuk situasi.

Asesor membuat keputusan secara bersama dengan didukung alasan yang jelas dengan
merujuk pada rubik tersebut. Hasil dari keputusan dijadikan bahan dalam memberikan umpan
balik kepada peserta, bisa secara lisan maupun tulisan, tanpa merubah hasil dari keputusan
akhir itu sendiri.

b. Prinsip
1) Keadilan (fair)
PPK dalam hal ini konsep, pertanyaan, bahan dan juga asesor harus bebas dari kepentingan
calon atau kepentingan kelompok/golongan berdasarkan suku, agama, ras, politik, dan lain
sebagainya, tetapi sepenuhnya didasarkan atas pertimbangan justifikasi para asesor terhadap
kualitas jawaban/respon yang diberikan oleh para calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan
hasil analisa, pertimbangan logika akademik dan empiris, relevansi jawaban/respon,
urgensitas jawaban/respon.
2) Menyeluruh (holistik)
PPK harus secara komprehensif mencakup keseluruhan aspek potensi kepemimpinan calon
kepala sekolah/madrasah, khususnya kepemimpinan dalam bidang pendidikan. Walaupun
mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu misalnya personalitas, intelektualitas,
daya juang dan daya pikir, namun hal itu dipandang sebagai fokus dan bukan sebagai sebuah
bentuk penekanan pada aspek-aspek tertentu. Prinsip ini untuk memenuhi tuntutan multi
tujuan dari PPK, berupa kualitas pribadi, profesionalisme, dan motivasi guru calon kepala
sekolah.
3) Terbuka (transparan)
PPK, terutama hasil keputusan yang diberikan harus didasari oleh kepercayaan pada
kemampuan para asesor, musyawarah dan mufakat, dan bersama-sama melakukan
penjaringan secara obyektif yang langsung dapat mewawancarai, mengamati dan mengikuti
perkembangan para calon selama proses penilaian PPK berlangsung. Semua tahap
penjaringan dalam PPK harus dilakukan secara transparan tidak ada yang disembunyikan.
Pemberian feed-back atau masukan dari para asesor kepada para calon kepala
sekolah/madrasah menunjukkan bagaimana transparansi itu dilakukan dalam PPK. Sekaligus
sebagai tahapan verifikasi dan peninjauan atas keputusan yang dibuat.
4) Valid
PPK, terutama hasil keputusan yang diberikan harus didasari oleh penjaringan yang secara
obyektif, oleh karena itu perlu adanya bukti-bukti, data dan fakta, dan kriteria-kriteria yang
jelas dan terukur. Kriteria yang digunakan dalam penilaian harus konsisten dengan standar
penilaian yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas
apabila menilai jawaban/respon dari seorang calon.
5) Reliabel
Penilaian dalam PPK harus didasari oleh kepercayaan pada kemampuan asesor melakukan
penjaringan secara obyektif, yang langsung dapat mengamati dan mengikuti para calon
kepala sekolah secara ajeg. Kekonsistenan penilaian terjadi apabila jawaban/respon calon
selalu dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kriteria yang dirumuskan. Kriteria dalam PPK
ada dua, yaitu, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan inilah yang dijadikan kriteria penilaian. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan
dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan data-
data statistik prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
6) Dapat memilah (Discriminatory)
Penilaian PPK harus mampu secara jelas membedakan mana calon kepala sekolah yang
memiliki potensi kepemimpinan dan mana tidak. Dengan melihat kualitas jawaban/respon
dari para calon maka bisa dikategorikan para calon dalam 3 kategori, yakni 1) kepala sekolah
dengan potensi kepemimpinan istimewa, 2) kepala sekolah dengan potensi kepemimpinan
memuaskan dan 3) kepala sekolah dengan potensi kepemimpinan buruk. Alasan, bukti-bukti
logis, empiris dan akademis diperlukan agar pemilahan diterima oleh para calon dan publik.

c. Komponen
1) Respon terhadap situasi adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya
analisis dan penelaahan para calon kepala sekolah berdasarkan skenario situasi tertentu,
melakukan identifikasi masalah utama yang mungkin tersirat dalam skenario, menjelaskan
alasan dari kesimpulan yang dibuat, menjabarkan rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah dalam situasi tertentu serta menjelaskan alasan yang
melatarbelakangi tindakan tersebut.
2) Kreativitas dan pemecahan masalah adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk
mengukur daya kreatifitas para calon kepala sekolah dalam mencermati sejumlah masalah
yang terdapat dalam skenario, melakukan identifikasi masalah utama yang melandasi
keseluruhan permasalahan, menjelaskan alasan dari kesimpulan mengenai masalah utama,
menjabarkannya ke dalam 3 (tiga) rencana tindakan yang mungkin akan menjadi solusi dalam
pemecahan masalah utama, memilih 1 tindakan terbaik yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah dan menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.
3) Pengambilan keputusan berdasarkan bukti-bukti adalah bagian dari PPK yang dilakukan
untuk mengukur kualitas keputusan yang diambil oleh para calon kepala sekolah dengan
menelaah sejumlah dokumen yang terdapat dalam skenario, melakukan identifikasi masalah
utama yang mungkin ada di dalamnya, menjelaskan alasan dari kesimpulan dengan
menggunakan bukti-bukti dokumen, menyebutkan informasi-informasi pendukung yang
mungkin diperlukan untuk membantu pengambilan keputusan, menjelaskan alasan atas
informasi-informasi tambahan yang digunakan, merancang sebuah rencana tindak lanjut
untuk menyelesaikan masalah yang berhasil diidentifikasi serta menjelaskan alasan yang
melatarbelakangi dalam merancang tindakan tersebut.

d. Ruang Lingkup Permasalahan dalam PPK.


1) Terkait dengan salah satu atau lebih standar nasional pendidikan;
2) Terkait dengan tugas-tugas utama kepala sekolah/pengawas sekolah; dan
3) Isu-isu yang lebih luas terkait hak siswa, hak orang tua, proses yang tepat, biaya,
teknologi, keselamatan, disiplin, pendidikan inklusif, dan sebagainya.

Contoh-contoh fokus dari masalah/situasi/dilema dalam PPK antara lain:


1) penciptaan proses belajar mengajar yang efektif;
2) realisasi dari konsep-konsep pendidikan pendidikan ke dalam program kerja sekolah;
3) perancangan sistem penilaian yang berbasis kompetensi;
4) penjaminan kualitas dan kuantitas dari sarana prasarana dan kompetensi guru;
5) penyusunan pola pembinaan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan;
6) penghargaan kepada orang-orang yang berprestasi;
7) peningkatan motivasi sekolah dalam kelestarian lingkungan hidup, norma dan adat istiadat
setempat;
8) upaya pendeteksian secara dini permasalahan perkembangan anak;
9) sikap terhadap siswa yang mengalami keterbatasan;
10) menjalin hubungan dengan berbagai pihak.

BAB III
PENGELOLAAN
PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN

A. Kriteria Calon Peserta


1. Kriteria Administrasi
a. Kualifikasi
1) memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
2) usia maksimal 55 tahun saat melamar sebagai calon kepala sekolah;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang
sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA;
4) memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang.
5) Sebagai guru dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala sekolah
6) Memiliki sertifikat pendidik
b. Pelamaran
Calon peserta diwajibkan mengisi formulir lamaran yang terdiri dari:
1) Daftar Riwayat Hidup/Biodata/CV
2) Identitas pelamar yang disahkan kepala sekolah/madrasah
3) Melengkapi dokumen persyaratan lamaran yang terdiri dari:
a) Pas foto satu tahun terakhir ukuran 4 cm x 6 cm sebanyak 6 buah
b) Fotocopy SK CPNS bagi pegawai negeri
c) Fotocopy SK PNS/SK GTY (SK Guru Tetap Yayasan)
d) Fotocopy SK Pangkat dan golongan/ruang terakhir
e) Fotocopy Ijazah Pendidikan tertinggi yang dilegalisir
f) Fotocopy Sertifikat Pendidik yang dilegalisir
g) Fotocopy SK NUPTK yang dilegalisir
h) Fotocopy KTP
i) Fotocopy Penilaian Kinerja
j) Surat keterangan pengalaman mengajar dari Kepala Sekolah/Madrasah
k) Rekomendasi dari Kepala Sekolah/ Madrasah
l) Rekomendasi dari Pengawas Sekolah/ Madrasah
m) Makalah tentang kepemimpinan Sekolah/ Madrasah
2. Kriteria Akademik
a. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru adalah penilaian yang diberikan oleh atasan langsung (kepala sekolah)
kepada calon kepala sekolah tentang kinerja selama yang bersangkutan menjalankan tugas
sebagai guru atau tugas tambahan lain yang diberikan oleh kepala sekolah.
b. Rekomendasi Kepala Sekolah/Madrasah
Rekomendasi profesional tentang penguasaan akademik dan non akademik (kejujuran,
dedikasi, kreatifitas, tanggungjawab, disiplin, kerjasama)
c. Rekomendasi Pengawas Sekolah/Madrasah
Rekomendasi profesional tentang penguasaan akademik dan non akademik (kejujuran,
dedikasi, kreatifitas, tanggungjawab, disiplin, kerjasama)
d. Karya Tulis tentang Kepemimpinan Sekolah/ Madrasah
Karya tulis tentang kepemimpinan adalah sebuah makalah yang ditulis oleh calon kepala
sekolah untuk mengukur tingkat pemahaman dan visi tentang kepemimpinan khususnya
kepemimpinan dalam konteks pendidikan dan untuk menggambarkan kepribadian dan
keprofesian yang bersangkutan menjadi kepala sekolah yang efektif.
e. Penilaian Potensi Kepemimpinan
1. Instrumen Tertulis PPK
Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA = Leadership Potential Assessment) adalah
penilaian untuk menilai kesiapan dan memilah para calon kepala sekolah yang potensial.
Pada dasarnya, dalam PPK calon kepala sekolah dihadapkan pada sejumlah bahan-bahan
dalam bentuk data, informasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Calon peserta
diminta merespon bahan-bahan teserbut dengan merujuk pada standar (rubrik) yang
disepakati. Respon para calon terdiri respon terhadap situasi, kreatifitas dan pemecahan
masalah, pengambilan keputusan berbasis bukti. Disamping itu dilakukan wawancara untuk
mengetahui secara mendalam aspek lain yang tidak terungkap dalam respon tertulis.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode/teknik untuk menggali potensi peserta khususnya pada aspek:
motivasi, kepekaan, transparansi, pemecahan masalah, tingkat toleransi, kepercayaan diri,
jiwa kewirausahaan, komitmen, daya juang. Wawancara dilaksanakan dengan mengacu pada
panduan wawancara terlampir.

1. Persiapan Perangkat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas: penataan ruangan, penyiapan instrumen
dan lembar respon PPK, pedoman dan lembar wawancara, lembar umpan balik (feedback),
penyiapan alat dan bahan dan ATK

2. Pelaksanaan PPK
Proses pelaksanaan Penilaian Potensi Akademik diatur sebagai berikut:

No. Kegiatan Alokasi waktu


1. Merespon instrumen terhadap situasi respon A 30 menit
2. Merespon instrumen terhadap situasi respon B 30 menit
3. Merespon instrumen Kretivitas dan pemecahan masalah 45 menit
4. Merespon instrumen pengambilan keputusan berbasis bukti 60 menit
5. Wawancara 45 menit /peserta
6 Penilaian Instrumen dan penyusunan feedback 60 menit/ peserta
7 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan PPK 60 menit

3. Pelaksanaan Wawancara
a. Persiapan administrasi wawancara (5 menit)
b. Proses wawancara (maks 45 menit per peserta)
c. Moderasi penilaian (10 menit per peserta)
4. Penilaian dan Pelaporan Hasil
Sesuai dengan prinsip PPK “dapat memilah” (discriminatory) maka penilaian PPK harus
dapat membedakan secara jelas antara calon kepala sekolah yang memiliki potensi
kepemimpinan dan tidak memiliki potensi kepemimpinan. Berdasarkan kualitas
jawaban/respon dari calon maka dapat dikategorikan: 1) kepala sekolah dengan potensi
kepemimpinan sangat memuaskan, 2) kepala sekolah dengan potensi kepemimpinan
memuaskan, dan 3) kepala sekolah dengan potensi kepemimpinan tidak memuaskan. Alasan,
bukti-bukti logis, empiris dan akademis diperlukan agar pemilahan diterima oleh para calon
dan publik.

Selain itu penilaian terhadap instrumen seorang calon kepala sekolah dilakukan oleh 2 (dua)
orang asesor agar memperoleh hasil yang lebih obyektif.

Pada akhir proses PPK, peserta dinyatakan memiliki potensi kepemimpinan apabila seluruh
komponen PPK minimal “memuaskan”.
5. Umpan Balik
Pemberian informasi yang akurat kepada calon atas dasar kualitas respon yang diberikan oleh
asesor. Informasi tersebut berupa kekuatan dan kelemahan yang terkait dengan ruang lingkup
PPK. Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan memiliki pemahaman diri secara
obyektif sebagai dasar untuk meningkatkan potensinya. Umpan balik PPK diberikan kepada
calon secara tertulis.
6. Tindak lanjut
Tahap akhir dari kegiatan PPK adalah tindak lanjut yaitu:
a. Bagi peserta yang hasil PPK-nya dikategorikan sangat memuaskan atau memuaskan dan
memenuhi persyaratan akademik lainnya direkomendasikan untuk mengikuti Analisis
Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK / PDNA) yang sesuai dengan panduan
pelaksanaannya.
b. Bagi peserta yang dikategorikan kurang memuaskan disarankan untuk melakukan
peningkatan potensi kepemimpinan secara mandiri mengacu pada umpan balik yang diterima
dari asesor dan dipersilahkan untuk mengikuti PPK di lain kesempatan.

C. Instrumen
Jenis instrumen yang digunakan dalam menilai potensi kepemimpinan calon kepala sekolah
terdiri dari instrumen PPK dan pedoman wawancara. Instrumen PPK digunakan untuk
mendapatkan respon potensi kepemimpinan calon kepala secara tertulis. Sedang wawancara
untuk mendapatkan respon yang bersifat normatif secara lisan.

Instrumen PPK, terdiri atas: 1) Respon Terhadap Situasi (Situational Respose), 2) Kreativitas
dan Pemecahan Masalah (Creativity And Problem Solving), dan 3) Pengambilan keputusan
Berbasis Bukti-bukti (Evidence-Based Decision-Making). Pedoman wawancara digunakan
asesor sebagai acuan dalam menggali potensi normatif yang belum terungkap atau muncul
melalui instrumen PPK.

D. Prosedur
Kegiatan PPK dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tata tertib peserta;
2. Menjelaskan petunjuk pengisian respon;
3. Membagikan instrumen dan lembar respon;
4. Memberi waktu pengisian respon sesuai mekanisme pelaksanaan PPK;
5. Memberitahu ketika waktu menunjukkan kurang 5 menit dari batas waktu yang disediakan;
6. Mengumpulkan instrumen dan hasil respon peserta;
7. Menyerahkan hasil respon peserta kepada asesor untuk dinilai;
8. Asesor memberikan umpan balik (feedback) secara tertulis kepada setiap peserta
9. Asesor melakukan moderasi penilaian untuk memperoleh hasil akhir.

E. Penilaian

Sesuai dengan prinsip PPK “dapat memilah” (discriminatory), maka penilaian PPK harus
dapat membedakan secara jelas calon kepala sekolah yang memiliki potensi dan yang tidak.
Atas dasar itu, maka didalam PPK digunakan suatu pendekatan penilaian, yaitu Penilaian
Acuan Patokan (PAP). Prinsip PAP adalah menilai potensi kepemimpinan peserta dengan
cara membandingkan jawaban/respon peserta dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria
penilaian secara jelas tertuang didalam rubrik. Rubrik penilaian disajikan pada lampiran.

Tingkat kualitas jawaban/respon yang diberikan oleh calon kepala sekolah dikategorikan
menjadi: 1) kepala sekolah dengan potensi kepemimpinan sangat memuaskan, 2) kepala
sekolah dengan potensi kepemimpinan memuaskan, dan 3) kepala sekolah dengan potensi
kepemimpinan tidak memuaskan. Alasan, bukti-bukti logis, empiris dan akademis diperlukan
agar pemilahan diterima oleh para calon dan publik.

Calon kepala sekolah dinyatakan memiliki potensi apabila yang bersangkutan memperoleh
nilai minimal “memuaskan” untuk stiap komponen penilaian.

BAB IV
KETENTUAN ASESOR

Sebagai ujung tombak pelaksanaan PPK, asesor dituntut untuk memenuhi kriteria, dan
memiliki kemampuan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di
bawah ini.

A. Kriteria Asesor
Asesor harus memenuhi tiga kriteria utama, yaitu:
1. Kriteria Administratif, meliputi:
a. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
b. Masih aktif bertugas sebagai widyaiswara, kepala sekolah, pengawas sekolah , dosen;
c. Memperoleh rekomendasi dari pimpinan lembaga;
2. Kriteria Akademik, meliputi:
a. Pendidikan minimal S1, diutamakan S2, untuk dosen diutamakan S3;
b. Untuk widyaiswara telah dan sedang menangani diklat kepala sekolah;
c. Untuk kepala sekolah minimal telah bertugas selama 4 tahun;
d. Untuk pengawas sekolah pernah menjadi kepala sekolah minimal 4 tahun;
e. Diutamakan alumni dari salah satu kegiatan:
– Master trainer Cawas dan Cakep tersertifikasi oleh PMPTK dan LAN
– School Leadership Training of NIE Singapura
– School Leadership Training of ETS USA
– School Leadership Training of British Council
– Tim Talent Scouting (tahun 1994 – 1999)
– Kepala sekolah/pengawas sekolah berprestasi tingkat nasional
f. Menguasai program-program aplikasi MS Office
3. Kriteria Normatif, meliputi:
a. Memiliki integritas yang tinggi
b. Memiliki kredibilitas yang tinggi;
c. Memiliki komitmen tinggi; yang dinyatakan dengan Surat Pernyataan yang diketahui oleh
pimpinan lembaga. Asesor juga adalah mereka yang telah mengikuti in-on-in learning.

B. Tugas dan Tanggung Jawab


Asesor mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk:
1. Menyusun, memelihara, memperbaiki dan mengembangkan instrumen PPK;
2. Melaksanakan proses PPK kepada calon kepala sekolah;
3. Melakukan penilaian berdasarkan rubrik penilaian;
4. Melakukan moderasi hasil penilaian dengan, paling tidak, satu asesor lain;
5. Melakukan wawancara terhadap calon kepala sekolah;
6. Menetapkan kategori hasil PPK
7. Memberikan feedback tertulis yang konstruktif untuk masing-masing calon kepala sekolah;
8. Melaporkan hasil pelaksanaan PPK secara tertulis kepada koordinator LPMP dengan
tembusan kepada LPPKS.

C. Kode Etik
Asesor harus:
1. Memiliki rasa nasionalisme dan berjiwa Pancasila;
2. Jujur dan memiliki kredibilitas dalam melaksanakan PPK.
3. Objektif dan tidak memihak (tidak didasari kepentingan sesaat).
4. Menolak segala bentuk penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi.
5. Memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui
peningkatan kualitas kepala sekolah dan pengawas sekolah.

BAB V
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
LEMBAGA TERKAIT

Penyelenggaraan PPK bagi para calon kepala sekolah membutuhkan keterlibatan lembaga-
lembaga terkait dalam masing-masing peran dan tanggung jawabnya, yaitu:

A. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)


LPPKS memperoleh mandat dari Direktorat Jenderal PMPTK untuk:
a. Memelihara dan memastikan adanya kesatuan proses dan instrumentasi PPK;
b. Memelihara database tentang komponen-komponen PPK, contoh-contoh respon, dan
rubrik penilaian;
c. Memelihara database tentang asesor PPK yang terlatih dan diakui;
d. Mendistribusikan instrumen PPK ke LPMP untuk digunakan dalam penilaian calon kepala
sekolah;
e. Melakukan revisi, perubahan dan memperluas cakupan instrumen PPK;
B. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,
bertanggung jawab untuk:
a. Meminta instrumen PPK dari LPPKS;
b. Menjaga keamanan dan kesatuan instrumen PPK yang telah disediakan oleh LPPKS;
c. Melakukan koordinasi pelaksanaan PPK dengan semua pihak yang berkepentingan;
d. Melakukan rekrutmen asesor PPK berdasarkan daftar asesor yang diterbitkan LPPKS;
e. Menyediakan laporan hasil PPK bagi dinas pendidikan, calon kepala sekolah dan LPPKS.
C. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), bertanggung jawab untuk :
a. Meminta instrumen PPK dari LPPKS;
b. Menjaga keamanan dan kesatuan instrumen PPK yang telah disediakan oleh LPPKS;
c. Melakukan koordinasi pelaksanaan PPK dengan semua pihak yang berkepentingan;
d. Melakukan rekrutmen asesor PPK berdasarkan daftar asesor yang diterbitkan LPPKS;
e. Menyediakan laporan hasil PPK bagi dinas pendidikan, calon kepala sekolah dan bagi
LPPKS.

D. Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/ Kota, bertang-gung jawab untuk:


a. Mengusulkan calon kepala sekolah yang telah memenuhi ketentuan persyaratan
administratif untuk mengikuti proses PPK, sesuai ketentuan Permendiknas No. ……/2010;
b. Menganggarkan biaya proses pelaksanaan PPK untuk para calon kepala sekolah.

E. Kantor Depag Provinsi/Kabupaten/Kota


a. Mengusulkan calon kepala sekolah yang telah memenuhi ketentuan persyaratan
administratif untuk mengikuti proses PPK, sesuai ketentuan Peermendiknas No. …../2010;
b. Menganggarkan biaya proses pelaksanaan PPK untuk para calon kepala sekolah.

BAB VI
PENUTUP
Demikian panduan pelaksanaan PPK ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak dalam
penyelenggaraan PPK. Semoga dapat memberikan kontribusi bagi terpilihnya kepala-kepala
sekolah/madrasah terbaik, demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen PPK

Komponen-komponen yang disajikan dalam instrumen penilaian potensi kepemimpinan


adalah 1) Respon terhadap situasi; 2) Kreativitas dan pemecahan masalah, dan 3)
Pengambilan keputusan berdasarkan bukti-bukti.

Respon Terhadap Situasi A

Respon terhadap situasi adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya
analisis dan penelaahan para calon kepala sekolah berdasarkan skenario situasi tertentu,
melakukan identifikasi masalah utama yang mungkin tersirat dalam skenario, menjelaskan
alasan dari kesimpulan yang dibuat, menjabarkan rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah dalam situasi tertentu serta menjelaskan alasan yang
melatarbelakangi tindakan tersebut.
Bagian ini mencakup bidang-bidang umum (keuangan, sarana-prasarana, keselamatan, dll)
dan bidang-bidang khusus tentang proses pembelajaran. Disajikan sebuah studi kasus
sederhana tentang suatu keadaan yang sering dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah dan
para calon kepala/pengawas sekolah diminta untuk memberi respon/jawaban pada terhadap
keadaan tersebut. Kemudian, para asesor diminta untuk menilai ketepatan tindakan calon
kepala/pengawas sekolah, dengan merujuk pada konsekuensi-konsekuesi yang potensial, dan
diminta juga kepada para asesor untuk memberi alasan terhadap respon/jawaban mereka.

Respon Terhadap Situasi B

Instrumen untuk mengukur potensi kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menganalisis
dan menelaahan permasalahan situasinal, dan peserta diharapkan mampu :
1. Menilai respon yang disajikan dalam instrumen merupakan respon yang sangat
memuaskan, memuaskan atau kurang memuaskan.
2. Memberikan alas an terhadap penilaian yang diberikan.

Kreativitas dan Pemecahan Masalah

Kreativitas dan pemecahan masalah adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur
daya kreatifitas para calon kepala sekolah dalam mencermati sejumlah masalah yang terdapat
dalam skenario, melakukan identifikasi masalah utama yang melandasi keseluruhan
permasalahan, menjelaskan alasan dari kesimpulan mengenai masalah utama,
menjabarkannya ke dalam 3 (tiga) rencana tindakan yang mungkin akan menjadi solusi dalam
pemecahan masalah utama, memilih 1 tindakan terbaik yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah dan menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

Disajikan sejumlah informasi dengan sebuah masalah tertentu atau sebuah situasi yang
dilematis tertentu kepada para calon kepala/pengawas sekolah. Para calon diminta untuk:

1 mengidentifikasi masalah atau dilemma tersebut,


2 mengidentifikasi informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah atau dilema
tersebut,
3 mengidentifikasi sejumlah opsi (pilihan),
4 memilih sebuah opsi, dan
5 membuat garis besar serta untuk memutuskan tindakan yang akan diambil untuk
menyelesaikan masalah/dilema tersebut.
Lampiran 2. Contoh Instrumen Respon Terhadap Situasi

Contoh dimensi 1a. respon terhadap situasi:


i. Bahan dan instruksi respon
Ujian tengah semester jam pertama kelas 6 akan segera dimulai ketika kepala sekolah
mendapatkan laporan bahwa jumlah soal Matematika kurang.Kepala sekolah memberikan
instruksi kepada para siswa agar duduk tenang, dan memerintahkan bagian administrasi untuk
segera menggandakan soal secepat mungkin.
Apakah anda setuju dengan tindakan kepala sekolah tersebut? Jelaskan, sebutkan faktor-
faktor yang relevan dengan keputusan kepala sekolah dalam situasi ini.

Contoh dimensi 1b. respon terhadap situasi:


ii. Bahan dan instruksi respon
Ujian tengah semester untuk kelas 6 akan segera dimulai ketika anda (kepala sekolah)
dilapori bahwa tidak tersedia cukup soal Matematika untuk tes jam pertama.
Sebutkan tindakan apa yang akan anda ambil dalam situasi ini. Jelaskan alasannya, dan
sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan anda dalam situasi ini.
iii. Contoh respon dan contoh rubrik penilaian, misalnya:
Respon “Istimewa” menunjukkan respon yang masuk akal (memiliki dasar yang kuat),
berdasarkan pemahaman jelas atas, dan penerapan aturan-aturan dan standar-standar terkait;

Misalnya:
Tidak, menurut saya kepala sekolah tersebut tidak melakukan pengambilan keputusan yang
tepat dalam situasi ini. Dia tidak mempertimbangkan alternatif-alternatif lain yang ada,
misalnya mengecek apakah untuk jadwal jam ujian selanjutnya terdapat cukup soal, jika iya,
dia bisa segera mengubah jadwal ujian, dan tetap tepat waktu. Murid-murid tidak akan
dirugikan karena toh mereka menunggu jadwal ujian jam ke-dua hari itu. Kepala sekolah
seharusnya lebih proaktif dan memonitor persiapan ujian melalui panitia ujian untuk
memastikan bahwa segala sesuatunya sesuai perencanaan dan tepat waktu.

Respon “memuaskan” menunjukkan respon yang cukup, didasarkan pada pemahaman umum
atas aturan-aturan dan standar-standar terkait, tetapi mungkin tidak menunjukkan beberapa
pertimbangan kunci yang ada di kriteria “Istimewa”

Misalnya:
Tidak, kepala sekolah tersebut tidak membuat keputusan yang tepat. Pertama, dia seharusnya
mengecek apakah soal ujian tidak ada yang salah letak, hal ini akan mencegah terbuangnya
waktu sia-sia, juga terbuangnya dana untuk penggandaan ulang. Dia, kemudian, bisa
memerintahkan guru pengawas untuk membawa para siswa ke perpustakaan untuk belajar,
menunggu soal ujian siap.

Respon “Buruk” menunjukkan penerapan aturan atau standar yang lemah, cacat atau tidak
tepat;

Misalnya:
Tidak, dia telah membuat keputusan yang salah. Seharusnya dia meminta koordinator ujian
untuk menata/mengurutkan soalnya.

Atau:
Ya, menurut saya kepala sekolah telah melakukan tindakan yang tepat secara cepat agar
pelaksanaan ujian tidak tertunda. Dia berbicara secara tegas dan sopan kepada staf-stafnya.
Lampiran 3. Contoh Instrumen Kreatifitas dan Pemecahan Masalah

Calon dihadapkan pada sejumlah informasi terkait satu permasalahan atau dilema, untuk
mengidentifikasi informasi-informasi yang relevan dalam pemecahannya, untuk
mengidentifikasi pilihan-pilihan yang ada, untuk memilih satu pilihan, dan untuk
menyebutkan dan memilih tindakan-tindakan yang akan diambil dalam pemecahan masalah
tersebut.
i. Bahan stimulus dan instruksi respon
Skenario:
Sebagai kepala sekolah yang baru di sekolah A(SD/SMP/SMA sesuai kondisi), anda
membutuhkan beberapa dokumen untuk dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan. Dokumen tersebut bisa berupa:
1. Visi – misi sekolah
2. Ringkasan konteks sekolah
3. Data keberhasilan siswa dalam kurun waktu tertentu
4. Lain-lain, misalnya laporan sekolah sebelumnya, laporan pengawas, masukan dari
masyarakat.
5. Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan:
• Identifikasi masalah dan analisa data, contohnya mengidentifikasi permasalahan pendidikan
kunci yang muncul dari data yang ditampilkan, dan
• Identifikasi pilihan dan rencana tindakan, misalnya mendeskripsikan dan mengevaluasi
pilihan yang ada, dan menyebutkan langkah-langkah yang akan diambil dalam
mengimplementasikan dan meningkatkan rencana penyelesaian masalah.

ii. Contoh respon dan contoh rubrik penilaian, misalnya:


Catatan: Penilaian respon didasarkan pada penilaian yang seimbang dan menyeluruh atas
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, tidak dinilai secara terpisah.

Respon “Istimewa” menunjukkan analisis yang bagus, dan menunjukkan pemahaman yang
jelas atas konsep dan implementasi SNP terkait. Karakteristik respon dari kategori ini:
• Menunjukkan pemahaman yang jelas atas SNP terkait analisis atas skenario masalah yang
diberikan
• Menunjukkan kemampuan yang bagus dalam mengenali masalah, konflik, atau tantangan
yang ada dalam skenario yang diberikan
• Menggunakan informasi penting yang relevan dari skenario, tujuan, dan dokumen-dokumen
yang ada untuk menjawab pertanyaan
• Memberikan jawaban yang detil, spesifik dan meyakinkan atas pertanyaan-pertanyaan, dan
memberikan alasan yang tepat atas jawaban, disertai contoh-contoh spesifik
• Mengusulkan langkah-langkah tindakan yang logis dan dengan dasar yang kuat untuk
penyelesaian masalah yang ada dalam skenario.

Respon “memuaskan” menunjukkan analisis yang cukup dan menunjukkan pemahaman


umum atas konsep dan penerapan SNP terkait. Karakteristik respon dari kategori ini:
• Menunjukkan pemahaman umum atas SNP terkait dalam menganalisa skenario yang
diberikan
• Menunjukkan kemampuan yang cukup dalam mengenali masalah, konflik, atau tantangan
yang ada dalam skenario yang diberikan
• Menggunakan informasi yang relevan, tetapi bukan yang paling utama/penting dari
skenario, tujuan, dan dokumen-dokumen yang ada untuk menjawab pertanyaan
• Memberikan jawaban yang sifatnya umum atas pertanyaan-pertanyaan, dengan alasan dan
contoh-contoh umum pula
• Mengusulkan langkah-langkah tindakan yang logis untuk penyelesaian masalah yang ada
dalam skenario.

Respon “Buruk” mungkin menunjukkan beberapa kemampuan dalam menganalisa masalah


dan memanfaatkan informasi yang ada, tetapi terbatas atau cacat/kurang. Karakteristik respon
dari kategori ini:
• Menunjukkan pemahaman yang kurang, bahkan tidak ada sama sekali, atas SNP terkait
permasalahan dalam skenario yang harus dipecahkan
• Terlalu menganggap penting informasi tertentu, atau salah menginterpretasikan atau salah
mengerti informasi-informasi atau masalah-masalah yang ada dalam skenario kasus
• Memberikan respon yang tidak jelas, tidak tepat, atau terlalu umum sifatnya atas
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dengan alasan-alasan dan contoh-contoh yang tidak
tepat pula.
iii. Contoh respon dan contoh rubrik penilaian, misalnya:
Catatan: Penilaian respon didasarkan pada penilaian yang seimbang dan menyeluruh atas
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, tidak dinilai secara terpisah.
Respon “Istimewa” menunjukkan analisis dan interpretasi yang bagus didasarkan pada
pemahaman dan penerapan SNP terkait secara jelas.
Karakteristik respon dari kategori ini:
• Menunjukkan pemahaman yang jelas atas standar-standar yang dapat diterapkan pada
dokumen, juga interpretasi dan analisisnya.
• Secara jelas mengidentifikasi dan menganalisa informasi-informasi dan permasalahan-
permasalahan yang ada dalam data/dokumen yang diberikan
• Memberikan jawaban yang jelas dan spesifik baik atas pertanyaan, maupun penjelasan-
penjelasan atau contoh-contoh lain yang mendukung jawaban.
• Memberikan dasar pemikiran yang logis dan rasional atas jawaban apabila diperlukan.

Respon “Memuaskan” menunjukkan analisa dan interpretasi atas dokumen berdasarkan


pemahaman umum atas konsep dan penerapan standar-standar terkait.

Karakteristik respon dalam kategori ini:


• Menunjukkan pemahaman secara umum atas standar-standar (SNP) yang dapat diterapkan
pada dokumen, juga interpretasi dan analisisnya.
• Secara umum mengidentifikasi dan menganalisa informasi-informasi dan permasalahan-
permasalahan penting yang ada dalam data/dokumen yang diberikan
• Memberikan jawaban yang sifatnya umum baik atas pertanyaan, maupun penjelasan-
penjelasan atau contoh-contoh lain yang mendukung jawaban.
• Memberikan dasar pemikiran yang dapat diterima atas jawaban.

Respon “Buruk” mungkin menunjukkan beberapa kompetensi dalam menginterpretasikan


dan menganalisa dokumen yang diberikan, namun terbatas atau banyak kelemahannya.
Karakteristik respon dalam kategori ini:
• Menunjukkan pemahaman yang lemah atas SNP yang dapat diterapkan pada dokumen, juga
interpretasi dan analisisnya.
• Terlalu menganggap penting informasi tertentu, atau salah menginterpretasikan atau salah
mengerti informasi-informasi atau masalah-masalah yang ada dalam dokumen yang diberikan
• Memberikan respon yang tidak jelas, tidak tepat, atau jawaban yang tidak logis atas
pertanyaan, atau tidak bisa memberikan alasan/bukti yang menguatkan jawaban.
• Memberikan alasan (dasar pemikiran) yang tidak tepat atau tidak rasional atau bahkan tidak
bisa memberikan alasan (dasar pemikiran).

Lampiran 4. Contoh Instumen Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti

Pada bagian ini, para calon kepala/pengawas sekolah akan disuguhi dokumen-dokumen
sekolah, seperti: peraturan-peraturan menteri, rencana kerja tahunan sekolah, proyeksi
pendaftar yang akan datang, jadwal BOS, dsb. Kemudian para calon diminta untuk menjawab
beberapa pertanyaan, seperti:
• Masalah apa yang muncul setelah kita mempelajari dokumen ini?
• informasi apa yang dibutuhkan untuk membantu pengambilan keputusan atas masalah
tersebut?
• Tindakan apa yang akan anda ambil, bersama staf anda, untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
i. Bahan stimulus dan instruksi respon
Di bagian ini, anda dihadapkan pada satu atau lebih dokumen/tabel/grafik, dll, dan sebuah
konteks untuk dijadikan dasar pemikiran. Pelajari dokumen tersebut baik-baik, dan jawablah
pertanyaan berikut.

Pertanyaan mungkin berhubungan dengan:


• Apakah pola-pola penting yang dapat diamati dari data? Identifikasi dan jelaskan minimal
tiga!
• Sebagai kepala/pengawas sekolah, informasi tambahan apa yang anda butuhkan untuk
memecahkan masalah tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi
tambahan itu?
• Jelaskan tindakan yang akan anda ambil, dan dengan siapa, anda akan menyelesaikan
masalah tersebut!

ii. Contoh stimulus dan instruksi respon

A. Berikut adalah Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun Terakhir dari SMP X :

Kelas I TA. 2006/2007


• jumlah siswa 77 orang
• jumlah rombel 3
• rata-rata jumlah siswa dalam rombel 28

Kelas I TA. 2007/2008


• jumlah siswa 81 orang
• jumlah rombel 2
• rata-rata jumlah siswa dalam rombel 41

Kelas I TA. 2008/2009


• jumlah siswa 92 orang
• jumlah rombel 3
• rata-rata jumlah siswa dalam rombel 31

Kesimpulan :
Kepala Sekolah tidak konsisten dalam menentukan rombel, sehingga jumlah dan kapasitas
rombel berubah setiap tahun ajaran.

B. Data lainnya :
1. Sekolah telah memiliki Dokumen I dan II KTSP menyesuaikan dengan standar Isi , standar
kompetensi lulusan dan panduan KTSP, namun belum sesuai dengan kebutuhan setempat.
2. Silabus sudah dibuat dan disesuaikan dengan standar isi , standar kompetensi lulusan, dan
panduan KTSP, namun masih perlu untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kebutuhan
setempat
3. Guru-guru disekolah membutuhkan bantuan untuk menggunakan dan membuat alat peraga.
4. Sekolah tidak secara reguler memanfaatkan pajangan kelas.
5. Proses pembelajaran berfokus pada menyelesaikan kurikulum dan tidak
mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar.
6. Para guru cendrung untuk mengarahkan proses belajar dan tidak memberikan banyak
peluang bagi peserta didik untuk menyalurkan pendapat atau terlibat secara aktif.
7. Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal dan kurang mempertimbangkan kebutuhan
individu peserta didik.
8. Sebagian guru kami sudah membuat KKM tetapi belum menyampaikan informasi kepada
peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang dipersyaratkan untuk penguasaan minimum.
9. Kami perlu memotivasi partisipasi orang tua lebih kuat lagi agar anak mereka
menyelesaikan pekerjaan rumah.
10. Tingkat keahlian mengajar memungkinkan tercakupnya sebagian besar tuntutan
kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan dalam beberapa bidang keahlian tertentu.
11. Sekolah kami memiliki sebagian guru yang kurang relevan dengan kualifikasi yang
ditetapkan dalam standar.
12. Sekolah kami belum memiliki tenaga kependidikan yang relevan dengan kualifikasi
standar yang ditetakan.
13. RPS telah menunjukkan sejumlah perbaikan dalam kinerja sekolah, namun belum terarah
pada kegiatan peningkatan hasil belajar peserta didik.

C. Isu :
1. Kebijakan Kepala Sekolah dalam penentuan rombel tidak konsisten.
2. Perumusan tujuan pembelajaran dan pencapaian hasil belajar (KKM) belum maksimal.
3. Ada guru yang kurang menguasai bidang yang diajarkan.
4. Sebagian guru masih mismatch dalam tugas mengajar.
5. Kualifikasi tenaga kependidikan tidak sesuai dengan standar.

D. Sampel Respon

1. Respon Calon – Kategori Sangat Memuakan:

Isu:
1. Kebijakan Kepala Sekolah dalam penentuan rombel tidak konsisten.
2. Perumusan tujuan pembelajaran dan pencapaian hasil belajar (KKM) belum maksimal.
3. Ada guru yang kurang menguasai bidang yang diajarkan.
4. Sebagian guru masih mismatch dalam tugas mengajar.
5. Kualifikasi tenaga kependidikan tidak sesuai dengan standar.

Informasi yang diperlukan:


1. Standar Proses, KTSP, Silabus, RPP, dan KKM
2. Data pribadi peserta didik
3. Data prestasi peserta didik
4. Data kondisi pendidik dan tenaga kependidikan
5. Surat tugas mengajar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Data pelatihan yang pernah diikuti pendidik dan tenaga kependidikan
7. Data ruang kelas

Tindakan yang diusulkan:


1. Untuk mengatasi isu pertama, maka tindakan yang dilakukan adalah :
1. mempelajari dan memahami standar proses
2. menganalisa jumlah peserta didik dikaitkan dengan jumlah ruang kelas maupun jumlah
guru
3. menetapkan jumlah rombel yang ideal
2. Untuk mengatasi isu ke dua, maka tindakan yang dilakukan adalah :
1. mempelajari dan memahami KTSP, Silabus, dan RPP
2. menganalisa data pribadi dan prestasi peserta didik dikaitkan dengan tuntutan dari SKL
3. mendiskusikan rumusan tujuan pembelajaran di dalam penyusunan KTSP, Silabus, dan
RPP dengan masing-masing guru mata pelajaran
4. memantau pembuatan RPP dan pelaksanaannya di dalam kelas
3. Untuk mengatasi isu ke tiga, maka tindakan yang dilakukan adalah :
1. mempelajari data kondisi, pelatihan, dan surat tugas guru
2. menganalisa kebutuhan peningkatan kompetensi guru
3. menyusun dan memfasilitasi peningkatan kompetensi guru sesuai dengan bidangnya
4. Untuk mengatasi isu ke empat, maka tindakan yang dilakukan adalah :
1. mempelajari data kondisi, pelatihan, dan surat tugas guru,
2. menganalisa ketepatan latar belakang pendidikan, kompetensi, dan tugas yang diampu oleh
masing-masing guru,
3. menempatkan guru-guru sesuai dengan kualifikasi maupun kompetensinya,
4. menyusun rencana diklat alih fungsi jika perubahan formasi tidak memungkinkan
5. Untuk mengatasi isu ke lima, maka tindakan yang dilakukan adalah :
1. mempelajari data kondisi, pelatihan, dan surat tugas tenaga kependidikan
2. menelaah kesenjangan yang terjadi antara kualifikasi yang ada dengan tuntutan dari
standar yang telah ditetapkan
3. menyusun dan memfasilitasi rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualifikasi tenaga
kependidikan

2. Respon Calon – Kategori Memuaskan:

Isu:
1. Tujuan pembelajaran yang tercantum pada KTSP, silabus, dan RPP belum sesuai
2. Kualifikasi dan kompetensi guru tidak mengakomodasi kebutuhan masing-masing peserta
didik
3. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam rombel melebihi kapasitas yang ditetapkan dalam
standar

Informasi yang diperlukan:


1. KTSP, Silabus, RPP, dan KKM
2. Data kondisi pendidik dan tenaga kependidikan
3. Surat tugas mengajar pendidik dan tenaga kependidikan
4. Data pelatihan yang pernah diikuti pendidik dan tenaga kependidikan
5. Data ruang kelas

Tindakan yang diusulkan:


1. Untuk mengatasi isu pertama, maka tindakan yang dilakukan adalah :
a. mempelajari dan memahami KTSP, Silabus, dan RPP
b. menganalisa data pribadi dan prestasi peserta didik dikaitkan dengan tuntutan dari SKL
c. mendiskusikan rumusan tujuan pembelajaran di dalam penyusunan KTSP, Silabus, dan
RPP dengan guru mata pelajaran
d. memantau pembuatan RPP dan pelaksanaan nya di dalam kelas
2. Untuk mengatasi isu ke dua, maka tindakan yang dilakukan adalah :
a. mempelajari data kondisi, pelatihan, dan surat tugas guru
b. menganalisa ketepatan latar belakang pendidikan, kompetensi, dan tugas yang diampu oleh
masing-masing guru
c. menempatkan guru-guru sesuai dengan kualifikasi maupun kompetensinya
d. menyusun rencana diklat alih fungsi jika perubahan formasi tidak memungkinkan
3. Untuk mengatasi isu ke tiga, maka tindakan yang dilakukan adalah :
a. mempelajari dan memahami standar proses
b. menganalisa jumlah peserta didik dikaitkan dengan jumlah ruang kelas maupun jumlah
guru
c. menetapkan jumlah rombel yang ideal

3. Respon Calon – Kategori Tidak Memuaskan:

Isu:
Pembelajaran berlangsung tidak efektif karena gurunya tidak berkompeten dan kondisi kelas
yang terlalu padat

Informasi yang diperlukan:


1. Data kondisi pendidik dan tenaga kependidikan
2. Data pelatihan yang pernah diikuti pendidik dan tenaga kependidikan
3. Data ruang kelas

Tindakan yang diusulkan:


1. Untuk mengatasi isu ke dua, maka tindakan yang dilakukan adalah :
a. mempelajari data kondisi, pelatihan, dan surat tugas guru
b. menganalisa ketepatan latar belakang pendidikan, kompetensi, dan tugas yang diampu oleh
masing-masing guru
c. menempatkan guru-guru sesuai dengan kualifikasi maupun kompetensinya
d. menyusun rencana diklat alih fungsi jika perubahan formasi tidak memungkinkan
2. Untuk mengatasi isu ke tiga, maka tindakan yang dilakukan adalah :
a. mempelajari dan memahami standar proses
b. menganalisa jumlah peserta didik dikaitkan dengan jumlah ruang kelas maupun jumlah
guru
c. menetapkan jumlah rombel yang ideal

Lampiran 5. Panduan Wawancara

A. Tujuan wawancara
Wawancara dilakukan dalam rangka klarifikasi kompetensi atas respon calon terhadap rubrik,
maupun penggalian potensi calon yang belum terungkap pada respon tertulis.

B. Mekanisme wawancara
Wawancara dilakukan setelah peserta memberikan respon tertulis, setiap peserta memperoleh
pertanyaan yang sama oleh 2 orang pewawancara, berdasarkan instrumen wawancara yang
telah dipersiapkan.Respon terhadap pertanyaan menjadi bahan penilaian pewawancara untuk
melakukan penilaian terhadap peserta berdasarkan anker yang telah dipersiapkan. Penilaian
peserta merupakan hasil konfirmasi dan penyatuan nilai dari 2 orang pewawancara.

C. Prosedur wawancara
1. Pewawancara mempersiapkan instrumen wawancara
2. Pewawancara mempersiapkan tempat wawancara yang kondusif
3. Pewawancara wajib melakukan pembukaan dalam rangka mencairkan suasana sehingga
calon tidak merasa tertekan/relax
4. Pewawancara menyampaikan satu-persatu pertanyaan yang di respon oleh peserta dan
apabila pewawancara belum merasa puas dapat melakukan probing untuk menggali lebih
lanjut potensi peserta.
5. Dalam melakukan penilaian setiap pertanyaan yang diajukan pewawancara wajib membuat
catatan kecil apabila jawaban cenderung ekstrim baik ataupun ekstrim tidak memuaskan
6. Pewawancara diperkenankan menutup wawancara setelah seluruh pertanyaan (sebagai alat
ukurnya) disampaikan
7. Pewawancara menutup wawancara dengan ucapan terima kasih

D. Aspek yang diukur dalam wawancara


1. Visi dan misi
2. Kepemimpinan (Keteladanan,penyelaras,perintis,pemberdaya)
3. Motivasi
4. Manajerial (pemahaman sekolah)
5. Stress tolerance
6. Range of interest
7. Sensitivety
8. Transparancy
9. Enterpreneurship
10. Bahasa Asing

Lampiran 6. Contoh Instrumen Wawancara

1. Motivasi
Apa yang telah saudara persiapkan untuk menjadi kepala sekolah?

2. Anker
a. Nilai sangat memuaskan
Apabila peserta menyatakan persiapan dari pengalaman jabatan dari wali kelas, prodi,
wakasek,kegiatan lain yang berkapasitas mewakili kepala sekolah dan belajar dari kepala
sekolah kepala sekolah ,dan dari buku-buku referensi kepemimpinan.
b. Nilai memuaskan
Apabila jawaban calon mengungkapkan persiapan hanya 2 dari seluruh jawaban dari nilai
tinggi
c. Nilai tidak memuaskan
Apabila jawaban tidak ada persiapan sama sekali.

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)


Lor In Residence Blok D-15
Jl. Adi Cucipto No. 47, Desa Gonilan, Kartasura, Sukoharjo-Jawa Tengah 57102
Telp & Fax (0271) 7651723
e-mail : lp2kssolo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai